Anda di halaman 1dari 3

Pola Operasi PLTGU

Berdasarkan Standar Operasi Pusat Listrik Tenaga Gas Standar Perusahaan Umum
Listrik Negara:
PLTG hanya dioperasikan pada pola operasi dengan posisi sakalar pemilih
pada kemampuan dasar (Pada panel mesin biasa ditulis Base).
Pengoperasian PLTG pada tingkat diatas kemampuan dasar akan
mengakibatkan cepatnya kerusakan pada bagian-bagian laluan gas panas
Pengoperasian PLTG dibagi menjadi 4 (empat) kategori, sesuai dengan
penggunaannya dalam system yaitu:
1. PLTG yang beroperasi dengan jam operasi satu tahun lebih besar atau
sama dengan 6000 jam dan lebih kecil atau sama dengan 8760 jam
termasuk PLTG kategori beban dasar
2. PLTG yang beroperasi dengan jam operasi satu tahun lebih besar atau
sama dengan 2000 jam dan lebih kecil atau sama dengan 6000 jam
termasuk PLTG kategori semi beban dasar
3. PLTG yang beroperasi dengan jam operasi satu tahun lebih besar atau
sama dengan 500 jam dan lebih kecil atau sama dengan 2000 jam
termasuk PLTG kategori beban puncak
4. PLTG yang beroperasi dengan jam operasi satu tahun lebih kecil atau
sama dengan 500 jam termasuk PLTG kategori cadangan darurat
Dikarenakan PLTG merupakan bagian dari PLTGU itu sendiri, penulis berasumsi
bahwa hal di atas juga berlaku untuk PLTGU
Jenis Operasi PLTGU
1. Operasi simple cycle: PLTGU hanya berfungsi sebagai PLTG
2. Operasi combine cycle: PLTGU mengalami dua siklus yaitu siklus PLTG dan
siklus PLTU, PLTU memanfaatkan energy gas buang dari PLTG untuk
memutar turbin uap
Pola operasi simple cycle pada PLTGU:

Operasi dengan 1 turbin gas


Operasi dengan 2 turbin gas
Operasi dengan 3 turbin gas

POLA KOMBINASI

1 GTG

DAYA
DIBANGKITKA
N GTG (MW)
100

TOTAL DAYA
DIBANGKITKA
N (MW)
100

2 GTG

200

200

3 GTG

300

300

*besar daya yang dihasilkan merupakan perkiraan dan tanpa mempertimbangkan rugi daya pada proses
pembangkitan

Pola operasi combined cycle pada PLTGU

Pola kombinasi dengan 1 turbin gas, 1 HRSG, 1 STG


Pola kombinasi dengan 2 turbin gas, 2 HRSG, 1 STG
Pola kombinasi dengan 3 turbin gas, 3 HRSG, 1 STG

POLA
KOMBINASI

DAYA
DIBANGKITKA
N GTG (MW)

DAYA
DIBANGKITKAN
STG (MW)

TOTAL DAYA
DIBANGKITKAN
(MW)

1 GTG - 1 HRSG -1
STG

100

60

160

2 GTG - 2 HRSG 1 STG

200

120

320

3 GTG - 3 HRSG 1 STG

300

180

480

*daya yang dihasilkan tanpa mempertimbangkan rugi daya pada proses pembangkitan, hanya
menggunakan asumsi bahwa daya yang dapat dibangkitkan pada STG adalah 60% dari daya yang
dibangkitkan di GTG

Kombinasi 1-1-1 dilakukan untuk melayani beban yang lebih kecil atau sama
dengan 160 MW
Kombinasi 2-2-1 dilakukan untuk melayani beban diantara 160 MW
hingga 320 MW
Kombinasi 3-3-1 dilakukan untuk melayani beban diantara 320 MW
hingga 850 MW

Pertimbangan utama dalam penentuan pola kombinasi pembangkit tersebut biasanya


adalah jumlah permintaan beban, efisiensi bahan bakar dalam membangkitkan
PLTGU, atau jenis bahan bakar
Salah satu contoh data pembangkitan oleh PLTGU gas Blok 2 Tambak Lorok

Berdasarkan data dari monitor (CCR/Central Control Room di atas, PLTGU tambak
lorok blok 2 yang menggunakan bahan bakar gas pada tanggal 14 januari 2015
bekerja pada pola kombinasi 1-1-1 ( 1 GTG, 1 HRSG, 1 STG ) melayani base load.
GTG menyuplai daya sebesar 98.6 MW dan STG menyuplai 42.4 MW
Sedangkan PLTGU blok 1 yang menggunakan bahan bakar minyak dalam kondisi
tidak menyuplai daya ke jaringan. Pembangkit ini beroperasi hanya dalam keadaan
darurat dikarenakan adanya kebijakan pemerintah pada pembatasan penggunaan
bahan bakar minyak pada proses pembangkitan listrik

Referensi:

km.plnbatam.com/spln
Particle Swarm Optimization Untuk Optimasi Penjadwalan Pembebanan Pada
[1]
Unit Pembangkit PLTG di PLTGU Tambak Lorok , Basuki Sri Wantoro ,
[2]
[2]
Hermawan , Susatyo Handoko
Pengaruh Diversivikasi Bahan Bakar Terhadap Kinerja Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap ( PLTGU ), (Amiral Aziz , Panca Porakusuma)

Anda mungkin juga menyukai