Disusun oleh:
Widyaningrum
NIM B0011049
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. A RT 03 RW 02 di Desa
Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, telah mendapat pengesahan dari:
Mahasiswa
Widyaningrum
Kepala Keluarga
Ahmad Zamroni
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Masturoh S.ST
BAB I
PENDAHULUAN
a.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal (SKN, 1981). Salah satu
upaya untuk mencapainya adalah melalui kesehatan utama yang merupakan rangkaian
masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong dan swadaya untuk mendorong diri
mereka sendiri, mengenal dan memecahkan masalah masyarakat dalam bidang kesehatan atau
yang berkaitan, agar mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang sejahtera (Depkes,
1992).
Kebidanan Komunitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional yang
bertujuan pada komunitas dengan penekanan kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan komunitas sebagai
mitra perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melelui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Safrudin, 2009; h. 1-2)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah kesehatan dapat
timbul, berupa masalah KIA/KB, KESLING, TUMBANG, PENYAKIT, KRR.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. A pada RT. 03 RW. 12 Desa
Grobong Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek
kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.
b.
TUJUAN PENULISAN
a.
Tujuan Umum
Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan komunitas diharapkan mampu
menerapkan teori di lapangan secara nyata.
b.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
dari
permasalahan
yang
ada
dan
mengimplementasikannya.
c.
Adalah semua literatur/bacaan yang di gunakan untuk mendukung dalam menyusun suatu
wacana. Literatur ini umumnya dari buku-buku, teks, majalah/jurnal ilmiah, makalah ilmiah,
skripsi dan tesis atau disertasi.
f. Dokumentasi
Adalah pengumpulan,pemilihan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan
(Alwi,2002: 272)
BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
A.
B.
Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut effendy (1997; 33) terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah :
1)
Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2)
Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3)
Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4)
Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5)
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
C.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Cirikeluarga
Diikat dalam suatu tali perkawinan.
Ada hubungan darah.
Ada ikatan batin.
Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.
Ada pengambilan keputusan .
Kerjasama diantara anggota keluarga .
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
Tinggal dalam satu rumah.
Cirikeluarga Indonesia
Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong
D.
TRADISIONAL :
a.
b.
c.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d.
e.
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f.
g.
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
akhir pekan (week-end)
h.
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j.
Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya
k.
2.
NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e.
a.
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
b.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya
c.
d.
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
e.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
f.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional
dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.
Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.
Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.
Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga
a.
Fungsi biologis :
1)
Meneruskan keturunan
2)
3)
4)
b.
Fungsi Psikologis :
a.
b.
c.
d.
3.
Fungsi sosialisasi :
a.
b.
c.
perkembangan anak
d.
4.
Fungsi ekonomi :
1.
2.
3.
e.
Fungsi pendidikan :
1)
2)
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa.
3)
f.
Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain
dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
g.
Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing.
h.
Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
i.
Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga,
sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
E.
Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
F.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga
3)
c.
1)
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2)
3)
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
4)
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)
5)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
6)
7)
2)
3)
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e.
1)
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2)
3)
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan
4)
f.
1)
2)
3)
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4)
5)
Mempertahankan kesehatan
2)
3)
h.
II.
a.
1)
2)
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
3)
4)
5)
diperlukan untuk bisa didaftarkan dan/secara bukan memperoleh izin untuk melakukan praktek
kebidanan (Varney, 2006).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan
komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan
bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.
Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas
adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta
teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/makalah/)
b.
ManajemenKebidananKomunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi
masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil
tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu,
anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
a.Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui
identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang
ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data
dilaksanakan secara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke
masyarkaat (data obyektif)
a.
Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai masyarakat. Pengumpulan
data subyektif dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan
masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat.
b.
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan
keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data
obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau
perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan. (H.L. Blum).
b.
c.
d.
e.Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
f. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
g.
Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
h.
Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
i. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan.
j.
a.
b.
Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada
keluarga.
b.
c.
d.
e.
Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehat.
f.
(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2107144-metode-penentuan-prioritasmasalah/)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA Tn. A
DI Rt 03 Rw 02 DESA GROBONG WETAN KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN
TEGAL
A. PENGUMPULAN DATA
Data Subyektif
1.
2.
Biodata
Nama KK
: Tn. Akhmad Zamroni
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Grobong Wetan 03/02
Penghasilan : Rp 800.000
Nama Anggota Keluarga
No
Nama
Ny.
Siti 30 th
Tuflikha
An.
M. 5 th
fachrotun
e.
Umur
L/P Status
Pendidikan
KB
SMP
Status
Imunisasi
TT3
Pil
Keadaan
Fisik
Sehat
istri
anak
TK
Lengkap
Sehat
f.
Kebiasaan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Lama istirahat siang
Istirahat malam
Gangguan
b. Kebiasaan Makan
Makan
Porsi
Jenis
Gangguan
c. Pola Eliminasi
BAB
Warna
Konsistensi
Gangguan
Ayah
Ibu
1 jam
5 jam
Menyusui
Anak
8 jam
Tdk ada
3x/hari
3x/hari
1 piring
1 piring
Nasi, lauk Nasi, lauk,
sayur
Tdk ada
Tdk ada
1x/hari
Kuning
Lembek
Tdk ada
1x/hari
Kuning
Lembek
Tdk ada
BAK
Warna
Gangguan
d.Personal Higiene
Mandi
Keramas
Gogok gigi
e.
Pola
Kebiasaan
kesehatan
Minum alkohol
Obat-obatan terlarang
Merokok
f.
Penggunaan
waktu
senggang
Rekreasi keluarga
h.
i.
a.
Denah rumah
3-4x/hari
Kuning
Tdk ada
3-4x/hari
Kuning
Tdk ada
2x/hari
3x/mgg
2x/hari
2x/hari
3x/mgg
2x/hari
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Nonton TV Nonton
TV,
bermain
a
Keterangan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Ruang tamu
Ruang Keluarga
Kamar
Kamar
Ruang makan
Dapur
Kamar Mandi
Jenis rumah
: permanen
Atap rumah
: genteng
Lantai rumah
: ubin
Ventilasi
: cukup
Kebersihan dan kerapian : kurang
Pembuangan sampah
: terbuka
Sumber air
: PDAM dan sumur
Sumber pembuangan limbah: terbuka
Jamban
: ada
Kandang ternak
: tidak punya
Pemanfaatan pekarangan
: tidak punya
Pemanfaatan fasilitan kesehatan
: puskesmas
n.
o.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Fungsi kesehatan
1. Fungsi Pendidikan, keluarga menyekolahkan anaknya yang berumur 6 tahun.
2. Fungsi Perlindungan, keluarga selalu melindungi dan menjaga anaknya dalam situasi apapun.
3. Fungsi Ekonomi, keluarga kompak dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
Keadaan psikologis dan spiritual
1. Keluarga tidak menganut budaya seperti membawa anggota keluarga yang sakit ke dukun.
2. Komunikasi yang digunakan sehari-hari mengguankan bahasa jawa.
3. Keluarga taat menjalankan sholat 5 waktu sebagai kewajiban umat Islam.
Sosial budaya
1.
Fungsi
Sosialisasi,
ibumengajarkankepadaanak-anakmereka
agar
mampudanmaubertemansamasiapasaja.
2. Fungsi Rekreatif, ibu selalu mengajarkan keterbukaan antara anggota keluarga, ibu sering
mengajak anak menonton TV bersama.
3. Fungsi sosial budaya : ibu mengatakan menganut adat istiadat seperti memakai gunting saat
bepergian.
Transportasi
Angkutan pribadi
: sepeda, motor
Angkutan umum
j.
:becak, angkutan
Fasilitas kesehatan
Ibu mengatakan jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dekat, bila sakit segera periksa ke
Puskesmas.
Data Obyektif
a.
Pemeriksaan Fisik
a.
Ibu
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
: TD : 110/80 mmhg
R : 22 x / menit
N : 84 x / menit
S : 36, 8C
Kepala : mesocefal
Rambut : bersih, tidak berketombe
Mata
: simetris
Conjungtiva: merah muda
Sklera : putih
Hidung : tidak ada polip, secret dbn
Mulut
Telinga
Leher
b.
a.
b.
TB : 115 cm
Kepala : mesocefal
Rambut : tidak berketombe
Mata
: simetris
Conjungtiva: merah muda
Sklera : putih
Hidung : tidak ada polip
Mulut
: bibir lembab, tidak stomatitis
Telinga : simetris, serumen dbn
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
: tidak ada retraksi dinding dada
Bentuk
: simetris
Abdomen : tidakada luka bekas operasi
Genetalia : tidak oedema dan tidak varises
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak oedema dan tidak varises
Bawah : simetris, tidak oedema dan tidak varises
ANALISA DATA
Dari analisa data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. A adalah kurangnya pengetahuan
ibu tentang tumbuh kembang balita, selain itu juga kurangnya pengetahuan KB dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang Rumah Sehat. Dalam hal ini bidan perlu memberikan penyuluhan
kepada keluarga Tn. A, khususnya mengenai masalah yang ada pada keluarga tersebut seperti
yang disebutkan di atas.
