Perencanaan Promkes Teori
Perencanaan Promkes Teori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di seluruh dunia derajat kesehatan tidak merata dan cenderung menurun
terutama di negara berkembang. Hal ini terjadi juga di Indonesia. Dari tahun ke tahun
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi sebagai indikator Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) menurun landai dan masih menjadi masalah. Beban ini
ditambah dengan adanya timbulnya penyakit-penyakit menular yang baru dan yang
lama (re-emerging dan new emerging diseases), sementara penyakit tidak menular
atau degeneratif mulai meningkat (non communicable disease) (WHO Report, 2002).
Deklarasi Alma Ata (International Conference on Primary Health Care,
Alma- Ata, USSR, 6-12 September 1978 ) telah memberikan solusi terhadap masalahmasalah tersebut. Setiap Negara diwajibkan menyusun kebijakan kesehatannya dalam
melaksanakan hasil-hasil dari deklarasi tersebut. Beberapa hal penting yang sangat
perlu diperhatikan oleh seluruh negara adalah dengan adanya pelayanan kesehatan
primer yang merupakan level pertama kontak dengan individu, keluarga, dan
masyarakat, yang selalu memperhatikan masalah kesehatan utama yang terjadi di
masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bukan saja kuratif dan
rehabilitatif, tetapi meliputi pula preventif dan promotif.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan. Promosi
kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Dalam melaksanakan promosi
kesehatan diperlukan perencanaan yang matang.
Perencanaan promosi kesehatan merupakan suatu fase ketika jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara rinci direncanakan. Perencanaan promosi
kesehatan harus menggambarkan karakteristik sasaran, partisipasi masyarakat
terhadap program, perilaku kesehatan masyarakat, penetapan pelaksanaan promosi
kesehatan yang direncanakan, antisipasi reaksi dari para professional kesehatan
lainnya, dan perubahan perilaku akibat promosi kesehatan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang perencanaan promosi kesehatan.
BAB II
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN
2.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses analisis dan pemahanan system,
perumusan tujuan umum dan khusus, memperkirakan kemampuan yang dimiliki,
menguraikan segala kemungkinan rencana yang akan dilaksanakan, memilih satu
diantaranya yang dipandang paling baik, menyusun perincian rencana terpilih
dengan selengkapnya, serta mengikatnya kedalam suatu system pengawasan yang
terus menerus sehingga dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana dan
system yang dimiliki.
Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga
fase yang akan mempengaruhi hasil yaitu :
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Evaluasi
2.2 Promosi Kesehatan
Menurut Green dan Ottoson (1991), promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundang-undangan
untuk
perubahan
lingkungan
dan
perilaku
yang
menguntungkan kesehatan.
WHO dalam Ottawa Charter 1986 merumuskan bahwa promosi kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna baik fisik, mental dan social maka masyarakat harus mampu
mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya.
Batasan lain promosi kesehatan yang dirumuskas oleh Australian Health
Foundation
perencanaan
Gambar 2
Indikator, Dimensi dan Hubungan antara Faktor-faktor yang diidentifikasikan
pada Fase 1,2 dan 3 pada Kerangka PRECEDE-PROCEED
Langkah-langkah PROCEDE-PROCEED
Fase satu : Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)
Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap
kebutuhannya
untuk
mengatasi
masalah-masalah
lingkungan.
Untuk
masyarakat
Sumber Data
Data masyarakat yang dibutuhkan oleh seseorang perencana promosi
kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber seperti :
1. Dokumen data
2. Langsung dari masyarakat, dimana bisa didapat data mengenai status
kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan determinan dari perilaku
tersebut.
3. petugas kesehatan di lapangan
4. Tokoh Masyarakat
Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah :
1. Key Informant approach
Informasi yang diperoleh dari informan kunci melalui wawancara
mendalam (Focus Group Discussion/FGD), cara ini cukup sederhana
dan relative murah karena informasi yang diperoleh dapat mewakili
berbagai perspektif dan informan kunci sendiri selain memberikan data
yang dapat digunakan dalam membuat perencanaan, juga akan
membantu dalam mengimplementasikan promosi kesehatan.
2. Community forum approach
Promotro kesehatan bersama masyarakat mendiskusikan masalah yang
ada. Bila dilihat dari sudut program, cara ini sangat ekonomis, disamping
itu promoter kesehatan juga dapat memahami masalah dari berbagai
sudut pandang masyarakat.
3. Sample Survey approach
Merupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat yang paling
valid dan akurat, karena estimasi kesalahan bias diseleksi namun cara ini
merupakan cara yang paling mahal.
b. Menetapkan prioritas masalah.
Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan
adalah :
1. Menentukan status kesehatan masyarakat
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
perilaku
masyarakat,
yang
pada
akhirnya
akan
berpengaruh terhadap
3) Peningkatan status kesehatan masyarakat
Agar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan
apa yang diinginkan, maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan sebagai
berikut :
Specific
Measurable
Appropriate
Reasonable
Time Bound
Tujuan program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode
waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
Bila
ditinjau
dari
kerangka
PRECEDE-PROCEED
tujuan
program
merupakan refleksi dari fase social dan epidemiologi. Pada tujuan ini
harus tercakup who will do how much of what by when. Oleh sebab itu,
tujuan program sering pula disebut sebagai tujuan jangka panjang.
Tujuan pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi
masalah kesehatan yang ada. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan disebut
pula sebagai tujuan jangka menengah.
Tujuan perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. Oleh sebab itu, tujuan perilaku
hubungan dengan pengetahuan dan sikap dan disebut pula sebagai
tujuan jangka pendek.
BAB III
KESIMPULAN
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan.
Langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatann adalah :
I. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan :
a. Diagnosis masalah
b. Menetapkan prioritas masalah
II. Mengembangkan komponen promosi kesehatan :
a. Menentukan tujuan promosi kesehatan
b. Menentukan sasaran promosi kesehatan
c. Menentukan isi promosi kesehatan
d. Menentukan metode yang akan digunakan
e. Menentukan media yang akan digunakan
f. Menyusun rencana evaluasi
g. Menyusun jadwal pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, EN. 2000. perencanaan dan evaluasi program pendidikan kesehatan
masyarakat. Jakarta : FKM-UI (hal. 76-89)
Machfoedz I dan Suryani E. 2009. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi
kesehatan, Yogyakarta : Fitramaya (hal.114-124)
Maulana, HDJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC (hal. 106-118)
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta (hal. 15-37)
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta : Rineka
Cipta (hal. 298-310)
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
(hal. 12-35)
The Health Communication Unit. 2001. Introduction to Health Promotion
Program Planning Versi 3.0. Ontario : University of Toronto.