Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAHAN SEL
MATA KULIAH BIOMEDIK GENETIKA

DI SUSUN OLEH :
1. DIANA NOVITA
(1211051011)
2. EMPIE NURUL A
(1211051012)
3. SELVANA ANGGITA W (1211051013)

STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII
REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah swt. Atas segala Rahmat, Taufiq serta
hidayahNya yang telah diberikan kepada saya, sehingga penyusun makalah yang berjudul
PEMBELAHAN SEL ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah yang berjudul PEMBELAHAN SEL ini merupakan salah
satu kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah agama. Sudah banyak bimbingan dan
bantuan yang diterima dalam penyusunan makalah ini yang sangat berharga bagi penyusun.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, penyusun mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar besarnya kepada :
1. Dr. Suhartatik selaku dosen mata kuliah biomedik genetika
2. Semua rekan rekan yang telah membantu dalam penyusun
makalah ini.
Penyusun menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah
ini, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan penyusun sebagai seorang manusia.
Untuk itulah penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak.
Akhir kata penyusun menaruh harapan besar, semoga makalah yang berjudul
PEMBELAHAN SEL ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semuanya. Amin Ya
Rabbal Alamin.

Malang, 18 Oktober 2012


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................. ............................................. 1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
C.Tujuan ................................................................................................................ 2
D.Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 26

BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel
anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan
pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan
melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan,
yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis,
dan sitokinesis.
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan
pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang
lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa
pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan
yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang
ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada
jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.
Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan
jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan jutaan sel
bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya
dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinum, dan euglena.
Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi
proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan
sitoplasma yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang
demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang
membagi sitoplasma dan membran sel. Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami
pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah:
Terjadi di sel kelamin
Jumlah sel anaknya 4
Jumlah kromosen 1/2 induknya
Pembelahan terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis II.

B . RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik?
2. Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis?
3. Bagaimana siklus pada sel?
C . TUJUAN
1. untuk mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik.
2. Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3. Untuk mengetahui siklus sel
D . MANFAAT
1. Agar mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik.
2. Agar mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3. Agar mengetahui siklus sel

BAB II
PEMBAHASAN

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak.
Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel
mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada
hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi
seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel
gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu
baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan
pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis.
Pembelahan sel pada prokariotik
Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa inti yang tidak
dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya bakteri dan alga hijaubiru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi
proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan
sitoplasma yang didahului dengan pembentukkan dinding sel baru. Proses pembelahan yang
demikian dinamakan amitosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam bentuk
nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh membran. Secara umum
sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Setiap
prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam tipe rantai, agregat, atau
kelompok sel yang jumlahnya ratusan.
Pembelahan sel pada eukariotik
Pada sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama adalah lebih
kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali lebih banyak DNA
dibanding sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini berbentuk linea, membentuk
sejumlah kromosom yang jelas berbeda. Sebagai contoh, sel-sel somatik (tubuh) manusia

mempunyai 46 kromosom, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Pada saat sel-sel ini
membelah, setiap sel anak harus menerima satu duplikat dan hanya satu dari setiap 46
kromosom. Disamping itu, sel-sel eukariotik mengandung berbagai macam organela dan ini
juga harus dibagi secara merata diantara sel-sel anak. Pada sel eukariotik memiliki inti sel
yang sangat kompleks dengan selubung inti yang terdiri dari dua membran. Sel-sel pada
tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik. Mikroorganisme yang
eukariotik, misalnya protozoa, protista, dan semua jamur.

Siklus sel
Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin
pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase
utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Durasi (lamanya) masing-masing fase dari siklus
ini berfariasi dari beberapa jam sampai beberapa hari, bergantung dari tipe sel dan faktorfaktor luar seperti suhu dan nutrisi yang tersedia.
Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi
kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik
(sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum
berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis.
Sel yang mempunyai kemampuan membelah adalah sel "muda" atau sel immature yang
belum memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi lingkungan yang mendukung sel akan
memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel yang tidak lagi membelah akan
keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel yang mature dengan struktur dan fungsi
tertentu.
Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis) dan fase M
(Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein interseluler dan pada
fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel. Sebagian besar sel memerlukan
waktu ekstra untuk proses sintesis sehingga pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap
1 antara fase M dan fase S serta Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari
pembagian fase menjadi 4 fase yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase)
dan fase M (mitosis dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya sangat
aktif secara biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi (waktu lama, 23 jam
dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti dari siklus sel dan secara morfologi
terjadi perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang tertarik ke kutub, sitogenesis
dan akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus 24 jam).
Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan
sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal
sebelum masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti
berprogress pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini
dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi
lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses
pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai

masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung bahkan walau signal
pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.
Bagan tipe pembelahan sel

1. Amitosis
Adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses
pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada
prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan
sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang
didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Selanjutnya,
akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan
pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya
dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering
disebut dengan pembelahan biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.

2. Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang
memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis
merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel
anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel
telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel
prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan
untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis
dan sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini
dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga
dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan.
Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang
mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap
sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap
kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengahan
intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister
chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid
itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase

berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk
tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
Proses mitosis secara konvensional dibagi 6 fase yaitu interfase, profase, prometafase,
metafase, anafase, dan telofase (awal dan akhir). Profase biasanya merupakan fase
terpanjang, dengan mengambil waktu kurang lebih 60 % dari keseluruhan waktu yang
dibutuhkan dalam mitosis. Selama pembelahan mitosis yang berlangsung pada sel hewan dan
sel tumbuhan.
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan sel karena
pada tahap ini kromosom direplikasi.
Saat pembelahan sel, kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai
kromosom. Selama interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi untuk ekspresi informasi
genetik. Nukleus telah terbentuk dengan jelas dan dibungkus oleh selubuing nukleus. Tepat di
luar nukleus terdapat dua sentrosom yang terbentuk sebelumnya oleh replikasi sentrosom
tunggal.
PROFASE :
1. Kromatin menebal, memendek kromosom
2. Nukleolus melebur
3. Sentriol memisah benang-benang gelendong mulai terbentuk
4. Dinding inti mulai melebur tapi belum seluruhnya
5. Kromosom menduplikasi kromatid
METAFASE :
1. Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas
2. Terdapat bidang pembelahan (ekuator)
3. Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul / berderet pada bidang pembelahan
4. Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom ( interzonal )
ANAFASE :
1. Dimulai dengan pemisahan kromatid pada sentromernya
2. Sentromer dari masing-masing kromatid membelah menjadi dua
3. Kromatid memisah dari bidang pembelahan kromoson
4. Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan ( pergerakan ini dibantu oleh kontraksi
benang kromosom dan dorongan benang interkromosomal )
TELOFASE :
1. Kromosom yang telah sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatin
2. Anak inti dibentuk kembali
3. Dinding inti dibentuk kembali
4. Benang-benang gelendong hilang
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktilyang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengahg sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel,
beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya

dinding pemisah ditenganh-tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukan dalam tahap
telofase.
Hasil mitosis :
1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing-masing diploid.
2) Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

3. Meiosis
Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara
meiosis adalah:

Terjadi di sel kelamin

Jumlah sel anaknya 4

Jumlah kromosen 1/2 induknya

Pembelahan terjadi 2 kali

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis II.
Tahap Pofase I :
Profase pada meiosis membutuhkan waktu yang lama dan lebih kompleks daripada
proses profase mitosis. Diawali dengan mulai tampaknya benang-benang kromosom tunggal
yang ramping dan panjang (fase leptoten). selnjutnya kromosom mulai menjadi lebih padat
dan memendek. Setiap homolog dari masing-masing kromosom terdiri atas dua kromatid
kembar yang saling berpasangan. Dalam proses ini keadaan ssperti di atas disebut sinapsis
(fase zigoten), sutau struktur protein suatu kompleks sinaptonemal melekatkan kromosom
yang homolog dengan kuat bersama-sama sepanjang kromosom. Bila sinaptonemal kompleks
menghilang pada akhir profase, masin-masing paangan kromosom akan terlihat di bawah
mikroskop dalam bentuk tetrad, suatu kelompok yang terdiri atas empat kromatid (fase
pakiten). Pada bermacam-macam tempat, sepanjang-panjangnya kromatid dari kromosom
yang homolog saling manyilang (fase diploten). Persilangan tersebut disebut khiasma.
Khiasma tersebut mengikat pasangan-pasangan kromosom yang homolog bersama-sama
sampai pada anafase I. Sementara komponen-komponen lain dari sel menyiapkan diri untuk
pembelahan inti, hal yang sama tersebut terlihat selama mitosis. Sentrosoma bergerak
menjauhi satu sma lain, dari kumparan atau gelendong mikrotubul akan terbentuk di antara
keduanya. Membran inti dan nukleoli menghilang (fase diakinesis). Akhirnya kumparan
mikrotubul menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom dan kromosom mulai
bergerak menuju keping metafase. Profase I, yang dapat berlangsung sehari atau bahkan lebih
lama, merupakan ciri khas lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk melakukan meiosis.
Tahap Metafase I :
Kromosom-kromosom sekarang tersusun dalam keping metafase dan tetap pada pasangan
homolognya. Mikrotubul kinetokor dari satu kutub sel terkait pada satu kromosom dari tiap-

