Anda di halaman 1dari 24

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

BAB V
METODA EKSPLORASI TAK LANGSUNG

Berdasarkan pada sifat-sifat endapan, metoda penyelidikan dan pendekatanpendekatan teknologi yang digunakan, metoda eksplorasi secara umum dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu metoda eksplorasi tak langsung dan eksplorasi
langsung.
Secara prinsip kedua jenis metoda eksplorasi tersebut mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk mengidentifikasikan dan menemukan endapan bahan galian (bijih).
Perbedaan mendasar dari kedua jenis kegiatan eksplorasi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Perbandingan metoda eksplorasi tak langsung - eksplorasi langsung
Eksplorasi Tak Langsung

Eksplorasi Langsung

Kegiatan umum

Tidak berhubungan (kontak) langsung


dengan objek yang dieksplorasi

Langsung berhubungan (kontak) dengan


objek yang dieksplorasi

Prinsip pekerjaan

Memanfaatkan sifat-sifat fisik/kimia dari


endapan

Melakukan pengamatan/penyelidikan
secara langsung terhadap terhadap
endapan secara fisik

Identifikasi

Melalui anomali-anomali yang diperoleh


dari hasil pengamatan/pengukuran

Melakukan analisis megaskopis dan


mikroskopis terhadap objek penyelidikan

Metoda

Penginderaan jarak jauh, survei geokimia,


survei geofisika

Pemetaan, uji sumur, uji parit, pemboran

Tahapan
eksplorasi

Digunakan pada tahapan


Reconnaissance (Eksplorasi Pendahuluan)
s/d Prospeksi

Teknologi

Membutuhkan peralatan (teknologi)


relatif tinggi

Membutuhkan teknologi yang lebih


sederhana s/d manual

Biaya

Biaya per satuan luas murah

Biaya per satuan luas mahal

Waktu

Relatif cepat

Memerlukan waktu lebih lama

Digunakan pada tahapan Prospeksi


Finding (Eksplorasi Detail)

Dalam pembahasan di bab ini, yang dibicarakan khusus untuk kegiatan eksplorasi tak
langsung, sedangkan kegiatan eksplorasi langsung akan dibicarakan pada bagian
(bab) lain. Pembahasan pada Bab ini akan diuraikan metoda-metoda eksplorasi tak
langsung, yaitu :

Penginderaan jarak jauh (inderaja).

Metoda eksplorasi geokimia.

Metoda eksplorasi geofisika.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-1

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

5.1

Penginderaan Jarak Jauh (Inderaja)

Penginderaan jarak jauh merupakan suatu teknologi dengan memanfaatkan sarana


angkasa (luar angkasa) untuk dapat melakukan observasi pada permukaan bumi.
Penginderaan jauh ini juga akan (dapat) sangat membantu dalam melakukan
interpretasi bawah permukaan tanah terutama pada daerah-daerah yang ditutupi
oleh vegetasi atau lapukan kuarter.
Dengan bantuan penginderaan jarak jauh (terutama foto udara) dapat membantu
juga dalam pembuatan peta-peta topografi maupun peta-peta tematik dengan
cepat dan akurat. Selain itu karena data-data dapat diperoleh dalam bentuk data
digital, maka dapat dilakukan kompilasi maupun manipulasi peta dengan cepat
melalui bantuan teknologi komputer.
Secara umum penginderaan jarak jauh (inderaja) ini dapat dilakukan dengan 3 (tiga)
sistem, yaitu :

Pemotretan dengan kamera atau fotografi dengan menggunakan pesawat


udara yang dikenal dengan Foto Udara (Aerial Photograph).
Melakukan scanning melalui gelombang mikro (Radar) yang ditempatkan pada
wahana luar angkasa.
Melakukan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan satelit
(Landsat) yang dikenal dengan Citra Satelit.

Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari penggunaan inderaja ini, antara lain :

Dapat mencakup (meliputi) area permukaan bumi yang cukup luas,

Dapat dilakukan pengamatan fenomena geologi yang dinamik dengan cara


melakukan pengamatan dalam range (interval) waktu tertentu, sehingga proses,
pergerakan, maupun perubahan objek dapat diamati.

Dapat mengeliminasi kesulitan dalam interpretasi bawah permukaan pada


daerah-daerah yang ditutupi oleh vegetasi yang lebat (terutama melalui citra
satelit).

Dapat mengeliminasi kesulitan pengamatan akibat iklim (misalnya tertutup


awan) melalui pengamatan dengan menggunakan citra satelit.

Dapat ditampilkan dalam beberapa variasi bentuk antara lain foto hitam-putih,
citra berwarna, citra hitam-putih, serta variasi rona sehingga dapat
dimanfaatkan untuk interpretasi litologi maupun alterasi.

Dapat membantu dalam pengamatan struktur geologi lokal sehingga akan


sangat membantu dalam interpretasi kontrol pembentukan zona mineralisasi.

Dapat diformulasikan atau diskenariokan dalam berbagai variasi analisis, karena


semua data berada dalam format digital.

Dapat melakukan penghematan biaya, karena secara umum berdasarkan


cakupan areal maka biaya per satuan luas mungkin akan relatif kecil jika
dibandingkan dengan pengamatan langsung di permukaan.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-2

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

5.1.1

Foto udara

Merupakan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan kamera foto


dengan menggunakan pesawat udara. Adapun hasil pemotretan yang dapat
diperoleh adalah :

Fotograf Hitam & Putih (B & W Film).

Fotograf berwarna (Color Film).

Inframerah hitam & putih (B & W IR).

Inframerah berwarna (Color IR).


Dalam suatu pengamatan foto udara terdapat 7 (tujuh) komponen dasar foto udara
yang perlu diketahui, yaitu :

Bentuk, berhubungan dengan kenampakan fisik suatu objek.

Ukuran, berhubungan dengan dimensi suatu objek dan umumnya berfungsi


sebagai skala,

Pola, berhubungan dengan posisi/sifat/karakteristik spasial suatu objek,

Bayangan, dapat menjadi petunjuk interpretasi (sebagai guide untuk


kenampakan suatu objek), namun dapat juga menjadi kendala dalam
interpretasi (jika menghalangi fisik objek yang penting),

Rona, merupakan tingkat (gradasi) kecerahan/warna relatif suatu objek


terhadap objek lain,

Tekstur, merupakan kombinasi dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, atau rona,

Situs/lokasi/indeks, merupakan letak/posisi relatif objek terhadap objek lain.


Pemotretan untuk pembuatan suatu series foto udara yang meliputi suatu daerah
dapat dilakukan pada jalur terbang dan menghasilkan lembaran-lembaran foto. Untuk
dapat dilakukan penggabungan foto-foto (mosaik) maka masing-masing lembaran
yang dihasilkan (difoto) harus saling overlap (umumnya 30%).
Adapun dalam pengamatan suatu foto udara, secara umum dapat diikhtisarkan
sebagai suatu rangkaian kegiatan yang meliputi : pengamatan foto
analisis/pengukuran kenampakan suatu objek pemindahan hasil interpretasi ke
dalam peta dasar. Pengamatan dan analisis suatu foto udara dapat dilakukan secara
3-D, yaitu melalui pengamatan stereografis dengan perantara suatu alat yaitu
stereoskop.
Interpretasi-interpretasi (informasi) yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan
(analisis) foto udara adalah :

Relief permukaan bumi peta topografi,

Rona muka bumi interpretasi litologi (batuan) dan alterasi,

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-3

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

5.1.2

Tekstur muka bumi (objek) untuk menginterpretasikan jenis batuan atau


perbedaan kekerasan batuan,
Pola aliran sungai,
Tingkat erosi permukaan,
Tata guna lahan,
Kelurusan-kelurusan objek yang bermanfaat untuk interpretasi struktur geologi.

Penginderaan gelombang mikro

Penginderaan jarak jauh dengan menggunakan gelombang mikro dapat dilakukan


dalam segala kondisi alam (kabut, berawan, siang, malam, dll.) tergantung pada
panjang gelombang yang digunakan. Penginderaan dengan gelombang mikro ini
umumnya menggunakan sensor gelombang mikro aktif yang dikenal dengan RADAR
(Radio Detection and Ranging), dimana transmisi berupa ledakan pendek (pulsa
gelombang mikro) dan merekam kekuatan gema/pantulan yang direspon oleh objek.
Umumnya peralatan sistim Radar ini dipasang pada pesawat terbang maupun
pesawat antariksa (ulang-alik). Sistem Radar yang digunakan pada umumnya adalah
SLR (Side Looking Radar) dan SLAR (Side Looking Airborne Radar).
Karena resolusi spasial yang dihasilkan oleh sistem SLR/SLAR ini relatif lebih kasar
daripada resolusi yang dihasilkan oleh foto udara, maka SLR/SLAR ini jarang digunakan
pada tahapan penelitian (pemetaan) rinci, tapi hanya (umum) digunakan pada
pemetaan awal (survei tinjau reconnaissance).

5.1.3

Penginderaan jauh dengan satelit

Penginderaan jarak jauh dengan menggunakan wahana ruang angkasa (satelit)


dengan melakukan pemotretan bumi melalui sistem penginderaan Return Beam
Vidicom (RBV) ataupun dengan Multispectral (MSS) dengan menggunakan satelit
Landsat, dan hasil yang diperoleh disebut dengan Citra Landsat.
Data landsat diperoleh melalui Multispectral Imagery, sehingga dapat menghasilkan
produk-produk sebagai berikut :

Landsat CCTs untuk MSS atau TM Imagery, yang cocok untuk pemrosesan
dengan bantuan komputer.

Bayangan hitam putih dalam bentuk lembaran berukuran 23 x 23 cm dengan


skala 1 : 1.000.000.

Cetak berwarna atau hitam putih dan skala dapat disempurnakan sampai
dengan skala 1 : 100.000.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-4

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Jika dibandingkan dengan penginderaan dengan foto udara, maka Citra Satelit ini
mempunyai beberapa kelebihan/kekurangan, seperti terlihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Perbandingan citra landsat dengan foto udara


Citra Landsat

Foto Udara

Format Foto

185 x 185 mm

230 x 230 mm

Skala

1 : 20.000 s/d 1 : 120.000

1 : 1.000.000

Cakupan areal

21 s/d 760 km2

34.000 km2

Untuk kenampakan geologi yang kecil


(detail) kurang teliti

Untuk kenampakan geologi yang kecil


(detil) cukup teliti

Untuk kenampakan geologi pada dimensi


besar cukup terlihat

Untuk kenampakan geologi pada dimensi


besar membutuhkan banyak lembaran
foto (terpotong-potong)

Interpretasi

2 (dua) dimensi

3 (tiga) dimensi

Waktu

Cepat

Lebih lama

Biaya

Murah

Murah

Hasil

Oleh sebab itu, maka hasil Citra Landsat umumnya digunakan sebagai pelengkap
dalam melakukan interpretasi penginderaan jarak jauh disamping analisis foto udara
sebagai media interpretasi utama.
Aplikasi yang dapat dilakukan berdasarkan hasil landsat ini adalah :

Peta-peta struktur geologi, berdasarkan interpretasi kelurusan-kelurusan akibat


refleksi spektral yang terjadi. Dari pengamatan struktur geologi tersebut dapat
menghasilkan (mengidentifikasi) sesar, rekahan-rekahan, atau juga jalur
mineralisasi.

Interpretasi dan pembuktian peta geologi dan peta alterasi berdasarkan


perbedaan warna atau kontras (rona).
Beberapa satelit lain yang sering digunakan dalam penginderaan jarak jauh adalah :

Seasat-1 ; umumnya untuk penelitian oseanografi (dari ketinggian 800 km).

SPOT ; yang merupakan satelit Perancis (Satelit Proboloire Pour 1 Observation de


La Terre).

Satelit cuaca, antara lain NOAA/TIROS, GOES, NIMBUS, DMSP.

5.2 Eksplorasi Geokimia


Prospeksi geokimia dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa mineralisasi primer
lebih banyak terjadi di sekitar endapan mineral dan suatu pola dispersi sekunder dari

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-5

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

unsur-unsur kimia sering terbentuk selama pelapukan dan erosi dari endapan. Dispersi
primer merupakan suatu kenampakan alterasi dan kondisi zoning yang memiliki
dimensi yang sama dari sentimeter sampai meter di sekitar badan bijih, dan ratusan
meter sampai kilometer di sekitar badan bijih yang besar dan area tambang.
Sedangkan pola dispersi sekunder mengandung sisa-sisa mineralisasi bijih yang dapat
ditemukan dalam conto-conto batuan, tanah, vegetasi, sedimen, dan air yang diambil
pada jarak beberapa meter sampai puluhan kilometer dari sumber (Gambar 5.1).

Gambar 5.1 Metode eksplorasi geokimia dan material geologi yang di-sampling untuk
mendeteksi dispersi primer dan sekunder (Gocht et al., 1988)
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan,
distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan
bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit
eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak
dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air atau gas untuk mendapatkan
anomali geokimia yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungannya (background geokimia).
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode, yaitu :

Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral


yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit,
kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya
membatasi pelapukan kimiawi. (Gambar 5.2)

Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat
diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi,
baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk (Gambar 5.2).

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-6

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 5.2 Pola dispersi sekunder dan endapan yang berpindah dari sumbernya
(Chaussier, 1987)
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam proses-proses
geologi yang mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen, dan batuan. Dispersi
geokimia tidak terlepas dari daur geologi dan jenis-jenis bijih yang dihasilkan pada
berbagai tingkatan daur (Gambar 5.3).

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-7

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

o
ep

s
si

d
un

er
Ero

TERSINGKAP

si

Bijih Oksidasi
dan Supergen

CEBAKAN EKSHALASI
(VULKANIK)

un
de
r

sp
Di

ek
iS
ers

Ekstrusif

spe

Litifik
asi

rsi

Se
k

SEDIM EN
(PLACER)

Di

BATUAN BEKU
(CEBAKAN HIDROTHERM AL)
Intrusif

ata

en
ja

BATUAN M ETAM ORF


(CEBAKAN M ETAM ORFIK)

im
er
di
pa
d

Di

spe

rsi

Pr

Di

mo
et a

spe
rsi

me
rfis

Se
ku

nd
er

BATUAN SEDIM EN
(ENDAPAN SULFIDA SEDIM EN,
ENDAPAN POSFAT)

Fu
si

as
igr

n
da

Ge Pan
oth as
erm
a

M AGM A

M ATERIAL BARU
DARI KERAK BUM I

Gambar 5.3 Daur geologi, geokimia dan terbentuknya bijih


Menurut Peters (1978), urutan kegiatan eksplorasi geokimia secara umum terdiri dari :
a.
Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang
diinginkan, serta pola sampling.
b.
Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dengan mengecek
conto-conto secara umum dan kedalaman conto untuk menentukan level yang
dapat diyakini dan untuk mengevaluasi faktor bising (noise).
c.
Analisis conto, di lapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat
pada beberapa metode.
d.
Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data, sering berkaitan dengan
ketersediaan data geologi dan geofisika.
e.
Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis dan evaluasi pada
area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yang lebih rapat dan
penambahan metode geokimia.
f.
Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang dan
penambahan analisis dari conto-conto yang telah ada.
Dua hal dasar yang berkaitan dengan prospeksi geokimia adalah unsur-unsur penunjuk
(indicator element) dan unsur-unsur jejak (pathfinder element). Suatu penunjuk
merupakan salah satu unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari, sedangkan
suatu jejak berasosiasi dengan badan bijih tetapi lebih sulit dideteksi, lebih bebas dari

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-8

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur-unsur penunjuk. Tabel 5.3
menunjukkan beberapa unsur penunjuk dan jejak yang berkaitan dengan badanbadan bijih yang umum.
Sedangkan Tabel 5.4 menunjukkan metode-metode utama yang digunakan dalam
prospeksi geokimia. Metode yang sering digunakan pada penyelidikan awal adalah
survei sedimen sungai, sedangkan untuk penyelidikan detil lebih sering digunakan
sampling tanah. Sampling terhadap uap, vegetasi, dan air digunakan pada kondisi
yang khusus.

Tabel 5.3 Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk dan jejak (Peters, 1978)
Asosiasi bijih
Tembaga porfiri
Bijih sulfida kompleks
Urat-urat logam berharga
Endapan skarn
Uranium (batupasir)
Uranium (urat)
Badan bijih ultramafik
Urat-urat fluorspar

Tabel 5.4

Unsur penunjuk
Cu, Mo
Zn, Cu, Ag, Au
Au, Ag
Mo, Zn, Cu
U
U
Pt, Cr, Ni
F

Unsur jejak
Zn, Mn, Au, Rb, Re, Tl, Te
Hg, As, S (SO4), Sb, Se, Cd
As, Sb, Te, Mn, Hg, I, F, Bi, Co
B
Se, Mo, V, Rn, He
Cu, Bi, As, Co, Mo, Ni
Cu, Co, Pd
Y, Zn, Rb, Hg

Metode-metode utama dalam prospeksi geokimia (Peters, 1978)

Sumber conto
Batuan

Tanah
Abu glasial
Sedimen sungai
Sedimen danau
Air permukaan
Airtanah
Salju
Uap
Vegetasi
Air laut
Sedimen laut

Penyebab anomali
Konsentrasi singenetik
Aureole batuan-dinding
Bocoran atau tirisan
Dispersi post-mineralisasi
Akumulasi residual
Dispersi
Dispersi
Akumulasi mineral berat
Akumulasi
Dispersi
Dispersi
Akumulasi hidrokimia
Oksidasi dari bijih
Peluruhan radioaktif
Konsentrasi selektif
Dispersi primer
Dispersi sekunder

Sampling batuan dapat dilakukan pada singkapan, dalam tambang, dan inti bor.
Dalam hal ini permukaan batuan dibersihkan dengan pencucian dan conto chip
diambil dalam area atau interval yang standar. Conto batuan 500 gram umumnya
diambil terhadap batuan berbutir halus, sedangkan batuan yang berbutir sangat kasar
diambil lebih dari 2 kg. Pada metode ini data dapat secara langsung berhubungan
dengan aureole primer dalam sampling detil dan terhadap provinsi geokimia dalam
sampling pengamatan awal. Konteks geologi dari conto batuan langsung

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V-9

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

menggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, dan alterasi pada saat conto
tersebut diambil.
Sampling tanah akan menguntungkan untuk beberapa area dimana jarang
ditemukan singkapan. Lubang untuk sampling tersebut dapat digali secara manual
ataupun mekanis. Setelah conto tanah diambil, terus diayak sampai 80 mesh dan 2050 gram fraksi halus dikumpulkan untuk analisis. Survei tanah umumnya dibuat pada
suatu pola lintasan dengan jarak lokasi antar titik conto 300-1500 m pada pengamatan
awal dan 15-60 m pada survei selanjutnya.
Sampling sedimen sungai merupakan komposit alami dari material di bagian atas
(hulu) sampai lokasi sampling. Sampling tersebut efektif pada pekerjaan pengamatan
awal dimana lokasi conto tunggal mungkin menunjukkan area tangkapan (catchment
area) yang sangat luas. Dalam survei yang detil, conto dapat diambil setiap 50-100 m
sepanjang aliran, masing-masing sebanyak 50 gram dengan ukuran butir 80 mesh
untuk keperluan analisis.
Sampling air merupakan salah satu metode geokimia yang paling lama. Metode
tersebut mudah dilakukan, tetapi conto air tidak stabil untuk waktu yang singkat.
Faktor-faktor yang mengontrol kandungan logam dalam air permukaan seperti dilusi,
pH, temperatur, kompleks organik sulit untuk dievaluasi, dan kandungan logam
biasanya relatif rendah.
Sampling vegetasi diperlukan sebagai koreksi terhadap sampling tanah dan airtanah
untuk analisis kimia. Tumbuhan mengekstrak unsur-unsur logam dari kedalaman dan
mengirimnya ke dedaunan. Interpretasi yang dihasilkan lebih kompleks dibandingkan
dengan metode lainnya. Sampling yang dilakukan sangat sederhana hanya dengan
memotong ranting dan dedaunan. Conto yang diambil sekitar 100 gram daun atau
ranting muda pada setiap pohon, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diabukan
dan dianalisis, conto abu akhir umumnya sekitar 10-30 gram. Idealnya vegetasi
disampling pada lintasan yang seragam.
Sampling uap air raksa digunakan sebagai petunjuk badan bijih sulfida sejak sekitar
tahun 1950-an yang diambil dari tanah, udara maupun air. Spektrometer portabel
sering digunakan untuk memompa gas dari lubang bor berdiameter kecil dalam
tanah. Conto yang paling efektif diambil dari tanah dimana konsentrasi gas ribuan kali
lebih banyak daripada di udara. Radon dan helium dikumpulkan dari conto air
permukaan dan airtanah yang terbukti efektif sebagai petunjuk mineralisasi uranium.
Dalam eksplorasi geokimia tidak mengutamakan akurasi yang tinggi, yang terpenting
adalah dapat dilaksanakan dengan cepat, semurah mungkin, dan sederhana.
Metode analisis yang umumnya digunakan dalam prospeksi geokimia adalah
kromatografi, kalorimetri, spektroskopi emisi, XRF (X-Ray Fluoresence), dan AAS (Atomic
Absorption Spectrometry). Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 10

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

terutama untuk mendeteksi radiasi unsur radioaktif adalah aktivasi netron, radiometri,
dan potensiometri.
Metode AAS paling sering digunakan dalam analisis unsur tunggal standar. Sedangkan
peralatan yang lebih canggih dapat menganalisis multiunsur, seperti :

Plasma emission spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb,
Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur jejak baik sebagai unsur penyerta (V, P, As, Mo,
B, Be, Cd, Co, Ni, Y), maupun untuk pemetaan geologi.

Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer, yang


mengukur secara simultan 7 (tujuh) unsur utama dan 26 unsur jejak.
Interpretasi data geokimia melibatkan kesimpulan statistik dan geologi. Perlu disadari
bahwa kesuksesan interpretasi data tergantung pada keberhasilan program
pengambilan conto. Jika mungkin program pengambilan conto dibuat sefleksibel
mungkin sehingga interpretasi dapat dilakukan secara progresif, mulai dari interpretasi
subjektif diteruskan dengan prosedur yang lebih kompleks sampai kemungkinan
anomali ditemukan atau sampai dapat dikenali tanpa ragu jika tidak terdapat
anomali.
Geokimia strategis dan analisis multiunsur dengan data yang banyak (33 unsur/conto)
memerlukan pengolahan data dengan komputer. Analisis ini sering dilakukan di pusatpusat pengolahan data. Seorang mine-geologist hanya perlu menyediakan peta lokasi
dan data lapangan (buku catatan sampling).
Pengolahan data dimulai dengan mengambil informasi geokimia dari conto yang
dikumpulkan. Hal ini dapat diperoleh dengan cara mengelompokkan conto dengan
indeks yang sama, seperti :

hasil analisis dari laboratorium,

koordinat conto, dan

observasi lapangan.
Pengolahan data melibatkan manipulasi sejumlah besar variabel (nilai conto). Ini
dapat menentukan variabilitas dalam dan antara populasi conto. Terdapat tiga
metode statistik yang digunakan, yaitu pertama melibatkan pengolahan variabel yang
diambil satu persatu (analisis univarian), kedua teknik analisis bivarian, dan ketiga
analisis multivarian.
Analisis univarian atau analisis elementer memungkinkan perangkuman karakteristik
dari distribusi unsur baik melalui perhitungan maupun secara grafis. Grafik yang
disajikan untuk distribusi unsur tertentu dapat digunakan untuk menentukan hukum
statistik mana yang sesuai dengan distribusi unsur atau menentukan populasi yang
berbeda (jika ada) dalam conto global.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 11

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Analisis bivarian terdiri dari analisis dua karakter dari variasi simultan, baik secara grafis
ataupun perhitungan koefisien korelasi linier.
Analisis multivarian terdiri dari regresi multipel dan analisis faktorial. Regresi multipel
memungkinkan variasi-variasi dari suatu variabel dihubungkan dengan variasi-variasi
dari satu atau beberapa variabel lain. Gunanya untuk membantu menonjolkan atau
mengeliminasi material logam dari endapan primer, sebagai contoh Cu tinggi yang
berasosiasi dengan batuan basa dapat ditekan atau dihapus dengan studi distribusi Ni,
Co dan V. Di lain pihak anomali yang signifikan akan kelihatan lebih kontras.
Sedangkan analisis faktorial bertujuan mendapatkan informasi dari data numerik yang
besar. Sintesis ini memerlukan perhitungan matematis yang kompleks, sebagai contoh
jika satu seri plutonik dipelajari, dimulai dengan data kimia Fe, Mg dan Ti
dikelompokkan pada faktor yang sama; hal ini dapat mengekspresikan variasi dalam
level mineral feromagnesia dalam conto yang berbeda. Dalam prospeksi geokimia,
fakta-fakta tersebut dapat menggambarkan kehadiran berbagai mineralisasi, kontras
antara satuan geologi utama, dan sebagainya.
Secara umum penyajian hasil disajikan dalam bentuk :

peta data mentah,

peta nilai anomali dengan menggunakan pola yang berbeda, dan

peta dari background geokimia lokal.


Analisis statistik elementer dapat membantu memisahkan background dari anomali.
Hal ini dapat dilakukan secara manual melalui perhitungan nilai rata-rata, deviasi
standar dapat pula disajikan dalam bentuk grafis (Gambar 5.4) dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

Pemilihan data populasi yang tepat, sebesar mungkin dan sehomogen mungkin.

Pengumpulan nilai-nilai menjadi jumlah kelas yang cukup.

Menghitung frekuensi tiap kelas kemudian diplot terhadap satuan kelas untuk
mendapatkan histogram.

Menghaluskan histogram untuk mendapatkan kurva frekuensi.

Pemplotan frekuensi kumulatif sebagai ordinat untuk mendapatkan kurva


frekuensi kumulatif yang merupakan bagian integral dari kurva frekuensi.

Dengan mengubah ordinat di atas menjadi skala probabilitas, maka kurva


frekuensi akan menjadi garis lurus.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 12

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 5.4 Histogram dan frekuensi-kumulatif untuk menggambarkan diferensiasi dari


populasi background dan dan anomali (Gocht et al., 1988)

5.3 Eksplorasi Geofisika


Informasi geofisika diinterpretasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis
batuan, struktur, urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika digunakan
pada tahap eksplorasi pendahuluan biasanya dengan airborne untuk mencakup
kenampakan geologi pada area yang luas dan pada tahap yang lebih detil
dilanjutkan dengan pengukuran geofisika di permukaan, maupun pada lubang bor
(logging). Metode geofisika bekerja berdasarkan kondisi atau sifat fisik bawah
permukaan bumi. Beberapa metode yang sering digunakan dalam kegiatan eksplorasi
bahan galian tambang adalah elektromagnetik, geolistrik, magnetik-gravitasi, dan
seismik. Metode-metode tersebut dipilih dan digunakan berdasarkan target yang
hendak diukur.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 13

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau perbedaan sifat fisik dari
batuan, mineral, dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum metode geofisika
dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Metode aktif meliputi metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang
dilakukan dengan memberikan gangguan berupa arus listrik ataupun getaran ke
bawah permukaan bumi.
b.
Metode pasif meliputi metode magnetik, gaya berat, dan radioaktif yang
dilakukan dengan mendeteksi anomali-anomali yang terdapat di alam.
Sinyal yang diukur oleh peralatan geofisika mungkin merefleksikan bising (noise) yang
disebabkan oleh alat atau faktor-faktor lingkungan luar, background yang tipikal untuk
lokasi atau wilayah tertentu, dan anomali yang merefleksikan kehadiran dan distribusi
konsentrasi batuan atau mineral dari kontras sifat-sifat fisik.
Anomali merupakan suatu fungsi dari :

Kontras dari sifat fisik antara background dan anomali material.

Ukuran dan bentuk benda geologi yang menyebabkan anomali.

Kedalaman dari anomali yang sebenarnya, atau jarak antara lokasi pengukuran
yang diambil terhadap benda anomali.
Penerapan metode-metode geofisika dan geokimia dalam kegitana eksplorasi
endapan mineral bijih secara umum ditunjukkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Penerapan metode-metode geofisika dan geokimia dalam eksplorasi (Gocht
et al., 1988)
Survei eksplorasi

Cu/Pb
Zn

Fe

Cr

Au

Ag

Sn

Survei magnetik

++

--

--

--

--

Survei geolistrik

++

--

--

--

Survei elektromagnetik

++

--

Survei radiometrik

--

--

++

--

Survei gravimetrik

--

Survei seismik

--

--

--

--

--

++

Survei geokimia

--

++

++

---

Survei mineral berat

++

++

--

++

Detektor Hg

--

--

--

Hidrokarbon

Keterangan : -- tidak dapat diterapkan; - jarang diterapkan; dapat diterapkan untuk bukti tidak langsung;
+ umumnya berhasil; ++ sangat berhasil

5.3.1

Survei magnetik

Survei ini bertujuan untuk mengukur intensitas medan magnetik bumi. Deviasi lokal dari
medan tersebut disebabkan oleh kehadiran batuan dan mineral yang bersifat
magnetik atau magnetismenya diinduksi oleh medan magnet bumi. Mineral yang
paling berkaitan dalam survei ini adalah magnetit, tetapi dalam beberapa kasus

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 14

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

terdapat kehadiran ilmenit, hematit atau pirotit. Magnetisme alami atau remanen
yang terdapat dalam mineral saat formasinya, umumnya lebih lemah daripada
magnetisme yang diinduksi oleh medan magnetik bumi. Tingkat induksi diukur oleh
suseptibilitas magnetik mineral atau batuan yang mengandung mineral-mineral
tersebut (Gambar 5.5).

