Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
BAB
TEEORI KINETIK GAS
Gas adalah materi yang encer. Sifat ini disebabkan interaksi yang lemah antara partikel-partikel
penyusunnya sehingga perilaku termalnya relatif sederhana. Dalam mempelajari perilaku
tersebut, kita akan mengembangkan pengrtian yang jelas antara sifat-sifat makroskopik seperti
suhu, tekanan, dan volume dari sifat-sifat mikroskopik seperti kelajuan, energi kinetik,
momentum, dan massa tiap-tiap partikel penyusun materi. Sifat makroskopik adalah sifat dari
besaran-besaran yang dapat diukur dengan alat ukur, sedang sifat mikroskopik adalah sifat yang
tidak dapat diukur secara langsung.
Gas yang ditinjau dalam bab ini adalah gas ideal. Gas ideal adalah gas yang memenuhi
asumsi-asumsi sebagai berikut :
(1) Jumlah partikel gas banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik-menarik (interaksi)
antar partikel.
(2) Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang (acak)
(3) Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran wadah
(4) Setiap tumbukan yang terjadi bersifat lenting sempurna
(5) Partikel gas terdisdribusi merata pada seluruh ruangan dalam wadah
(6) Partikel gas memenuhi hukum Newton tentang gerak
http://atophysics.wordpress.com
Gambar 13.1 Grafik hubungan tekanan (p) terhadap volume (v) pada suhu konstan.
13.1.2 Hukum Charles dan Gay-Lussac
Jackues Charles (1746 1823) dan Joseph Gay-Lussac (1778-1805) menyelidiki hubungan
antara suhu dengan volume pada tekanan tetap. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Charles
dan Gay-lussac yang berbunyi sebagai berikut :
Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga konstan,
maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Secara matematis, pernyataan diatas ditulis :
V = konstan atau V1 = V2
T
T1
T2
............................... (13.2)
Dengan :
V = volume (m3)
T = suhu mutlak (K)
Hubungan antara suhu dengan tekanan pada volume tetap juga berhasil diselidiki oleh Charles
dan Gay-Lussac yang dinyatakan dengan hukumnya sebagai berikut :
Jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga konstan,
maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
.................. (13.3)
http://atophysics.wordpress.com
k=
http://atophysics.wordpress.com
4
(4) Dalam keadaan standar (STP), yaitu tekanan p = 1 atm = 1,01 x 105 Pa, dan suhu gas T=
0 C atau 273 K, maka setiap n = 1 mol gas apa saja memilki volume 22,4 liter.
jarak
= 2d
kecepatan
vx
Gambar 13.3 (a) Wadah berbentuk kubus berisi partikel-partikel gas yang bergerak secara
acak. (b) sebuah molekul dengan komponen vx menumbuk dinding secara elastis sehingga
mengubah tanda vx menjadi negatif, sedangkan tanda vy dan vz tidak berubah.
Laju perubahan momentum molekul pada suatu dinding yang sama sesuai dengan hukum kedua
Newton tidak lain adalah gaya, yaitu:
F = p = 2m0vx = m0 v2
t 2d/vx
d
Tekanan p adalah per satuan luas, sehingga:
P = F = m0 v2
A
d
1
d2
= m0 v2
d3
Jika ada sejumlah N molekul gas dalam wadah tertutup dengan komponen kecepatan pada
sumbu x adalah v1x, v2x, ,vNx, tekanan total gas pada suatu dinding adalah
http://atophysics.wordpress.com
P = m0 (v21x,+v22x,+ ,v2Nx)
d3
karena nilai rata-rata v2x = v21x +v22x + ... + v2Nx
N
P = m0 (v21x,+v22x,+ ,v2Nx)
d3
karena nilai rata-rata v2x = v21x +v22x + ... + v2Nx
ditulis
N
p = N m0 v2x
V
Kuardat kelajuan setiap molekul gas adalah
v2 = vx2 + vy2 +vz2
Sesuai dengan anggapan bahwa setiap molekul bergerak ke segala arah secara acak dengan
kelajuan tetap, maka rata-rata kuardat kecepatan pada arah x, y , dan z adalah sama besar,
V2x = V2y + V2z
Sehingga v2 = v2x + v2y + v2z = 3v2x atau v2x = 1 v2
3
Jika nilai vx2 dapat dimasukkan ke persamaan tekanan, sehingga
P =
1 N m0 v2x
3
V
dengan
p = tekanan gas (Pa)
m0 = massa sebuah partikel (molekul) gas (kg)
v2 = rata-rata kuardat kecepatan (m2/s2)
N = banyak molekul (partikel) gas (butir)
V = volume gas (m3)
Selain itu, besar m0 v2x bisa diganti dengan 2 EK sehingga
P = 2 N EK
3 V
dengan EK adalah energi kinetik rata-rata satu partikel gas
13.3.2 Suhu Gas Ideal
Perhatikan persamaan berikut
pV = 2 N EK
3 V
Sesuai dengan persamaan keadaan gas ideal, pV = NkT
http://atophysics.wordpress.com
NkT = 2 N EK
3
T = 2 EK atau EK = 3 kT
3k
2
dengan k = 1,38 x 10-23 J/K yang disebut tetapan Boltzman. Karena EK adalah energi kinetik
translasi rata-rata per molekul, maka suhu merupakan suatu ukuran dari energi kinetik molekul
(Nivi2)
N
Kecepatan efektif Vrms (rms = root mean square) didefinisikan sebagai akar dari rata-rata
kuardat kecepatan,
Vrms =
v2 atau v2 = v2rms
v2rms =
3p
Persamaan diatas menyatakan hubungan kecepatan efektif gas dengan tekananya. Akan tetapi
harus diperhatikan bahwa untuk gas, perubahan tekanan p berkaitan dengan perubahan massa
jenis karena massa jenis bergantung pada volume. Sebagai akibat dari hukum Boyle, maka
diperoleh bahwa p berbanding lurus dengan V. Dengan demikian, kecepatan efektif gas tidak
tergantung pada tekanan atau volume gas.
EM = EK = f (1/2 k T)
http://atophysics.wordpress.com
http://atophysics.wordpress.com