tiap pasangannya. Sementara mikrotubul dari kutub yang berlawanan terikat pada pasangan
homolognya.
Tahap Anafase I
Seperti halnya pada mitosis, benang kumparan mengarahkan gerakan kromosom ke kutubkutub. Meskipun demikian, kembaran kromatid tetap melekat pada sentrosomernya sebagai
satu kesatuan ke arah kutub yang sama. Kromosom yang homolog bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Hal ini berbeda/berlawanan dengan perilaku kromosom selama mitosis.
Dalam mitosis tampak merupakan individu pada keping metafase ketimbang sebgai
pasangan, dan kromatid kembar dari setiap kromosom terpisah.
Tahap telofase I dan sinokinesis
Anggota dari setiap pasangan kromososm homolog terus bergerak sampai mendekati
kutub dari sel. Setiap kutub sekarang mempunyai satu kromosom yang haploid, tetapi setiap
kromosom masih memilki dua kromatid kembar. Biasanya sitokinesis (pembelahan
sitoplasma) berlangsung simultan atau bersamaan dengan telofase I menghasilkan dua sel
kembar. Lekukan pembelahan terbentuk pada sel hewan dan keping sel pada sel tumbuhan.
Pada speises yang sama, kromosom berkondensasi dan membran nukleus dan nuklei
terbentuk kembali. Bila tidak ada hal-hal khusus, terjadi replikasi dari materi genetik lebih
dahulu sebelum berlangsungnya meiosis kedua.
Tahap profase II
Benang-benang kumparan terbentuk dan kromososm terususn dengan cepat pada keping
metafase II.
Tahap metafase II
Seluruh kromososm berada pada keping metafase II, seperti yang tampak pada mitosis
dengan kinetokor dari setiap pasangan kromatid, masing-masing kromososm mengarah ke
kutub yang berlawanan.
Tahap anafase II
Sentromer dari kromatid kembar akhirnya terpisah dan saudara dari setiap pasangan
sekarang menjadi kromosom tersendiri bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari sel.
Tahap telofase II
Nuklei terbentuk pada kedua kutub yang berlawanan, selanjutnya berlangsung
sitokinesis. Pada sitokinesis yang sempurna, akan didapatkan empat sel kembar dengan
masing-masing memilki jumlah kromosom yang haploid dari kromosom yang mengalami
replikasi.
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan
seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I
maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap
pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan
profase II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II dan akan
dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.

1. Pembelahan miosis pertama :


Replikasi DNA kromosom (2n-4n), membentuk pasangan homolog, kemudian
mengadakan cross-over kromatid, pemisahan membentuk kiasma, terjadi pertukaran gen
interkromosom homolog. Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama :
kromosom sel anak = kromosom sel induk = 2n = 23 ganda.
2. Pembelahan miosis kedua :
Nonreplikasi, pembelahan pada sentromer, Jumlah akhir kromosom pada pembelahan
miosis kedua : kromosom sel anak = kromosom sel induk = n = 23 tunggal.
Hasil meiosis :
1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing-masing haploid (n).
2) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
3) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
Tujuan pembelahan sel secara tidak langsung yaitu:
1. mitosis : regenerasi
2. miosis : mengurangi kromosom (2n 46xx/xy diploid menjadi 1n 23x/y haploid).
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Mitosis
Meiosis
Tujuan
pada tumbuhan bersel satu Pada hewan bersel banyak
untuk

memperbanyak

diri untuk

(reproduksi)

kelamin

membentuk
(gamet).

sel

Meiosis

pada hewan bersel banyak berfungsi mengurangi jumlah


untuk perbanyakkan sel dan kromosom agar keturunannya
pertumbuhan

memilki jumlah kromosom


yang sama.
pada tumbuhan terjadi di

Tempat terjadinya

pada

tumbuhan

benang sari dan putik


mitosis pada tumbuhan terjadi di

terjadi di jaringan-jaringan benang sari dan putik


meristematis,

misalnya

di pada hewan terjadi di alat

ujung batang, ujung akar, dan kelamin


kambium
pada hewan terjadi di sel-sel
somatis

Tahapan sel

terjadi lewat satu rangkaian terjadi lewat dua rnagkaian


tahap yaitu profase, metafase, tahap yaitu meosis I dan
anafase,

telofase,

dan meosis II

interfase.

Meiosis I
Profase

(leptonema,

zigomena,
pakinema,diplonema,
diakinesis),

metafase

I,

anafase I, telofase I
Meiosis II
Profase
Sel anak

dua

sel

anakan

II,

II,

anafase II, dan telofase II


yang empat sel anakan yang

memilki jumlah kromosom memiliki


seperti induknya (diploid)

kromosom
(haploid)

BAB III

metafase

setengah

jumlah
induknya

PENUTUP

Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit kehidupan
makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya individu. Sel
melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara amitosis, mitosis, meiosis.
Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel meristem tumbuhan berfungsi untuk
pertumbuhan, sedangkan pada sel epitel manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau
sudah tua dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, S. 2006. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga


Campbell, Neil A. Reece, Jane B. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Foster, Bob. 2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Opertaion
Heddy, Suwasono. 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers
Satilah, Siti. 1982. BIOLOGI. Jakarta : Gramedia
Patra, rizky. 2012. Pembelahan sel secara mitosis. http://www.crayonpedia.org/mw/A. 22 maret
2012. samarinda.
Prawirohartono. 2012. Mitosis. http://id.wikipedia.org/wiki/. 22 maret 2012. Samarinda.
Prawirosudhirjo. 2012. Meiosis. http://id.wikipedia.org/wiki/. 22 maret 2012. Samarinda

Anda mungkin juga menyukai