Anda di halaman 1dari 4

Hikmatun

Santapan rohani menuju negeri abadi

Utama

Download E Kitab Islam

Free ebooks download

Links

Mp3 download

Taaruf (suai kenal)

Wallpapers

AlQuranNama dan sifat AlQuran

Definisi AlQuran
Januari 2, 2007
Ahmad Nizam Awang Ulum Quran 2 Komen

6 Votes
Secara Bahasa
Qaraa mempunyai erti mengumpulkan dan menghimpun, dan qiraah bererti menghimpun huruf-huruf dan
kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Quran pada mulanya seperti
qiraah, iaitu masdar (infinitif) dari kata qaraa, qiraatan,quranan. Allah SWT berfirman yang ertinya,
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. (Al-Qiyaamah: 17
18).
Kata quranah (bacaannya) pada ayat di atas bererti qiraatuhu (bacaannya/cara membacanya). Jadi, kata itu
adalah masdar menurut wazan (konjunsi) fulan dengan vokal u seperti ghufran dan syukran. Kita dapat
mengatakan qaratuhu, quran, qiraatan wa quranan, ertinya sama saja. Di sini maqru (apa yang dibaca) diberi
nama quran (bacaan), yakni penamaan maful dengan masdar.
Quran dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw. sehingga Quran
menjadi nama khas bagi kitab itu, sebagai nama diri. Secara gabungan, kata itu dipakai untuk nama Quran
secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka, jika kita mendengar orang membaca
ayat Quran, kita boleh mengatakan bahawa ia sedang membaca Alquran. Dan, apabila dibacakan Quran,
maka dengarlah dan perhatikanlah . (Al-Araaf: 204).
Sebahagian ulama menyebutkan bahawa penamaan kitab ini dengan nama Alquran di antara kitab-kitab Allah
itu kerana kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu

diisyaratkan dalam firman-Nya yang ertinya, Dan, Kami turunkan kepadamu al-kitab (Quran) sebagai
penjelasan bagi segala sesuatu. (An-Nahl: 89).
Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-kitab ini (Quran). (Al-Anam: 38).
Sebahagian ulama berpendapat bahawa kata Quran itu pada mulanya tidak berhamzah sebagai kata jadian.
Mungkin kerana ia dijadikan sebagai suatu nama bagi kalam yang diturunkan kepada Nabi saw. dan bukannya
kata jadian dari qaraa atau mungkin juga kerana ia berasal dari kata qarana asy-syai bi asy-syai, yang bererti
memperhubungkan sesuatu dengan yang lain atau juga berasal dari kata qaraain (saling berpasangan), karena
ayat-ayatnya satu dengan yang lain saling menyerupai. Dengan demikian, huruf nun itu asli. Namun, pendapat
ini masih diragukan, yang benar adalah pendapat yang pertama.
Secara Istilah
Quran memang sukar diberi batasan-batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala
jenis, bahagian-bahagian, serta ketentuan-ketentuannya yang khusus: mempunyai genus, differentia, dan
propium, sehingga definisi Quran memiliki batasan yang benar-benar kongkrit. Definisi Alquran yang kongkrit
adalah menghadirkannya dalam fikiran atau dalam realiti, misalnya kita menunjuk sebagai Quran kepada yang
tertulis dalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu, kita katakan, Quran adalah apa yang ada di antara
dua buku, atau kita katakan juga, Alquran adalah bismillaahir rahmaanir rahiim, alhamdulillaahi rabbil
aalamiin minal jinnati wannaas.
Para ulama menyebutkan definisi Alquran yang mendekati maknanya dengan membezakan dari yang lain
dengan menyebutkan bahawa Alquran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad
saw. yang pembacaannya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yang meliputi
segala kalam. Dan, dengan menggabungkannya kepada Allah (kalamullah) bererti tidak termasuk semua
kalam manusia, jin, dan malaikat.
Dan, dengan kata-kata yang diturunkan, maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus bagi milik-Nya.
Katakanlah, Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan firman Rabku, akan habislah lautan sebelum
firman Rabku habis ditulis, sekalipun Kami berikan tambahannya sebanyak itu pula. (Al-Kahfi: 109).
Dan, seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan sesudahnya tujuh
lautan lagi, nescaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya. (Luqman: 27).
Dan, membatasi apa yang diturunkan itu hanya kepada Muhammad saw., tidak termasuk apa yang diturunkan
kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dll.
Adapun yang pembacaannya merupakan suatu ibadah mengecualikan hadis-hadis ahad dan hadis-hadis
qudsibila kita berpendapat bahawa yang diturunkan Allah itu kata-katanyasebab kata-kata pembacaannya
sebagai ibadah, ertinya perintah untuk membacanya di dalam salat dan lainnya sebagai suatu ibadah,
sedangkan qiraat ahad dan hadis-hadis qudsi tidak demikian halnya.
Sumber: Studi Ilmu-Ilmu Quran , terjemahan dari Mabaahits fii Uluumil Quraan, Manna Khaliil al-Qattaan.

About these ads


"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan contoh pengajaran yang baik dan berdailoglah dengan
mereka dengan cara yang lebih baik" Surah Al-Nahl : Ayat 125

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah nescaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu. Surah Muhammad : Ayat 7

Dunia ini penuh dengan KONSPIRASI JAHAT."Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya
mereka itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." Surah Aali Imran : Ayat 54

"Allah tidak menurunkan ke muka bumi, sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat, fitnah yang lebih
besar dari fitnah Dajjal." (Hadith Riwayat Thabrani , 1672)

Hukum Islam
Sabda nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud,".......Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak
melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam al-Quran dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan,
maka Allah akan menjadikan peperangan di kalangan mereka sendiri . Hadith Riwayat Ibnu Majah

"Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukumhukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al Baqarah : Ayat 229)
.Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.Surah Al
Maidah : 44

Barangsiapa tidak menghukum perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim.Surah Al Maidah : 45

Barangsiapa tidak menghukum perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasikSurah Al Maidah : 47

Nabi s.a.w. bersabda: Jangan demikian, demi Allah, nescayalah engkau semua itu wajib memerintahkan
kebaikan, melarang dari kemungkaran, mengambil tangan orang yang zalim (yakni menghentikan
kezalimannya) serta mengembalikannya atas kebenaran yang sesungguhnya, juga membasmi tindakannya
kepada yang hak saja dengan pembatasan yang sesungguh-sungguhnya. Atau jikalau semua itu tidak
dilakukan, maka nescayalah Allah akan memukulkan (membencikan) hati setengahmu terhadap setengahnya
kemudian melaknati (mengutuk) engkau semua sebagaimana Dia mengutuk mereka (Bani
Israil). Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Ini adalah
menurut lafaznya Imam Abu Dawud.

Saidina Abu Bakar berkhutbah ketika mula dilantik menjadi khalifah, yang antaranya bermaksud ".....Maka jika aku
istiqomah di atas KEBENARAN, tolong ikuti aku, tetapi jika aku keliru maka luruskan diriku......" (Tartib wa
Tahdzhib kitab Al Bidayah Wan Nihayah - Imam Ibnu Katsir)

Anda mungkin juga menyukai