PENDAHULUAN
Dalam
rangka
menghadapi
perubahan
aspek
kehidupan
yang
berlangsung sangat
cepat
di era
globalisasi
ini,
masyarakat
harus
mampu berpikir kritis, mampu bertindak
dengan cepat
dan tepat, mampu
menyelesaikan permasalahan dengan
efektif, dan mampu beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi. Menghadapi
perubahan yang cepat tersebut maka
kemampuan berpikir kritis merupakan
aspek yang perlu mendapatkan penekanan
dan pengajaran di dalam dunia pendidikan.
Upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yaitu mengevaluasi dan
meningkatkan kurikulum yang telah
diterapkan.
Salah
satunya
yaitu
menerapkan kurikulum baru yang disebut
dengan Kurikulum 2013.
Kesuksesan
implementasi
Kurikulum 2013 terletak pada peran
profesionalisme
guru
dalam
melaksanakan pembelajaran. Guru adalah
orang yang berhadapan langsung dengan
siswa, sehingga memberikan pengaruh
langsung
terhadap
keberhasilan
pembelajaran siswa. Oleh sebab itu, guru
dituntut memiliki kesiapan, kompetensi,
komitmen, kesungguhan, dan tanggung
jawabnya
terhadap
pelaksanaan
Kurikulum 2013.
Kompetensi
yang
dimaksud tidak hanya pada penguasaan
bahan ajar, tetapi guru juga harus
mampu melakukan pembelajaran yang
menyenangkan,
menarik,
dan
menantang
bagi siswa. Pembelajaran
yang dilakukan oleh guru harus mampu
memberikan peluang bagi siswa untuk
mengoptimalkan keterampilan proses,
sehingga siswa menjadi aktif dan kritis
dalam belajar.
Namun pada kenyataan, guru
kurang
memahami
proses
mengimplementasikan Kurikulum 2013 di
dalam
pembelajaran
sehingga
Adapun
rencana
pemecahan
masalah yang diajukan adalah dengan
mengadakan penelitian lebih lanjut untuk
memperoleh data yang mengungkap dan
mendeskripsikan fakta-fakta mengenai
implementasi Kurikulum 2013 dalam
strategi
pembelajaran
guru
fisika,
kemampuan berpikir kritis siswa, dan
strategi pembelajaran guru ditinjau dalam
kemampuan berpikir kritis siswa di SMA
Negeri 1 Semarapura.
Tujuan penelitian adalah (1)
mendeskripsikan implementasi kurikulum
2013 dalam strategi pembelajaran fisika
di SMA Negeri 1 Semarapura, (2)
mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis
siswa di SMA Negeri 1 Semarapura, dan
(3) mendeskripsikan strategi guru ditinjau
dalam kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran fisika di SMA Negeri 1
Semarapura.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilaksanakan
selama empat bulan pada semester
genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah satu
orang guru fisika yang mengajar di kelas XI
MIA SMAN 1 Semarapura beserta siswa
di kelas XI MIA 1 dan XI MIA 3 di SMAN 1
Semarapura yang diajar oleh guru
bersangkutan. Subjek penelitian dipilih
secara
purposive
sampling.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah
observasi
partisipatif,
tes
kemampuan berpikir kritis, wawancara
semiterstruktur, dan studi dokumen.
Analisis data dilakukan secara periodik
selama dan setelah pengumpulan data
melalui tiga tahapan, yaitu (1) reduksi data,
(2) paparan data, serta (3) penarikan
simpulan dan verifikasi. Keabsahan data
ditentukan
melalui
uji
kredibilitas,
transferabilitas,
dependabilitas,
dan
konfirmabilitas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Perencanaan
guru
terhadap
strategi
pembelajaran
dipaparkan
berdasarkan transkrip wawancara dengan
guru dan hasil studi dokumen RPP guru.
Pola-pola strategi pembelajaran yang
diterapkan guru dapat dilihat dari hal-hal
yang
dipersiapkan
guru
sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. Guru
mengkaji materi dan karakteristik siswa
terlebih dahulu sebelum merancang
strategi pembelajaran yang tertulis dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP). Di dalam menyusun RPP, guru
menggunakan
materi
dari
Diklat
implementasi Kurikulum 2013. Guru
mengungkapkan perubahan yang terjadi
pada
strategi
pembelajaran
yang
diterapkan. Teknis Guru dalam menyusun
RPP adalah sebagai berikut. Guru
memetakan beberapa indikator dan tujuan
pembelajaran. Berikutnya Guru mengkaji
strategi pembelajaran meliputi
model,
metode, dan media yang akan dituangkan
dalam
perencanaan.
Guru
mengembangkan dengan pendekatan
saintifik yaitu 5M (Mengamati, Menanya,
Mengolah,
Mengasosiasi,
dan
Mengkomunikasikan)
pada
kegiatan
pembelajaran fisika yang tersusun dalam
RPP. Hanya saja, uraian materi tidak
tercantum pada RPP. Hal itu karena guru
memandang materi sudah tercantum pada
buku paket yang diberikan kepada siswa.
Setelah menyusun komponen-komponen
tersebut, Guru selanjutnya menyasar ke
perencanaan sistem penilaian yaitu pada
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan Guru dilihat melalui kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan
dengan menyampaikan salam pembuka,
melakukan absensi, mengecek kondisi dan
keadaan siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran,
memusatkan perhatian
siswa melalui apersepsi dan motivasi yang
disampaikan dengan mengkait ke dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan
sesuai konteks materi. Terkadang guru
juga menggunakan kesimpulan pada
materi terdahulu sebagai apersepsi. Hal itu
dilakukan sebagai upaya untuk memeriksa
kesiapan
siswa
dalam
proses
pembelajaran. Guru tidak mengadakan
doa untuk mengawali pembelajaran di
kelas. Guru mengungkapkan bahwa
kegiatan berdoa tersebut
dilakukan
sebelum jam pelajaran dimulai. Guru juga
tidak menyampaikan teknik penilaian. Hal
tersebut dilakukan hampir di seluruh kelas
XI MIA
yang diajar oleh guru fisika,
termasuk XI MIA 1 dan XI MIA 3.
Kegiatan inti yang dilakukan Guru
dalam
proses
pembelajaran
yaitu
menggunakan variasi jenis tugas-tugas
untuk mengasah kemampuan berpikir
siswa khususnya kemampuan berpikir
kritis. Pada kegiatan inti, guru menerapkan
pendekatan saintifik yaitu 5M (mengamati,
menanya,
mengumpulkan
data,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).
Untuk merealisasikan pendekatan saintifik
tersebut, guru menggunakan metode
pembelajaran diskusi dengan kelompokkelompok
kecil
untuk
memberikan
pembelajaran secara efektif kepada siswa
sehingga siswa mampu memunculkan
kemampuan berpikir kritis. Selain itu, guru
menggunakan model discovery dan inquiry
learning.
Pada
observasi
I,
guru
mengintruksikan siswa mencari segala
permasalahan
serta
menyelesaikan
permasalahan tersebut terkait dengan
materi persamaan kontinuitas. Pada
observasi II, guru menginstruksikan siswa
menyelesaikan suatu permasalahan yang
diberikan terkait dengan prinsip Bernoulli.
Permasalahan tersebut dibuat dalam
bentuk soal essay sebanyak 5 soal. Pada
observasi III, guru mengadakan praktikum
terkait penerapan prinsip Bernoulli. Terkait
dengan sumber belajar, guru memberikan
kebebasan kepada siswanya untuk
menggunakan segala sumber belajar yang
dimiliki, termasuk penggunaan fasilitas
internet yang telah disediakan oleh pihak
sekolah.
Pada kegiatan inti guru
mengakhirinya
dengan
kegiatan
menyimpulkan materi yang telah dibahas.
Kegiatan penutup yang dilakukan
guru di akhir pembelajaran terkesan
terburu-buru. Guru tidak memberikan kuis.
Guru cenderung memberikan tugas rumah.
Secara umum, penilaian yang dilakukan
guru berdasarkan Kurikulum 2013. Guru
melakukan penilaian pembelajaran pada
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kemampuan berpikir kritis siswa
diperoleh dari hasil tes kemampuan
berpikir
kritis
dan
wawancara.
Kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran
fisika
diidentifikasi
berdasarkan lima dimensi menurut Ennis
(1993) yaitu; (1) memberikan penjelasan
dasar; (2) membangun keterampilan dasar;
Tabel 4.6 Jumlah Skor, Mean, dan SD Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa untuk
Kelas XI MIA 1
Indikator KBK
Jumlah Skor
Mean
Standar Deviasi
(SD)
Identifikasi Masalah
488
244
79,2
Merumuskan Hipotesis
460
230
33,9
Menganalisis Masalah
397
198,5
14,8
Menarik Simpulan
471
235,5
7,7
Melakukan Evaluasi
543
271,5
20,5
Tabel 4.7 Jumlah Skor, Mean, dan SD Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa untuk
Kelas XI MIA 3
Indikator KBK
Jumlah Skor
Mean
Standar Deviasi
(SD)
Identifikasi Masalah
275
137,5
109,6
Merumuskan Hipotesis
462
231
74,9
Menganalisis Masalah
268
134
2,8
Menarik Simpulan
223
111,5
62,9
Melakukan Evaluasi
281
140,5
125,1
Kualifikasi
masing-masing
indikator
kemampuan berpikir kritis untuk kedua
kelas yang dites serta kelas penelitian (XI
MIA 1 dan XI MIA 3) berdasarkan penilaian
faktual (PAN) dengan menggunakan mean
ideal
dan
standar
deviasi
ideal,
menunjukkan kualifikasi atau kategori yang
(MI)
dan
Berdasarkan
indikator
kemampuan
berpikir kritis, kelas XI MIA 1 dan XI MIA 3
memiliki perbedaan hasil tes kemampuan
di setiap indikatornya. (3) Strategi
pembelajaran
guru
dalam
mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa SMA Negeri 1 Semarapura
melalui implementasi Kurikulum 2013
dalam pembelajaran fisika ditunjukkan
melalui penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif memberikan pembelajaran aktif
kepada
siswa.
Penerapan
strategi
pembelajaran ini ditujukkan kepada siswa
untuk mampu mencapai kelima dimensi
kemampuan berpikir kritis. Namun, pada
pembelajaran yang dilaksanakan belum
memunculkan kemampuan memberikan
penjelasan lanjut.
Saran
Adapun beberapa saran yang dapat
disampaikan sebagai tindak lanjut hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Guru
hendaknya
berupaya
untuk
memunculkan serta mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini
dikarenakan kemampuan berpikir kritis
memegang peranan penting dalam
pencapaian prestasi siswa. (2) Guru harus
menggunakan strategi pembelajaran yang
menunjang
keaktifan
siswanya.
Pemilihan model pembelajaran yang
inovatif dan menarik dalam kegiatan
pembelajaran yang dapat membangun
motivasi
dan minat siswa dalam
mengikuti pelajaran fisika sehingga dapat
mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. (3) Bagi
sekolah
hendaknya
memperhatikan
kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam
melaksanakan
tindak
guru
dalam
pembelajaran dan upaya yang dilakukan
untuk
memunculkan
serta
mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Abdullah, & Apriana, E. 2014.
Penerapan
problem
based
learning
dan
inkuiri
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis dan sikap kepedulian
lingkungan mahasiswa fakultas
kesehatan masyarakat universitas
muhammadiyah
aceh.
Jurnal
2(2):
237-243.
EduBio Tropika.
Tersedia
pada
http://jet.jurnal.web.id. Diakses 18
Oktober 2015.
Aqib, Z. 2013. Model-model, media,
strategi pembelajaran kontekstual
(inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arnyana, I. B. P. 2004. Pengembangan
perangkat model pembelajaran
berdasarkan masalah di pandu
strategi kooperatif serta pengaruh
implementasinya
terhadap
kemamampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa SMA pada
pelajaran ekosistem. Disertasi
[Tidak diterbitkan]. Universitas
Negeri Malang.
Aryasta, I N. 2014. Pengaruh model
problem based learning terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa
kelas X IPA SMA Negeri 1
Singaraja
tahun
ajaran
2013/2014.
Skripsi
(tidak
diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Fisika. Fakultas Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam.
Unversitas Pendidikan Ganesha.
Benjamin, R., Elliot, S., Klein, S.,
Patterson, J., Steedle, J., &
Zahne, D., E 2013. The Case for
Critical-Thinking
Skills
and
Performance
Assessment.
Makalah.
Terdapat
pada
www.cae.org Diakses pada: 28
september 2015.
Costa, A. L. 2001. Developing minds: A
resource book for teaching
thinking, 3rd Edition. Artikel
Online.
Terdapat
pada
http://www.ascd.org/. Diakses 1
Desember 2015
Djamarah, B. S. & Zain, A. 2006. Strategi
belajar mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Ennis, R. H. 1993. Critical thinking
assessment. Theory into practice,
32(3). Artikel Online. Terdapat
pada
http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFile
s/file/Ennis%20Critical
%20Thinking
%20Assessment.pdf. Diakses 3
Juni 2015
pembelajaran
inkuiri
bebas
terhadap hasil belajar kimia
ditinjau dari keterampilan berpikir
kritis. Tesis (tidak diterbitkan).
Program Studi Pendidikan IPA,
Program
Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Ganesha.
Martincova, J. & Lukesova, M. 2015.
Critical thinking as a tool for
managing intercultural conflicts.
Procedia - Social and Behavioral
Sciences 171(-): 1255 1264.
Tersedia
pada
www.sciencedirect.com. Diakses
pada 29 Juni 2015.
Marzano, R. J., Brandt, R. S., Hughes, C.
S., Jones, B. F., Presseisen, B. Z.,
Rankin, S. C., & Suhor, C. 1988.
Dimensions of Thinking: A
Framework for Curriculum and
Instruction. Virginia: Association
for Supervision and Curriculum
Development.
Masek, A. & Yamin, S. 2011. The effect of
problem based learningon critical
thinking ability: A theoretical and
empirical review. International
Review of Social Science and
Humanities.
Terdapat
pada
htpp://irssh.com/. Diakses pada
29 Juni 2015.
Rajeswari K. 2015. Effectiveness of
computer assisted problem
based learning in chemistry for
enhancing
thinking
skills
among
secondary
school
students. David Publishing. 9:
233-237.
Tersedia
pada
http://www.davidpublisher.org/.
Diakses 25 Oktober 2015.
Paul, R. & Elder, L. 2007. The miniature
guide to critical thinking
concepts and tools: The
foundation for critical thinking.
Berkeley:
Foundation
for
Critical Thinking Press. Artikel
Online.
Terdapat
pada
http://www.d.umn.edu. Diakses
1 Desember 2015.
Sanjaya, W. 2012. Strategi pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Schaferman, S. D. 1991. An introduction
to critical thinking. Artikel
Online.
Terdapat
pada
http://faculty
center.ischool.syr.edu. Diakses
pada 1 Desember 2015.
Siegel, H. 2010. Critical Thinking. Terdapat
pada
http://www.uio.
nostudieremneruvuvUV9407crit
ical-thinking.pdf. Diakses 1
Desember 2015.
Snyder, J. J. & Wiles, J. R. 2015. Peer led
team learning in introductory
biology: Effect on peer leader
critical thinking skills. PLOS
ONE. 10(1): 1-18. Tersedia
pada http://journals.plos.org/.
Diakses pada 5 Maret 2015
Stefani L.
2008.
Enganging
our
students in the learning
process:
Points
for
consideration
student
engagement: What does it
mean? International Journal
for
the
Scholarship
of
Teaching and Learning. 2(1):
1-6.
Tersedia
pada
http//:www.academics.
georgiasouthern.edu/ijsotl/v2n
1
/invited_essays/Stefani/Invited
_Essays_Stefani.pdf. Diakses
pada 26 September 2015.
Suckow, D. W., Brahler, C. J., Fillmore, B.
D., Fisher, M. I., & Anloague, P.
A. 2015. The association
between critical thinking and
scholastic aptitude on first-time
pass rate of the national
physical theraphy examination.
Physical Therapy Publications.
8(3).
Tersedia
pada
http://ecommons.
udayton.edu.
Diakses
25
November 2015.
Sugiyono.
Sugiyono.
Supriyadi.
2005.
Kajian
penilaian
pencapaian
belajar
fisika.
Malang:
Malang.
Universitas
Negeri
Susilowati.
Syahbana,
A.
2012.
Peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
matematika siswa SMP melalui
pendekatan
contextual
teaching
and
learning.
Edumatica,
2(1).
45-47.
Terdapat pada http://onlinejournal.unja.ac.id/. Diakses 1
Desember 2015
Walker,