Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP
KETUHANA
N DALAM
ISLAM
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

Oleh:
1.Novita Duantari
(3513100025)
2.Aulia Rachmawati
(3513100035)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kecintaan kepada Allah, ikhlas beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diridan
tawakal sepenuhnya kepada-Nya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan
diutamakan dalam pribadi setiap muslim.
Dalam Islam konsep ketuhanan merupakan hal utama dan paling awal yang harus diperbaiki
karena itu merupakan pondasi yang menopang kehidupan keislamannya nanti. Pondasi itu harus
benar-benar kuat dan kokoh karena kalau tidak itu akan mengurangi hakekat keislaman seorang
manusia.
Pembuktian wujud tuhan seorang islam atau pembuktian wujud Allah sangatlah susah karena
tidak ada yang pernah dan bisa melihat Allah tapi hal yang harus kita ketahui bahwa manusia tidak
mungkin bisa ada tanpa pencipta, dunia dan alam ini tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta.Tidak
mungkin semua hal itu bisa ada tanpa adanya sang pencipta. Dan penciptanya itu adalah Allah.
Manusia, hewan, dan alam ini adalah akibat sedangkan akibatnya adalah Allah SWT.
Beriman kepada Allah tidak hanya sekedar mengucapkan tapi harus dikuatkan dalam hati dan
dibuktikan lewat perbuatan. Perbuatan yang kami maksud adalah perbuatan yang sesuai dengan
ajaran agama islam.

BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Siapakah Tuhan itu ?
2.2 Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan ?
2.3 Bagaimana Tuhan dalam Islam ?
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

2.4 Bagaimana pembuktian wujud Tuhan dalam Islam ?


2.5 Bagaimana pengertian iman dan takwa ?
2.6 Bagaimana proses terbentuknya iman ?
2.7 Bagaimana tanda-tanda orang beriman ?
2.8 Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan ?

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Hakikat Ketuhanan Dalam Islam
3.1.1 Siapakah Tuhan itu ?
Ilah (Tuhan), mengandung arti berbagai objek yang dibesarkan dan dipentingkan manusia,
misalnya dalam QS 45 (Al-Jatsiiyah): 23, yaitu:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya.?
Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Firaun untuk dirinya sendiri:
Dan Firaun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
Bagi manusia, Tuhan itu bisa dalam bentuk konkrit maupun abstrak/ghaib. Tuhan (ilah)
sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya. Tercakup didalamnya yang dipuja,dicintai,diagungkan,diharap-harapkan dapat
memberikan kemashlahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang diibadahi, dicintai, disenangi dan diikuti. Allah
SWT berfirman dalam Al-Quran surat Thoha: 14, yang artinya: Sesungguhnya Aku Allah. Tidak
ada Tuhan selain Aku, maka beribadahlah hanya kepada-Ku, dan dirikanlah sholat untuk
mengingat-Ku.
Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Suatu kepercayaan yang
menegaskan bahwa hanya Allahlah yang menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur, dan
mendidik alam semesta ini (Tauhid Rububiyah). Sebagai konsekuensinya, maka hanya Allah itulah
satu-satunya yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan-Nya,serta yang harus
ditakuti (Tauhid Uluhiyah)
Kalimat tauhid secara komprehensif mempunyai pengertian sebagai berikut :

La Khaliqa illa Allah


La Raziqa illa Allah
La Hafidha illa Allah
La Malika illa Allah
La Waliya illa Allah
La Hakima illa Allah
La Ghoyata illa Allah
La Mabuda illa Allah

: Tiada Pencipta selain Allah.


: Tiada Pemberi rizqi selain Allah.
: Tiada Pemelihara selain Allah.
: Tiada Penguasa selain Allah.
: Tiada Pemimpin selain Allah.
: Tiada Hakim selain Allah.
: Tiada Yang Maha menjadi tujuan selain Allah.
: Tiada Yang Maha disembah selain Allah.

Lawan tauhid adalah syirik, artinya menyekutukan Allah dengan yang lain,
mengakui adanya Tuhan selain Allah, menjadikan tujuan hidupnya selain kepada Allah.
Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni, syirik itu bertentangan
dengan perintah Allah SWT, juga berakibat merusak akal manusia, menurunkan derajat dan
martabat manusia, serta membuatnya tak pantas menempati kedudukan tinggi yang telah
ditentukan Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Luqman : 13, yang artinya: Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kedhaliman yang amat besar.

3.1.1 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan


a. Pemikiran Barat
Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori
yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat
menjadi sempurna. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah sebagai berikut:

Dinamisme

Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan
yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut

ditujukan pada benda.


Animisme
Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Oleh
masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya
telah mati. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari
roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai

dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,
karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang
lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai

dengan bidangnya.
Henoteisme
Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia
masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu

bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).


Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga
paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.

b. Pemikiran dalam Islam


Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin
di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada
aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Sebab
timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran
dan Hadis. Aliran tersebut yaitu:
Mutazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekankan
pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam.
Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat.
Jabbarriyah berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh
Tuhan.

Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Asyariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan


Jabariah. Yaitu manusia memiliki potensi untuk berusaha dan Tuhan menentukan
takdirnya.

3.1.3 Tuhan dalam Islam


Pengkajian manusia tentang Tuhan, yang hanya didasarkan atas pengamatan dan
pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar. Sebab Tuhan merupakan sesuatu
yang ghaib, sehingga informasi tentang Tuhan yang hanya berasal dari manusia biarpun dinyatakan
sebagai hasil renungan maupun pemikiran rasional, tidak akan benar.
Informasi melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibaca dalam:
a. QS 21 Al-Anbiya : 25 yang artinya: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum
kamu melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah,
maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.
b. QS 5 (Al-Maidah):72, Al-Masih berkata: Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhaku dan
Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
mengharamkan kepadanya syurga, dan tempat mereka adalah neraka.
c. QS 112 (Al-Ikhlas): 1-4, Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
d. QS 2 Al Baqarah : 163 , Dan Tuhanmulah adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan
kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan adalah Allah. Kata Allah adalah nama
isim jumid atau personal name.Maka menurut informasi al-Quran, sebutan yang benar bagi Tuhan
yang benar-benar Tuhan adalah sebutan Allah. Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat
didampingi atau disejajarkan dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat
syahadat La ilaaha illa Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap
tindakan dan ucapannya.

3.1.4 Pembuktian Wujud Tuhan


1. Metode Pembuktian Ilmiah
Tantangan zaman modern terhadap agama terletak dalam masalah metode pembuktian.
Metode ini mengenal hakikat melalui percobaan dan pengamatan, sedang akidah agama
berhubungan dengan alam di luar indera, yang tidak mungkin dilakukan percobaa. Hal inilah yang
menyebabkan menurut metode ini agama batal, sebab agama tidak mempunyai landasan ilmiah.
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Suatu percobaan dipandang sebagai kenyataan ilmiah, tidak hanya karena percobaan itu
dapat diamati secara langsung. Percobaan dan pengamatan bukanlah metode sains yang pasti,
karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada persoalan yang dapat diamati dengan hanya penelitian
secara empiris saja.
Banyak sarjana percaya padanya hakikat yang tidak dapat diindera secara langsung. Sarjana
mana pun tidak mampu melangkah lebih jauh tanpa berpegang pada kata-kata seperti: Gaya
(force), Energy, alam (nature), dan hukum alam. Padahal tidak ada seorang sarjana pun yang
mengenal apa itu: Gaya, energi, alam, dan hukum alam. Sarjana tersebut tidak mampu
memberikan penjelasan terhadap kata-kata tersebut secara sempurna, sama seperti ahli teologi yang
tidak mampu memberikan penjelasan tentang sifat Tuhan. Keduanya percaya sesuai dengan
bidangnya pada sebab-sebab yang tidak diketahui.
Dengan demikian tidak berarti bahwa agama adalah iman kepada yang ghaib dan ilmu
pengetahuan adalah percaya kepada pengamatan ilmiah. Sebab, baik agama maupun ilmu
pengetahuan kedua-duanya berlandaskan pada keimanan pada yang ghaib. Hanya saja ruang
lingkup agama yang sebenarnya adalah ruang lingkup penentuan hakikat terakhir dan asli, sedang
ruang lingkup ilmu pengetahuan terbatas pada pembahasan ciri-ciri luar saja. Kalau ilmu
pengtahuan memasuki bidang penentuan hakikat, yang sebenarnya adalah bidang agama, berarti
ilmu pengetahuan telah menempuh jalan iman kepada yang ghaib.
Sebenarnya apa yang disebut dengan iman kepada yang ghaib oleh orang mukmin, adalah
iman kepada hakikat yang tidak dapat diamati. Hal ini tidak berarti satu kepercayaan buta, tetapi
justru merupakan interpretasi yang terbaik terhadap kenyataan yang tidak dapat diamati
2. Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan
Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh
tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu Akal
yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula
bahwa alam ini ada. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk
kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya
Pencipta Alam. Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada
penciptanya. Tuhan yang kita yakini sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini adalah
Allah SWT.
3. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika
Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri
(alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan hukum kedua
termodinamika (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan
berpijak.
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan
perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali. Hukum
tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi
tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari
keadaan yang tidak panas menjadi panas. Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan
antara energi yang ada dengan energi yang tidak ada.
Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung,
serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali.
Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum
tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan
alam yaitu Allah SWT.
4. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi
Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan yang bergerak mengelilingi bumi
dan menyelesaikan setiap edarannya selama dua puluh sembilan hari sekali. Di samping bumi
terdapat gugus sembilan planet tata surya, termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan
kecepatan luar biasa.
Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama dengan
planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam. Di
samping itu masih ada ribuan sistem selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai
kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya.
Logika manusia dengan memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti,
akan berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya, bahkan akan
menyimpulkan bahwa di balik semuanya itu ada kekuatan maha besar yang membuat dan
mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut, kekuatan maha besar tersebut adalah Tuhan.
5. Argumentasi Qurani
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Fatihah ayat 2, lafadz Rabb dalam ayat tersebut
artinya Tuhan, dan yang dimaksud adalah Allah SWT. Allah SWT sebagai Rabb maknanya
dijelaskan dalam surat Al-Ala ayat 2-3 yang terjemahannya adalah : Allah yang menciptakan dan
menyempurnakan, yang menentukan ukuran-ukuran ciptaannya dan memberi petunjuk. Jadi, alam
semesta dan seisinya tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi ada yang menciptakan dan
mengaturnya yaitu Allah SWT.
Dari sisi eksistensi Al-Quran itu sendiri sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada
manusia, membuktikan secara aksioma bahwa Allah yang telah mewahyukan adalah pasti ada.

Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

3.2. Keimanan dan Ketaqwaan


3.2.1 Definisi Iman dan Taqwa
Kata iman berasal dari bahas arab: amina -yukminu-imanan, yang berarti yakin/percaya.
Secara harfiah iman dapat diartikan dengan rasa aman, keyakinan atau kepercayaan. Menurut istilah
iman berarti meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut didalam rukun iman, Walaupun
dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah
dipercayainya, masih bisa di sebut orang yang beriman. Hal ini di sebabkan karena keyakinan setiap
manusia yang mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT. Yang penting bagi mereka, mereka
sudah mengucapakan dua kalimat syahadat dan telah menjadi islam.
Didalam surat Al-Baqoroh ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat
sangat cinta kepada Allah SWT beserta ajaran-Nya. Oleh karena itu, orang yang beriman kepada
Allah SWT berarti orang yang amat sangat rindu terhadap ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat
dalam Al-Quran dan sunnah Rasul.
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan
tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al-iimaanu
aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani waamalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan
kesatuan antara hati, ucapan dan tingkah lakuatau perbuatan seseorang.
Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman Haq dan iman Bathil. Iman haq merupakan iman yang
tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil adalah iman yang
berpandangan dan bersikap selain ajaran Allah.
Sedangkan kata taqwa berasal dari kata : waqa-yaqi-wiqayah, secara etimologi berarti hatihati, waspada, mawas diri, memelihara dan melindungi. Secara terminologi taqwa adalah
menjalankan semua perintah ALLAH dan menjauhi semua larangannya. Dalm surat Al-Baqarah
ayat 177 ALLAH telah menjelaskan ciri orang yang bertaqwa yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi lima indicator ketaqwaan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Memelihara fitrah iman


Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan dengan mengorbankan hartanya.
Memelihara ibadah formal
Memelihara kehormatan/ kesucian diri.
Memiliki semangat perjuangan.

Bertemanlah dengan orang-orang yang sholeh agar kita tidak menyimpang. Allah berfirman dalam
QS. At-Taghabun (64) : 16
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13


Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan
nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.
Taqwa memiliki 3 (tiga) tingkatan yaitu :
Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kefakiran dan mengadakan sekutu-sekutu
bagiAllah, dia disebut orang yang taqwa.
Kedua : Menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan Rasul-nya, ia memiliki
tingkattaqwa yang tinggi.
Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT,
inilah tingkattaqwa yang tertinggi.
Allah berfirman lewat surat Ali Imran ayat 102;Artinya :
Wah a i o ra ng - or an g ya n g be ri man , b er t aq w a l ah ke pa da Al l ah de ng an s e be na rbenarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (beragama Islam)

3.2.2 Proses Terbentuknya Iman


Sejak awal seluruh ruh manusia telah mengambil kesaksian bahawa Rabb-nya adalah
ALLAH SWT. Ini berarti setiap manusia telah memiliki benih iman (Qs.Al-Araf : 172). Ditegaskan
lebih lanjut oleh ALLAH dalam Qs.Ar-rum: 30 bahwa setiap ciptaan dan dalam hal ini manusia
fitrahnya adalah mengesakan ALLAH. Namun, orang tua membawa pengaruh besar
disini,sebagaimana diterangkandalam hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi
yahudi, nasrani, atau majusi.
Terdapat 5 prinsip dalam proses penanaman iman, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Prinsip pembinaan berkesinambungan


Prinsip internalisasi dan individuasi
Prinsip sosialisasi
Prinsip konsistensi dan koherensi
Prinsip integrasi

3.2.3 Tanda-tanda Orang Beriman


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orangorang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4)
Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman
kepada Allah adalah:
1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya
2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya
3. Senantiasa tawakal
4. Mendirikan Shalat
5. Menafkahkan rejeki (berinfaq, shadaqoh)
Selain itu,TANDA ORANG-ORANG yang BERIMAN antara lain
1. Taqwa
2. Malu
Malu naluri (haya nafsaniy)
Malu imani (hayaimaniy).
3. Syukur.Ada tiga macam cara kita bersyukur kepada Allah SWT:
Bersyukur dengan hati, yakni mengakui dan menyadari bahwa nikmat yang
diperolehnya berasal dari Allah SWT.
Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan mengucapkan Alhamdulillah yang berarti
segala puji bagi Allah.
Bersyukur dengan perbuatan, seperti melakukan perbuatan yang baik, sesuai
dengan tuntutan agama.
4.
5.
6.
7.

Sabar.
Memelihara amanah dan menepati janji (Al-Muminun : 6).
Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62)
Ridha dengan Keputusan Allah

3.2.4. Korelasi Antara Keimanan dan Ketakwaan


Hubungan antara keimanan dan ketaqwaan ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
karena pada hakikatnya keimanan dan ketaqwaan itu saling berkaitan dan memerlukan. Keterkaitan
Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

iman dan takwa ini juga disampaikan oleh Rasulullah dalam sabdanya : Al-imanu uryanun
walibasuhu at-taqwa[iman itu telanjang dan pakaiannya adalah takwa]. Bahwa iman haus diikuti
dengan melakukan amal shalih[takwa] sebab iman tanpa disertai amal shaleh maka imannya masih
telanjang tanpa pakaian. . Setiap amalan dan perbuatan yang baik tidak akan diterima oleh Allah
SWT tanpa didasari dengan keimanan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang diibadahi, dicintai, disenangi dan diikuti.
Tidak ada Tuhan selain Allah.

Sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan meliputi pemikiran barat dan pemikiran

dalam Islam
Tuhan dalam Islam menurut informasi al-Quran, sebutan yang benar bagi Tuhan
yang benar-benar Tuhan adalah sebutan Allah. Keesaan Allah adalah mutlak.

Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Pembuktian wujud Tuhan dibuktikan dengan Metode Pembuktian Ilmiah,


keberadaan alam menjadi bukti adanya Tuhan, pembuktian wujud Tuhan dengan
pendekatan Ilmu Fisika, pembuktian wujud Tuhan dengan Ilmu Astronomi, dan

argumentasi Qurani.
iman berarti meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan sedangkan taqwa adalah menjalankan semua perintah ALLAH dan

menjauhi semua larangannya.


orang tua membawa pengaruh besar dalam proses terbentuknya iman.
Tanda-tanda orang beriman telah disebutkan dalam al-quran salah satunya dalam

QS.Al Anfal 2-4


Pada hakikatnya keimanan dan ketaqwaan itu saling berkaitan dan memerlukan

DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin,Zainul;Wahyudin Achmad;M.Muhtarom Ilyas;Moh.Saifullah. 2012. Pendidikan

Agama Islam Membangun Karakter Madani. Surabaya : itspress.


Razak, Nasrudin. 1973. Dienul Islam. Bandung : PT. Almaarif.
Wahab, Imam Muhammad Ibn Abdul. 2004. Tauhid. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran. 2009. Al-Quran dan Terjemahannya

Special for Woman. Bandung: Syaamil Quran.


Malik,Abdul,dkk.2009.Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan

Tinggi Umum.Jakarta:Departemen Agama RI.


http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_Islam
http://cintaislam1.blogspot.com
http://sitimualifah4.blogspot.com/2012/11/makalah-keimanan-dan-ketaqwaan.html

Konsep Ketuhanan dalam Islam

13

Anda mungkin juga menyukai