Anda di halaman 1dari 24

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU

YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN


YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

A. DATA DAN ANALISIS


1.

Deliniasi

Kawasan Kota Baru Jakabaring di Kota Palembang Berada dalam administrasi


Kota Palembang. Kawasan Jakabaring diarahkan dalam RTRW sebagai wilayah
pengembangan baru, implikasi dari perluasan dan pemilahan kegiatan
perdagangan skala lokal dan regional, sebagai bentuk antisipasi dari
perkembangan di kawasan pusat kota. SWK ini menjadi orientasi baru bagi
penduduk dalam pemenuhan kebutuhan dan memecah konsentrasi kegiatan
di pusat kota lama.

Adapun wilayah yang termasuk Kepada Kawasan

jakabaring adalah , Kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan Seberang Ulu II dan


Kecamatan Plaju dengan total luas Kawasan Jakabaring adalah sekitar 2.023
Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai Deliniasi

kawasan Kota baru Jakabaring

dapat dilihat pada Gambar berikut.


Gambar 1.

2.

Deliniasi Kota Baru Jakabaring

Terkait dengan Pengembangan Kawasan Kota Baru Arah


Kebijakan Rencana Tata Ruang Berdasarkan RTRW Kota
Palembang :

A. Struktur Ruang
Sistem pusatpelayanan kota Padang adalah :

2-1

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Tabel 1. Pusat Pelayanan di Kota Palembang


Pusat Pelayanan
Kota (PPK)
1. Merdeka

Sub Pusat Pelayanan Kota


(Sub-PPK)
a. Sub-PPK Sukarami

Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)
Tersebar di seluruh

b. Sub PPK Alang-Alang Lebar


2. Jakabaring

wilayah Kota
Palembang

c. Sub PPK Ilir Barat I


d. Sub-PPK Gandus
e. Sub PPK Ilir Barat II
f. Sub PPK Bukit Kecil
g. Sub PPK Ilir Timur I
h. Sub PPK Kemuning
i. Sub PPK Ilir Timur II
j. Sub PPK Kalidoni
k. Sub-PPK Sako
l. Sub PPK Sematang Borang
m. Sub-PPK Plaju
n. Sub PPK Seberang Ulu II
o. Sub PPK Seberang Ulu I
p. Sub PPK Kertapati

Rencana pembangunan dan pengembangan jalan di Kota Palembang antara


lain:

Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Primer.


Pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur, yang menghubungkan Jl. Tanjung
Api-Api sampai ke Plaju-Sungai Gerong dan melewati wilayah Kota
Palembang sebelah timur.
Pembangunan

Jalan

Lingkar

luar

Barat,

yang

menghubungkan

Jl.

Indralaya-Palembang ke Jl. Palembang-Jambi.

Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Sekunder.

Pembangunan dan Pengembangan Jalan Kolektor

Pembangunan dan Pengembangan Jalan Lokal.

Rencana pembangunan jaringan jalan lingkar dikembangkan dengan tujuan :


a) Mendistribusikan pergerakan ekternal dan melintas ke jaringan jalan
lingkar.
b) Membuka kawasan-kawasan yang relatif terisolir terutama kawasan
yang berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten lain sehingga
memiliki aksesibilitas yang lebih besar bagi kegiatan kawasan
c) Meningkatkan

aksesibilitas

kawasan

Ilir

dengan

Ulu

dengan

pembangunan jembatan Musi sebagai akses penghubung jalan lingkar


2-2

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Gambar 2.

3.

Rencana Jaringan Jalan

Fungsi dan Komponen Kegiatan Yang Dikembangkan Pada


Kawasan Kota Baru

Memperhatikan tata guna lahan kawasan perencanaan dalam 5 tahun terakhir,


terlihat secara kualitatif perkembangan berbagai kegiatan, terutama kegiatan
perdagangan dan jasa di sepanjang Jalan utama dan kegiatan permukiman.
4.

Tata Guna Lahan


Gambar berikut

memperlihatkan peta tata guna lahan kota Palembang

eksisting.
Gambar 3.

Penggunaan Lahan Eksisting Kota Palembang

2-3

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

5.

Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa lahan efektif pengembangan di


kawasan perencanaan adalah 2.023 Ha. Namun, dari keseluruhan lahan efektif
pengembangan, tidak seluruh lahan akan dikembangkan sebagai lahan
terbangun, karena diperlukan keseimbangan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, dengan
asumsi 30% lahan dicadangkan sebagai ruang hijau atau ruang terbuka hijau,
maka lahan yang akan dikembangkan di kawasan perencanaan adalah sekitar
1416 Ha. Dengan asumsi kepadatan yang dituju dalam pengembangan
Kawasan Kota Baru pada level besar, maka kepadatanyang dituju adalah100
200 jiwa/Ha dengan jumlah pendudk yang dapat ditampung maksimal adalah
Tabel 2. Daya Tampung Kawasan Kota Baru Jakabaring
Luas Lahan
(Ha)
2023

Kawasan
Potensial
(Ha)
1416

Daya Tampung Penduduk


(Jiwa)
Minimum
Maksimum
141.600
283.200

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.


Keterangan :
Daya Tampung Minimal dihitung dengan kepadatan penduduk netto 100Jiwa/Ha.
- Daya Tampung Maksimal dihitung dengan kepadatan penduduk netto 200Jiwa/Ha.

6.

Kependudukan

a)

Jumlah Penduduk

.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Palembang Dirinci Per-Kecamatan Tahun
2013
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kecamatan
Ilir Barat Ii
Seberang Ulu I
Seberang Ulu Ii
Ilir Barat I
Ilir Timur I
Ilir Timur II
Sukarami
Sako
Kemuning
Kalidoni
Bukit Kecil
Gandus
Kertapati
Plaju

LakiLaki
(Jiwa)
34.384
85.55
48.319
67.636
36.003
87.484
74.208
46.07
42.767
56.016
22.432
31.388
45.07
44.348

Peremp
uan
(Jiwa)
33.077
82.286
46.074
66.091
36.794
84.318
71.366
44.426
41.515
53.521
22.423
29.445
42.626
42.867

Jumlah
(Jiwa)
67.461
167.836
94.393
133.727
72.797
171.802
145.574
90.496
84.282
109.537
44.855
60.833
87.696
87.215
2-4

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

No.

LakiLaki
(Jiwa)

Kecamatan

Alang-Alang
45.78
Lebar
16 Sematang Borang 18.975
15

TOTAL

786.43

Peremp
Jumlah
uan
(Jiwa)
(Jiwa)
44.348

90.128

18.127
759.30
4

37.102
1.545.
734

Sumber : Kota Palembang Dalam Angka Tahun 2014

b)

Proyeksi Penduduk

Jika

dilihat

dari

perkembangan

penduduk

pada

Tahun

2008-2011,

perkembangan yang terjadi bersifat fluktuatif. Namun, untuk memberikan


penyimpangan minimum atas data penduduk masa lampau dengan tetap
mengasumsikan bahwa pola perkembangan penduduk di masa lampau akan
berlaku di masa yang akan datang, maka digunakan metoda proyeksi
penduduk dengan menggunakan teknik analisis model regresi linear.
Tabel 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Jakabaring Tahun 2016-2035
No
.

Kecamatan
Seberang Ulu I
(Sebagian)
Seberang Ulu II
(Sebagian)

1
2
3

Plaju (Sebagian)

2016
8.0
27
4.5
14
4.1
71
16.712

Jumlah Penduduk
2021
2026
2031
9.3
10.71
12.05
69
2
5
5.2
6.0
6.7
69
25
80
4.8
5.5
6.2
69
66
64
19.507

22.303

Jakabaring

dapat

25.098

2035
13.12
9
7.3
84
6.8
22
27.335

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

Untuk

melihat

apakah

Kawasan

menampung

jumlah

penduduk dimasa yang akan datang maka perlu perbandingan antara daya
tampung penduduk di Kawasan Jakabaring dengan proyeksi penduduk di
Kawasan jakabaring. Proyeksi penduduk di Kawasan Jakabaring terdiri dari dua
jenis yaitu proyeksi penduduk dengan trend dan proyeksi penduduk dengan
migrasi (. Adapun tingkat migrasi di Kawasan Jakabaring diasumsikan sama
dengan rata-rata tingkat laju pertumbuhan Penduduk per Kecamatan di
kawasan Jakabaring yaitu 0,85. Dengan asumsi pengembangan kota baru akan
dilakukan pada tahun 2020 Untuk hasil perbandingan dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
Gambar 4.

Perbandingan Daya Tampung dan Proyeksi Jumlah Penduduk Kota


Baru Jakabaring

2-5

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
2016

2021

2026

proyeksi dengan trend

2031

2035

daya tampung

proyeksi dengan migrasi

7.

Sarana Permukiman

a)

Sarana Perumahan

Jenis permukiman penduduk yang ada di seluruh Kota Palembang terdiri atas
permanen, semi permanen dan temporer yang tersebar diseluruh Kecamatan.
Gambar 5.

Perkembangan Kawasan Perumahan Kota Palembang

2-6

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Untuk perkiraan jumlah rumah di kawasan Kota baru Jakabaring dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah
Tipe Rumah
Rumah Tipe Besar
Rumah Tipe Sedang
Rumah Tipe Kecil
Jumlah

201
5
557
111
4
167
1
334
2

202
0
650
130
0
195
1
390
1

202
5
743
148
7
223
0
446
1

203
0
837
167
3
251
0
502
0

203
5
911
182
2
273
4
546
7

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

b)

Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan seperti jumlah Sekolah di Kota Palembang baik Negeri


maupun Swasta pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 1341 sarana
pendidikan yang terdiri dari :
1. Sebanyak 285 sekolah taman kanak-kanak
2. Sebanyak 448 Sekolah Dasar/Madarasah ibtidaiyah (SD/MI)
3. Sebantak 357 Sekolah Menegah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs),
4. Sebanyak 130 Sekolah Menegah Umum/ Madrasah Aliyah (SMU/MA)
5. Sebanyak 54 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
6. Sebanyak 67 Perguruan Tinggi/ Universitas.
c)

Sarana Kesehatan

. Jumlah fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas Puskesmas


Pembantu, Klinik bersalin dan puskesmas keliling pada tahun 2010 masingmasing berjumlah 26 unit, 39 Unit, 70 Unit, 32 unit dan 20 unit dari fasilitas
tersebut diharapkan peningkatan kesehatan masyarakat kota Palembang
semakin meningkat.

8.

Prasarana Permukiman

a)

Transportasi

Warga Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai


sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi
taksi juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi
yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi dan angkutan kota di Palembang
2-7

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, dimana


setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di
wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh
beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air,
yang disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui
berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Baru-baru
ini telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi mahasiswa
Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya. Selain itu, pada
awal tahun 2010 rute angkutan kota dan bus kota di beberapa bagian kota
akan digantikan oleh kendaraan umum baru berupa bus Trans Musi yang
serupa dengan bus Trans Jakarta di Jakarta. Hal ini akan terus dilakukan secara
bertahap di bagian kota lainnya dengan tujuan untuk mengurangi jumlah
kendaraan umum di Palembang yang semakin banyak dan tidak terkendali
jumlahnya serta mengurangi kemacetan karena kendaraan ini memiliki jalur
laju khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya. Untuk mengimbangi
peningkatan

kebutuhan

sarana

angkutan

dalam

kota

sejalan

denga

perkembangan kota semangkin cepat, telah di kembangkan angkutan kota


yang lebih bersifat massal berupa bus kota. Namun karena beberapa hal
misalnya kapasitas jalan yang tidajk sebanding dengan jumlah kendaraan dan
disiplin pengemudi yang masih rendah membuat transportasi di kota ini masih
semerawut. Sering juga kita lihat kendaraan umum yang mangkal/ menunggu
penumpang di sepanjang jalan. Arus lalu lintas yang diangkut dari stasiun
Kereta Api pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 3.35 persen dari
1,475,003 orang tahun 2007 menjadi 1,800,890 orang pada tahun 2008. Dan
arus barang mengalami peningkatan sebesar 22.18 persen yaitu dari
9,722,834 ton pada tahun 2007 naik menjadi 11,879,527 pada tahun 2008.
Perhubungan melalui udara, lalu lintas pesawat dan penumpang dari dan ke
kota Palembang melalui Bandara Sultan Mahmud Badarudin II tahun 2009
terlihat cukup berfluktuasi. Jika dilihat selama tahu 2009 total penumpang
yang berangkat berjumlah 908.415 orang dan yang datang ke Kota Palembang
sebesar 902.156 orang penumpang
Palembang memiliki sebuah Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bandara ini terletak di
barat

laut

Palembang,

melayani

baik

penerbangan

domestik

maupun

internasional. Bandara ini juga menjadi embarkasi haji bagi warga Sumatera
Selatan.
Bandung,

Penerbangan
Batam,

domestik

Pangkal

melayani

Pinang

dan

jalur

Palembang

kota-kota

ke

lainnya,

Jakarta,

sedangkan

penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka,


Hongkong, China dan Thailand.
Tabel 6. Sarana Transportasi Udara Kota Palembang
2-8

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

N
O
1

NAMA
BANDARA
Bandara Sultan
Mahmud
Badaruddin II

LOKASI BANDARA

DESKRIPSI

Jl. Tanjung Api - Api No. 1 Palembang


30155,
Sumatera Selatan, Telp :
0711-385001
Jarak Dari Ibukota Provinsi:
12 Km

Kelas
:
I
Jam Operasi : 06.00 - 21.00 WIB
LLU
:
ADC
Panjang Landasan / Arah / PCN : 3000 x
4523
m
/
11-29
/
73
FCWT.
Panjang
Landasan:
3.000
m
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: B-737
Maskapai Penerbangan: AirAsia, Batavia
Air, Garuda Indonesia, Lion Air, Merpati
Nusantara Airlines.

Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan
36 Ilir dan Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini melayani
pengangkutan penumpang menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan
Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan Tanjung Api-api yang melayani
pengangkutan penumpang dan barang masuk serta keluar Sumatera Selatan.
Selain itu Palembang juga memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi
sungai Ogan, Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang
dengan Bandar Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau.

2-9

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

b)

Energi

Untuk hasil analisis perkiraan kebutuhan energi listrik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 7. Proyeksi Jumlah Kebutuhan Energi Listrik Kawasan Jakabaring
No

Uraian

KAWASAN JAKABARING
I
Kebutuhan Domestik
Tipe Rumah :
a. Rumah Besar
b. Rumah Sedang
c. Rumah Kecil
Jml Kebutuhan Domestik
II

2021

2026

2031

2035

1.225.5
47
1.448.3
73
1.504.0
80
4.178.0
00

1.430.5
13
1.690.6
07
1.755.6
30
4.876.7
50

1.635.5
53
1.932.9
27
2.007.2
70
5.575.7
50

1.840.5
20
2.175.1
60
2.258.8
20
6.274.5
00

2.004.5
67
2.369.0
33
2.460.1
50
6.833.7
50

835.600
417.800
1.253.4
00
5.431.4
00

975.350
487.675
1.463.0
25
6.339.7
75

1.115.1
50
557.575
1.672.7
25
7.248.4
75

1.254.9
00
627.450
1.882.3
50
8.156.8
50

1.366.7
50
683.375
2.050.1
25
8.883.8
75

Kebutuhan Non Domestik


a. Fasilitas Sosial Ekonomi (20%)
b. Penerangan Jalan (10 %)

Jumlah Kebutuhan Non Domestik


Total Jumlah Kebutuhan Kawasan
Jakabaring
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

c)

Kebutuhan Listrik (Watt)

2016

Telekomunikasi

Untuk hasil analisis kebutuhan prasarana


Jakabaring dapat dilihat pada tabel berikut ini:

telekomunikasi

di

Kawasan

Tabel 8. Proyeksi Jumlah Kebutuhan Telekomunikasi Kawasan Jakabaring


No
I
II

III

d)

Uraian
KAWASAN JAKABARING
Kebutuhan BTS (Unit)
Kebutuhan Domestik
Rumah Tipe Besar (80%)
Rumah Tipe Sedang & Kecil (20%)
Jumlah Kebutuhan Domestik
Kebutuhan Non Domestik
Kegiatan Sosial Ekonomi (30%)
Telepon Umum (10%)
Jumlah Kebutuhan Non Domestik
Total II + III
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

2016

Kebutuhan Telepon (SST)


2021
2026
2031
2035

445,65
557,07
1.003

520,19
650,23
1.170

594,75
743,43
1.338

669,28
836,60
1.506

728,93
911,17
1.640

300,82
100,27
401
1.404

351,13
117,04
468
1.639

401,45
133,82
535
1.873

451,76
150,59
602
2.108

492,03
164,01
656
2.296

Air Minum

Untuk hasil analisis perkiraan jumlah kebutuhan air bersih dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 9. Proyeksi Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kawasan Jakabaring

2 - 10

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Uraian
Jumlah penduduk
Rata-rata
Konsumsi Air
Kebutuhan Air
domestik
Kran/Hidran Umum
Kebutuhan Non
Domestik

Volume /
Satuan
Jiwa
Liter/orang/har
i
Liter/hari
Unit per 250
jiwa
Kapasitas
2000 liter
25% dari
Kebutuhan
Domestik

Sub Total I
Tingkat Kebocoran

10% dari total


domestik dan
non domestik

Sub Total II
Hidran Pemadan
Kebakaran
Total

10 % - 30 %
dari keb. Air
liter/hari
liter/detik

2016

2021

2026

2031

2035

16.712

19.507

22.303

25.098

27.335

60

60

60

60

60

1.002.720

1.170.420

1.338.180

1.505.880

1.640.100

67

78

89

100

109

133.696

156.056

178.424

200.784

218.680

250.680,0
0

292.605,0
0

334.545,0
0

376.470,0
0

410.025,0
0

1.387.09
6,00

1.619.08
1,00

1.851.14
9,00

2.083.13
4,00

2.268.80
5,00

138.709,6
0

161.908,1
0

185.114,9
0

208.313,4
0

226.880,5
0

1.525.80
5,60
152.580,5
6
1.678.38
6,16
19,43

1.780.98
9,10
178.098,9
1
1.959.08
8,01
22,67

2.036.26
3,90
203.626,3
9
2.239.89
0,29
25,92

2.291.44
7,40
229.144,7
4
2.520.59
2,14
29,17

2.495.68
5,50
249.568,5
5
2.745.25
4,05
31,77

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

e)

Air Limbah

Untuk hasil analisis perkiraan air limbah di Kawasan Jakabaring dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 10.

Proyeksi Jumlah Air Limbah Kawasan Jakabaring

N
Keterangan
o
KAWASAN JAKABARING
1

Satuan

Jml Penduduk

Jiwa

Penduduk yang terlayani


Septic Tank
Penduduk yang terlayani
MCK
Kebutuhan Septic Tank
untuk Keluarga

Kebutuhan MCK

Lumpur Tinja Domestik


yang dihasilkan

Asumsi Terlayani
85%
Asumsi Terlayani
15%
Unit (1 Septic Tank =
1 KK)
Unit (1 MCK = 100
jiwa)
lt/hari (30 lt x jlh
pddk)/365 hari

Lumpur Non Tinja

lt/hari (20% tinja)

Total Jumlah Lumpur

lt/hari

Kebutuhan Mobil Tinja

Unit (Kapasitas 4 m3)

2
3
4

2016

2021

2026

2031

2035

16.7
12
14.2
05
2.13
1
3.34
2

19.5
07
16.5
81
2.48
7
3.90
1

22.3
03
18.9
58
2.84
4
4.46
1

25.0
98
21.3
33
3.20
0
5.02
0

27.3
35
23.2
35
3.48
5
5.46
7

21

25

28

32

35

1.37
3,59
274,
72
1.64
8,31
0

1.60
3,32
320,
66
1.92
3,98
0

1.83
3,12
366,
62
2.19
9,75
1

2.06
2,85
412,
57
2.47
5,42
1

2.24
6,71
449,
34
2.69
6,05
1

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.


2 - 11

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

f)

Persampahan

Untuk hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 11.

Proyeksi Jumlah Timbunan Sampah

N
Keterangan
o
KAWASAN JAKABARING
1

Jumlah Penduduk

Standar Produksi Sampah

Produksi Sampah
Kebutuhan Gerobak
Sampah
Kebutuhan Bak Sampah
Kecil
Kebutuhan Bak Sampah
Besar
TPS Kontainer Besi
Truk Terbuka
Dump-Truck
Arm-Roll Truck

4
5
6
7
8
9
10

Satuan

2016

2021

2026

2031

2035

Jiwa

16.71
2

19.50
7

22.30
3

25.09
8

27.33
5

m3/org/ha
ri
m3/hari

0,003 m3/org/hari
50,14

58,52

66,91

75,29

82,01

25

29

33

38

41

6 m3

10

11

13

14

12 m3

10 m3
7 m3
8 m3
10 m3

5
7
6
5

6
8
7
6

7
10
8
7

8
11
9
8

8
12
10
8

2m

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

g)

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka (RT) terdiri atas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka
Non Hijau (RTNH). Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah ruang-ruang di dalam
kota dimana unsur hijau (vegetasi) yang alami dan sifat ruang terbuka lebih
dominan (Hakim, 2002).
Untuk hasil analisis dapat dilihat ada tabel berikut ini :
Tabel 12.

Sarana

Unit RT
Unit Rw
Kelurahan
Jalur Hijau
(15m2/jiwa)

Pendu
duk
Pendu
kung
(Jiwa)

Eksis
ting

Proyeksi Jumlah Kebutuhan RTH


2016
U
ni
t

250

67

2.500
30.000

7
1

120.00
Kecamatan
0
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2015.

M2
16.71
2
8.356
5.014
250.6
80
3.34
2

2020
U
ni
t
78
8
1

M2
19.50
7
9.754
5.852
292.6
05
3.90
1

Kebutuhan
2025
U
ni
M2
t
22.30
89
3
11.15
9
2
1
6.691
334.5
45
4.46
0
1

2030
U
ni
t
10
0
10
1

M2
25.09
8
12.54
9
7.529
376.4
70
5.02
0

2035
U
ni
t
10
9
11
1

2 - 12

M2
27.33
5
13.66
8
8.201
410.0
25
5.46
7

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Gambar 6.

9.

Kondisi Sarana dan Prasarana Kawasan Jakabaring

Rumusan Potensi, Permasalahan, Peluang, dan Tantangan


Kawasan Kota Baru Jakabaring

Secara umum, potensi yang dimiliki Kawasan jakabaring adalah sebagai


berikut;
a. Memiliki morfologi yang relatif datar sehingga dapat dikembangkan menjadi
pusat pengembangan kawasan kota;
b. Berdekatan dengan sungai yang merupakan salah satu sumber air baku
selain sumber mata air yang ada di kawasan untuk keperluan masyarakat
kawasan perencanaan, juga berfungsi sebagai sarana transportasi air;
c. Merupakan daerah sentra kegiatan perekonomian khususnya ekonomi
rumah tangga meliputi industri makanan dan kerajinan.
d. Memiliki pusat olahraga terbesar yaitu pusat olahraga Jakabaring.
e. Terdapatnya pasar induk Buah-buahan
f.

Memiliki sarana dan prasarana perkotaan yang mendukung perkembangan


kegiatan perkotaan;

g. Dilalui jalan nasional berupa jalur lintas Sumatera.


B. KONSEP RENCANA
2 - 13

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

1.
a)

Konsep Makro Pengembangan Kawasan Kota Baru


Struktur Ruang

Struktur ruang terbentuk untuk pengembangan kawasan Kota Baru Jakbaring


pengembangan kegiatan utama dari Kota Lama menuju Pusat olahraga dan
sekitarnya sebagai pusat pengembangan Kawasan Kota Baru. Struktur ruang
yang dimaksud adalah sebagai berikut Sistem pusatpelayanan kota Padang
adalah :

2 - 14

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Tabel 3.7
Pusat Pelayanan
Kota (PPK)
2. Jakabaring

b)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Pusat Pelayanan di Kota Palembang

Sub Pusat Pelayanan Kota


(Sub-PPK)
Sub-PPK Gandus
Sub PPK Ilir Barat II
Sub PPK Bukit Kecil
Sub PPK Ilir Timur I
Sub PPK Kemuning
Sub PPK Ilir Timur II
Sub PPK Kalidoni
Sub-PPK Sako
Sub PPK Sematang Borang
Sub-PPK Plaju
Sub PPK Seberang Ulu II
Sub PPK Seberang Ulu I
Sub PPK Kertapati

Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)
Palembang

Pola Ruang

Arahan pola ruang Kawasan Kota Baru secara Makro merupakan pola ruang
yang telah disusun, sebagai berikut :

Gambar 3.70.

Pola Ruang Kawasan Kota Baru secara Makro


Jakabaring

2 - 15

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

c)

Jaringan Sirkulasi/Transportasi

Rencana pengembangan jalan kolektor primer meliputi:

Right of Way (ROW) direncanakan sebesar 30 meter;

Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling


rendah 20 km/jam;

Badan jalan direncanakan sebesar 18 meter;

Tidak dilengkapi dengan median jalan.


Gambar 3.71.

Gambar 3.72.

Rencana Penampang Jaringan Arteri Primer

Rencana Penampang Jaringan Kolektor Primer

1 Jalan Lokal Primer


Rencana pengembangan jalan lokal primer meliputi:

Right of Way (ROW) direncanakan sebesar 12 meter;

Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling


rendah 10 km/jam;

Lebar badan jalan tidak kurang dari 9 meter.


Gambar 3.73.

Rencana Penampang Jalan Lokal Primer

2 - 16

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

2 Jalan Lingkungan
Rencana pengembangan jalan lingkungan meliputi:

Right of Way (ROW) direncanakan sebesar 10 meter;

Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling


rendah 10 km/jam;

Lebar badan jalan tidak kurang dari 6,5 meter.

Kendaraan angkutan berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di


daerah permukiman.
Gambar 3.74.

Rencana Penampang Jalan Lingkungan

2 - 17

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

2.

Konsep Pengembangan Infrastruktur Permukiman

a)

Air Minum

Rencana pengembangan jaringan air minum di Kawasan Kota Baru Jakabaring


meliputi:
a

Pengembangan jaringan pipa distribusi primer, sekunder dan tersier,


dengan ketentuan:

Jaringan pipa distribusi primer dikembangkan sepanjang jaringan jalan


kolektor primer yang ada di Kawasan Kota Baru Jakabaring

Jaringan pipa distribusi sekunder merupakan cabang dari pipa distribusi


primer sepanjang jalan lokal dan kolektor sekunder.

Jaringan pipa distribusi tersier merupakan cabang dari pipa sekunder


sepanjang jalan lingkungan untuk disalurkan ke rumah-rumah atau
kegiatan lainnya.

Rencana pengembangan jaringan distribusi akan digunakan sistem cabang,


yaitu sistem permukaan terbuka. Pertimbangan menggunakan sistem
terbuka ini adalah:

Cukup ekonomis karena jalurnya relatif pendek;

Tekanan pipa cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengalir


air;

Mudah dalam pengoperasiannya, karena dengan adanya titik mati,


kotoran yang terbawa selama aliran bisa dibuang pada akhir pengaliran
di akhir pipa cabang.

b)

Drainase

Rencana pengembangan jaringan drainase di Kawasan Kota Baru Jakabaring


meliputi:
a

Pengembangan jalur pengaliran drainase mengikuti pola jaringan jalan dan


di alirkan menuju badan penerima dengan media dan konstruksi drainase
yang mendukung pengaliran cepat. Jalur pengaliran tentunya menuju ke
sisi selatan dan tengah Kawasan, dimana air hujan yang turun akan jatuh
pada permukaan jalan dan mengalir menuju saluran-saluran sekunder dan
tersier.

Pengembangan Jaringan drainase di Kawasan Kota Baru Jakabaring dengan


sistem terpisah dengan tujuan agar sistem pembuangan limbah dapat
dibedakan antara limbah perumahan, limbah perkantoran ataupun bisnis
sehingga pembuangannya dapat dipilah-pilah sesuai kategorinya dan
dipisahkan sehingga masing-masing mampu menampung curah hujan dan
membuangnya secara terpisah.

2 - 18

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

Pengembangan sumur resapan pada setiap pekarangan.


Gambar 3.75.

Skema Sumur Resapan

Penyediaan kolam tandon/retensi dilengkapi dengan filter penangkap


sampah.
Gambar 3.76.

Gambar 3.77.
c)

Skema Kolam Retensi Di Samping Badan Sungai

Ilustrasi Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Limbah

Berdasarkan kondisi yang ada dan perkiraan produksi limbah di Kawasan Kota
Baru Jakabaring Rencana sistem pengelolaan air limbah di Kawasan Kota Baru
Jakabaring meliputi:
a

Pengembangan

sistem

pembuangan

air

limbah

secara

individu

direncanakan pada kawasan permukiman kepadatan rendah dan sedang.


Pengolahan individual merupakan

pengolahan air limbah yang dilakukan

2 - 19

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

secara sendiri-sendiri pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang


dihasilkan, dengan diagram sistem penanganannya sebagai berikut:
b

Pengembangan

sistem

pembuangan

air

limbah

secara

komunal

direncanakan pada kawasan permukiman kepadatan tinggi, kawasan


komersial dan Kawasan Wisata.
d)

Persampahan

Arahan rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan di Kawasan


Kota Baru Jakabaring dilakukan dengan melalui proses berikut:
1

Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap


rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong
sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga,
sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh
pemerintah.

Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat


dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak
penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan
maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran.
Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah
ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan
Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat di masing-masing
unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial dan
pemerintahan/perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama
dikelola oleh instansi terkait.

Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun


sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan
truk sampah maupun armroll truck/dump truck ke lokasi tempat
pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui reduksi


sampah dari rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari sumbernya
maupun dengan Reduce (perolahan kembali), Reuse (penggunaan
kembali) dan Recycle (daur ulang) atau 3R, sehingga dapat mengurangi
volume sampah yang ditimbulkan).

e)

Fasilitas Proteksi Kebakaran

Arahan rencana pengembangan prasarana kebakaran di Kawasan Kota Baru


Jakabaring dilakukan dengan melalui proses berikut:

Pengembangan Tempat Penyimpanan Air (Reservoir)

Pengembangan Jaringan Distribusi


2 - 20

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

f)

Sistem Pompa Hydrant


Listrik

Adapun rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kawasan Kota


Baru Jakabaring lebih rinci adalah sebagai berikut :

Mengembangkan/meningkatkan Stasiun Telepon Otomat (STO) serta


mengikuti jaringan sambungan telepon yang telah ada serta menambah
Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan kapasitas sambungan telepon
terpasangnya.

Pembangunan BTS (Base Transceiver Station) dengan mepertimbangkan


perkiraan kebutuhan BTS sampai akhir tahun perencanaan.

N
o

A
1
2
3

B
1
a
b
2
a

Usulan Program

FISIK
DAN
TATA
RUANG
Penegasan
Lokasi
Deliniasi Kawasan
Pembebasan
dan
Pematangan Lahan
Penyusunan
Masterplan Kawasan
Kota Baru

Penanggung
Jawab

Kemen Agraria
dan Tata Ruang
Kemen Agraria
dan Tata Ruang
Kemen PUPR
(CK), Bappenas,
Dinas PU CK
Daerah
Penyusunan Kawasan Kemen PUPR
Siap Bangun
(CK), Dinas PU
Daerah
PRASARANA DAN SARANA
PERMUKIMAN
JalanLingkugan
Perencanaan Jaringan Dinas PU Bina
Jalan Lingkungan
Marga Daerah
Pembangunan
Dinas PU Bina
jaringan jalan
Marga Daerah
Drainase
Penyusunan Outline
Kemen PUPR
Plan Drainase
(CK), Dinas PU
Kawasan
Daerah
Penyusunan DED
Kemen PUPR
(CK), Dinas PU
Daerah
Pembangunan
Kemen PUPR
Jaringan Drainase
(CK), Dinas PU

Sumbe
r
Dana

WaktuPelaksanaan
20 20 20
21 26 31
2016 2020
20 20 20
25 30 35
1 2 3 4 5

APBN
APBN
APBN.

APBN.

APBD
Kota.
APBD
Kota
APBD
Kota
APBD
Kota.
APBD
Kota.
2 - 21

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

N
o

Usulan Program

Penanggung
Jawab

Sumbe
r
Dana

WaktuPelaksanaan
20 20 20
21 26 31
2016 2020
20 20 20
25 30 35
1 2 3 4 5

Daerah
3
a

b
c

4
a
b
c
d

5
a

Air Bersih
Penyusunan Outline
Plan Air Bersih
Kawasan Kota Baru
Peningkatanproduksi
IPA
Pengembangan
jaringan pipa
transmisi dan
distribusi
Pengembangan
penampungan air
hujan
Air Limbah
Penyusunan Outline
Plan Air LImbah
Pembangunan IPAL
Pengembangan
jaringan IPAL
Pengembangan
septiktank individual
bidang resapan
Persampahan
Penyusunan
Masterplan
Persampahan
Pengembangan
metode pengolahan
sampah 3 R dan Bank
Sampah
Penyediaan sarana
dan prasarana
operasinal
persampahan
Penyediaan Bangunan
TPST

Pembentukan kader
peduli sampah

6
a

Kelistrikan
Penataan dan
Pengembangan

Kemen ESDM

APBN

PDAM

APBD
Prov
APBD
Prov

PDAM

PDAM

APBD
Kota

Kemen LH, B LH
Daerah
Kemen LH, B LH
Daerah
Kemen LH, B LH
Daerah
B LH Daerah

APBD
Kota
APBN

Dinas
Kebersihan
Daerah
Dinas
Kebersihan
Daerah

APBD
Kota

Dinas
Kebersihan
Daerah

APBD
Kota

Dinas
Kebersihan
Daerah
Dinas
Kebersihan
Daerah

APBD
Kota

PT PLN

APBD
Kota

APBN
APBD
Kota

APBD
Kota

APBD
Kota

2 - 22

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

N
o

7
a
b
c
8
a

Usulan Program

jaringan listrik
tegangan menengah
Penataan dan
Pengembangan
jaringan listrik
tegangan rendah
Penyediaan gardu
induk kawasan
kotabaru
Telekomunikasi
Penataan sempadan
BTS
Pengembangan
jaringan telepon kabel
Penyediaan Rumah
Kabel
Ruang Terbuka
Hijau
PenyusunanPerencan
aan RTH

Pembangunan RTH

Pengelolaan dan
Pemeliharaan RTH

9
a

Proteksi Kebakaran
Penyusunan RISPK
(Rencana Induk
Sistem Proteksi
Kebakaran)
Pengadaan Pos
Kebakaran
Lingkungan
Pengadaan Sarana
dan Prasarana
Proteksi Kebakaran
Pembentukan
lembaga proteksi
kebakaran oleh warga

Penanggung
Jawab

Sumbe
r
Dana

PT PLN

APBD
Kota

PT PLN

APBD
Kota

PT TELKOM, BLH

APBD
Kota
APBD
Kota
APBD
Kota

PT TELKOM
PT TELKOM

Kemen Agraria
dan Tata Ruang,
Kemen PUPR
Kemen Agraria
dan Tata Ruang,
Kemen PUPR,
Dinas
Pertamanan
Daerah
Dinas
Pertamanan
Daerah

APBN.

Kemen PUPR
(CK)

APBN

Dinas Kebakaran
Daerah

APBD
Kota

Dinas Kebakaran
Daerah

APBD
Kota

Dinas Kebakaran
Daerah

APBD
Kota

WaktuPelaksanaan
20 20 20
21 26 31
2016 2020
20 20 20
25 30 35
1 2 3 4 5

APBN.

APBD
Kota

2 - 23

MASUKAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN KOTA BARU


YANG MENDUKUNG PERWUJUDAN KAWASAN PERMUKIMAN
YANG LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

N
o

1
0

C
.
1

Usulan Program

Penanggung
Jawab

Sumbe
r
Dana

Pengembangan
fasilitas penunjang
(komersil,
perkantoran, sarana
sosial, dll)
SOSIAL EKONOMI

Kemen PUPR, PU
Daerah

APBN

Pembentukan
masyarakat/
kelompok swadaya
masyarakat
Penguatan lembaga
pengelolaan dan
pengawasan kawasan
kota baru

Kemen Agraria
dan Tata Ruang,
Kemen PUPR

APBN

Kemen Agraria
dan Tata Ruang,
Kemen PUPR

APBN

WaktuPelaksanaan
20 20 20
21 26 31
2016 2020
20 20 20
25 30 35
1 2 3 4 5

2 - 24

Anda mungkin juga menyukai