Pada bab 4 ini menjelaskan tentang analisis dan pembahasan dari bab
sebelumnya yaitu analisis cadangan dan produksi batubara Indonesia, analisis
kebutuhan batubara dalam negeri, dan analisis upaya pemenuhan kebutuhan
batubara dalam negeri sampai beberapa tahun mendatang.
4.1
batubara Indonesia 20,9 milyar ton dengan cadangan proven sebesar 5,529 milyar
ton. Cadangan proven Indonesia ini hanya 0,5 % dari cadangan batubara dunia
yang berjumlah 826 milyar ton. Namun, dengan kondisi tersebut Indonesia
menjadi eksportir batubara terbesar kedua dunia dibawah Australia.
Cadangan batubara tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang
berjumlah 18,71 milyar ton pada tahun 2007(Tabel 2.3). Berdasarkan data dari
tabel 2.3, sumberdaya dan cadangan batubara meningkat dari tahun ke tahun.
Namun peningkatan tersebut belum menunjukkan pola yang jelas. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh minimnya kegiatan eksplorasi yang dilakukan
secara berkelanjutan.
Saat ini cadangan proven batubara hanya sekitar 5,5 milyar ton, sedangkan
15,4 milyar ton adalah probable reserve. Dengan produksi batubara yang
meningkat tiap tahun, maka umur batubara Indonesia akan semakin berkurang.
Pada tahun 2010 produksi batubara mencapai 275 juta ton dan pada tahun 2011
produksi batubara Indonesia ditargetkan mencapai 327 juta ton.
Meskipun produksi batubara Indonesia meningkat, kebutuhan batubara
dalam negeri Indonesia belum mencapai 30 % dibandingkan dengan ekspor
batubara. Hal ini dapat menjaga pasokan batubara dalam negeri di masa
mendatang. Untuk dapat menjaga keseimbangan, maka perlu dilakukan eksplorasi
48
4.2
ton dan meningkat menjadi 275 juta ton pada tahun 2010. Rata-rata peningkatan
produksi tersebut adalah sebesar 26,735 juta ton per tahun. Produksi batubara
Indonesia akan terus meningkat setiap tahun dikarenakan permintaan batubara
dunia yang terus meningkat. Rata-rata penjualan ekspor batubara Indonesia adalah
162 juta ton sejak tahun 2005 atau sebesar 72,17 % dari total produksi.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah total produksi yang ada tidak sama
dengan total jumlah penjualan batubara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh tidak
semua data penjualan dan produksi terdata dengan baik atau adanya data
penjualan dan produksi yang terlambat dilaporkan oleh perusahaan. Selain itu, hal
ini bisa juga disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah produksi dan penjualan
setiap tahunnya.
Meningkatnya produksi batubara ini selain disebabkan oleh meningkatnya
permintaan pasar dunia dan harga batubara yang sedang tinggi mencapai $ 100
per ton, disebabkan juga oleh kebijakan yang berlaku. Pada UU No 11 Tahun
1967 batubara disebutkan sebagai bahan galian strategis, namun pada UU No 4
tahun 2009 tidak dijelaskan posisi batubara sebagai bahan galian strategis.
Beralihnya posisi batubara menjadi bahan galian biasa menyebabkan batubara
dieksploitasi secara besar-besaran. Ditambah lagi dengan sangat banyak izin
penambangan batubara yang telah dikeluarkan oleh pemerintah maupun Kepala
daerah. Hal ini membuat pengusaha akan mengeksploitasi batubara secara besar-
49
4.3
meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah tentang energi mix nasional pada
tahun 2025. Pada tahun 2008 penggunaan batubara dalam energi nasional baru
mencapai 18% dan ditargetkan pada tahun 2025 porsi pemakaian batubara dalam
negeri diharapkan mencapai 33%.
