Anda di halaman 1dari 10

TUGAS OPERASI SISTEM ENERGI II

PERBANDINGAN BERBAGAI JENIS PEMBANGKIT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Operasi Sistem Energi II
Disusun Oleh:

Hany Noviasari
131711013

Kelas : 3A Konservasi Energi

DEPARTEMEN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

A. PENDAHULUAN
Energi listrik menjadi kebutuhan pokok bagi hampir seluruh sektor kehidupan. Tak
heran bila manusia mencari berbagai macam cara agar energi listrik terus dapat tersedia tanpa
terputus pasokannya. Pembangkit listrik konvensional yang menggunakan energi fosil kini
masih menjadi tumpuan utama bagi pasokan energi listrik, namun tentu perlu dicari berbagai
alternatif lain karena sumber energi tersebut, tak akan selamanya tersedia.
Solusi untuk permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan ketersediaan energi di
alam raya. Energi angin, matahari, air, serta biogas kini menjadi fokus penelitian para ahli
untuk dikembangkan secara masal. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui
karakteristik serta perbedaan masing-masing pembangkit tersebut. Tabel di bawah ini
merupakan perbedaan secara umum empat pembangkit dari energi terbarukan.
Jenis Pembangkit
PLTB

Sumber Energi
Energi Angin

Potensi*
3-6 m/det

PLTMH

Energi potensial air

450 MW

PLTS

Energi matahari

4.80 kWh/m2/hari

PLTBG

Biomassa (kotoran
sapi, limbah pertanian,
dll)

50 GW

Prinsip Kerja
Angin-Turbin anginGenerator-bateraiinverter-jaringan
transmisi
Energi potensial airBendungan-Guide vaneTurbin Air-GeneratorJaringan transmisi
Panel/Cermin
pengumpul-energi
panas-memanaskan air
di boiler-uap panasTurbin uap-GeneratorJaringan transimsi
Bahan baku
biogas(kotoran sapi)biodigester-BiogasMesin genset-Listrik

*Sumber: ESDM dalam Forum group discussion-Supply and Demand Energi Baru
Terbarukan

Berikut ini penjelasan secara lebih rinci masing-masing pembangkit tersebut:


1. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB)
a. Prinsip Kerja PLTB
Prinsip kerja untuk pembangkit listrik tenaga angin juga hampir sama, meskipun ada
beberapa perbedaan di dalamnya. Namun, alat utama yang terdapat dalam pembangkit listrik
tenaga angin adalah turbin/ kincir angin.

Angin yang dihasilkan setiap waktunya digunakan untuk memutar turbin atau kincir
angin tersebut, kemudian ketika turbin atau kincir tersebut berputar, maka dapat diteruskan
juga untuk memutar salah satu bagian pada generator yaitu rotor di belakang turbin atau
kincir angin. Setelah beberapa tahapan tersebut di atas berlalu, maka selanjutnya adalah
energi listrik dapat dihasilkan. Sebelum energi listrik yang telah dihasilkan tadi digunakan,
akan lebih baik jika energi listrik tersebut tadi disimpan dahulu kedalam baterai. Jika kita,
atau secara luas masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan energi angin untuk pembangkit
listrik, maka manfaat yang sangat besar akan kita dapatkan.
b. Cara Kendali
Salah satu cara untuk mendapatkan koefisien daya maksimum dan TSR optimum adalah
dengan mengendalikan kecepatan putaran generator. Koefisien daya maksimum dan TSR
(Tip Speed Ratio) optimum terletak pada kecepatan putaran turbin yang berbeda pada setiap
variasi kecepatan angin. Kecepatan putaran turbin pada titik koefisien daya maksimum adalah
kecepatan referensi untuk daya output maksimum. Pengembangan yang banyak dilakukan
untuk mendapatkan daya output maksimum pada pembangkit listrik tenaga angin adalah
pengembangan secara elektronis. Pengembangan ini banyak diaplikasikan untuk kendali
kecepatan, regulasi tegangan dan frekuensi serta perbaikan kualitas daya. Pengembangan
secara elektronis dilakukan dengan mengaplikasikan berbagai macam model konverter yang
dikontrol dengan beragam metode.
PWM VSI (Pulse Width Modulation Voltage Source Inverter) dengan metode kontrol PI
(Proportional Integral) dan sensorless vector control diaplikasikan untuk regulasi tegangan
dan frekuensi pada pembangkit dengan kecepatan turbin angin yang bervariasi. Pengaturan
tegangan generator dengan back to back PWM converter telah diaplikasikan pada
pembangkit listrik tenaga angin yang dikoneksikan dengan grid. Penggunaan PWM konverter
dengan PI controller juga telah diterapkan untuk regulasi tegangan generator pada
pembangkit stand alone. Kendali kecepatan generator dengan metode flywheel energy storage
system diaplikasikan pada generator induksi rotor lilit. Pengaturan kecepatan generator

dengan metode sensorless diaplikasikan untuk mendapatkan daya maksimum pada setiap
variasi kecepatan angin
c. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
1. Sumber energi terbarukan. Yang pertama adalah angin merupakan salah satu sumber
energi terbarukan. Dikatakan menjadi sumber energi terbarukan karena sumber energi
angin tidak akan pernah habis, tidak seperti minyak bumi.
2. Tidak menimbulkan emisi. Yang kedua adalah tidak menimbulkan emisi. Listrik yang
dihasilkan oleh angin tidak menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan asam
ataupun gas rumah kaca. Seperti yang Anda ketahui penggunaan bahan bakar fosil
dapat menyebabkan hujan asam. Hujan asam yang terjadi pun dapat mempengaruhi
kehidupan di bumi, seperti ikan dan tumbuhan mati, besi berkarat dan lainnya.
3. Ramah lingkungan. Kelebihan menggunakan pembangkit listrik tenaga angin
selanjutnya adalah ramah lingkungan. Selain terbarukan, energi angin merupakan
salah satu sumber energi alternatif yang jika digunakan tanpa mencemari lingkungan.
4. Menggunakan space yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
lainnya, energi angin hanya membutuhkan beberapa meter untuk membentuk pondasi
turbin angin. Tentu saja tanah di sekitar turbin dapat digunakan untuk keperluan
lainnya, salah satunya yaitu untuk pertanian.
Kelemahan:
1. Tidak mudah diprediksi. Sama seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit
listrik tenaga air juga tidak mudah diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan
tetapi sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus.
2. Memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan yang kedua adalah memerlukan biaya
yang cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui biasanya pembangkit listrik yang satu ini
dibangun di tempat yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu
membutuhkan transmisi dengan biaya yang cukup tinggi.
3. Biaya perawatan tinggi. Selain itu, biaya perawatan atau cost maintenance turbin
angin juga sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan turbin angin memiliki beberapa
bagian yang mudah rusak seiring dengan berjalannya waktu.
4. Ancaman bagi kehidupan liar. Kenapa bisa dikatakan sebagai ancaman bagi
kehidupan liar? Ini karena burung yang terbang bebas dapat terbunuh dan terluka jika
terbang menuju ke arah turbin angin tersebut.

5. Membutuhkan turbin angin yang banyak. Berikutnya adalah membutuhkan turbin


yang banyak. Untuk menghasilkan listrik yang sama dengan pembangkit fosil.
Dibutuhkan turbin angin yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.

a.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)


Prinsip Kerja
Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama dalam pemuatan PLTMH
yaituair (sebagai sumber energi), turbin, dan generator. Air yang mengalir dengan
kapasitastertentu disalurkan dengan ketinggian tetentu menju rumah instalasi (rumah turbin).
Padarumah tersebut (power house) instalasi air tersebut akan menumbuk turbin,dipastikan
turbin akan menerima langsung energi dari air dan mengubahnya menjadi energi mekanik
yangmenyebabkan berputarnya poros turbin. Poros tersebut kemudian ditransmisikan ke
generatordengan menggunakan kopling. Kemudian dari generator akan dihasilkan energi
listrik yangakan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan pada rumah rumah

masyarakat sekitar ataupun untuk keperluan lainnya.


b. Cara Kendali
Pembangunan bendungan dilakukan untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan
sebagai tenaga penggerak PLTMH. Bendungan ini dapat berupa bendungan beton atau
bendungan beronjong. Bendungan perlu dilengkapi dengan pintu air dan saringan sampah
untuk mencegah masuknya kotoran atau endapan lumpur.

Air akan memasuki turbin pada bagian inlet. Di dalamnya terdapat guide vane untuk
mengatur pembukaan dan penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke
runner/blade (komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi
yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan
energi kinetic yang akan memutar poros turbin. Energi yang timbul akibat putaran poros
kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin perlu

dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian bawah casing
terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros dan
berfungsi untuk menyangga poros agar dapat berputar dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah menjadi
energi listrik.

c. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan:
Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTH ini cukup murah

karena menggunakan energi alam.


Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil

dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.


Tidak menimbulkan pencemaran.
Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga

ketersediaan air terjamin.


Kekurangan:
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga mempunyai kelemahan-kelemahan dalam
melayani penguna listrik dalan jumlah besar, antara lain :
Konsumen pengguna listrik dalam jumlah besar dan terlalu jauh dari pusat
Pembangkit membutuhkan sarana jaringan tower transmisi tegangan tinggi yang

panjang juga memerlukan sarana traffo peningkat tengangan yang banyak.


Dari sisi keamanan maupun keselamatan terhadap sanara dan perlengkapan

tranmisi harus mendapat perhatian khusus.


Bila kita mengalami musim kemarau panjang PLTA yang mengunakan tenaga air
dari danau alam dan danau buatan maka cadanagan air akan sangat berkurang dan
berdampak pada penurunan kuantitas produksi daya listrik yang disalurkan ke
konsuman. Maka hal ini yang dirugikan adalah konsuman baik rumah tangga

maupun pihak industri.


Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menggunakan air terjun
tidak selalu berada dilokasi yang dikehendaki, selain debit airnya kecil juga
berada jauh dari kota sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


a. Prinsip Kerja
Ada dua jenis sistem energi surya: pasif dan aktif. Sistem pasif menggunakan sel
fotovoltaik untuk mengkonversi energi matahari kemudian dibutuhkan penyimpanan baterai
untuk menyimpan energinya. Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n

junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor
tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p
mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan
elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant.
Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron,
sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor.
Sedangkan sistem yang aktif memerlukan beberapa cara untuk menyerap dan
mengumpulkan radiasi matahari dan kemudian menyimpannya.
Pembangkit listrik termal tenaga surya adalah sistem aktif. Ada beberapa kesamaan
dasar dari beberapa jenis pembangkit tenaga surya dengan pembangkit tenaga uap yakni:
Cermin memantulkan dan mengkonsentrasikan sinar matahari, dan penerima mengumpulkan
energi matahari serta mengubahnya menjadi energi

panas. Sebuah generator kemudian

digunakan untuk menghasilkan listrik dari energi panas ini.


Jenis yang paling umum dari pembangkit listrik panas matahari, termasuk pembangkit
di Gurun Mojave California, menggunakan desain berbentuk parabola untuk mengumpulkan
radiasi matahari. Kolektor ini dikenal sebagai sistem konsentrator linear, dan terbesar mampu
menghasilkan 80 megawatt listrik.

b. Cara Kendali
Sistem panas matahari adalah solusi energi terbarukan yang menjanjikan karena
matahari adalah sumber daya yang melimpah. Kecuali dimalam hari. Atau saat matahari
terhalang oleh awan. Sistem penyimpanan energi panas tekanan tinggi pada tangki
penyimpanan cairan digunakan bersama dengan sistem panas matahari untuk memungkinkan
pembangkit menyimpan energi potensial listrik. Penyimpanan off-peak adalah komponen
penting untuk efektivitas pembangkit listrik panas matahari.Tiga teknologi TES (Thermal
Energy Storage) primer telah diuji sejak 1980-an ketika pembangkit listrik termal pertama

dibangun dengan sistem langsung dua-tangki, sistem tidak langsung dua-tank dan sistem
termoklin tunggal-tank.
Dalam sistem langsung dua-tangki, energi panas matahari disimpan tepat di tempat
yang sama dengan transfer cairan panas yang dikumpulkan. Cairan ini dibagi menjadi dua
tank, satu tangki penyimpanan pada suhu rendah dan yang lain pada suhu tinggi.
Cairan yang disimpan dalam tangki suhu rendah berjalan melalui kolektor surya
pembangkit listrik di mana dipanaskan dan dikirim ke tangki suhu tinggi. Cairan disimpan
pada suhu tinggi dikirim melalui penukar panas yang menghasilkan uap, yang kemudian
digunakan untuk menghasilkan listrik di generator. Dan setelah melalui penukar panas, cairan
kemudian kembali ke tangki suhu rendah.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
Memanfaatkan sinar matahari tanpa biaya,
cocok sekali untuk daerah tropika
Praktis dan hemat
Energi yang terbarukan/ tidak pernah habis
Bersih, ramah lingkungan
Umur panel sel surya panjang/ investasi jangka panjang
Praktis, tidak memerlukan perawatan
Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Kekurangan :

