Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH KOMUNITAS

Senin, 01 September 2014


Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


DALAM KONTEKS KELUARGA Tn. A DI RT 03 RW 02 DESA GROBONG WETAN
KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

Disusun oleh:
Widyaningrum
NIM B0011049

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien No. 16 Kalisapu Slawi
2014

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. A RT 03 RW 02 di Desa
Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, telah mendapat pengesahan dari:

Mahasiswa

Widyaningrum
Kepala Keluarga

Ahmad Zamroni

Mengetahui
Pembimbing Akademik

Masturoh S.ST

BAB I
PENDAHULUAN
a.

LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal (SKN, 1981). Salah satu
upaya untuk mencapainya adalah melalui kesehatan utama yang merupakan rangkaian
masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong dan swadaya untuk mendorong diri
mereka sendiri, mengenal dan memecahkan masalah masyarakat dalam bidang kesehatan atau
yang berkaitan, agar mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang sejahtera (Depkes,
1992).
Kebidanan Komunitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional yang
bertujuan pada komunitas dengan penekanan kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan komunitas sebagai
mitra perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melelui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Safrudin, 2009; h. 1-2)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah kesehatan dapat
timbul, berupa masalah KIA/KB, KESLING, TUMBANG, PENYAKIT, KRR.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. A pada RT. 03 RW. 12 Desa
Grobong Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek
kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.

b.

TUJUAN PENULISAN
a.

Tujuan Umum
Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan komunitas diharapkan mampu
menerapkan teori di lapangan secara nyata.

b.

Tujuan Khusus

a.
b.
c.
d.
e.

Mahasiswa mampu menganalisa data yang ada.


Mahasiswa mampu merumuskan masalah.
Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah.
Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah.
Mahasiswa mampu merencanakan tindakan

dari

permasalahan

yang

ada

dan

mengimplementasikannya.
c.

METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang digunakan dalam penulisan laporan, menggunakan metode pengumpulan data
yaitu:
a. Survei
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek
yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo,2002:140).
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengambilan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara
lisan dari seseorang atau sasaran penelitian (Riyanto, 2011; h. 129).
c. Observasi
Adalah suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktifitas
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang teliti. Alat yang dibutuhkan dalam
observasi antara lain; Check List, Rating Scale, daftar riwayat kelakuan, alat mekanik (Riyanto,
2011; h. 127).
d. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk
mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik (priharjo,2007:25).
b. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini
digunakan untuk mendeteksi
c. Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop ini digunakan untuk
memperjelas pendengaran. Stetoskop di gunakan untuk mendengarkan bunyi jantung,paruparu,bising usus,serta untuk mengukur takanan darah dan denyut nadi.
d. Perkusi
Merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk.Tujuan perkusi adalah menentukan batasanbatasan organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang timbul akibat adanya
gerakan yang di berikan ke bawah jaringan.
e. Daftar pustaka

Adalah semua literatur/bacaan yang di gunakan untuk mendukung dalam menyusun suatu
wacana. Literatur ini umumnya dari buku-buku, teks, majalah/jurnal ilmiah, makalah ilmiah,
skripsi dan tesis atau disertasi.
f. Dokumentasi
Adalah pengumpulan,pemilihan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan
(Alwi,2002: 272)
BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
A.

Konsep Dasar Keluarga


Defisnisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI, 1998)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau
perkawinan (WHO, 1969).
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala
rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes.
RI. 1998 dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang
tinggal bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber dari
kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan melakukan peranannya seperti yang
diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar
seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.

B.

Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut effendy (1997; 33) terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah :

1)

Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

2)

Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3)

Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

4)

Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5)

Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

C.

Ciri ciri keluarga

a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)

Cirikeluarga
Diikat dalam suatu tali perkawinan.
Ada hubungan darah.
Ada ikatan batin.
Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.
Ada pengambilan keputusan .
Kerjasama diantara anggota keluarga .
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
Tinggal dalam satu rumah.
Cirikeluarga Indonesia
Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong

D.

Bentuk bentuk keluarga


1.

TRADISIONAL :

a.

The nuclear family (keluarga inti)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b.

The dyad family


Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c.

Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d.

The childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e.

The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f.

The single-parent family (keluarga duda/janda)


Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g.

Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
akhir pekan (week-end)

h.

Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i.

Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)

j.

Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya

k.

The single adult living alone / single-adult family


Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

2.

NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri

c.

Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e.

Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners)

a.

Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

b.

Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya

c.

Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.

d.

Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya

e.

Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

f.

Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional
dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.

5. Peran Fungsi Keluarga

Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.

Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b.

Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.

Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga

a.

Fungsi biologis :

1)

Meneruskan keturunan

2)

Memelihara dan membesarkan anak

3)

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4)

Memelihara dan merawat anggota keluarga

b.

Fungsi Psikologis :

a.

Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b.

Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c.

Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d.

Memberikan identitas keluarga

3.

Fungsi sosialisasi :

a.

Membina sosialisasi pada anak

b.

Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

c.

perkembangan anak

d.

Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4.

Fungsi ekonomi :

1.

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

2.

Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

3.

Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang


(pendidikan, jaminan hari tua).

e.

Fungsi pendidikan :

1)

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku


anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

2)

Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa.

3)

Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

f.

Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain
dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

g.

Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing.

h.

Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

i.

Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga,
sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

E.

Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a.

Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b.

Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

c.

Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

d.

Sosialisasi antar anggota keluarga.

e.

Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f.

Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g.

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

h.

Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

F.

Tahap Tahap Kehidupan


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.

a.

Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

1)

Membina hubungan intim yang memuaskan

2)

Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

3)

Mendiskusikan rencana memiliki anak

b.

Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan
berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

1)

Persiapan menjadi orang tua

2)

Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga

3)

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c.

Keluarga dengan anak pra-sekolah


Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5
tahun :

1)

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

2)

Membantu anak untuk bersosialisasi

3)

Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi

4)

Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)

5)

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

6)

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7)

Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12
tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
1)

Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

2)

Mempertahankan keintiman pasangan

3)

Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga

e.

Keluarga dengan anak remaja


Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1)

Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya

2)

Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3)

Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan

4)

Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

f.

Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga,
atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

1)

Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2)

Mempertahankan keintiman pasangan

3)

Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4)

Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5)

Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun
atau salah satu pasangan meninggal :
1)

Mempertahankan kesehatan

2)

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

3)

Meningkatkan keakraban pasangan

h.

Keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

II.
a.

1)

Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2)

Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

3)

Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4)

Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5)

Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan
berasal dari kata Bidan yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan
tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.
Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan
pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan,
1996).
Bidan adalah seseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan
kebidanan yang dilalui di negara-negara tersebut diselenggarakan, telah berhasil menyelesaikan
serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan dan telah memperoleh klasifikasi yang

diperlukan untuk bisa didaftarkan dan/secara bukan memperoleh izin untuk melakukan praktek
kebidanan (Varney, 2006).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan
komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan
bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.
Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas
adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta
teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/makalah/)
b.

ManajemenKebidananKomunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi
masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil
tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu,
anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).

a.Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui
identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang
ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data

dilaksanakan secara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke
masyarkaat (data obyektif)
a.

Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai masyarakat. Pengumpulan
data subyektif dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan
masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat.

b.

Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan
keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data
obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.

c.Analisa dan perumusan masalah


Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut
dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komuniti. Dari
data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a.

Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau
perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan. (H.L. Blum).

b.

Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita

c.

Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya

d.

Faktor-faktor pendukung dan penghambat.


Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial.

e.Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
f. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
g.

Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.

h.

Tindakan (implementasi)

Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
i. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan.
j.
a.

Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga


Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga mencapai derajat kesehatan
yang optimal.

b.

Tujuan Khusus

a.

Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada
keluarga.

b.

Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya

c.

Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah

d.

Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah

e.

Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehat.

f.

Metode Prioritas Masalah


Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah,
untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan
prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai
berikut :
Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat
terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik
scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:

a.Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)


b.

Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

c.Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)


d.

Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2107144-metode-penentuan-prioritasmasalah/)

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA Tn. A
DI Rt 03 Rw 02 DESA GROBONG WETAN KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN
TEGAL
A. PENGUMPULAN DATA
Data Subyektif
1.

2.

Biodata
Nama KK
: Tn. Akhmad Zamroni
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Grobong Wetan 03/02
Penghasilan : Rp 800.000
Nama Anggota Keluarga
No

Nama

Ny.
Siti 30 th
Tuflikha
An.
M. 5 th
fachrotun

e.

Umur

L/P Status

Pendidikan

KB

SMP

Status
Imunisasi
TT3

Pil

Keadaan
Fisik
Sehat

istri

anak

TK

Lengkap

Sehat

Riwayat Kesehatan Keluarga

f.

Kebiasaan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Lama istirahat siang
Istirahat malam
Gangguan
b. Kebiasaan Makan
Makan
Porsi
Jenis
Gangguan
c. Pola Eliminasi
BAB
Warna
Konsistensi
Gangguan

Ayah

Ibu
1 jam
5 jam
Menyusui

Anak
8 jam
Tdk ada

3x/hari
3x/hari
1 piring
1 piring
Nasi, lauk Nasi, lauk,
sayur
Tdk ada
Tdk ada
1x/hari
Kuning
Lembek
Tdk ada

1x/hari
Kuning
Lembek
Tdk ada

BAK
Warna
Gangguan
d.Personal Higiene
Mandi
Keramas
Gogok gigi
e.
Pola
Kebiasaan
kesehatan
Minum alkohol
Obat-obatan terlarang
Merokok
f.
Penggunaan
waktu
senggang
Rekreasi keluarga
h.
i.

a.

Status Sosial Ekonomi


Penghasilan
: 800.000 / bulan
Tabungan Keluarga : tidak ada
Situasi Rumah dan Lingkungan

Denah rumah

3-4x/hari
Kuning
Tdk ada

3-4x/hari
Kuning
Tdk ada

2x/hari
3x/mgg
2x/hari

2x/hari
3x/mgg
2x/hari

Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Nonton TV Nonton
TV,
bermain

a
Keterangan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Ruang tamu
Ruang Keluarga
Kamar
Kamar
Ruang makan
Dapur
Kamar Mandi
Jenis rumah
: permanen
Atap rumah
: genteng
Lantai rumah
: ubin
Ventilasi
: cukup
Kebersihan dan kerapian : kurang
Pembuangan sampah
: terbuka
Sumber air
: PDAM dan sumur
Sumber pembuangan limbah: terbuka
Jamban
: ada
Kandang ternak
: tidak punya
Pemanfaatan pekarangan
: tidak punya
Pemanfaatan fasilitan kesehatan
: puskesmas

n.
o.
a.
b.
c.
d.
e.

Kepeilikan asuransi kesehatan miskin : tidak punya


Riwayat KB
Jenis
: pil
Lama
: 6 bulan
Keluhan
: tidak haid
Pengentahuan tentang alat kontrasepsi : kurang
Pengetahuan Anggota keluarga tentang kesehatan
1. Ibu
: Ibu mengatakan kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi, dan kurang
mengetahui tentang gizi pada bayi dan balita
2. Anak I : Anak mengatakan kurang mengetahuai makanan yang baik untuk seusianya.

f.

g.

h.

i.

Fungsi kesehatan
1. Fungsi Pendidikan, keluarga menyekolahkan anaknya yang berumur 6 tahun.
2. Fungsi Perlindungan, keluarga selalu melindungi dan menjaga anaknya dalam situasi apapun.
3. Fungsi Ekonomi, keluarga kompak dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
Keadaan psikologis dan spiritual
1. Keluarga tidak menganut budaya seperti membawa anggota keluarga yang sakit ke dukun.
2. Komunikasi yang digunakan sehari-hari mengguankan bahasa jawa.
3. Keluarga taat menjalankan sholat 5 waktu sebagai kewajiban umat Islam.
Sosial budaya
1.
Fungsi
Sosialisasi,
ibumengajarkankepadaanak-anakmereka
agar
mampudanmaubertemansamasiapasaja.
2. Fungsi Rekreatif, ibu selalu mengajarkan keterbukaan antara anggota keluarga, ibu sering
mengajak anak menonton TV bersama.
3. Fungsi sosial budaya : ibu mengatakan menganut adat istiadat seperti memakai gunting saat
bepergian.
Transportasi
Angkutan pribadi
: sepeda, motor
Angkutan umum

j.

:becak, angkutan

Fasilitas kesehatan
Ibu mengatakan jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dekat, bila sakit segera periksa ke
Puskesmas.
Data Obyektif
a.
Pemeriksaan Fisik
a.
Ibu
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
: TD : 110/80 mmhg
R : 22 x / menit
N : 84 x / menit
S : 36, 8C
Kepala : mesocefal
Rambut : bersih, tidak berketombe
Mata
: simetris
Conjungtiva: merah muda
Sklera : putih
Hidung : tidak ada polip, secret dbn

Mulut
Telinga
Leher

b.

: bibir lembab, tidak stomatitis, tidak caries dentis


: simetris, serumen dbn
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
: tidak ada retraksi dinding dada
Bentuk
: simetris
Abdomen : tidakada luka bekas operasi
Genetalia : tidak oedema dan tidak varises
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak oedema dan tidak varises
Bawah : simetris, tidak oedema dan tidak varises
Anak
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
: N : 79 X/ menit
Rr : 22 X/ menit S : 36,6oC
BB : 20 kg

a.

b.

TB : 115 cm

Kepala : mesocefal
Rambut : tidak berketombe
Mata
: simetris
Conjungtiva: merah muda
Sklera : putih
Hidung : tidak ada polip
Mulut
: bibir lembab, tidak stomatitis
Telinga : simetris, serumen dbn
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
: tidak ada retraksi dinding dada
Bentuk
: simetris
Abdomen : tidakada luka bekas operasi
Genetalia : tidak oedema dan tidak varises
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak oedema dan tidak varises
Bawah : simetris, tidak oedema dan tidak varises
ANALISA DATA
Dari analisa data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. A adalah kurangnya pengetahuan
ibu tentang tumbuh kembang balita, selain itu juga kurangnya pengetahuan KB dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang Rumah Sehat. Dalam hal ini bidan perlu memberikan penyuluhan
kepada keluarga Tn. A, khususnya mengenai masalah yang ada pada keluarga tersebut seperti
yang disebutkan di atas.

PERUMUSAN MASALAH
Dari hasil analisa data pengkajian terdapat masalah sebagai berikut:
1. Ibu tidak mengetahui tentang tumbuh kembang balita
2. Ibu kurang mengetahui tentang KB
3. Kurangnya pengetahuan Rumah Sehat

a.

PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang gizi padabayi dan balita
Kriteria
a.

Perhit
2/3 x 1

Score
2/3

Pembenaran
Ancaman terhadap

Sifatmasalahancamankesehata

kegagalan penerimaan

keadaan yang

b. Kemungkinanmasalahuntuk 1/2 x 2

diubah mudah

berhubungan kesehatan.
Masalah sebenarnya dapat
diubah tapi secara
bertahap (sebagian) sesuai

c. Potensimasalahuntukdiubah 2/3 x 1
tinggi.
d. Menonjolnyamasalahtidak

2/2 x 1

2/3

dengan pemahaman ibu.


Masalah dapat dicegah

dengan penkes.
Ibu tidak merasakan

dirasakan.

masalah dan perlu untuk


segera ditangani.

Jumlah
1. Kurangnyapengetahuantentang KB

3 1/3

1.

Kriteria
a. Sifatmasalahancaman

Perhit
2/3 x 1

Score
2/3

kesehatan.

Pembenaran
Ancaman terhadap
kegagalan penerimaan
keadaan yang
berhubungan dengan

b.

1/2 x 2

efek samping KB
Masalah sebenarnya

Kemungkinanmasalahunt

dapat diubah tapi secara

uk diubah mudah

bertahap (sebagian)
sesuai dengan
pemahaman keluarga
dan sumber dana yang

c.

1/3 x 1

Potensimasalahuntukdiub

ada
Masalah dapat dicegah
dengan pendkes

ah tinggi
d.

1/2 x 1

1/2

Ibu merasakan sebagai

Menonjolnyamasalahtida

masalah dan perlu

k dirasakan
Jumlah
Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi

segera ditangani.

Kriteria
Perhit
Sifat masalah ancaman 2/3 x 1

3 1/6
Score
2/3

kesehatan.

Pembenaran
Ancaman terhadap
penyakit-penyakit yg dapat
dicegah oleh vaksin

Kemungkinan masalah 1/2 x 2

untuk diubah

imunisasi seperti polio dll


Masalah sebenarnya dapat
diubah tetapi secara
bertahap (sebagian) sesuai
dengan pemahaman

Potensi masalah untuk 2/3 x 1


dicegah

2/3

keluarga.
Masalah dapat dicegah
mengguanakan penkes dan

Menonjolnya masalah 2/2 x 1

tidak dirasakan

sweeping posyandu
Keluarga merasa ini
merupakan masalah yang
berat yang harus ditangani.

Jumlah

3 1/3

Hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring adalah :


a.

Ibu tidak mengetahui tentang gizi pada bayi dan balita : 3 1/3

b.

Ibu kurang mengetahui tentang KB : 3 1/6

c.

Kurangnya pengetahuan imunisasi : 3 1/3

d.