PERUMUSAN MASALAH
Dari hasil analisa data pengkajian terdapat masalah sebagai berikut:
1. Ibu tidak mengetahui tentang tumbuh kembang balita
2. Ibu kurang mengetahui tentang KB
3. Kurangnya pengetahuan Rumah Sehat
a.
PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang gizi padabayi dan balita
Kriteria
a.
Perhit
2/3 x 1
Score
2/3
Pembenaran
Ancaman terhadap
Sifatmasalahancamankesehata
kegagalan penerimaan
keadaan yang
b. Kemungkinanmasalahuntuk 1/2 x 2
diubah mudah
berhubungan kesehatan.
Masalah sebenarnya dapat
diubah tapi secara
bertahap (sebagian) sesuai
c. Potensimasalahuntukdiubah 2/3 x 1
tinggi.
d. Menonjolnyamasalahtidak
2/2 x 1
2/3
dengan penkes.
Ibu tidak merasakan
dirasakan.
Jumlah
1. Kurangnyapengetahuantentang KB
3 1/3
1.
Kriteria
a. Sifatmasalahancaman
Perhit
2/3 x 1
Score
2/3
kesehatan.
Pembenaran
Ancaman terhadap
kegagalan penerimaan
keadaan yang
berhubungan dengan
b.
1/2 x 2
efek samping KB
Masalah sebenarnya
Kemungkinanmasalahunt
uk diubah mudah
bertahap (sebagian)
sesuai dengan
pemahaman keluarga
dan sumber dana yang
c.
1/3 x 1
Potensimasalahuntukdiub
ada
Masalah dapat dicegah
dengan pendkes
ah tinggi
d.
1/2 x 1
1/2
Menonjolnyamasalahtida
k dirasakan
Jumlah
Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
segera ditangani.
Kriteria
Perhit
Sifat masalah ancaman 2/3 x 1
3 1/6
Score
2/3
kesehatan.
Pembenaran
Ancaman terhadap
penyakit-penyakit yg dapat
dicegah oleh vaksin
untuk diubah
2/3
keluarga.
Masalah dapat dicegah
mengguanakan penkes dan
tidak dirasakan
sweeping posyandu
Keluarga merasa ini
merupakan masalah yang
berat yang harus ditangani.
Jumlah
3 1/3
Ibu tidak mengetahui tentang gizi pada bayi dan balita : 3 1/3
b.
c.
d.
DIAGNOSA MASALAH
Keluarga Tn. Kdenganmasalahyaitu :
1. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang gizi pada bayi dan balita
2. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang KB
3. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang imunisasi
e.
RENCANA TINDAKAN
Tanggal 14 Januari 2013
a. Beritahu pada ibu tentang pengertian gizi pada bayi dan balita
b. Beritahu pada ibu tentang manfaat gizi pada bayi dan balita
c. Beritahu pada ibu tentang kebutuhan gizi padabayi dan balita
d. Beritahu pada ibu tentang pengertian kontrasepsi
e. Beritahu pada ibu tentang jenis-jenis kontrasepsi
f. Beritahu pada ibu tentang manfaat kontrasepsi
g. Beritahu pada ibu tentang pengertian imunisasi
h. Beritahu pada ibu tentang macam-macam imunisasi
i. Beritahu pada ibu tentang manfaat imunisasi
j.
IMPLEMENTASI
Karbohidrat yang bisa didapatkan dari nasi, kentang, roti, dan mie. Fungsinya untuk memberi
tenaga dan rasa kenyang.
b.
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, antibodi, dan kekebalan tubuh yang bisa didapatkan
dari lauk hewani, ikan, daging sapi, ayam, susu.
c.
Berbagai vitamin dibutuhkan sebagai pengatur dan pelindung tubuh serta melancarkan
metabolisme dalam tubuh yang bisa didapatkan dari buah dan sayur.
WIB
1. Memberitahupada Ny. Jtentangpengertiankontrasepsi
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau
salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
Jam 17.20 WIB
2. Memberitahupada Ny. Jtentangjenis- jeniskontrasepsi
2)
b. Belum haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja:Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi:
a.
Efektivitas tinggi
b.
c.
Tanpa biaya
Keterbatasan:
a.
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan.
b.
a.
b.
c.
Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu
mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
d.
e.
Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB
lainnya.
1) PIL
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat.Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur)
Cara kerja:
a.
Menekan ovulasi.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
b.
Cara pemakaian:
a.
b.
c.
Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai
akhir bulan.
d.
Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
1) Suntik Progestin.
Sangat
efektif
dan
aman.Dapat
dipakai
oleh
semua
perempuan
dalam
usia
Mencegah ovulasi.
b.
c.
Keuntungan :
a.
Sangat efektif
b.
c.
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
d.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
Keterbatasan :
a.
b.
c.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
Cara pemakaian :
a.
b.
c.
Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
d.
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah
pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
1) Kontrasepsi IMPLANT
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapatdipakaiolehsemuaperempuandalamusiareproduksi.Pemasangan
dan
b.
c.
d.
Menekan ovulasi
Keuntungan:
a.
c.
f.
g.
Keterbatasan:
a.
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
b.
Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing kepala,
peningkatan/ penurunan berat badan.
c.
a.
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan, pasca keguguran.
b.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya dengan
implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
c.
Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
d.
Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi)
e.
Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari)
f.
Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar.
g.
Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila ada rasa sakit
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
h.
c.
a.
b.
Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk fertilisasi
d.
a.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
b.
Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak
perlu takut untuk hamil.
c.
d.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus(apabila tidak terjadi infeksi)
e.
Dapat digunakan sampai menoupouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
f.
a.
Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
b.
Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
c.
d.
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan.
Cara Pemakaian :
c.
a.
Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
b.
Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode
MAL.
d.
e.
f.
g.
h.
Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.
i.
Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang
keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan
vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
j.
Perbaikankesehatanbadanibu.
i.
Adanyawaktu
yang
cukupuntukmengasuhanak-anak,
beristirahat,
danmenikmatiwaktuluangsertamelakukankegiatan-kegiatan lain.
j.
k.
Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi demam tinggi (lebih
dari 40,5o Celsius), kejang, kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya
pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya), syok (kebiruan,
pucat, lemah, tidak memberikan respon).
Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT
bisa ditunda sampai anak sehat.Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau
perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau
kejangnya bisa dikendalikan.
5)
IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan
diberikan melalui suntikan
b.
OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan
diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang
dari 4 minggu.
Kontra indikasi pemberian vaksin polio yaitu, diare berat, gangguan kekebalan (karena obat
imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), dan kehamilan. samping yang mungkin terjadi
berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.
1)
campak
memberikan
kekebalan
aktif
terhadap
penyakit
campak
(tampek).Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau
lebih. Vaksin disuntikkan secara subkutan pada lengan atas sebanyak 0,5 mL.
Kontra indikasi pemberian vaksin campak yaitu, infeksi akut yang disertai demam lebih dari
38o C, gangguan sistem kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein telur,
hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan
gejala kataral serta.
c.
EVALUASI
Tanggal 14 Januari 2013
Jam 17.00 WIB
1.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek belajar lapangan di desa
Pacul Rt.12 Rw.02. Khususnya pada keluaraga Tn. K Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi
data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama Tn. K sesuai dengan
prioritas masalah.
a.
PENGUMPULAN DATA
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan secara kunjungan rumah. Kegiatan pengkajian dilakukan pendekatan, tabulasi, analisis
data dan perumusan masalah. Dalam kegiatan pengkajian terdapat kesulitan antara lain, kesulitan
menemui responden. Namun dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, mahasiswa
berusaha bekerja keras melakukan pendekatan dan waktu yang seefektif mungkin dan
mengkunjungi kembali responden untuk menerima tanggapan dari responden.
b.
PERENCANAAN
Tahap perencanaan yang terdiri atas rumusan dan penyusunan rencana tindakan telah
dilaksanakan sesuai dengan prioritas masalah yang ada. Rencana yang disusun merupakan
rencana kerja yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan
mahasiswa sebagai fasilitator. Dalam hal ini terfokus pada keluarga Tn. K.
Dengan melibatkan semua anggota keluarga Tn. K, Maka ditetapkan dan dibahas
prioritas masalah, sasaran, waktu, tempat dan penanggung jawab yang dilakukan sesuai
kebutuhan masyarakat khususnya anggota keluarga Tn. K.
c.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu senggang anggota keluarga Tn. K pada prioritas
ini kegiatan dilaksanakan berdasarkann kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan nyata yang ada
dilapangan dengan menekan upaya promotif dan preventif.
Berikut ini beberapa masalah yang ada dikeluarga Tn. K. Dan solusi atau alternative
pemecahan masalah yang dilakukan mahasiswa pada langkah implementasi.
1.
2.
Pengetahuan tentang KB
Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang KB dan alat-alat kontrasepsi membuat Ny. J tidak
mengetahui tentang jenis-jenis KB sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan beresiko tinggi
apabila ibu hamil kembali sedangkan anak yang paling kecil masih berusia 8 bulan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penyuluhan dan konseling baik
dengan kunjungan rumah yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami arti pentingnya
ber-KB dan bertambah pengetahuan tentang KB.
3.
d.
EVALUASI
1. Penyuluhan tentang gizi pada bayidan balita yang diberikan pada Ny. J pada tanggal 14 Januari
2013 di rumah Tn. K pada pukul 17.15 yang di lakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti
dan memahami tentang pengertian, manfaat, dan kebutuhan gizi pada bayi dan balita. Sehingga
denganbertambahnyapengetahuankliententang kebutuhan gizi pada bayiibubisamengetahui untuk
memenuhi kebutuhan makanan yang baik untuk bayi.
2. Penyuluhan tentang KB yang diberikan pada Ny. J pada tanggal 14Januari 2013 di rumah Tn. K
pada pukul 17.25 WIB yang dilakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti dan memahami
tentang KB, dari pengertian, jenis-jenis dan manfaat ber-KB sehingga dengan bertambahnya
pengetahuan klien tentang KB dan kontrasepsi, ibu dapat memilih dan menentukan kontrasepsi
yang cocok dan nyaman untuk dirinya.
3. Penyuluhan tentang imunisasi diberikan pada Ny. J pada tanggal 14Januari 2013 di rumah Tn. K
pada pukul 17.40 WIB yang dilakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti dan memahami
tentang pengertian, macam-macam, manfaat imunisasi sehingga dengan bertambahnya
pengetahuan tentang imunisasi untuk memenuhi kebutuhan imunisasi pada bayinya.
BAB V
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Kesimpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan, sebagai berikut :
a.
Dari data yang diperoleh selama pengkajian, keluarga Tn. K termasuk ke dalam struktur
keluarga Matrilokal.
b.
Dari data yang telah diperoleh selama pengkajian, keluarga Tn. K termasuk ke dalam bentuk
Multigenerational Family.
c.
Dari hasil analisa data selama melakukan pengkajian, terdapat prioritas masalah sebagai
berikut:
Dari hasil diagnosa masalah, dilakukan beberapa rencana tindakan yang kemudian
diimplementasikan sesuai dengan prioritas masalah yang ada, kemudian dilakukan evaluasi
dengan hasil sebagai berikut :
a.
b.
c.
Ny. J mengerti dan mampu menjelaskan tentang pengertian, macam-macam, dan manfaat
imunisasi.
d.
Saran
a.
Dinkes Tegal
Agar secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan profesionalisme dan
memberikan bimbingan pada mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan.
b.
c.
Masyarakat
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui
upaya promotif dan preventif.
d.
Keluarga Tn. K
Agar secara proaktif meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan cara
mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan seperti perkumpulan PKK, ikut berpartisipasi di Forum
Kesehatan Desa (FKD) dan penyuluhan tentang kesehatan.
e.
Mahasiswa
Agar secara proaktif meningkatkan keterampilan dan wawasan dalam memberikan
asuhan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Castro,T.2004.Materi Kesehatan Komunitas.Magelang:BAPELKES
Effendy,N.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Ester,M.2007.Buku Ajar Kebidana Komunitas.Jakarta:EGC
Fatmawati,E.2009.Asuhan Kebidan Komunitas.Yogyakarta:Fitramaya
Mansjoer,Arif.1999.Kapita Selekta Kedokteran edisi III Jilid I.jakarta
Manuaba,IGB.1998.Ilmu Kedokteran,Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan
Bidan.Jakarta:EGC
Meilani,N.2009.Kebidanan Komunitas.Yoyakarta:Fitramaya
Anbarwati, Eny.2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta:Numed
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Widya
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (1)
o September (1)
Template Picture Window. Gambar template oleh Deejpilot. Diberdayakan oleh Blogger.