Ketergantungan oleh sinar matahari, tetapi untuk hal ini diatasi dengan kekuatan
penyimpanan aki/baterei

Biaya awal relatif mahal


4. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG)
a. Prinsip Kerja

PLTBG adalah instalasi pembangkit listrik dengan pemanfaatan biogas sebagai bahan
bakar yang dapat diperbaharui. Kotoran sapi sebagai media penghasil biogas dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTBG sehingga mengurangi pencemaran lingkungan dan
efek rumah kaca.
Bakteri metanogen merupakan salah satu jenis bakteri yang dapat menghasilkan sumber
energi. Sumber energi yang dapat dihasilkan oleh bakteri ini adalah biogas. Biogas
merupakan gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik difermentasi atau mengalami
proses metanisasi. Proses fermentasi (penguraian material organik) tersebut terjadi secara
anaerob (tanpa oksigen). Biogas terdiri atas beberapa macam gas, antara lain metana (5575%), karbon dioksida (25-45%), nitrogen (0-0.3%), hydrogen (1-5%), hidrogen sulfida (03%), dan oksigen (0.1-0.5%). Persentase terbesar dalam biogas ini, metan, membuat gas ini
mudah terbakar dan dapat disamakan kualitasnya dengan gas alam setelah dilakukan
pemurnian terhadap gas metan.

Perubahan biogas menjadi energi listrik dilakukan dengan memasukkan gas dalam
tabung penampungan kemudian masuk ke conversion kit yang berfungsi menurunkan tekanan
gas dari tabung sesuai dengan tekanan operasional mesin dan mengatur debit gas yang
bercampur dengan udara didalam mixer, dari mixer bahan bakar bersama dengan udara
masuk kedalam mesin dan terjadilah pembakaran yang akan menghasilkan daya untuk
menggerakkan generator yang menghasilkan energi listrik.
b. Cara Kendali
Pemurnian biogas (methane purifier) berkemampuan menaikan efisiensi kalori serta
menaikan atau menambah besaran komposisi metan antara 4 % hingga 20 % dibanding
sebelumnya, dan bersaman dengan itu menurunkan kandungan CO2, H2O dan H2S. Pellet
penyerap (absorbers) dapat diganti ulang (refill) atau, lebih murah lagi, diregenerasi (pakai
ulang) dengan cara direndam dalam air (aquades) untuk maksimal 2 x atau setara dengan

penggunaan 1 (satu) tahun. Pellet penyerap (absorbers) isi ulang (refill) dengan dosis 2,5 kg
bagi pemurnian 4 m3/ hari selama 60 hari.
Memperoleh biogas murni dapat dimulai sejak pemilihan bahan baku (melakukan
kalkulasi C/N ratio dan memastikan subtract berukuran halus melalui penggunaan pencacah
dan pompa cerna/ grinder pumps), penggunaan aktivator bakteri metagenesis pembangkit
metan, pemilihan bak cerna atau reaktor (digester) yang menjamin terpeliharanya suhu, PH,
komposisi air terhadap material padat dan populasi bakter. Untuk mencapainya, digester
dilengkapi alat monitoring suhu dan PH berikut processor (controlled) guna mengatur kerja
pompa lumpur (submersible pumps) dalam reaktor melakukan sirkulasi.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
Berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
Memelihara kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan bahan limbah
Relatif lebih aman dari ancaman kebakaran
Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
Hasil sampingan dapat berupa pupuk organik
Merupakan sumber energi yang sangat potensial di Indonesia
Kekurangan:
Memerlukan investasi tinggi untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga biogas
Masih minimnya informasi dan sosialisasi pada masyarakat
Belum dapat dikemas dalam bentuk cair atau tabung
B. KESIMPULAN
Setiap pembangkit energi memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing. Untuk
itu, penting bagi kita untuk mengenali karakteristik dan pemanfaatan energi terbatukan
tersebut.
Referensi
Rabiah, dkk. 2013. Teknologi Bioproses. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
http://tech.dbagus.com/beginilah-cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-surya
https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya/
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-9447-2207201007-BAB1.pdf
https://www.academia.edu/8317703/Bagaimana_Cara_Kerja_Pembangkit_Listrik_Tenaga_S
urya
http://sidqioe.blogspot.co.id/2014/05/kekurangan-dan-kelebihan-plta.html
http://kencanaonline.com/index.php?route=product/category&path=74

Anda mungkin juga menyukai