DIAGNOSA MASALAH
Keluarga Tn. Kdenganmasalahyaitu :
1. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang gizi pada bayi dan balita
2. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang KB
3. Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang imunisasi

e.

RENCANA TINDAKAN
Tanggal 14 Januari 2013
a. Beritahu pada ibu tentang pengertian gizi pada bayi dan balita
b. Beritahu pada ibu tentang manfaat gizi pada bayi dan balita
c. Beritahu pada ibu tentang kebutuhan gizi padabayi dan balita
d. Beritahu pada ibu tentang pengertian kontrasepsi
e. Beritahu pada ibu tentang jenis-jenis kontrasepsi
f. Beritahu pada ibu tentang manfaat kontrasepsi
g. Beritahu pada ibu tentang pengertian imunisasi
h. Beritahu pada ibu tentang macam-macam imunisasi
i. Beritahu pada ibu tentang manfaat imunisasi

j.

IMPLEMENTASI

Tanggal 13Januari 2013


Jam 17.00 WIB
Memberitahu pada ibu tentang pengertian gizi pada bayi dan balita
Gizi untuk balita adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan, dan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan pada usia balita
WIB
pada ibu tentang manfaat gizi pada bayi dan balita
Manfaatnya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak balita, Gizi yang
tepat dan lengkap akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh kembang otak dan juga
fisik Balita.
WIB
Memberitahu pada ibu tentang kebutuhan gizi pada bayi dan balita
Kebutuhan gizi yang dibutuhkan meliputi untuk menunjang perkembangan bayi Anda sebagai
berikut:
a.

Karbohidrat yang bisa didapatkan dari nasi, kentang, roti, dan mie. Fungsinya untuk memberi
tenaga dan rasa kenyang.

b.

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, antibodi, dan kekebalan tubuh yang bisa didapatkan
dari lauk hewani, ikan, daging sapi, ayam, susu.

c.

Berbagai vitamin dibutuhkan sebagai pengatur dan pelindung tubuh serta melancarkan
metabolisme dalam tubuh yang bisa didapatkan dari buah dan sayur.

WIB
1. Memberitahupada Ny. Jtentangpengertiankontrasepsi
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau
salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
Jam 17.20 WIB
2. Memberitahupada Ny. Jtentangjenis- jeniskontrasepsi
2)

MetodeAmenoreLaktasi (MAL) adalahkontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susuibu


(ASI). MAL sebagaikontrasepsibila:
a. Menyusui secara penuh

b. Belum haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja:Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi:
a.

Efektivitas tinggi

b.

Tidak mengganggu senggama

c.

Tidak ada efek samping secara sistemik

d. Tidak perlu obat atau alat


e.

Tanpa biaya

Keterbatasan:
a.

Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan.

b.

Tidak melindungi terhadap IMS.


Cara pemakaian:

a.

Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngekjel).

b.

Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.

c.

Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu
mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.

d.

Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.

e.

Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB
lainnya.

1) PIL
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat.Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur)
Cara kerja:
a.

Menekan ovulasi.

b.

Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.

c.

Mengentalkan lendir servik.

d.

Mengganggu transportasi sperma.


Keuntungan:

a.

Tidak mengganggu hubungan seksual.

b.

Tidak mempengaruhi ASI.

c.

Kesuburan cepat kembali.

d.

Dapat dihentukan setiap saat


Keterbatasan:
a.

Mengganggu siklus haid.

b.

Peningkatan atau penurunan berat badan.


c.

Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

d. Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.


e.

Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.

Cara pemakaian:
a.

Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.

b.

Diminum setiap hari pada saat yang sama.

c.

Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai
akhir bulan.

d.

Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.

1) Suntik Progestin.
Sangat

efektif

dan

aman.Dapat

dipakai

oleh

semua

perempuan

dalam

usia

reprroduksi.Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.Cocok untuk masa menyusui,


karena tidak menekan produksi ASI.
Cara kerja :
a.

Mencegah ovulasi.
b.

Mengentalkan lendir servik.

c.

Menghambat transportasi sperma.

Keuntungan :
a.

Sangat efektif

b.

Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

c.

Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause

d.

Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
Keterbatasan :

a.

Gangguan siklus haid

b.

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

c.

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
Cara pemakaian :
a.

Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil

b.

Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid

c.

Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual

d.

Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah
pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari

1) Kontrasepsi IMPLANT
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapatdipakaiolehsemuaperempuandalamusiareproduksi.Pemasangan

dan

pencabutanperlupelatihan.Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.Aman dipakai saat


laktasi.
Cara Kerja:
a.

Lendir serviks menjadi kental

b.

Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

c.

Mengurangi transportasi sperma

d.

Menekan ovulasi
Keuntungan:
a.

Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)


b.

Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.

c.

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

d. Bebas pengaruh estrogen


e.

Tidak mengganggu senggama

f.

Tidak mengganggu produksi ASI

g.

Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

Keterbatasan:
a.

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.

b.

Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing kepala,
peningkatan/ penurunan berat badan.

c.

Membutuhkan tindak pembedahan minor.


Cara Pemakaian:

a.

Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan, pasca keguguran.

b.

Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya dengan
implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.

c.

Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).

d.

Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi)

e.

Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari)

f.

Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar.

g.

Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila ada rasa sakit
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

h.

Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.

1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).


Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang.Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual
Ada beberapajenis : CuT-380A, NOVA-T, LpezLoops.
Cara Kerja :

c.

a.

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.

b.

Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.

Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk fertilisasi

d.

Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus


Keuntungan :
Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama,1 kegagalan dalam 125170 kehamilan).

a.

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).

b.

Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak
perlu takut untuk hamil.

c.

Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.

d.

Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus(apabila tidak terjadi infeksi)

e.

Dapat digunakan sampai menoupouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

f.

Tidak ada interaksi dengan obat-obat.


Kerugian :

a.

Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.

b.

Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.

c.

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d.

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan.
Cara Pemakaian :

c.

a.

Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.

b.

Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode
MAL.

d.

Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )

e.

Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi

f.

AKDR dipasang di dalam rahim.

g.

Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.

h.

Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.

i.

Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang
keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan
vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.

j.

Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.


Jam 17.25 WIB

1. Memberitahupada Ny. Jtentang manfaat memakai kontrasepsi


h.

Perbaikankesehatanbadanibu.

i.

Adanyawaktu

yang

cukupuntukmengasuhanak-anak,

beristirahat,

danmenikmatiwaktuluangsertamelakukankegiatan-kegiatan lain.
j.

Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.

k.

Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.

Jam 17.30 WIB


2. Memberitahu pada Ny. J tentang pengertian imunisasi
Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) adalah program yang dicanangkan pemerintah untuk
meningkatkan deajat kesehatan bayi di Indonesia. Imunisasi ini diberikan mulai dari bayi baru
lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak).LIL ini sendiri terdiri dari imunisasi HBV,
BCG, DPT, Polio dan Campak.
Jam 17.35 WIB
3. Memberitahu pada Ny. J tentang macam-macam imunisasi
1) Imunisasi HB.
2) Imunisasi BCG.
3) Imunisasi DPT.
4) Imunisasi Polio.
5) Imunisasi Campak
Jam 17.40 WIB
Membertahu pada Ny. J tentang manfaat imunisasi
2) Manfaat imunisasi HB
Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi
hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.Dosis pertama diberikan segera setelah
bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2
bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan
HB I dengan HB II, HBIII, HBVI. Vaksin disuntikkan pada sepertiga paha luar sebanyak 0,5 ml.
Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benarbenar pulih.Efek samping dari vaksin HB adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan
sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang
dalam beberapa hari.
3)

Manfaat imunisasi BCG


Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC).BCG
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada
lengan atas,sebanyak 0,05 mL.Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup
yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan


(misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang,
penderita infeksi HIV).
Reaksi yang mungkin terjadi, yaitu reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada
tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan
ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka
(ulkus).Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan
meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau
leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
Komplikasi yang mungkin timbul yaitu, pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat
penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan.
Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi
(pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
4)

Manfaat imunisasi DPT


Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan
tetanus.Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada
saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang
melengking.Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan
batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum.Pertusis juga dapat
menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.Tetanus adalah
infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang
dari 7 tahun.Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot
lengan atau paha.
Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I),
3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu.
DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di
tempat penyuntikan selama beberapa hari.Efek samping tersebut terjadi karena adanya
komponen pertusis di dalam vaksin.

Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi demam tinggi (lebih
dari 40,5o Celsius), kejang, kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya
pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya), syok (kebiruan,
pucat, lemah, tidak memberikan respon).
Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT
bisa ditunda sampai anak sehat.Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau
perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau
kejangnya bisa dikendalikan.
5)

Manfaat imunisasi Polio


Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.Polio bisa
menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai.Polio
juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan.Polio bisa
menyebabkan kematian.
Terdapat 2 macam vaksin polio:
a.

IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan
diberikan melalui suntikan

b.

OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan
diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang
dari 4 minggu.
Kontra indikasi pemberian vaksin polio yaitu, diare berat, gangguan kekebalan (karena obat
imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), dan kehamilan. samping yang mungkin terjadi
berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.

1)

Manfaat imunisasi Campak


Imunisasi

campak

memberikan

kekebalan

aktif

terhadap

penyakit

campak

(tampek).Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau
lebih. Vaksin disuntikkan secara subkutan pada lengan atas sebanyak 0,5 mL.
Kontra indikasi pemberian vaksin campak yaitu, infeksi akut yang disertai demam lebih dari
38o C, gangguan sistem kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein telur,
hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan
gejala kataral serta.
c.

EVALUASI
Tanggal 14 Januari 2013
Jam 17.00 WIB
1.

Ny. J mengerti tentang pengertian gizi pada bayi dan balita

Jam 17.05 WIB


2.

Ny. J mengerti tentang manfaat gizi pada bayi dan balita

Jam 17.10 WIB


3.

Ny. J mengerti tentang kebutuhan gizi pada bayi dan balita

Jam 17.15 WIB


4.

Ny. J mengerti tentang pengertian kontrasepsi

Jam 17.20 WIB


5.

Ny. J mengerti tentang jenis-jenis kontrasepsi

Jam 17.25 WIB


6.

Ny. J mengerti tentang manfaat kontrasepsi

Jam 17.30 WIB


7.

Ny. J mengerti tentang pengertian imunisasi

Jam 17.35 WIB


8.

Ny. J mengerti tentang macam-macam imunisasi

Jam 17.40 WIB


9.

Ny. J mengerti tentang manfaat imunisasi

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek belajar lapangan di desa
Pacul Rt.12 Rw.02. Khususnya pada keluaraga Tn. K Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi
data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama Tn. K sesuai dengan
prioritas masalah.
a.

PENGUMPULAN DATA
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan secara kunjungan rumah. Kegiatan pengkajian dilakukan pendekatan, tabulasi, analisis
data dan perumusan masalah. Dalam kegiatan pengkajian terdapat kesulitan antara lain, kesulitan
menemui responden. Namun dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, mahasiswa
berusaha bekerja keras melakukan pendekatan dan waktu yang seefektif mungkin dan
mengkunjungi kembali responden untuk menerima tanggapan dari responden.

b.

PERENCANAAN
Tahap perencanaan yang terdiri atas rumusan dan penyusunan rencana tindakan telah
dilaksanakan sesuai dengan prioritas masalah yang ada. Rencana yang disusun merupakan

rencana kerja yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan
mahasiswa sebagai fasilitator. Dalam hal ini terfokus pada keluarga Tn. K.
Dengan melibatkan semua anggota keluarga Tn. K, Maka ditetapkan dan dibahas
prioritas masalah, sasaran, waktu, tempat dan penanggung jawab yang dilakukan sesuai
kebutuhan masyarakat khususnya anggota keluarga Tn. K.
c.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu senggang anggota keluarga Tn. K pada prioritas
ini kegiatan dilaksanakan berdasarkann kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan nyata yang ada
dilapangan dengan menekan upaya promotif dan preventif.
Berikut ini beberapa masalah yang ada dikeluarga Tn. K. Dan solusi atau alternative
pemecahan masalah yang dilakukan mahasiswa pada langkah implementasi.

1.

Pengetahuan tentang gizi pada balita


Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang gizi pada bayi, dengan memberikan pisang pada
bayinya pada umur 2 bulan.
Untuk mengetahui masalah tersebut, maka dilakukan penyuluhan dan konseling tentang
gizi pada bayi.

2.

Pengetahuan tentang KB
Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang KB dan alat-alat kontrasepsi membuat Ny. J tidak
mengetahui tentang jenis-jenis KB sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan beresiko tinggi
apabila ibu hamil kembali sedangkan anak yang paling kecil masih berusia 8 bulan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penyuluhan dan konseling baik
dengan kunjungan rumah yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami arti pentingnya
ber-KB dan bertambah pengetahuan tentang KB.

3.

Pengetahuan tentang imunisasi


Kurangnya pengetahuan Ny. J tentang imunisasi sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan
daya tahan tubuh bayinya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penyuluhan dan konseling baik dengan
kunjungan rumah yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami arti pentingnya imunisasi.

d.

EVALUASI

1. Penyuluhan tentang gizi pada bayidan balita yang diberikan pada Ny. J pada tanggal 14 Januari
2013 di rumah Tn. K pada pukul 17.15 yang di lakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti
dan memahami tentang pengertian, manfaat, dan kebutuhan gizi pada bayi dan balita. Sehingga
denganbertambahnyapengetahuankliententang kebutuhan gizi pada bayiibubisamengetahui untuk
memenuhi kebutuhan makanan yang baik untuk bayi.
2. Penyuluhan tentang KB yang diberikan pada Ny. J pada tanggal 14Januari 2013 di rumah Tn. K
pada pukul 17.25 WIB yang dilakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti dan memahami
tentang KB, dari pengertian, jenis-jenis dan manfaat ber-KB sehingga dengan bertambahnya
pengetahuan klien tentang KB dan kontrasepsi, ibu dapat memilih dan menentukan kontrasepsi
yang cocok dan nyaman untuk dirinya.
3. Penyuluhan tentang imunisasi diberikan pada Ny. J pada tanggal 14Januari 2013 di rumah Tn. K
pada pukul 17.40 WIB yang dilakukan oleh penulis dengan hasil Ny. J mengerti dan memahami
tentang pengertian, macam-macam, manfaat imunisasi sehingga dengan bertambahnya
pengetahuan tentang imunisasi untuk memenuhi kebutuhan imunisasi pada bayinya.

BAB V
PENUTUP
a.

Kesimpulan
Kesimpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan, sebagai berikut :

a.

Dari data yang diperoleh selama pengkajian, keluarga Tn. K termasuk ke dalam struktur
keluarga Matrilokal.

b.

Dari data yang telah diperoleh selama pengkajian, keluarga Tn. K termasuk ke dalam bentuk
Multigenerational Family.

c.

Dari hasil analisa data selama melakukan pengkajian, terdapat prioritas masalah sebagai
berikut:

a. Kurangnya pengetahuan tentang gizi pada bayi dan balita


b. Kurangnya pengetahuan tentang KB
c. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
d.

Dari hasil diagnosa masalah, dilakukan beberapa rencana tindakan yang kemudian
diimplementasikan sesuai dengan prioritas masalah yang ada, kemudian dilakukan evaluasi
dengan hasil sebagai berikut :
a.

Ny. Jmengertidanmampumenjelaskantentangpengertian, manfaat, kebutuhan gizi pada bayi dan


balita

b.

Ny. J mengerti dan mampu menjelaskan tentang pengertian KB, macam-macam


KB,Efeksamping, keuntungandankerugian KB.

c.

Ny. J mengerti dan mampu menjelaskan tentang pengertian, macam-macam, dan manfaat
imunisasi.

d.

Saran

a.

Dinkes Tegal
Agar secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan profesionalisme dan
memberikan bimbingan pada mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan.

b.

Puskesmas dan bidan desa


Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan
yang telah dilaksanakan.

c.

Masyarakat
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui
upaya promotif dan preventif.

d.

Keluarga Tn. K

Agar secara proaktif meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan cara
mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan seperti perkumpulan PKK, ikut berpartisipasi di Forum
Kesehatan Desa (FKD) dan penyuluhan tentang kesehatan.
e.

Mahasiswa
Agar secara proaktif meningkatkan keterampilan dan wawasan dalam memberikan
asuhan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Castro,T.2004.Materi Kesehatan Komunitas.Magelang:BAPELKES
Effendy,N.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Ester,M.2007.Buku Ajar Kebidana Komunitas.Jakarta:EGC
Fatmawati,E.2009.Asuhan Kebidan Komunitas.Yogyakarta:Fitramaya
Mansjoer,Arif.1999.Kapita Selekta Kedokteran edisi III Jilid I.jakarta
Manuaba,IGB.1998.Ilmu Kedokteran,Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Pendidikan

Bidan.Jakarta:EGC
Meilani,N.2009.Kebidanan Komunitas.Yoyakarta:Fitramaya
Anbarwati, Eny.2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta:Numed

Diposkan oleh Widya di 23.43


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Lokasi: Comal, Pemalang, Central Java, Indonesia
Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Widya
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (1)
o September (1)

Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas

Template Picture Window. Gambar template oleh Deejpilot. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai