Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PENGEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH


TINGKAT PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

KEMENTERIAN AGAMA
KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT
BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum Madrasah
II. KONSEP DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pengertian
B. Peran dan Fungsi
C. Struktur Organisasi
D. Mekanisme Pembentukan
E. Kriteria Personil
F. Kepengurusan
III. PROGRAM KERJA DAN PENDANAAN
A. Program Kerja
B. Sumber Dana
C. Alokasi Dana
IV. PENUTUP

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendekatan pengembangan kurikulum dapat menggunakan
pendekatan sentralistik dan atau desentralistik. Kedua pendekatan
ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara
kelebihan pendekatan sentralistik adalah mudahnya dicapai
konsensus, sangat baik dalam memelihara budaya nasional, sangat
membantu dalam perluasan kesempatan belajar, dan mudah dalam
mengadakan inovasi. Adapun diantara kekurangannya adalah
kurang mampu beradaptasi dengan kebutuhan lokal (daerah).
Keuntungan pendekatan desentralistik mudah diadaptasi dengan
kebutuhan dan situasi sosial-budaya lokal; namun memiliki
kelemahan, yaitu terutama kesulitan untuk mencapai konsensus
dari berbagai keragaman kebutuhan daerah.
Kurikulum madrasah yang ada sekarang dikembangkan lebih
dekat dengan pengelolaan atau pendekatan desentralistik. Hal ini
merupakan implikasi dari keseluruhan pelaksanaan desentralisasi
pendidikan di Indonesia yang didasarkan pada berbagai
perundangan yang telah ditetapkan, antara lain UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bab III Pembagian Urusan
Pemerintahan Pasal 14 Ayat 1 yang menegaskan bahwa Bidang
pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan
Daerah/Kota antara lain pendidikan dan penyelenggaraan
pendidikan. Tuntutan utama dari pendekatan desentralistik adalah
tuntutan kemampuan setiap pengembang kurikulum yang harus
menyebar dari tingkat pusat, daerah, sampai pada tingkat satuan
pendidikan di madrasah.
Kemampuan pengembangan kurikulum pada setiap tingkatan
bukan mengikuti jenjang birokrasi tetapi merata dan tidak memiliki
perbedaan yang jauh antara pengembang kurikulum tingkat pusat,
daerah maupun pada unit satuan pendidikan karena mereka
memiliki fungsi masing-masing dalam skenario besar secara
nasional. Kesenjangan yang selama ini terjadi sebagai akibat dari
kurangnya pemahaman implementasi kurikulum pada tingkat
daerah dan satuan pendidikan sehingga pada saat daerah diberi
wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

kondisi lingkungan dan sumber daya pendidikan di masing-masing


daerah, tim pengembangan kurikulum daerah cenderung menanti
petunjuk pelaksanaan dari pusat.
Berdasarkan gambaran di atas maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan desentralisasi kurikulum di madrasah sangat
membutuhkan Tim Pengembang Kurikulum di tingkat daerah dan
tidak hanya dalam bentuk organisasi tetapi para anggotanya
memiliki standar kualifikasi yang memadai layaknya sebagai
pengembang kurikulum. Untuk itu dibentuklah Tim Pengembang
Kurikulum sebagai suatu wadah yang dapat menjembatani
kesenjangan antara pusat dan daerah.
Pentingnya kedududukan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
(TPKM) di daerah semakin mendesak terkait dengan fungsi
strategisnya. Berdasarkan kajian dari Pusat Kurikulum dapat
diidentifikasi bahwa Tim Pengembang Kurikulum memiliki dua
fungsi; (1) Sebagai tim pengembang Kurikulum Muatan Lokal, (2)
Memberi bantuan teknis baik kepada lembaga pendidikan maupun
perorangan
dalam
rangka
pengembangan,
implementasi,
pemantauan dan evaluasi kurikulum madrasah di daerah.
Demikianlah pentingnya kedudukan Tim Pengembang Kurikulum
Madrasah di daerah dapat disepadankan sebagai motor penggerak
dalam pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasi
kurikulum madrasah yang berjalan di daerah.
Sementara itu, berdasar fakta empiris, Madrasah dan Komite
Madrasah belum semuanya memiliki sumber daya manusia yang
memadai, sehingga belum semua Madrasah dan Komite Madrasah
atau mampu menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Silabusnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam masa transisi, Seksi
Kurikulum dan Evaluasi Bidang Pendidikan Madrasah memandang
Madrasah dan Komite Madrasah perlu dibekali informasi tentang
penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
dan
pengembangan Silabusnya.
Mengingat bahwa jumlah Madrasah di Jawa Barat sangat banyak,
maka Bidang Pendidikan Madrasah mengalami kesulitan
memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada semua

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

Madrasah dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, Bidang
Pendidikan Madrasah memandang perlu lebih memberdayakan Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) yang pernah dibentuk di setiap
Kantor Kemenag Kab./Kota dan Satuan Pendidikan Madrasah
(MI,MTs dan MA) dalam Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
(TPKM).
B.

C.

Landasan Hukum
1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah.

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun


2006 tentang Standar Isi

5.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 tahun


2006 tentang Standar Kompetisi Lulusan.

6.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun


2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi.

Tujuan
Tujuan penyusunan TPKM adalah untuk membantu daerah dalam
memberdayakan atau membentuk TPKM yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing.
Secara khusus tujuannya adalah untuk membantu Kementerian
Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan madrasah agar dapat:
1. Menyiapkan tenaga dalam bidang pengembangan kurikulum
madrasah.
2. Menyusun struktur organisasi TPKM.
3. Menyusun fungsi dan tugas personil TPKM
4. Mengusulkan penerbitan SK untuk TPKM beserta personilnya.
5. Menyusun rancangan kegiatan dan pendanaannya.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

II.

A.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH (TPKM)

Pengertian
TPKM merupakan suatu wahana bagi para pengembang kurikulum
madrasah, baik di pusat maupun daerah untuk saling
berkomunikasi dalam rangka pengembangan dan implementasi
kurikulum madrasah.
Melalui TPKM diharapkan diperoleh
kesamaan
persepsi
tentang
pengembangan,
implementasi,
pemantauan, dan evaluasi kurikulum sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan
Nasional.
Selain itu TPKM diharapkan menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pengembangan kurikulum madrasah dan menjadi
fasilitator dalam mengkaji isu-isu dan memunculkan berbagai
inovasi dalam dunia pendidikan di madrasah.

B.

Peran dan Tugas


1. Peran TPKM
TPKM berperan antara lain sebagai mediator, fasilitator/
pendamping, dan inovator dalam rangka membantu tugas
Kementerian Agama Kabupaten/Kota pada Bidang/Seksi
Pendidikan Madrasah yang berkaitan dengan pengembangan,
implementasi, monitoring dan evaluasi kurikulum muatan lokal
dan kurikulum tingkat satuan pendidikan di berbagai jenis dan
jenjang pendidikan di madrasah (MI,MTs dan MA).
Mediator berkenaan dengan peran TPKM dalam membantu
mensosialisasikan berbagai kebijakan tentang kurikulum dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan lembaga-lembaga
pendidikan madrasah di daerah.
Fasilitator atau pendamping berkenaan dengan peran TPKM
dalam memberikan bantuan teknis kepada satuan pendidikan
dan perorangan mengenai pengembangan, implementasi, dan
evaluasi kurikulum di madrasah.
Inovator berkenaan dengan peran TPKM dalam mengembangkan,
mengkaji, dan menemukan model implementasi kurikulum dan

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

sarana pendukung pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan


karakteristik daerah.
2. Tugas TPKM
a.
(1)
(2)
(3)

(4)
(5)
(6)

(7)

C.

Membantu Kementerian Agama dalam hal:


Mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan khususnya kurikulum madrasah;
Mengembangkan kurikulum muatan lokal dimadrasah;
Menyelenggarakan pelatihan pengembangan kurikulum
bagi calon pengembang kurikulum di daerah dan lembaga
pendidikan;
Mengembangkan
model-model
kurikulum
dan
implementasinya;
Mengembangkan
model-model
sarana
pendukung
pembelajaran;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan standar
nasional pendidikan yang terkait dengan pengembangan
kurikulum dan implementasinya.
Menyediakan layanan dan konsultasi kurikulum dan
pembelajaran bagi pihak yang membutuhkan.

Struktur Organisasi
TPKM merupakan suatu organisasi yang mengkoordinasikan peran
dan tugas pengembang kurikulum di provinsi dan kabupaten/kota.
TPKM merupakan organisasi non struktural di bawah koordinasi
Bidang Pendidikan Madrasah. Organisasi TPKM terdiri atas TPKM
yang ada di tingkat Provinsi,
dan TPKM di tingkat Kota/
Kabupaten.
Kedudukan TPKM secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
TPKM yang ada di tingkat provinsi dikoordinasikan Bidang
Pendidikan Madrasah pada Seksi Kurikulum Evaluasi dan
merupakan bagian dari Jaringan Penelitian dan Pengembangan
Madrasah. TPKM tingkat propinsi dikoordinasikan oleh Bidang
Pendidikan Madrasah pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
bekerjasama dengan Bapped, Balai Diklat Keagamaan (BDK) dan
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), sedangkan di tingkat
kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Kantor Kementerian Agama

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

pada Seksi Pendidikan Madrasah di Kabupaten/Kota bekerjasama


dengan BDK/LPMP.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

Untuk melaksanakan peran dan tugasnya, TPKM juga perlu


bekerjasama dengan LPMP-PPPG, Perguruan Tinggi, organisasi profesi,
Dewan Pendidikan, Komite Madrasah, KKM, MGMP, dan KKG. Adapun
peran dari masing-masing institusi tersebut adalah:
1. Bappeda/Balitbangda baik pada tingkat propinsi maupun
kabupaten/kota merupakan lembaga yang berada dalam
struktur pemerintahan daerah. Terkait dengan TPKM, kedua
lembaga tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan TPKM
dan memasukkannya sebagai bagian dari perencanaan
pembangunan pendidikan di daerah.
2. Dinas Pendidikan Propinsi dan kabupaten/kota merupakan
lembaga
struktural
yang
memiliki
kewenangan
dalam
melaksanakan program pendidikan di daerah. Terkait dengan
TPKM, Dinas pendidikan berperan sebagai pembina dan
pengarah organisasi, mengeluarkan surat keputusan tentang
pembentukan TPKM, dukungan dana, sarana dan prasarana
untuk kelancaran kegiatan TPKM.
3. LPMP-PPPG merupakan lembaga yang dibina langsung oleh
Ditjen PMPTK. Terkait dengan TPKM, lembaga ini diharapkan
dapat berperan sebagai lembaga yang memberi dorongan untuk
mewujudkan pengembangan dan implementasi kurikulum yang
sinergis dengan komponen penyelenggaraan pendidikan lainnya
dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan.
4. Perguruan tinggi dan organisasi profesi yang relevan dengan
TPKM merupakan unsur masyarakat yang memiliki kemampuan
dan komitmen untuk membina TPKM. Peran unsur masyarakat
tersebut sebagai mitra kerja dalam melaksanakan peran dan
tugas TPKM.
5. Dewan Pendidikan dan Komite Madrasah merupakan unsur
masyarakat
yang
diharapkan
dapat
menampung
dan
menyampaikan informasi dan aspirasi masyarakat berkenaan
dengan kurikulum kepada TPKM.
D.

Mekanisme Pembentukan

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

1. Pembentukan TPKM diprakarsai oleh Dinas Pendidikan


provinsi/kabupaten/kota dengan membentuk panitia untuk
melakukan sosialisasi, menyeleksi, dan menetapkan anggota.
2. Panitia mengundang anggota yang lulus seleksi untuk
membentuk kepengurusan TPKM.
3. Panitia mengusulkan struktur dan personalia TPKM untuk
ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/ Kabupaten/Kota. Hal-hal yang ditetapkan dalam SK
tersebut antara lain latar belakang perlunya TPKM, peran dan
tugas, struktur dan personalia organisasi, pendanaan, dan masa
kepengurusan TPKM.
4. Pergantian antar waktu personil TPKM diseleksi dan diusulkan
oleh Ketua TPKM untuk ditetapkan dalam sebuah SK Kepala
Dinas Pendidikan.

E.

Kriteria Personil
Beberapa krtieria personil dari unsur-unsur TPKM dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pakar Perguruan Tinggi
Latar belakang pendidikan bidang Kurikulum, Teknologi
Pendidikan, Bimbingan Konseling.
Diutamakan berkualifikasi Strata 2
Jabatan fungsional minimal Lektor
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung,
Lulus seleksi.
2. Pengawas
Memiliki kualifikasi Strata 1
Pengalaman sebagai pengawas minimal 3 tahun
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
Lulus seleksi.
3. Kepala Madrasah
Memiliki kualifikasi Strata 1
Pengalaman sebagai Kepala Madrasah minimal 3 tahun
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung,
Lulus seleksi.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

4. Guru
Memiliki kualifikasi Strata 1
Pengalaman mengajar minimal 8 tahun
Diutamakan yang aktif di KKG atau MGMP
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung,
Lulus seleksi.
F.

Kepengurusan
Personalia TPKM merupakan tenaga profesional di bidang
kurikulum dan pembelajaran yang susunan kepengurusannya
terdiri atas Pembina, Pengarah, Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan
Anggota. Jarkur adalah organisiasi non-struktural dalam kerjasama
pengembangan kurikulum di pusat dan daerah. Dalam
pembentukannya, struktur organisasi jarkur dapat disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan daerah. Organigram kepengurusan
dapat dijelaskan pada gambar 2.

PEMBINA
(KANKEMENAG)

PENGARAH
(KASI PK PONTREN)

KETUA
BENDAHARA

SEKRETARIS

ANGGOTA

Gambar 2 Susunan Kepengurusan TPKM

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

10

Pembina TPKM terdiri atas Kepala Kemenag Kabupaten/Kota.


Pengarah berasal dari unsur Kasi Pendidikan Madrasah.
Ketua,
sekretaris, bendahara dipilih dari unsur TPKM.
Kepengurusan TPKM Kabupaten/Kota antara satu daerah dengan
daerah lainnya dapat berbeda disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan daerah. Namun diharapkan setiap unsur diwakili minimal
oleh satu orang. Dalam implementasinya kepengurusan TPKM berfungsi
sebagai regulator yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan
sumber daya dari berbagai unsur, baik dari unsur-unsur TPKM (LPMPPPPG, Perguruan Tinggi, organisasi profesi, Dewan Pendidikan, Komite
Madrasah, MKKS, MGMP, dan KKG) maupun dari unsur lainnya.
Penentuan ketua dilakukan melalui musyawarah anggota TPKM.
Sekretaris dan bendahara ditunjuk oleh ketua berdasarkan masukan
dari anggota. Personil TPKM ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

11

III. PROGRAM KERJA DAN PENDANAAN

A. Program Kerja
Program kerja TPKM disusun berdasarkan peran dan tugas yang
diemban TPKM. Program kerja tersebut antara lain meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
Sosialisasi sinergitas pengembangan kurikulum antara pihak
madrasah, masyarakat, dan stakeholder pendidikan

Analisis kebutuhan kurikulum muatan lokal

Perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar


muatan lokal
Pengembangan desain kurikulum muatan lokal (struktur isi
dan beban belajar)
Pengembangan rambu-rambu implementasi kurikulum
(model-model pembelajaran) muatan lokal
Pengembangan evaluasi (instrumentasi) kurikulum muatan
lokal
Stimulasi insfrastruktur implementasi kurikulum muatan
lokal

Dan lain-lain

2. Layanan Teknis dan Konsultasi


Menyediakan nara sumber pelatihan/lokakarya/seminar
tentang optimalisasi peran dan fungsi TPKM.
Menyediakan nara sumber Pelatihan/lokakarya/seminar
tentang berbagai kebijakan-kebijakan kurikulum dan
implementasinya.
Memberikan layanan konsultasi pelaksanaan (implementasi)
Kurikulum.
Menyediakan nara sumber untuk membantu
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

Dan lain-lain

3. Monitoring dan Evaluasi Kurikulum


Mengadakan monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

12

tingkat satuan pendidikan secara periodik

Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum


tingkat satuan pendidikan secara periodik

Dan lain-lain

B. Sumber Dana
Dana operasional untuk kegiatan-kegiatan TPKM bersumber
dana yang dikelola daerah dan dana-dana lain yang berasal
berbagai sumber. Sumber dana tersebut diantaranya berasal
APBD, layanan teknis dan konsultasi, sumbangan masyarakat
dunia usaha.

dari
dari
dari
dan

C. Alokasi Dana
Dana
TPKM
dialokasikan
untuk
kegiatan-kegiatan
seperti
penyusunan program kerja, rapat koordinasi, sosialisasi TPKM dan
kebijakan kurikulum, pengembangan kurikulum muatan lokal,
pengembangan model-model kurikulum dan sarana pendukung
pembelajaran, monitoring-evaluasi, serta kegiatan lainnya yang
mendukung peran dan tugas TPKM.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

13

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

14

IV. PENUTUP

Perubahan kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi dalam


bidang pendidikan termasuk kurikulum membawa konsekuensi akan
perlunya daerah memiliki para pengembang kurikulum yang kompeten.
Untuk itu perlu dikoordinasikan dalam sebuah wadah independen yang
disebut TPKM.
Buku panduan ini dapat dijadikan acuan dalam pembentukan dan
pengembangan TPKM di Kabupaten/Kota. Harapan kami panduan ini
dapat memberikan kemudahan kepada semua pihak untuk
mengembangkan TPKM.
Selain itu, perlu juga ditekankan bahwa pembentukan organisasi
TPKM bukanlah suatu akhir dari proses tetapi justru merupakan awal
dari tugas berat dalam mengembangkan kurikulum dalam era otonomi
pendidikan. Sebagai akhir dari buku panduan ini perlu sedikit
ditambahkan tentang bagaimana pemberdayaan organisasi TPKM.
Ada tiga pilar yang diperlukan dalam pemberdayaan organisasi
yaitu:
a. Adanya kewenangan Jarkur dalam menjalankan tugasnya. Bentuk
pemberdayaannya adalah dikeluarkannya bentuk legitimasi dalam
melakukan kegiatan organisasi. Karena itu, jika organisasi TPKM ini
ingin berkembang maka tertib organisasi dan administrasi mutlak
harus dilakukan.
b. Kemampuan untuk melaksanakan kewenangan tersebut yaitu
kemampuan dalam bidang pengembangan kurikulum sehingga secara
operasional akan mampu untuk mengembangkan kurikulum
(khususnya kurikulum muatan lokal), memberi pelayanan teknis dan
konsultasi, serta monitoring dan evaluasi kurikulum. Wujud
pemberdayaannya, organisasi harus melakukan pelatihan, workshop,
lokakarya, seminar, dan berbagai bentuk pembinaan lainnya bagi
seluruh anggota TPKM.
c. Memiliki informasi yang mutakhir agar penerapan kemampuan dalam
melaksanakan kewenangan tersebut dapat dilakukan secara tepat
dan efisien. Wujud pemberdayaannya adalah dengan cara
memfasilitasi tim TPKM untuk mampu mengakses informasi lebih
Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

15

luas dari pihak-pihak terkait untuk menjalankan tugasnya dengan


baik.
Adapun strategi pemberdayaan organisasi Jarkur agar tetap hidup
dan berkembang adalah melalui tiga langkah utama yaitu:
a. Komitmen dan semangat juang
Dengan komitmen bersama, setiap anggota organisasi akan memiliki
tanggung
jawab
pada
masing-masing
tugas
yang
tekah
dibebankannya. Selain komitmen, juga diperlukan semangat juang
yang kuat untuk meraih tujuan organisasi tersebut oleh masingmasing anggota.
b. Pembinaan anggota
Dalam rangka memelihara komitmen dan semangat para anggota
organisasi diperlukan pembinaan anggota. Setiap usaha pembinaan
anggota diarahkan agar mereka mampu menjalankan tugasnya
sebagai anggota tim pengembang kurikulum dalam TPKM.
c. Koordinasi organisasi
Koordinasi organisasi dalam strategi pengembangan organisasi ini
adalah upaya menyatukan potensi dan gerak langkah Jarkur
sehingga peran dan tugas Jarkur dapat dilaksanakan secara teratur
dan terakah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui
koordinasi diharapkan semua anggota yang merupakan satu
kesatuan dalam Jarkur dapat memupuk kesadaran akan tanggung
jawab bersama dalam menjalankan tugas dan fungsi jarkur.
Bentuk koordinasi dapat dilaksanakan melalui cara koordinasi
internal dan koordinasi eksternal. Koordinasi internal dapat
dilakukan dengan ratap atau pertemuan rutin/berkala dan
pertemuan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan diantara anggota dan
unit/instansi yang terkait dengan kegiatan Jarkur. Koordinasi
eksternal yaitu koordinasi antar TPKM baik pada tingkat nasional
(Rapat Koordinasi Nasional), dan tingkat wilayah/daerah (Rapat
Koordinasi wilayah).
d. Transparansi dan akuntabilitas
Kunci lainnya untuk meraih kesuksesan dalam pengembangan
organisasi adalah transparansi dan akuntabilitas organisasi. Ruang
lingkup subjek yang perlu diatur dalam transparansi dan

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

16

akuntabilitas setidaknya terdiri atas masalah laporan keuangan,


penugasan dalam kegiatan, dan pemilihan pengurus.
Demikianlah pemberdayaan dan strategi yang perlu dilakukan oleh
seluruh anggota TPKM agar dapat eksis sebagai organisasi yang kuat
untuk kemajuan bersama.

Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) Jawa Barat Bidang Pendidikan Madrasah

17

Anda mungkin juga menyukai