50
Dengan
demikian laju pertumbuhan terhadap konsumsi batubara adalah 221 ribu ton per
tahun. Industri metalurgi yang terus berkembang salah satunya adalah yang
dilakukan oleh PT Antam Tbk dan PT Inco.
Pada industri lainnya kebutuhan batubara juga terus meningkat. Pada
tahun 2005 kebutuhan batubara untuk industri lainnya berjumlah 10,18 juta ton
dan meningkat menjadi 16,43 juta ton pada tahun 2009.dengan demikian rata-rata
peningkatan kebutuhan batubara adalah sebesar 1,56 juta ton per tahun.
51
Kebutuhan batubara untuk sektor industri akan terus berkembang dikarenakan saat
ini harga minyak masih sangat tinggi dibandingkan harga batubara, sehingga
industri mulai beralih menggunakan batubara sebagai bahan bakar.
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya, kebutuhan batubara
dalam negeri pada tahun 2015 mencapai 146,970 juta ton dan meningkat pada
tahun 2025 yaitu sebesar 207,790
4.4
domestik dan ekspor. Dengan demikian porsi ekspor yang saat ini lebih dari 70 %
dari produksi batubara, akan berkurang menjadi sekitar 50% pada tahun 2025.
Untuk mendukung terpenuhinya target tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan tentang Domestic Market Obligation untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan batubara dalam negeri.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Menteri ESDM No
34 Tahun 2009. Kebijakan ini mengatur tentang Pengutamaan Pemasokan
Kebutuhan Mineral Dan Batubara Dalam Negeri. Setiap tahun Menteri ESDM
akan menetapkan jumlah kebutuhan dalam negeri dan jumlah batubara yang harus
dipasok setiap perusahaan untuk kebutuhan dalam negeri tahun berikutnya.
Persentase kewajiban pasokan batubara dihitung dengan cara membagi kebutuhan
dalam negeri dengan jumlah produksi batubara nasional.
Kewajiban menjual mineral atau batubara tersebut ditentukan berdasarkan
Presentase Minimal Penjualan Mineral atau Batubara yang ditetapkan oleh
Menteri ESDM. Pada tahun 2011 persentase yang ditetapkan sebesar 24.17%
berdasarkan Kepmen ESDM No.2360 Tahun 2010. Jika kewajiban memasok
batubara dalam negeri ini tidak dipenuhi oleh perusahaan maka pemerintah dapat
mengeluarkan sanksi berupa peringatan. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan
oleh perusahaan maka pemerintah berhak untuk mengurangi produksi sampai 50%
pada produksi tahun selanjutnya.
52
53
54
pada tahun 2110 melebihi produksi dalam negeri. Pada tahun 2110 kebutuhan
batubara mencapai 571 juta ton, sehingga Indonesia perlu impor batubara
sebanyak 362 juta ton.
Dengan demikian dari ketiga scenario pembatasan produksi tersebut,
scenario pertama adalah scenario yang paling baik untuk dilaksanakan. Dengan
menjamin kebutuhan batubara sampai 50 tahun ke depan, Indonesia tidak perlu
impor batubara sampai tahun 2060. Kemudian perusahaan batubara di Indonesia
tidak diberikan pemotongan kapasitas produksi mengingat pada tahun 2011 target
produksi Indonesia baru sebesar 326 juta ton. Dengan demikian perusahaan bisa
beradaptasi dan menyusun rencana produksi batubara untuk 50 tahun mendatang.
Dengan demikian iklim investasi pertambangan dalam negeri masih dapat
bertahan. Indonesia juga masih bisa mendapat devisa dari jumlah batubara yang
diekspor ke luar negeri. Selain itu dengan berkembangnya teknologi, sangat
memungkinkan bahwa 50 tahun lagi sudah ditemukan sumber energy baru yang
lebih ekonomis seperti energy nuklir atau lainnya. Dengan demikian penjaminan
batubara untuk 50 tahun mendatang dinilai paling sesuai dengan kondisi Indonesia
saat ini.
55