Bidang Sosial
Bidang Sosial
yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang
lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami [1].
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati
interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan
bersama[2].
Fungsi
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain [3]:
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya
saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.[1] Sedangkan
menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri
dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap
orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara[4]. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan
lain-lain.[1]
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.[1]
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.[1]
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok
Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya
berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan
Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain.[1] (menyebabkan
interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)[1] Terdapat akibat-akibat
interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain[1] (akibat yang
ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)[1] Adanya
penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.[1] Adanya peneguhan norma
pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.[1]
Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama
dalam memenuhi kebutuhan.[1] Setelah itu akan timbul motivasi untuk
memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi
yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok[5]. Pembentukan kelompok
dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang
menjadi ketua atau anggota).[1] Interaksi yang terjadi suatu saat akan
memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul
perpecahan (konflik) [6] Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena
kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok
berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi
penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Langkah proses
pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut[7] :
Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat
dari pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan
intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan
demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi
anggota lainnya.[1]
Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.[1] Perbedaan
kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal
secara sehat.[1] Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu
pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.[1]
Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugastugas kelompok atau individu.[1]
Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan
kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih
efisien dan efektif.[1]
Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.[1] Kebebasan disini
merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta
ekspresi selama kegiatan.[1] Namun kebebasan tetap berada dalam tata aturan
yang disepakati kelompok.[1]
Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan
interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang
didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1]
Referensi
^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al
am an ao ap (Inggris) Theodore M. Mills, 1967. The Sociology of Small Groups. New
Jersey: Prentice Hall, Inc. Page. 3-35 ^ a b c d (Inggris) Fred R. Kerlinger, 1964.
Foundations of behavioral research. New York: Holt Rinehart and Winston.page. 2035 ^ Kamanto Sunarto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas
Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia. Hlm. 56 ^ George C. Homans, The Human
Group (New York: Harcourt, Brace and Company, 1950), hlm. 23 ^ Alvin A
Goldberg,.1985. Komunikasi kelompok. Jakarta: UI-Press.Hlm. 19 ^ Hidayat, AAA.
2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hlm.76 ^ Slamet.
Santosa, 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.Hlm. 43 ^ P. Robbins,
Stephen. 1983. Organization Theory: Structure, Design, and Application. New Jersey:
Prentice Hall, Inc. Hlm 67 ^ Soerjono. Soekanto, 1986. Pengetahuan Sosiologi
Kelompok. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV. Hlm. 34Dinamika kelompok adalah
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung
dalam situasi yang dialami [1].
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati
interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan
bersama[2].
Fungsi
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain [3]:
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya
saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.[1] Sedangkan
menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri
dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap
orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara[4]. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan
lain-lain.[1]
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.[1]
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.[1]
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok
Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya
berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan
Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain.[1] (menyebabkan
interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)[1] Terdapat akibat-akibat
interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain[1] (akibat yang
ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)[1] Adanya
penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.[1] Adanya peneguhan norma
pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.[1]
Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama
dalam memenuhi kebutuhan.[1] Setelah itu akan timbul motivasi untuk
memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi
yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok[5]. Pembentukan kelompok
dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang
menjadi ketua atau anggota).[1] Interaksi yang terjadi suatu saat akan
memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul
perpecahan (konflik) [6] Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena
kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok
berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi
penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Langkah proses
pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut[7] :
Persepsi
Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.[1] Perbedaan
kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal
secara sehat.[1] Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu
pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.[1]
Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugastugas kelompok atau individu.[1]
Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan
kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih
efisien dan efektif.[1]
Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.[1] Kebebasan disini
merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta
ekspresi selama kegiatan.[1] Namun kebebasan tetap berada dalam tata aturan
yang disepakati kelompok.[1]
Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan
interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang
didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1]
Referensi
^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al
am an ao ap (Inggris) Theodore M. Mills, 1967. The Sociology of Small Groups. New
Jersey: Prentice Hall, Inc. Page. 3-35 ^ a b c d (Inggris) Fred R. Kerlinger, 1964.
Foundations of behavioral research. New York: Holt Rinehart and Winston.page. 2035 ^ Kamanto Sunarto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas
Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia. Hlm. 56 ^ George C. Homans, The Human
Group (New York: Harcourt, Brace and Company, 1950), hlm. 23 ^ Alvin A
Goldberg,.1985. Komunikasi kelompok. Jakarta: UI-Press.Hlm. 19 ^ Hidayat, AAA.
2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hlm.76 ^ Slamet.
Santosa, 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.Hlm. 43 ^ P. Robbins,
Stephen. 1983. Organization Theory: Structure, Design, and Application. New Jersey:
Prentice Hall, Inc. Hlm 67 ^ Soerjono. Soekanto, 1986. Pengetahuan Sosiologi
Kelompok. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV. Hlm. 34Proses perkembangan
Berbagai kelompok social:
1. Kelompok Kekerabatan
Keluarga inti (keluarga batih) terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum
menikah.Keluarga besar (extended family): terdapat hubungan darah atau
hubungan persaudaraan.Dalamkelompok kekerabatan nilai-nilai tradisional masih
dijunjung tinggi sehingga kehidupankelompok berpusat pada tradisi kebudayaan
yang dipelihara secara turun temurun. Perubahan dalam kelompo kekerabatan
dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama melalui proses inovasi.
2. Kelompok Okupasional
Merupakan kelompok profesi yang terdiri dari kalangan professional yang memiliki
etika profesi atau dapat dikatakan kelompok okupasional merupakan kelompok
yang terbentuk berdasarkan spesialisasi pekerjaan atas dasarbakat dan
kemampuan.
3. Kelompok Volunter
Kelompok volunteer terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingankepentingan yang sama, tetapi tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
semakin luas daya kangkaunya. Kelompok volunteer tersebut memenuhi
kebutuhan-kebutuhan para anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu
kepenmtingan masyarakat umum. Contoh kelompok volunteer adalah KIIP( Komite
Independen Pemantau Pemilu)