Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

Infark miokard adalah nekrosis miokard yang berkembang cepat oleh karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot-otot jantung. Diagnosis
infark miokard ditegakkan jika diperoleh 2 dari 3 kriteria, yaitu nyeri dada, pemeriksaan
EKG dan peningkatan pertanda biokimia. Berdasarkan pemeriksaan EKG, infark miokard
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
dan tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI). Lokasi dan luas infark dapat ditentukan dari
rekaman EKG. Selain itu kadar troponin T pada 96 jam setelah onset infark juga berguna
dalam memperkirakan luas daerah infark. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
hubungan antara luas infark miokard berdasarkan hasil EKG dengan kadar troponin T
pada penderita infark miokard akut STEMI dan Non STEMI di RSUP H. Adam Malik
Medan dari 01 Januari 2008-31 Desember 2009.
Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain studi crosssectional. Subjek penelitian adalah seluruh pasien rawat inap yang didiagnosis dengan
infark miokard akut di RSUP H. Adam Malik Medan dari 01 Januari 2008-31 Desember
2009, yang jumlahnya diketahui dari rekam medik sebesar 149 orang. Subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 43 orang.
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan menginterpretasikan
hasil EKG serta melihat hasil pemeriksaan kadar troponin T dari rekam medik.
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17. Uji analitik yang
digunakan adalah korelasi Pearson.
Dari penelitian diperoleh sebanyak 38 (88.4%) orang laki-laki dan 5 (11.6%)
orang perempuan menderita infark miokard. Penderita infark miokard paling banyak
berada pada usia 50-59 tahun, yaitu sebanyak 14 (32.6%) orang pasien. Infark miokard
paling sering ditemukan adalah tipe STEMI, sebesar 36 orang (83.7%) pasien; dengan
lokasi infark paling banyak adalah anterior ekstensif pada 12 orang (33,3%) pasien. Dari
hasil analisis data untuk infark miokard tipe STEMI, tidak ditemukan hubungan antara
luas infark miokard berdasarkan hasil EKG dengan kadar troponin T, baik dilihat dari
jumlah lead yang menandakan infark maupun dari area infark. Hasil analisis data untuk
infark miokard tipe Non STEMI juga tidak menunjukkan hubungan antara luas infark
miokard berdasarkan hasil EKG dengan kadar troponin T, dimana luas infark dilihat dari
jumlah lead yang menandakan infark.
Jadi pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
luas infark miokard berdasarkan hasil EKG dengan kadar troponin T pada penderita
infark miokard akut STEMI dan Non STEMI di RSUP H. Adam Malik Medan dari 01
Januari 2008-31 Desember 2009.

Kata kunci: infark, miokard, akut, EKG, troponin T

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Myocardial infarction is rapid development of myocardial necrosis caused by a
critical imbalance between oxygen supply and demand of the myocardium. The diagnosis
of myocardial infarction is built upon the findings of 2 out of 3 criterias, such as chest
discomfort, ECG (electrocardiogram), and biochemical markers of cardiac injury. Based
on the ECG, myocardial infarction is divided into 2 groups, as ST elevation myocardial
infarction (STEMI) and Non ST elevation myocardial infarction (Non STEMI). Location
and area of infarction can be determined from ECG. In additon, troponin T level at 96
hours after onset of infarction is useful for estimating the infarct size. The aim of this
study is to explore the relationship between infarct size based on the ECG changes and
level of circulating troponin T in acute STEMI and Non STEMI patients admitted to
RSUP H. Adam Malik Medan from January 1st 2008-December 31st 2009.
This study used cross-sectional, analytic design. The subjects of this study were
hospitalized patients diagnosed with acute myocardial infarction in RSUP H. Adam
Malik Medan from January 1st 2008-December 31st 2009 obtained from medical records,
for the total number of 149 patients. Forty three subjects complied with inclusion
criterias were included in samples. The study was performed by collecting, reading and
interpreting the ECG and level of troponin T written on the medical records. The datas
were then analyzed using SPSS 17 program. Pearson Correlation was used as the
analytic test.
The study result revealed 38 (88.4%) men and 5 (11.6 %) women were suffering
from myocardial infarction. Most patients suffered on the age of 50-59 years old, for the
total number of 14 (32.6 %) patients. STEMI was the most common type of myocardial
infarction discovered in 36 (83.7%) patients, mostly located on the anterior extensinve
part in 12 (33.3%) patients. The infarct size based on the ECG changes in STEMI
patiences showed no correlation with circulating troponin T level, whether analyzed from
the total infarcted lead or from infarcted area. The infarct size based on the ECG
changes in Non STEMI patients also showed no correlation with circulating troponin T
level, analyzed from the total infarcted lead.
Overall study result concludes no correlation is occured between infarct size
based on the ECG changes and level of circulating troponin T in acute STEMI and Non
STEMI patients admitted to RSUP H. Adam Malik Medan from January 1st 2008December 31st 2009.

Keywords: infarct, myocardial, acute, ECG, troponin T

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai