:
The Role Of Human Resource Development In Preventing
Organisational Stagnation.
:
Deborah A. Blackman, Liz Lee-Kelley.
Penulis
Institusi
:
School of Business and Governance, University
Canberra,Canberra, Australia.
School of Management, University of Surrey, Guildford, UK.
:
www.emeraldinsight.com/0025-1747.htm
Sumber
Tahun
of
:
2006
Materi Review :
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyatakan bahwa HRD perlu dilakukan
dengan hati-hati dan dengan berbagai pertimbangan, karena beberapa skema
pelaksanaan HRD sebenarnya mencegah akuisisi pengetahuan baru , dengan demikian
akan menimbulkan stagnansi dalam organisasi.
2. Desain / Metodologi / Pendekatan
Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang berasal dari organisassi pembelajaran
dan organisasi non pembelajaran. Data dikumpulkan dari empat perusahaan via
kuesioner terbuka dan wawancara terstruktur.
Manufacturing sector
Service sector
Non-learning organisation
Company 1
Company 3
Learning organisation
Company 4
Company 2
3. Temuan
Penelitian ini menunjukkan bagaimana kuatnya mental model secara bersama-sama
dapat mempengaruhi HRD sebuah organisasi, sehingga dengan cara seperti bisa
memicu penutupan untuk pengetahuan dan pembelajaran baru. Pembelajaran dan
pengetahuan dalam organisasi dapat membatasi kemungkinan perubahan yang radikal.
Berikut ini jenis pembelajaran pada empat perusahaan tersebut
a. Learning opportunities:
Company 1 : NVQ
Company 2 : PDP (personal development Plan)
Company 3 : Appraisal system
Company 4 : Self and line-manager appraisals
b. Individuals mental models and motivations
4. Implikasi
Meskipun keempat perusahaan memiliki berbagai pendekatan untuk belajar
dan pengembangan, fokus utama adalah pada tingkat individu lalu pada organisasi
untuk referensi di masa mendatang. Selain itu, berlaku bahasa yang digunakan oleh
Para peserta adalah teknis dan keterampilan atau berbasis kompetensi, terutama
bertujuan bagaimana melakukan tugas-tugas lebih efektif, bukan tentang memperoleh
ide-ide baru atau konsep yang lebih meningkat.
Walaupun 3 perusahaan memiliki kebijakan self- assessment dan perusahaan
4 mengoperasikan kebijakan devolved HRD policy, pada dasarnya semua perusahaan
memiliki kebijakan HRD yang sama dari konteks strategis. Jenis-jenis pembelajaran
yang ditampilkan oleh keempat Perusahaan menunjukkan kerangka statis perbaikan
inkremental, bahkan ketika ada pembelajaran baru, saat ini ada tidak ada mekanisme
di tempat untuk mengenali potensi atau untuk menangkap dan melestarikan itu untuk
keuntungan masa depan organisasi.
Beberapa poin dari catatan muncul dari studi ini.
Pertama, mekanisme yang dirancang untuk mengembangkan pembelajaran
dan pengetahuan bertindak sebagai menutup mekanisme. Selain itu, semakin
sangat mereka didorong dan berhasil, semakin besar kemungkinan stagnansi
akan terjadi. Jika pelatihan dan bekerja terkait erat (Buyens et al., 2001) ini
masalah mungkin menjadi lebih kuat.
Kedua, penilaian dan pelatihan yang masih Bentuk dominan HRD hadir dalam
organisasi (Griego et al., 2000).
Ketiga, HRD lebih yang didelegasikan kepada manajer yang mencari yang
jelas "menggunakan", semakin besar kemungkinan itu adalah bahwa akan ada
masalah sebagai fokus pada pengukuran dapat mengembangkan, membalikkan
proses akuisisi pengetahuan.
Keempat, double loop belajar tidak akan bertindak sebagai solusi untuk
masalah ini karena, karena itu akan dipicu oleh masalah dalam sistem tertutup
atau sebagian tertutup, kerangka kerja ini juga akan menjadi refleksif diri
dalam sistem pengetahuan saat ini dan model mental (Blackman et al., 2004).
Information flow
Terjadi hubungan informasi antara individu dengan HRD, dimana peran HRD
merupakan media transfer pembelajaran bagi setiap individu