KATARAAAAAK
KATARAAAAAK
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS
Nama
Jenis kelamin
Usia
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk
: Ny K
: Perempuan
: 65 tahun
: Buruh
: Sudimara RT 05 RW 07 Bantarmanggu Cimanggu
: 17 Maret 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
:
Penglihatan kedua mata buram sejak 5 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: composmentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Suhu
: afebris
2
STATUS GENERALISATA
IV.
Kepala : Mata
Hidung
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas superior/inferior
STATUS OFTALMOLOGIKUS
OD
OS
1/300
VISUS
1/300
Ortoforia
KEDUDUKAN BOLA
MATA
Ortoforia
PERGERAKAN BOLA
MATA
PALPEBRA
KONJUNGTIVA
TARSAL POSTERIOR
KONJUNGTIVA
TARSAL INFERIOR
KONJUNGTIVA
BULBI
Jernih
Infiltrat (-)
KORNEA
Jernih
Infiltrat (-)
Edema (-)
Edema (-)
Ulkus (-)
Ulkus (-)
3
Hipopion (-)
Sedang
Hifema (-)
Hipopion (-)
Warna coklat, kripta jelas
Shadow test (-)
Bulat, diameter 3 mm,
Isokor
Hipopion (-)
Sedang
C.O.A
IRIS
PUPIL
Hifema (-)
Hipopion (-)
Warna coklat, kripta jelas
Shadow test (-)
Bulat, diameter 3 mm,
Refleks cahaya(+)
Keruh
V.
Refleks cahaya(+)
LENSA
RESUME
Seorang perempuan,
Isokor
Keruh
RSUD Kota Banjar dengan keluhan penglihatan buram pada kedua mata
sejak 5 bulan yang lalu, seperti berksabut, sering berair dan silau. Riwayat
Hipertensi dan Diabeter Melitus tidak ada.
Pada pemeriksaan oftalmikus, ditemukan :
OD
OS
1/300
Visus
1/300
Keruh (+)
Lensa
Keruh (+)
VI.
DIAGNOSA KERJA
Katarak Senil Matur Okuli Dextra Sinistra
VII.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Roboransia
kehidupan sehari-hari
Penggunaan kaca mata terus-menerus kecuali saat tidur dan
mandi.
Melindungi mata dari paparan sinar matahari dan debu dengan
menggunakan kaca mata hitam.
4
VIII. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam
- Quo ad Functionam
- Quo ad Sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1
LATAR BELAKANG
Katarak berasal dari Yunani, Inggeris Cataract, Latin cataracta yang
berarti air terjun.Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.Katarak adalah setiap
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya.Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan
penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital,
atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Selain itu, katarak dapat
disebabkan bahan toksik khusus juga kelainan sistemik atau metabolik seperti
diabetes melitus, galaktosemi, dan ditrofi miotonik.
Sekitar 16 juta orang di seluruh dunia terkena efek dari katarak,
dengan teknik bedah modern menghasilkan 100.000-200.000 kebutaan mata
5
pada usia kehamilan minggu ke-VII serabut-serabut lensa memanjang dari daerah
ekuator dan tumbuh ke depan mencapai epitel subkapsular dan tumbuh ke
belakang di bawah kapsul lensa. Serabut-serabut lensa ini saling bertemu dan
membentuk sambungan lensa berbentuk huruf Y di depan dan Y terbalik di
belakang. Proses ini selesai pada minggu ke-28.
2.4 FISIOLOGI LENSA
Lensa mata merupakan struktur globular yang transparan, terletak di
belakang iris, di depan badan kaca. Bagian depan ditutupi kapsul anterior dan
belakang oleh kapsul posterior. Di bagian dalam kapsul terdapak korteks dan
nucleus.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi
untuk menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
Terletak di tempatnya
Fungsi lensa adalah :
Refraksi
Sebagai bagian optic bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik
kuning, lensa menyumbang + 18,0-Dioptri.
Fungsi akomodasi
Dengan kontraksi otot-otot siliaris ketegangan zonula Zinn berkurang
sehingga lensa lebih cembung untuk melihat obyek dekat.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia
Keruh atau apa yang disebut katarak
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi
2.5 KATARAK
A. Definisi Katarak
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa keruh. Katarak
adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat keduaduanya.
Biasanya katarak mengenaik kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
8
B. Etiologi
Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik).
Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti : eserin
(0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, dan antikolinestrase topical.
Kelainan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulakn katarak
adalah diabetes melitus, galktosemi dan distrofi miotonik. Katarak
disebebakan oleh beberapa faktor seperti :
- Fisik
- Kimia
- Penyakit predisposisi
- Genetic dan gangguan perkembangan
- Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
- Usia
Tak jarang katarak timbul pada saat lahir atau pada anak usia dini
sebagai akibat dari cacat keturunan, trauma parah pada mata, operasi mata,
atau peradangan intraokular. Faktor lain yang dapat menyebabkan
perkembangan katarak pada usia lebih dini meliputi paparan berlebihan
cahaya ultraviolet, diabetes, merokok, atau penggunaan obat-obatan tertentu,
seperti steroid oral, topikal, atau inhalasi.
Etiologi katarak kongenital yang paling umum termasuk infeksi
intrauterin, gangguan metabolisme, dan sindrom genetik ditransmisikan.
Sepertiga dari katarak pediatrik sporadis, mereka tidak berhubungan dengan
penyakit sistemik atau mata. Namun, mereka mungkin mutasi spontan dan
dapat menyebabkan pembentukan katarak pada keturunannya pasien.
Sebanyak 23% dari katarak kongenital adalah familial. Cara transmisi yang
paling sering adalah autosomal dominan dengan penetrasi yang lengkap.
Jenis katarak mungkin muncul sebagai katarak total, katarak polar, katarak
lamelar, atau opasitas nuklear. Semua anggota keluarga dekat harus diperiksa.
9
Menurut usia :
i. Katarak kongenital ( terlihat pada usia dibawah 1 tahun )
ii. Katarak juvenil ( terlihat sesudah usia 1 tahun )
4.
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Menurut etiologi :
a.Katarak primer
b.
1.
Katarak sekunder
Gambar
b.
4.
Katarak kongenital
Katarak
Juvenil
Katarak
juvenil
adalah
dan
terdapat
pada
orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia lebih dari 1 tahun dan
kurang dari 50 tahun. Merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak
sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya
lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Biasanya
katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan
lain. Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan
menimbulkan ambliopia (Ilyas, 2003).
Tindakan untuk memperbaiki
tajam
penglihatan
ialah
11
b.
Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa
menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks
refraksi lensa. Pada keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan
kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
c.
3.
Katarak Menurut
a. Katarak Primer
Katarak
Etiologi
primer
umum
14
e.
PATOFISIOLOGI
Semakin bertambah usia lensa, maka akan semakin tebal dan berat
sementara daya akomodasinya semakin melemah. Ketika lapisan kortikal
bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan mengeras,
disebut nuklear sklerosis. Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi
dalam progresifitas kekeruhan lensa. Epitel lensa berubah seiring bertambahnya
usia, terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan) sel epitelial dan
penyimpangan diferensiasi sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel
lensa yang mengalami katarak menunjukkan angka kematian apoptotik yang
rendah, akumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial dapat menyebabkan
gangguan
pembentukan
mengakibatkan
hilangnya
serat
lensa
kejernihan
dan
lensa.
homeostasis
Lebih
jauh
dan
lagi,
akhirnya
dengan
bertambahnya usia lensa, penurunan rasio air dan mungkin metabolit larut air
dengan berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus lensa melalui
epitelium dan korteks yang terjadi dengan penurunan transport air, nutrien dan
antioksidan. Kemudian, kerusakan oksidatif pada lensa akibat pertambahan usia
mengarahkan pada terjadinya katarak senilis (Berson, 1993).
Mekanisme lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa
dengan berat molekul rendah yang larut air menjadi agregat berat molekul tinggi
larut air, fase tak larut air dan matriks protein membran tak larut air. Hasil
perubahan protein menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi
lensa, menyebarkan jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain
yang sedang diteliti meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak
secara khusus keterlibatan dari glukosa dan mineral serta vitamin (Gerhard,
2000).
Selain dari itu, terdapat juga teori free radical, dimana free radical
terbentuk jika terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
Free radical
15
pengikatan asam nukleat dan molekul protein sehingga terjadi gangguan fungsi
(Johns, 2011).
Perubahan
struktur korteks
Hidrasi sel-sel
lensa
Kepadatan
lensa
berkurang
f.
Sinar sejajar
masuk
Lensa menjadi
keruh
DIAGNOSIS
Diagnosa katarak dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium
preoperasi
dilakukan untuk mendeteksi adanya
Tidak
bisa
Kapsul
Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)
Mulai presbyopia
Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
Terlihat bahan granular
Epitel semakin tipis
Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat.
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa
Lebih ireguler
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah
protein nucleus lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleus
18
d. Patofisiologi
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa.
Dengan bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat
sementara daya akomodasinya akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan
konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan
pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu terjadi
pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan
agregasi protein menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi
protein secara tiba tiba ini mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa
sehingga menyebabkan cahaya menyebar dan penurunan pandangan.
Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan pigmentasi
progresif yang akan menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubahan lain
pada katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin
dan potassium serta meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.
Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi
lensa. Sel epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga
densitasnya akan berkurang dan terjadi penyimpangan diferensiasi dari selsel fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan
pembentukan serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan transparasi
lensa. Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan
permeabilitas lensa terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga
transportasi air, nutrisi dan antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang.
Peningkatan produk oksidasi dan penurunan antioksidan seperti vitamin dan
enzim-enzim superoxide memiliki peran penting pada proses pembentukan
katarak.
e. Klasifikasi
Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium, yaitu :
1. Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks
anterior dan posterior (katarak kortikal), vakuol mulai terlihat di dalam
korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior
19
subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi
jaringan degeneratif (benda morgagni). Kekeruhan ini dapat menimbulkan
poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian
lensa, bila dilakukan uji bayangan iris akan positif, pada permulaan hanya
tampak bilapupil dilebarkan.
2. Katarak Imatur
20
Insipien
Ringan
Imatur
Sebagian
Matur
Seluruh
Hipermatur
Masif
21
Bertambah
Terdorong
Dangkal
Normal
Normal
Normal
Berkurang
Tremulans
Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Mata
Shadow Test
Penyulit
Positif
Glaukoma
Negatif
-
Pseudopositif
Uveitis
+
Negatif
-
Glaukoma
Gejala subjektif:
-
seperti kabut.
Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak
Diplopia
monocular.
Kadang-kadang,
perubahan
nuclear
yang
terbaik
pada
reflek
merah
dengan
retinoskopi
atau
Kekeruhan lensa
Cairan Lensa
Iris
Bilik
Insipien
Ringan
Normal
Normal
Mata Normal
Imatur
Matur
Sebagian
Komplit
Bertambah (air Normal
Hipermatur
Masif
Berkurang (air+masa
masuk)
Terdorong
Dangkal
lensa keluar)
Tremulans
Dalam
Normal
Normal
Depan
23
Sudut
Bilik Normal
Mata
Shadow Test
Visus
Penyulit
Negatif
(+)
-
Sempit
Normal
Terbuka
Positif
<
Glaukoma
Negatif
<<
-
Pseudopositif
<<<
Uveitis+glaucoma
h. Penatalaksanaan
Katarak hanya bisa diatasi melalui prosedur operasi. Operasi dilakukan
apabila tajam penglihatan sudah menurun dan mengganggu pekerjaan seharihari atau bila katarak ini menimbulkan penyulit seperti glukoma dan
uveitis.Kadang cukup dengan menganti kacamata.
Indikasi dilakukan pembedahan:
- Indikasi optic: pasien mengeluh tajam penglihatan sudah menurun dan
-
Penatalaksanaan
definitif
untuk
katarak
senilis
adalah
ekstraksi
dan
ekstra
capsuler
cataract
ekstraksi
(ECCE).ECCE
dan
Phakoemulsifikasi.
-
dengan
Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan
memecah dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan
irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonik
akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako
akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah
lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.
Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan irisan akan
pulih dengan sendirinya sehingga memungkinkan pasien dapat dengan
cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat
pada
katarak
kongenital,
traumatik,
dan
kebanyakan
katarak
i. Komplikasi
25
adekuat
yang
dapat
menimbulkan
komplikasi
seperti
Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
Ablasio retina
j. Pencegahan
Umumnya katarak terjadi bersamaan bertambahnya umur yang tidak
dapat dicegah.Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui
adanya katarak secara dini.Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya periksa
26
setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak
dengan:
Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatnya
radikal bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambaha
Pola makan sehat dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang
mengandung vit. C, vit A dan vit E.
Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan
katarak pada mata.
Menjaga kesehatan tubuh seperti diabetes mielitus, hipertensi, dan
penyakit lainnya.
k. Prognosis
Penderita penyakit katarak memiliki prognosis untuk menjadi lebih baik
setelah dilakukan pembedahan dan disiplin dalam mematuhi penatalaksanan.
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi
sangat jarang.Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%.Pada bedah
katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi
pada pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan
prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada
pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3 rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilyas, Sidarta, Muzakkir Tanzil, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata.Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Sagung
Seto. 2002
Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000. Oftalmologi
Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.
Riordan-Eva, P, Whitcher, J P : Vaughan & Asburys General Ophthalmology,
Sixteenth edition, Mc Graw Hill Companies, Inc, Boston, Singapore,
International Edition 2004.
Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis.
Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from :www.medscape.com.
28