S
S ee ll aa ss aa ,, 2
23
3 M
M aa rr ee tt 2
20
01
10
0
c. Sistem otot
Tulang merupakan alat gerak tubuh pasif, sedangkan otot
merupakan alat gerak tubuh aktif. Dengan adanya kontraksi
dari otot akan timbul gerakan pada sendi atau tulang. Otot
penggerak pergelangan kaki adalah otot gastrocnemius, otot
plantaris, otot soleus, otot tibialis, otot fleksor halucis longus,
otot extensor digitorum longus, otot peroneus longus (Daniels
and Wortingham, 1989).
Gambar 1
Tulang Tibia dan Fibula kanan tampak depan (Putz, 2000)
Keterangan gambar
1. Tulang fibula
2. Tulang tibia
Gambar 2
Otot tungkai bawah kanan tampak depan (Putz, 2000)
Keterangan gambar :
1. m. Fibularis (peroneus) longus
2. m. Fibularis anterior
3. m. Gastrocnemius
4. m. Soleus
5. m. Digitorum longus
6. m. Fibularis brevis
7. m. Extensor digitorum longus
8. m. Extensor hallucis longus
Gambar 3
Otot tungkai bawah kanan tampak belakang (Putz, 2000)
Keterangan gambar :
1. m. Gastrocnemius lateralis
2. m. Gastrocnemius medialis
3. m. Gastrocnemius tendo
4. m. Soleus
b. Functional limitation
Pada functional limitation terdapat keterbatasan aktifitas
fungsional terutama dalam melakukan aktivitas fungsional
terutama berdiri dan berjalan..
c. Disability
Disability merupakan ketidakmampuan dalam melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan disekitarnya
yaitu kesulitan dalam melakukan aktivitasnya sebagai seorang
buruh karena pasien mengalami gangguan dalam aktivitas
berjalan.
C. Teknologi Intervensi Fisioterapi
Terapi latihan merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang
pelaksanaannya menggunakan gerak tubuh baik secara aktif
maupun pasif untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan,
ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan
fleksibilitas, stabilitas, rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan
kemampuan fungsional (Kisner, 1996).
Terapi latihan yang dilakukan adalah:
1. Breathing Exercise
Breathing exercise merupakan suatu tehnik latihan pernafasan
dengan menarik nafas lewat hidung atau inspirasi dan
mengeluarkan nafas lewat mulut atau ekspirasi. Tehnik latihan
pernafasan yang digunakan dalam kasus ini adalah deep
breathing exercise. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya
komplikasi paru pada post operasi akibat bius general. Tehnik
latihan pernafasan ini menekankan pada inspirasi maksimal dan
panjang lalu dihembuskan dengan perlahan sampai akhir
expirasi dengan tujuan mempertahankan alveolus tetap
mengembang, mobilisasi thorak, untuk meningkatkan
oksigenasi dan mempertahankan volume paru.
2. Positioning
Positioning yaitu perubahan posisi anggota gerak badan yang
sakit. Untuk mengurangi oedema pada tungkai, maka tungkai
dielevasikan dengan cara di ganjal bantal setinggi 30 - 450.
Selama pasien sadar, dosisnya adalah satu jam tungkai
dielevasikan dan satu jam tungkai dikembalikan ke posisi
semula.
3. Static contraction
Beranda
F i s i o t e r a p i D I V A n g k a tta
an 2 0 0 7 U M S
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger