Lapporan Individu Junita
Lapporan Individu Junita
Disusun oleh :
JUNITA ROMIAN
PPN XV / 15337
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat, rahmat, dan
karunianya saya dapat menyelesaikan Laporan Individu Pengajuan Portir di Ruang
Rumah Sakit TNI AU Dr. M. Salamun Bandung dengan baik.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas praktik profesi Manajemen
Keperawatan Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel
Bandung. Penyusunan proposal ini dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara,
dokumentasai serta koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan harapan berguna
bagi Rumah Sakit Tni AU Dr. M. Salamun Bandung pada umumnya dan ruangan
Perwira pada khususnya.
Saya sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan baik dari
tata penulisan maupun penggunaan tata bahasa dari makalah ini, sehingga kiranya masih
banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan memotivasi dari semua pihak guna kesempurnaan makalah
ini. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .
Latar belakang ................
Rumusan Masalah........
Tujuan Penulisan ........
Waktu.............. ...........
Sistematika Penulisan.........
TINJAUAN TEORITIS.
Konsep Dasar .......................
Teori Porter..........................................
Analisa SWOT......................
Analisis Fish Bone................
1
1
2
3
3
3
5
8
11
11
18
23
25
25
25
25
37
41
BAB IV
51
BAB V
53
BAB II
BAB III
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang baik secara profesional yang merupakan kebutuhan bagi
setiap orang. Ilmu keperawatan dasar meliputi keperawatan
profesional
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan selama
18 hari dinas, mahasiswa program profesi ners mampu melakukan pengelolaan
unit pelayanan di ruang Perwira sesuai dengan konsep dan langkah- langkah
manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan selama
18 hari dinas, mahasiswa program profesi ners mampu :
a. Melakukan kajian situasi di Ruang Perwira sebagai dasar untuk menyusun
rencana strategis dan operasional unit.
b. Melakukan analisa SWOT sesuai dengan hasil temuan kajian situasi.
c. Membuat prioritas masalah berdasarkan matriks SWOT.
d. Membuat Fish Bone Analisis berdasarkan prioritas masalah waktu
e. Membuat Planning Of Action dari masalah yang ada.
d. Waktu
Praktik mata ajar kepemimpinan dan manajemen keperawatan ini dilaksanakan
selama 21 hari sejak tanggal 18 Januari sampai tanggal 6 Februari 2016, di Ruang
Perwira Rumah Sakit TNI AU Dr. M. Salamun Bandung.
e.
Sistematika Penulisan
Penulisan Proposal ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan, waktu dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Terdiri dari konsep manajemen dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan
yang ditemui di ruangan yaitu seperti sarana dan prasarana, penataan ruangan,
penerimaan pasien baru
BAB III Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Ruang Perwira
Terdiri dari profil rumah sakit, profil ruangan, pengkajian situasi lingkungan,
analisis SWOT, matrik IFE, matrik EFE, matrik IE, rumusan masalah, scoring, hasil
analisa fish bone, planning of action.
BAB IV Implementasi meliputi implementasi dan evaluasi
BAB V Kesimpulan meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Manajemen
Manajemen keperawatan adalah proses penggunaan waktu yang efektif
melalui perencanaan dan pengaturan kinerja perawat klinis dengan sistem
manajerial untuk mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis bagi
pelayanan keperawatan, sesuai dengan teori, sistematik, prinsip dan
metode yang saling berkaitan dan berada pada tataran institusi yang besar
dengan organisasi keperawatan yang ada di dalamnya sampai ke level unit.
Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi
masih
membutuhkan
pengembangan
atau
perbaikan
keterampilan
keperawatan,
dalam
manajemen
keperawatan
terdiri
atas
ketrampilan,
serta
kemampuan
sebagai
tenaga
faktor
yang
paling
penting
dalam
kegiatan
kegiatan
non
human
resources
adalah
dengan menyusun
dan
menetapkan
rangkaian
kegiatan
untuk
mencapainya,
melalui
perencanaan yang akan daoat ditetapkan tugas- tugas staf. Dengan tugas
ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan
supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan
oleh staf dalam menjalankan tugas- tugasnya
b. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan manajemen
untuk menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi
dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan
adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya
yang tersedia.
d. Controlling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
e. Staffing adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian
meliputi: rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan
dan mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
5. Proses Manajemen Keperawatan
Menurut Suarti S (2010) proses manajemen keperawatan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling
berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Hal
tersebut merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu
input, proses, output, kontrol, dan mekanisme umpan balik. Input dari
proses manajem keperawatan antara lain informasi, personal, peralatan dan
fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manejer
dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan
keperawatan.