Gambar 5.5

Beberapa sifat fisik berbagai jenis batuan yang digunakan dalam


eksplorasi geofisika (Gocht et al., 1988)

Medan magnetik yang diukur selama survei merupakan cerminan jenis batuan yang
mendasari. Survei ini berguna untuk deteksi langsung misalnya terhadap endapan Fe,
Ni, atau Cu-Pb-Zn yang mengandung magnetit atau pirotit, dan untuk pemetaan
geologi. Survei dengan metode magnetik ini dapat dilakukan di darat, laut maupun
udara.
Survei magnetik udara dilakukan untuk menampilkan kenampakan geologi pada area
yang luas, jika terdapat tanah atau overburden yang cukup tebal menutupi batuan.
Intensitas medan magnetik diukur dalam gamma () dimana 1 = 10-6 nT. Total medan
bumi berkisar antara 20.000-50.000 dan magnitudo lokal tergantung pada lintang dan
bujur; nilai tersebut bervariasi 10-30 dalam background harian, dan 1000 atau lebih
disebabkan oleh badai magnetik yang berkaitan dengan aktivitas sunspot. Proton
precession magnetometer yang mengukur medan magnetik total, dan fluxgate
magnetometer yang mengukur medan magnetik total maupun komponen tunggal
(medan vertikal dan horisontal) adalah alat yang paling sering digunakan dalam
eksplorasi. Peralatan tersebut memiliki sensitivitas di bawah 1 .

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 15

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Hasil survei magnetik yang terkoreksi untuk interferensi ditunjukkan sebagai peta kontur
dari intensitas medan magnetik (Gambar 5.6) atau sebagai profil magnetik. Idealnya
peta dan penampang dibuat pada skala peta geologi sebagai fasilitator interpretasi
geologi dari anomali. Pada dasarnya survei magnetik mampu mencakup area yang
luas dengan cepat dan menyediakan data perkiraan awal dari distribusi jenis batuan,
struktur dan endapan bijih.

Gambar 5.6 Contoh peta kontur hasil survei aeromagnetik di atas formasi endapan
besi di Wisconsin (Wright op cit. Gocht et al., 1988)

5.3.2

Survei geolistrik

Survei geolistrik menggunakan konduktivitas mineral dan batuan atau kebalikannya


(tahanan jenis), untuk memperkuat informasi geologi dekat permukaan. Metode
tersebut digunakan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan dengan mempelajari
sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan tersebut

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 16

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

meliputi pendeteksian besarnya medan listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara
alamiah (metode pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metode aktif) dari
permukaan. Kehadiran dan distribusi mineral-mineral sulfida pada kedalaman dapat
ditentukan dengan mengukur pengaruh konduktivitasnya pada aliran arus yang
diinjeksikan ke dalam tanah.
Beberapa cara yang digunakan dalam metode geolistrik adalah :
a.
Tahanan jenis (Resistivity).
b.
Potensial diri (Self Potential atau SP).
c.
Potensial terimbas (Induced Polarization atau IP).
Metode geolistrik dapat digunakan pada beberapa kegiatan eksplorasi berikut ini :
a.
Geologi regional ; struktur, stratigrafi, sedimentologi, dll.
b.
Hidrogeologi ; muka airtanah, akuifer, intrusi air asin, dll.
c.
Geoteknik ; struktur geologi, konstruksi, porositas dan permeabilitas batuan.
d.
Pertambangan ; penyebaran endapan mineral, potensi bahan galian C, dll.
e.
Arkeologi ; candi terpendam
f.
Panasbumi ; kedalaman, penyebaran, daerah panas bumi tahanan jenis rendah.
g.
Minyak bumi ; struktur, kontak air-minyak, logging geofisika, dll.
Jenis metode tahanan jenis dan polarisasi terimbas paling sering digunakan. Untuk
mengukur tahanan jenis, suatu arus diinjeksikan ke dalam tanah dengan dua input
atau elektroda arus. Potensial dihasilkan oleh arus yang diukur sebagai suatu beda
tegangan antara dua output atau elektroda potensial. Kedalaman penetrasi dari
pengukuran sebanding terhadap jarak antara elektroda arus dan potensial, dan variasi
dari konfigurasi elektroda yang digunakan pada endapan yang berbeda. Data
ditampilkan sebagai profil tahanan jenis (Gambar 5.7) sepanjang garis lintasan, atau
sebagai peta kontur dengan iso-tahanan jenis.
Pada survei polarisasi terimbas, elektroda potensial dan arus ditempatkan dalam tanah
dan diinjeksikan arus listrik. Peningkatan tahanan jenis disebabkan oleh polarisasi dari
sulfida disseminated sebagai fungsi frekuensi dari arus yang diberikan. Efek frekuensi
pada tahanan jenis diukur sebagai frequency effect (FE), yang merupakan basis untuk
pengukuran IP domain-frekuensi. Keuntungan utama dari survei IP adalah dapat
mendekteksi baik sulfida disseminated maupun masif. Survei IP dapat dapat
diterapkan untuk semua jenis endapan sulfida termasuk endapan tembaga porfiri atau
urat dengan sulfida disseminated yang tidak dapat dideteksi oleh survei tahanan jenis
biasa. Hasil survei IP ditampilkan sebagai profil (Gambar 5.7) dan peta kontur yang
menghubungkan pengukuran tahanan jenis domain-frekuensi dan peluruhan domainwaktu.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 17

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Gambar 5.7 Contoh profil hasil survei IP, gaya berat dan elektromagnetik pada suatu
badan bijih Pyramid di wilayah Kanada (Wright op cit. Gocht et al., 1988)

5.3.3

Survei elektromagnetik (EM)

Dalam survei elektromagnetik, arus AC yang dikirimkan melalui kawat transmitter pada
permukaan bumi akan menginduksi suatu medan magnet dalam konduktor listrik,
sebagai contoh sulfida masif dalam batuan dasar. Arus sekunder yang terinduksi dalam

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 18

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

konduktor menyebabkan suatu medan magnetik sekunder yang kemudian diukur oleh
kawat pendeteksi. Jenis-jenis survei elektromagnetik ini tergantung pada frekuensi
gelombang (Gambar 5.8) dan target kedalaman yang diinginkan. Anomali
elektromagnetik menunjukkan kehadiran benda konduktor di bawah permukaan.
Adapun jenis metode elektromagnetik yang sering digunakan untuk eksplorasi adalah :

MT (magnetotelluric).

CSAMT (control source audio-magnetotelluric).

VLF (very low frequency).

GPR (ground penetrating radar).


Survei EM dapat dapat dilakukan melalui udara (airborne) untuk mencakup daerah
yang luas atau regional. Sedangkan survei EM permukaan dilakukan untuk
mendapatkan data yang lebih detil dan resolusi yang lebih baik daripada survei
airborne.

Gambar 5.8 Spektrum radiasi elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan


jauh dan eksplorasi geofisika (Gunther & Peters op cit. Gocht et al., 1988)
Pada pengolahan data EM, pengukuran kuat medan sekunder dibandingkan
terhadap medan primer, yang menghasilkan perbedaan fase antara medan sekunder
dan primer. Selanjutnya disusun suatu kurva peluruhan untuk medan sekunder yang
dapat diinterpretasi. Survei EM biasanya dikombinasikan dengan survei radiometrik
untuk karakterisasi geofisika permukaan dan bawah permukaan.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 19

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

5.3.4

Survei radiometrik

Peluruhan isotop-isotop radioaktif uranium, torium, dan potasium yang terkandung


dalam batuan menyebabkan radiasi EM gelombang pendek atau radiasi gamma
(Gambar 5.8) yang dapat diukur dengan spektrometer. Intensitas radiasi merupakan
fungsi dari kadar uranium (U), torium (Th), dan potasium (K) dalam batuan, serta
digunakan metode yang ekstensif baik survei udara maupun permukaan untuk
menentukan keberadaan elemen-elemen radioaktif dan potasium.
Survei radiometrik dapat diterapkan langsung untuk mendeteksi endapan uranium,
juga dapat digunakan untuk membantu pemetaan geologi batuan yang
mengandung potasium, misalnya granit atau batuan ubahan potasik yang berasosiasi
dengan endapan bijih hidrotermal. Radiasi gamma yang terukur oleh spektrometer
mencatat total radiasi (satuan count/detik), atau radiasi dari U, Th, dan K secara
terpisah dengan ketelitian masing-masing sebesar 1 ppm U, 1 ppm Th, dan 0,1% K
dalam batuan. Hasil survei radiometrik dapat ditampilkan dalam bentuk profil atau
peta kontur dari count total, count terpisah dari U, Th, dan K, atau rasio spektrum
antara radiasi elemen-elemen tersebut.

5.3.5

Survei gravitasi (gaya berat)

Menurut Sanny et al. (1997), survei gaya berat digunakan untuk menggambarkan
bentuk (struktur) geologi bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi
yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas (rapat massa) antar batuan. Secara teknis,
survei gaya tersebut mengukur perbedaan medan gravitasi dari satu titik terhadap titik
pengamatan lainnya. Suatu sumber yang merupakan satu zona massa di bawah
permukaan akan menyebabkan satu gangguan dalam medan gravitasi yang disebut
dengan anomali gaya berat. Kontras medan gaya berat tersebut relatif kecil sehingga
diperlukan alat ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi. Pada dasarnya metode
tersebut digunakan karena kemampuannya membedakan densitas dari satu sumber
anomali terhadap densitas lingkungan sekitarnya. Dari kontras densitas diharapkan
dapat diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu daerah. Metode gaya berat
banyak digunakan pada tahap eksplorasi pendahuluan baik untuk eksplorasi minyak
bumi maupun mineral.
Percepatan gaya berat rata-rata di permukaan bumi sebesar 983 cm/det2, dan variasi
gaya berat di setiap titik permukaan bumi dipengaruhi oleh :
a.
lintang, dikarenakan ketidakteraturan bentuk bumi dan variasi gaya sentrifugal
dari ekuator menuju kutub bumi,
b.
pasang naik-surut air laut,
c.
perbedaan elevasi atau ketinggian,

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 20

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

d.
e.

topografi, dan
densitas batuan bawah permukaan pada titik pengukuran.

Gaya berat diukur dalam Milligal (mGal, 1 mGal = 0,001 cm/det2) dengan gravimeter
yang bekerjanya mirip dengan kesetimbangan sensitif dan dapat mengukur
perbedaan nilai yang lebih kecil dari 0,01 mGal. Nilai densitas rata-rata kerak bumi
bagian atas mendekati 2,67 g/cm3, dan rentang densitas material geologi adalah < 2,0
g/cm3 untuk tanah dan > 4,0 g/cm3 untuk sulfida masif atau endapan bijih besi
(Gambar 5.5).

Gambar 5.9 Contoh anomali gaya berat hasil observasi, model geologi, dan anomali
hasil perhitungan yang cocok dengan model (Griffiths & King op cit.
Gocht et al., 1988)
Pengukuran gaya berat harus dikoreksi terhadap lintang dan efek topografi lokal.
Anomali gaya berat yang terukur oleh gravimeter disebut dengan anomali Bouguer.
Data ditampilkan sebagai profil gaya berat (Gambar 5.7 dan 5.9) dan peta kontur
yang membatasi harga anomali tertentu, misalnya gaya berat yang tinggi untuk
batuan yang berat atau endapan bijih, sedangkan gaya berat yang rendah
ditunjukkan misalnya oleh endapan aluvial atau kubah garam. Anomali gaya berat
tergantung pada beberapa faktor termasuk kontras densitas, ukuran dan bentuk
badan anomali, serta kedalaman sehingga dapat menimbulkan berbagai interpretasi.

5.3.6

Survei seismik

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 21

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Survei seismik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu seismik pantul (refleksi) dan
seismik bias (refraksi). Survei seismik pantul sering digunakan untuk target kedalaman
yang besar guna mendeteksi struktur geologi bawah permukaan, sedangkan survei
seismik bias lebih sering digunakan untuk survei dangkal guna mendeteksi struktur
dangkal dan perlapisan batuan dekat permukaan. Sumber getaran adalah
gelombang seismik yang merambat dengan kecepatan yang berbeda dalam tipe
batuan yang berbeda, kemudian dipantulkan dan dibiaskan pada kontak perlapisan
atau struktur.
Gelombang seismik diinduksi pada permukaan bumi dengan palu, senapan, atau
dinamit untuk survei lokal dekat permukaan dan dengan vibrator untuk survei yang
dalam. Rangkaian geofon di permukaan mengukur getaran yang dipantulkan
maupun dibiaskan dalam perekam multichannel. Setelah proses penyaringan
kompleks dari bising yang berinterferensi dan pemrosesan komputer maka profil seismik
dari jarak terhadap waktu tempuh gelombang seismik diplot. Profil tersebut dapat
dikonversi ke dalam skala kedalaman sebenarnya dan konfigurasi struktur geologi jika
kecepatan rambat gelombang pada batuan diketahui. Survei seismik terutama jenis
seismik pantul merupakan metode geofisika yang paling berguna dalam eksplorasi
minyak bumi dan gas alam, membantu mendeteksi struktur perangkap hidrokarbon
antiklin, patahan atau kubah garam.
Metode seismik jarang digunakan dalam eksplorasi mineral karena sering terjadi
interferensi yang kuat antara gelombang yang dipancarkan dengan yang dipantulkan
atau dibiaskan pada kedalaman yang dangkal serta diperlukan resolusi yang tinggi
untuk mendeteksi struktur kompleks yang sering berasosiasi endapan bijih. Saat ini survei
seismik pantul dangkal telah digunakan pada eksplorasi batubara untuk mendeteksi
kemenerusan perlapisan batubara dan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
struktur patahan yang berguna dalam antisipasi kemajuan tambang bawah tanah.
Secara umum resume penggunaan metode geofisika sebagai alat dalam kegiatan
eksplorasi sumberdaya mineral dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 22

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Tabel 5.6 Resume metode eksplorasi geofisika yang digunakan dalam geologi tambang dan eksplorasi mineral (dimodifikasi dari Peters,
1978)

Metoda

Magnetik

Gaya berat

Radiometrik

Elektromagnetik

Satuan

Parameter

Contoh
Anomali

Aplikasi

Peta kontur dan


penampang

 Endapan magnetik, ilmenit,


pirotit, dan hematit
 Badan bjih
 Ketakteraturan dalam batuan
dasar
 Intrusif masif dan batuan
volkanik

 Airborne
 Drill-hole logging
 Offshore

Densitas

Peta kontur dan


enampang






Badan bijih yang berat


Batuan intrusif yang berat
Ketakteraturan batuan dasar
Kubah garam

 Airborne
 Drill-hole logging
 Offshore

 Badan bijih uranium dan


torium
 Endapan potasium
 Zone alterasi potasik
 Batuan intrusif granitik

 Airborne
 Drill-hole logging

 Badan bijih yang konduktif


 Grafit, lempung

 Airborne
 Drill-hole logging

 Badan bijih yang konduktif


 Grafit

 Drill-hole logging

Sifat Fisik

Suseptibilitas
magnetik dan
magnetisasi
remanen

Kompilasi

Gamma

Medan magnetik
bumi

Miligal

Percepatan gaya
berat

Count per waktu atau


miliroentgen per waktu

Radiasi gamma alami


dari mineral-mineral
uranium, torium, dan
potasium

Radioaktivitas

Peta kontur,
penampang, peta
rasio

Mhos-meter
(konduktivitas) dan tilt
angle dari koil
penerima

Medan elektromagnetik terinduksi

Konduktivitas

Peta kontur,
penampang

Milivolt

Medan alami

Aksi elektrokimia
dan konduktivitas

Peta kontur dan


penampang

Ohm-meter

Tahanan jenis semu


dengan memberikan
arus listrik

Tahanan jenis
atau konduktivitas

Peta kontur,
penampang,
kurva sounding

Geolistrik
Polarisasi SP (selfpotential)

Tahanan jenis

 Badan bijih yang konduktif


 Perlapisan yang konduktif dan
resistif
 Rekahan dengan fluida yang
konduktif

 Drill-hole logging

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 23

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Metoda

Mise a la masse

Polarisasi terimbas
(IP)

Seismik

Satuan

Parameter

Sifat Fisik

Kompilasi

Contoh
Anomali

Aplikasi

Milivolt

Medan potensial
dengan elektroda
sumber di dalam bijih

Konduktivitas

Peta kontur dan


penampang
lintang

 Kemenerusan suatu
mineralisasi

 Drill-hole logging

Milivolt-volt

Tahanan jenis semu


pada dua frekuensi
atau lebih (domain
frekuensi)

Efek-efek
elektrokimia
diantara
konduktor
elektronik (logam)
dan ionik (fluida)

Kontur
penampang
lintang, peta
kontur,
penampang

 Badan bijih yang konduktif


 Tipe mineralisasi disseminated
 Grafit, serpentin, lempung dan
mika

 Drill-hole logging

Elastisitas

Penampang
travel-time,
penampang
kedalaman yang
diinterpretasi-kan

Ketakteraturan batuan dasar

 Drill-hole logging
 Offshore

Jarak per waktu

Kecepatan
gelombang elastik

Metoda Eksplorasi Tak Langsung :

V - 24

Anda mungkin juga menyukai