Output
adalah
asuhan
keperawatan,
(rumah
sakit/puskesmas),
tenaga
keperawatan,
tujuan,
ukuran
mengalokasikan
dan
tipe
tenaga
anggaran
belanja,
keperawatan
yang
memimpin
orang lain
untuk
10
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Sebelum
melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal.
Focus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu
SWOT. Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data
tentang tenaga keperawatan, adimistrasi dan bagian keuangan yang akan
mepengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan. Setiap data
akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan, kelemahan, kesempatan
ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.
1. Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis dari
suatu kegiatan yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dari suatu kegiatan yang
dapat
disesuaikan
dengan
kekuatan
dan
kelemahan
yang
OPPORTUNITIE
S (O)
STRENGTHS (S)
WEAKNESS (W)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Strategi yang
Strategi yang
menggunakan kekuatan
meminimalkan
untuk memanfaatkan
kelemahan dan
peluang
memanfaatkan peluang
11
THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Strategi yang
Strategi yang
menggunakan kekuatan
meminjamkan
untuk mengatasi
kelemahan dan
ancaman
menghindari ancaman
SO
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
12
13
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot
mengacu pada industry dimana perusahaan berada.
d. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing factor untuk
menentukan nilai skornya.
e. Jumlahkan semua skor untuk mendpatkan skor total bagi perusahaan
yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5 manandakan bahwa secara
internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berda doatas
2,5 menunjukan posisi internal yang kuat.
Matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. jumlah factor-faktornyidak
berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
3. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal
14
= IFE rata-rata
= EFE rendah
2,0 2,99
= EFE rata-rata
15
1. SBU yang berada pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai
Grow dan Build. Strategi yang cocok bagi SBU ini adal strategi
intensif (market penetration, market development, dan product
development) dan strategi integratif (backward integration, forward
integration, dan horizontal integration).
2. SBU yang berada pada sel III, V, VII paling baik dikendalikan dengan
strategi-startegi hold dan maintain. Staregi yang umum dipakai adalah
strategi market penetration dan product development.
3. SBU yang berada pada sel VI, VIII, IX dapat menggunakan strategi
harvest atau divestiture.
5. Prioritas Masalah
Prioritas merupakan sebuah proses individu atau kelompok dalam
memberikan item rangking. Proses untuk memprioritaskan masalah
dengan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
1.
Magnetude (Mg)
2.
Severy (Sv)
masalah ini
3.
:5
2. Penting
:4
3. Cukup penting
:3
4. Kurang penting
:2
:1
16
Mg
Sistem
perawat
penugasan 5
yang
Sv
Mn
Nc
Af
SKOR
KET
II
IV
III
belum
Pelaksanaan
Asuhan 5
Komunikasi
dan 4
koordinasi
pemesanan
Dalampelaksanaan
discharge
planning
tidakdisertakanpemberian
leaflet
Hamel dan Prahalad (2000), Proritas Masalah
D. Analisa Fish Bone
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai
sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang
17
mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis
apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah
proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
1. Langkah-langkah
a. Menyiapkan sesi sebab-akibat
b. Mengidentifikasi akibat
c. Mengidentifikasi berbagai kategori.
d. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
e. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
f. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
2. Manfaat analisa tulang ikan
Memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan
Langkah-langkah penerapan :
Langkah 1: Menyiapkan sesi Analisa Tulang Ikan
a. Analisa Tulang Ikan kemungkinan akan menghabiskan waktu 50-60
menit.
b. Peserta dibagi dalam kelompok, maksimum 6 orang per kelompok.
c. Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau
komponen pelayanan yang akan dianalisa.
d. Siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok.
e. Buatlah gambar pada flipchart berdasarkan contoh dibawah ini.
f. Tentukan seorang Pencatat. Tugas Pencatat adalah mengisi diagram
tulang ikan.
Langkah 2: Mengidentifikasi akibat atau masalah
Akibat atau masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah
paling kanan diagram tulang ikan. Misalnya Proposal Anggaran Akhir
bulan terlambat.
Langkah 3: Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama
a.
Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi
"cabang". Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang
b.
ditulis.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini bisa
diringkas seperti :
c. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Mesin, Materi,
Pengukuran
d. Metode, Mesin, Material, Manusia - (4M)
18
e.
f.
(Policy) - (4P)
Lingkungan (Surrounding), Pemasok (Supplier), Sistem (System),
b.
c.
19
Tanyakan "Mengapa ?" sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab
lagi.Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.
1.
pasien
yang
BOR =
JUMLAH PASIEN
X 100
21
pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai LOS yang ideal antara 69 hari (Depkes RI, 2005).
LOS =
Pagi
Sore
Malam
0,17
0,27
0,36
0,14
0,15
0,30
0,07
0,10
0,20
Menurut metode Thailand dan Filipina dalam Arwani (2006), tenaga perawat
dapat dihitung sebagai berikut:
Jadi, 3,4x 52 minggu x 7 harixTTx BOR
41 minggu kerja efektif x 40 jam kerja dalam 1 minggu
Menurut Wesler (dalam Arwani, 2006) untuk mengetahui jumlah kebutuhan
tenaga perawat dapat dikelompokan menjadi; untuk dinas pagi 47%, dinas
siang 36%, dinas malam 17%.
22
23
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG PERWIRA
A. Pengkajian Situasi Ruangan Perwira
Ruangan perwira merupakan unit perawatan kelas I, VIP, dan VVIP untuk umum.
Ruangan ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan Ners. Ruangan perwira
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 25 unit tempat tidur. Pembagian tempat tidur
tersebut terdiri dari 19
1. SDM
Tabel 3.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Jabatan, Pendidikan Terakhir, Lama
Bekerja Di Ruang Perwira
(Data Kepegawaian Ruang Perwira, 2016)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama
Erlien M, AMK
Lus S,S.Kep
Yunani S, AMK
Lilis A, AMK
Praka Yayat S, AMK
Raka Tarmizi
Rizka I, AMK
Efran R, AMK
Silvia T, AMK
Ade I, AMK
Dwi R, AMK
Noeriska , AMK
Niko W, AMK
Nunik N, S.Kep.,Ners
Yasinta M, AMK
Siti Z.AMK
Ihdi S, AMK
Jabatan/fungsi
Pendidikan
Pengatur
PP
PP
PP
PP
Administrasi
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
D3
S1
D3
D3
D3
SMA
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
Ns
D3
D3
D3
Lama
Bekerja
10 Th
8 Th
8 Th
8 Th
10 Th
10 Th
5 Th
5 Th
5 Th
5 Th
4 Th
4 Th
3 Th
3 Th 24
2 Th
3 Th
5 bln
Fasilitas
Kantor Kepala Ruangan
Nurse Station
Kamar Mandi Perawat
Wastafel Perawat
Jam dinding
Perangkat Komputer
Telepon
Tempat Sampah
Ruang Tindakan
Tempat Tidur
Gudang
Softa man
Lemari Obat
Tempat Sampah Pasien
Lemari pasien
Lemari alat tenun
Lemari loker
Lemari persediaan barang
Lemari ALKES
Lemari arsip-arsip
Kursi pasien
JUMLAH ALAT
1
1
1
1
1
1
1
4
1
25
1
4
1
17
25
2
1
1
1
1
25
Tabel 3.4
Alat Kesehatan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
NAMA ALAT
Ambu Bag
Klem
Autoclave
Bak injeksi
Bak instrumen besar
Bak instrumen sedang
Bengkok stainless
Gunting jaringan
Gunting verban
Irigator
Kereta injeksi
Kom alkohol
Kom kecil
Kursi roda
Lampu emergensi
JUMLAH ALAT
1 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
3 buah
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
3 buah
2 Buah
4 Buah
1 Buah
KONDISI
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
25
18
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26
27
28
29
30
31
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Pinset anatomis
Pinset sirurgis
Regulator central
Regulator set
Standard infus
Stetoskop
Tensi meter duduk
Termometer air raksa
Termometer digital
Termometer rektal
Tromol sedang
Win Ring
Tongue Spatel
Tensi indale
Monitor TTV
Mesin EKG
Syringe Pump
Infus Pump
Senter
Nebulizer
Oxymetri
Hubdic temperature
Urinal
Pispot sodok
3 Buah
2 buah
2 Buah
25 Buah
12 Buah
3 Buah
2 buah
2 Buah
1 Buah
2 Buah
1 buah
1 Buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
21 buah
15 buah
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
3. Prosedural
Ruang Perwira terdiri dari SPO sebanyak 311 buah, dengan rincian sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
26
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Penyakit
Tumor jaringan lunak
DHF
Stroke
Dispepsia
DM
x 100%
Jumlah pasien
x 100%
25
Jumlah pasien = 25 x 76% = 19 pasien
Diketahui:
Partial Care
Total care
Minimal Care
Pagi
Minimal Care
Partial Care
Total Care
Jumlah Perawat
0,17 x 8 = 1,36
0,27 x 6 = 1,62
0,36 x 7 = 2,52
5,5 (6 orang)
27
Sore
0,14 x 8 = 1,12
0,15 x 6 = 0,9
0,30 x 7 = 2,1
4,12 (4 orang)
Malam
0,07 x 8 = 0,56
0,10 x 6 = 0,6
0,20 x 7 = 2,8
3,96 (4 orang)
Loss Day :
28
kesalahan-kesalahan
dalam
pemberian
asuhan
29
D2
R.k
D3
N.s
R.t
Wc
R.a
D4
B1
D
B11
B10
B2
Pa
: Firdaus
D2 : Dirgantara 2
N.s
: Ners station
D3 : Dirgantara 3
R.t
: Ruang tindakan
D4 : Dirgantara 4
Wc
: Water closet
B1 : Buana 1
R.a
: Ruang alat
B2 : Buana 2
: Dapur
B3 : Buana 3
Pa
: Pencucian alat
B3
B4
B5
B6
B7
B4 : Buana 4
B5 : Buana 5
B8
B6 : Buana 6
B7 : Buana 7
B9
B8 : Buana 8
B9 : Buana 9
C. Kajian
Situasi
B10 : Buana
10 Internal dan Eksternal
B11 : Buana 11
30
1.
STRENGTH (S) :
a. RS TNI AU Dr. M.Salamun sudah terakreditasi paripurna.
b. Kapasitas tempat tidur 25 TT
c. Ruang Perwira merupakan ruang rawat penyakit dalam dan bedah
d.
e.
f.
g.
terpisah
h. Staf yang siggap dan ramah
i. Kondisi ruang rawat yang terjaga kebersihan dan kerapiannya
j. Penempatan handsrcab yang strategis dan mudah dijangkau baik oleh
pengunjung dan staf
k. Terdapat protap cuci tangan yang sesuai dengan standar operasional
disetiap wastafel
l. Mendapat piagam juara I cuci tamgan antar seksi dilingkungan RS.AU
Dr.Salamun
m. Terdapat APAR diruang keperawatran
n. Penempatan mading dan leaflet dilokasi yang strategis sehingga
mudah dibaca oleh pengunjung
o. Memiliki ALKES yang sudah canggih
p. Memiliki tenaga perawat 17 orang, dengan klasifikasi pendidikan
Diploma 14 orang, S1 Keperawatan 1 orang, Ners 1 orang.
q. Mempunyai 2 orang tenaga pelaksana administrasi, 2 orang bagian
gizi, dan 2 orang tenaga kebersihan.
r. Terdapat buku operan dinas dan daftar injeksi untuk memudahkan
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
s. Adanya kunjungan rutin untuk memberi dukungan doa bagi setiap
pasien.
t. Terdapat kotak penyimpanan obat untuk masing- masing pasien
u. Alat-alat habis pakai seperti kassa, kapas alkohol, cairan betadin, dan
lainnya sudah mencukupi kebutuhan ruangan.
v. Tersedianya SOP dan SAK
w. Ruangan memiliki persediaan alat tenun sendiri.
x. Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu system
informasi manajemen di ruangan.
y. Adanya mahasiswa PPN yang praktek stase Manajemen di ruangan
2.
WEAKNESS (W) :
a. Lulusan S1 Keperawatan dan Ners belum memadai .
31
OPPURTUNITIES (O)
a. Adanya RUU Keperawatan, UU kesehatan, SKN.
b. Adanya Etika Profesi Keperawatan
c. Adanya Standar Praktik Keperawatan
4.
a.
THREATS (T)
Adanya program pasar bebas dari pemerintah yang mengizinkan
b.
c.
32
33
D. Matriks SWOT
Internal
Strength (S)
Sudah
Weakness (W)
terakreditasi Masih kurangnya lulusan S1
paripurna.
Kapasitas tempat tidur 25
TT
Ruang Perwira merupakan
gilies
orang,
keperawatan berjumlah 17
dan perempuan
Terdapat 1 kamar isolasi,
orang.
Belum terdapatnya kejelasan
asuhan
ruangan.
Kurang efektifnya pengaturan
pendidikan
kecil
Diploma
memerlukan
15
orang, S1 Keperawatan 1
ruang
perawat
saat
ini
yang
masuk.
Tidak dibatasinya
pasien
Belum
di
diperbolehkan
yang
jumlah
menunggu
efektifnya
tenaga
keperawatan
28
keluarga
perwira
kebutuhan
34
penkes
Eksternal
ruangan.
Tersedianya SOP dan SAK
Ruangan
memiliki
persediaan
alat
tenun
sendiri.
Ruangan dilengkapi dengan
computer untuk membantu
system
informasi
manajemen di ruangan.
Kondisi ruang rawat yang
terjaga
kebersihan
dan
kerapihannya.
Adanya protap cuci tangan
di setiap wastafel
Letak handscrub
strategis
dijangkau
dan
baik
yang
mudah
untuk
ramah
Adanya mahasiswa PPN
yang praktek stase
Manajemen di ruangan
35
Oppurtunities (O)
Adanya RUU
WO strategi
Membuat suatu bagan
Keperawatan, UU
pelayanan kesehatan di
kesehatan, SKN.
Adanya Etika
perwira
Memberi masukan kepada
Profesi
SO strategi
Meningkatkan mutu
Keperawatan
Adanya Standar
Praktik
Keperawatan
keperawatan berdasarkan
perwira
Melaksanakan dan
memaksimalkan metode
keperawatan yang
pasien pulang.
Meningkatkan tata tertib
Threats (T)
Adanya
pasien
Meminimalisir tingakat
pasien
pasien.
WT Strategi
Memberikan masukan
letaknya berdekatan
pelayanan keperawatan
Adanya
program Meningkatkan evaluasi baik
pasar
bebas
pemerintah
kunjungan
Menggalakkan kembali
ST strategi
Meningkatkan kinerja
RS.ADVENT yang
digunakan.
Memberi masukan kepada
keperawatan dalam
meningkatkan kompetensi
dari
tenaga perawat di RS AU
yang
Dr.Salamun
Membuat penyuluhan
mengizinkan
perawat luar negri
bekerja di indonesia
supervisor bagian
keperawatan
Meningkatkan tenaga kerja
mengenai infeksi
nosokomial terhadap
36
Kesadaran
yang professional
masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
yang
mengadakan beasiswa
berkualitas
sehingga masyarakat
lebih kritis.
Adanya
RS
daerah
yang
keluarga pasien
Memberikan usulan kepada
pendidikan
di
cimbeuluit
memiliki
Bobot
As
Skor
37
Kekuatan (Strenght)
1) RS TNI AU Dr. M.Salamun sudah
0,06
0,24
0,03
0,02
2
2
0,06
0,04
0,02
0,02
3
3
0,06
0,06
0,04
0,08
0,02
0,06
0,04
0,04
4
4
0,16
0,16
0,03
0,09
0,04
0,08
0,04
0,08
0,02
0,02
2
2
0,04
0,04
0,03
0,02
3
2
0,09
0,04
0,02
0,08
0,04
0,16
0,02
0,04
0,02
0,06
0,04
0,12
terakreditasi paripurna.
2) Kapasitas tempat tidur 25 TT
3) Ruang Perwira merupakan ruang rawat
penyakit dalam dan bedah untuk laki-laki
dan perempuan
4) Terdapat 1 kamar isolasi,
5) Jumlah
rata-rata
BOR
terakhir76%
6) Lokasi strategis
dekat
tiga
hari
dengan
LAB,
IGD,dan ruang OK
7) Terdapat ruang obat, ruang alat, ruang
dan
mudah
dijangkau
baik
oleh
standar
operasional
disetiap
wastafel
12) Mendapat piagam juara I cuci tamgan
antar
seksi
dilingkungan
RS.AU
Dr.Salamun
13) Terdapat APAR diruang keperawatran
14) Penempatan mading dan leaflet dilokasi
yang strategis sehingga mudah dibaca oleh
pengunjung
15) Memiliki ALKES yang sudah canggih
16) Memiliki tenaga perawat 17 orang,
dengan klasifikasi pendidikan Diploma 14
orang, S1 Keperawatan 1 orang, Ners 1
orang.
17) Mempunyai 2 orang tenaga pelaksana
administrasi, 2 orang bagian gizi, dan 2
orang tenaga kebersihan.
38
asuhan
keperawatan
0,04
0,03
3
2
0,12
0,06
0,09
yang
berkualitas.
19) Adanya kunjungan rutin untuk memberi
0,03
dilengkapi
membantu
dengan
system
computer
informasi
manajemen di ruangan.
39
Kelemahan (Weakness/CA)
1) Lulusan S1 Keperawatan dan Ners
belum memadai .
2) Berdasarkan perhitungan
gilies
0,05
0,05
0,03
0,06
0,03
0,09
0,03
0,06
0,02
0,04
0,03
0,09
0,03
0,06
0,02
0,06
0,03
0,09
85
2,71
orang,
saat
ini
tenaga
Jumlah
Rating (nilai) antara 1-4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai :
1 = Sangat lemah
2 = Tidak begitu lemah
3 = Cukup kuat
4 = Sangat kuat
40
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industry
dimana perusahaan berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan
nilai skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai.
Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara
internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5
menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks
IFE terdiri cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada
jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
F. MATRIKS EFE
No
1. Peluang
2.
Faktor
Bobot
As
Skor
0,2
0,6
kesehatan, SKN.
2) Adanya mahasiswa PPN yang praktek
0,1
0,3
0,2
0,1
3
3
0,6
0,3
0,1
0,3
0,2
0,6
0,1
0,2
20
2,9
Ancaman
Jumlah
41
3.
4.
5.
6.
7.
terjadi
Severy (Sv)
masalah ini.
Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat
perawat
Affability (Af)
I. SCORING
No
1.
MASALAH
Mg
Sv
Mn
Nc
Af
SKOR
KET
23
18
III
Belum optimalnya
pemberian asuhan
keperawatan
dengan
menggunakan
metode tim.
2.
Tindakan
43
keperawatan
mengganti balutan
luka infeksi yang
belum sesuai SPO.
3.
yang
dengan
19
II
18
jam 3
15
VI
12
VIII
14
VII
17
IV
sesuai
standar
kesehatan.
4.
5.
Pengawasan
6.
Tidak
tersedianya
penomoran
secara
bed
spesifik
di
pavilion buana.
7.
Belum
memadainya
dikarenakan
8.
Belum
optimalnya
pelaksanaan
penerimaan
dan
pemulangan
pasien
sesuai SOP
44
Ruang perwira yang letaknya cukup jauh dan jalan yang menanjak, serta
kebanyakan perawatnya berjenis kelamin perempuan membuat ambulansi pasien
menjadi sulit tanpa adanya bantuan tenaga porter.
45
K. ANALISIS FISHBONE
Analisis Fish Bone Belum tersedia porter untuk membantu ambulansi pasien dari dan ke luar ruangan perwira.
MAN
MONEY
MATERIAL
METHOD
Metode asuhan keperawatan
yang digunakan di ruang
perwira adalah model tim.
Diskusi dengan kepala ruangan
dalam mengajukan usul
menambah tenaga ambulatori.
MACHINE
ENVIRONTMENT
MASALAH
TUJUAN
membantu panjang :
Sampai akhir
tahun 2016 sudah
dan ke luar ruangan tersedianya tenaga
perwira.
porter di ruang
perwira.
Tujuan jangka
pendek :
Sampai akhir
bulan Februari
2016 sudah
tersedianya tenaga
porter di ruang
perwira.
ambulansi pasien dari
STRATEGI
1. Menjelaskan
manfaat dari
adanya tenaga
porter di ruang
perwira kepada
kepada kepala
ruangan.
2. Mengusulkan
adanya
penambahan
tenaga perter di
ruang perwira.
KEGIATAN
Melakukan
komunikasi
efektif dengan
clinical
instruktur dan
kepala ruangan
tentang
penambahan
tenaga porter
di ruang
perwira dan
meminta
umpan balik
dari CI dan
kepala
ruangan.
SASARAN
Ruang
Perwira
RSAU Dr. M
Salamun,
WAK
PENANGGUNG
BIAY
TU
JAWAB
30
Januar
i6
Februa
ri
2016
Mahasiswa
praktik klinik di
ruang Perwira
RSAU Dr. M
Salamun
50
BAB IV
IMPLEMENTASI & EVALUASI
A. IMPLEMENTASI
1. Perencanaan Pengusulan Portir
Sebelum melaksanakan implementasi terkait perencanaan pengusulan portir, kelompok terlebih dahulu mengidentifikasi dokumen
ruangan dan berkonsultasi dengan pengatur ruangan terkait masalah pelayanan di ruangan tersebut. Dalam masalah ini kelompok
melakukan kolaborasi dengan pengatur ruangan dalam memimpin sharing dan berdiskusi mengenai ide yang diberikan yaitu memberikan
ide kepada kepala ruangan untuk mengajukan proposal kepada pihak rumah sakit dalam pengajuan adanya portir.
Selain mensosialisasikan rencana adanya portir, kelompok juga memotivasi tenaga perawat untuk segera mengajukan proposal dan
memberikan ide mengenai contoh spoel hoek yang sesuai standar kesehatan, dalam melakukan implementasi ini dilaksanakan pada
tanggal 03-02-2016 dengan penanggung jawab Junita. Dalam pelaksanaan implementasi kelompok tidak mengalami hambatan karena
kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dan dapat diajak bekerja sama selama proses implementasi berlangsung, dan setelah
dilaksanakan implementasi perawat dan mahasiswa berusaha agar adanya perencanaan portir di ruangan tersebut.
51
No
1
Masalah
Penanggung
jawab
Kurangnya
peran
perawat
dalam
1. Kepala
Ruangan
2. Penanggung
Jawab Shift
3.
memberikan
perencanaan
dalam
pengajuan
portir
di
ruang
Perwira
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
52
Kegiatan praktik klinik Program Profesi Ners mata ajar manajemen keperawatan di ruang Perwira telah selesai dilaksanakan. Implementasi
terhadap masalah-masalah yang diangkat pun telah selesai dilakukan. Hasil dari implementasi ini dapat disimpulkan: bahwa manajemen
pelayanan akan diterapkan melalui proposal yang diberikan oleh kepala ruangan kepada pihak rumah sakit dalam pengajuan adanya portir.
Secara keseluruhan, diharapkan ide yang diberikan akan diterapkan kemudian dalam manajemen pelayanan di ruang Perwira dan akan
membawa perubahan yang signifikan, meskipun pada kondisi tertentu seperti adanya keterbatasan waktu dan banyaknya kegiatan yang
harus segera dilakukan dalam satu waktu tertentu menyebabkan terabaikannya ide pengajuan portir yang seharusnya disegerakan
pengadaannya oleh pihak rumah sakit. Namun demikian, baik Pengatur, PJ shift maupun Perawat Pelaksana berusaha agar tujuan dari
tindakan tersebut tetap tercapai.
B.
SARAN
Ruangan Perwira sebagai ruang belajar telah sangat kooperatif dengan mahasiswa PPN XV yang menjalani praktek. Harapan penulis
adalah agar hal-hal yang telah menjadi kesepakatan bersama terkait masalah-masalah yang diangkat, mendapat perhatian lebih agar dapat
dilaksanakan dengan baik, dipertahankan dan menjadi kebiasaan baik sehingga nantinya tidak lagi menjadi kendala yang menghambat
proses pemberian asuhan keperawatan profesional dan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pemberian asuhan keperawatan yang
optimal kepada pasien sesuai dengan tata tertib dan waktu berkunjung pasien dan keluarga yang berlaku di Rumah Sakit Dr. M. Salamun
Ciumbuleuit.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, Dumilah.2005. Manajemen Strategi Rumah Sakit. Jakarta : Modul
Respira, Kars FKM
Akdon. 2007. Manajemen Strategi Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta
David, F. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba 4
Griffin, Ricky. 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga
Kotler P dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga
Nursalam.2011.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Jakarta: Salemba Medika.
Gillies, Dee Ann. 2000. Manajemen Keperawatan: Sebagai Suatu Pendekatan
Sistem.Bandung: Yayasan IAPKP.
La Monica, Elaine. L, 1998. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. Jakarta : EGC Penerbit Buku
Kedokteran
Marquis, L. Bessie dan Huston, J. Carol. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nursalam.2011.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Jakarta: Salemba Medika.
Sitorus, R. Ratna, 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Suarli, S. dan Bahtiar, Y. 2007. Manajemen Keperawatan. Bandung : Balatin
Pratama.
Tisnawati, E. dan Saefullah K. 2008. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.
Yoga, T. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas
Indonesia.