Anda di halaman 1dari 21

Bahan Ajar

INFEKSI SALURAN KEMIH


OLEH :
dr. Constantyn Kountul, SpMK (K)

BAGIAN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT
MANADO

DAFTAR ISI
HALAMAN
-

FLORA NORMAL SALURAN KEMIH


DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
BAKTERIURIA SIGNIFIKAN
KATEGORI-KATEGORI PATOLOGI KLINIS
PATOGENESIS
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
GEJALA DAN AKIBAT INFEKSI
ORGANISME PENYEBAB ISK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM I S K
PENANGANAN I S K

INFEKSI SALURAN KEMIH


Infeksi saluran kemih biasa ditemukan dan menyebabkan penyakit dan kematian
secara signifikan.
FLORA NORMAL SALURAN KEMIH
Kandung kernih secara normal steril, seperti keseluruhan saluran kemih. Pada
bagian distal depan uretra terdapat sedikit kolonisasi kuman kulit atau ktunan dari
faeses.
DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH
Yaitu adanya mikroorganisme pada saluran kemih dan kebanyakan pasien infeksi
saluran kemih mempunyai bakteriuria yang signifikan.
BAKTERIURIA SIGNIFIKAN
Yaitu terdapat lebih dari 105 bakteri per mililiter urine mid- stream (MSU)
yang diambil dan dikirim secara baik ke laboratorium. Ini merupakan kriteria
diagnostik yang biasa dipakai untuk infeksi saluran kemih. Pada mulanya kriteria
ini dipakai oleh Kass untuk membedakan antara sampel urine terinfeksi dan urine
terkontaminasi pada pasien tanpa gejala-gejaia, tetapi kemudian digunakan secara
luas untuk mendefinisikan adanva infeksi pd pasien dengan gejala-gejala.
Tetapi, kadang-kadang pada pasien dengan gejala, jumlah bakteria dapat turun
menjadi 104 permililiter atau lebih rendah tanpa adanya terapi antibiotik.
KA TEGORI-KATEGORI PATOLOGI KLINIS
Dasuria dan mikturisi yang frekwen, kadang-kadang bersama dengan nyeri
suprapubik. Int dapat berupa:
1. Sistitis bacterial
Infeksi kandung kemih, ditandai bakteriuria signifikan, dan kerap kali juga
terdapat piuria dan hematuria. Beberapa pasien demikian juge menderita
infeksi saluran kemih bagian atas.

2. Sistitis abakterial
Dikenal sebagai sindroma uretral apabila tidak dapat diperlihatkan adanya
bakteria dalam kandung kemih. Penyebabnya biasanya tak diketahui.
PIELONEFRITIS AKUT BAKTERIAL
Infeksi ginjal ditandai secara khas dengan suatu sindrom terdiri dari nyeri
pinggang, nyeri tekan dan panas disertai bakteriuria dan piuria. Pada sindrom ini
bisa tanpa significant bacteriuria. Bakteremia sering kali ditemukan.
NEFRITIS INTERSTISIAL KRONIK
lnterstisium dan tubulus renalis disini menealami radang yang kemudian akhimya
menyebabkan fibrosis .Fungsi tubuler dapat hilang
Infeksi bakterial, biasanya berhubungan dengan struktur abnormal saluran
kernih,adalah sebab yang penting namun banyak sebab lain termasuk
penyalahgunaan obat analgetik dan pengaruh radiasi.Banyak pasien yang tak
ditemukan agen penyebabnya.
BAKTERIURIA TERSEMBUNYI
Dikenal sebagai bakteriuria asimptomatik. Bakteriuria signifikan ditemukan
dalam pemeriksaan pada orang-orang sehat.
PATOGENESIS
Organisme dari flora feses biasanya masuk saluran kemih melalui rute asendens
dimulai pada perineum dan periuretral. Organisme kemudian keatas menuju
kandung kemih meialui uretra dan kadang-kadang terus ke ginjal. Uretra yang
pendek pada wanita arenjadi fasilitas infeksi rute ini.
Selama mikturisi, kadang-kadang beberapa organisme dapat memasuki leher
kandung kemih pada wanita dan dengan mekanisme pertahanan tubuh hal ini
dapat diatasi.Tetapi
penvebaran trans uretral organisme kedalarn kandung kemih meningkat pada
wanita pasca coitus ,dan pada banyak orang pasca instrumentasi uretra.

Mekanisme pertahanan tubuh normal adalah:


1.

Faktor hidrodinamik yaitu memancarnya keluar urine yang terinfeksi dan


diganti oleh urine steril.

2.

Fagositosis oleh polimorfonukler.

3.

Humoral antibodi, khususnya IgA.

4.

Substansi antibakterial nonspesifik pada sekresi prostat/ mukosa uretra dan


kandung

KOLONISASI KUMAN PADA INTROITUS VAGINA,


SEROTIPE 0 DARI E. COLI, ADHESI BAKTERIAL DAN ANTIGENIK
Introitus vagina atau area periuretral, secara khas menjadi tempat tumbuhnya
kuman yang berasal dari flora faeses sebelmn menginfeksi traktus urinarius.
Secara relatif, beberapa serotipe 0 dari E coli ( seperti 02, 04, 06 ) meny -ebabkan
sebagian besar infeksi E coli pada traktus urinarius dan ini menggambarkan
prevalensi kuman serotipe mi dalam theses. Namun, strain tertentu E coli dengan
serogrup khusus 0 dan aernntung strain mana yang memiliki kemampuan besar
adhesi terhadap sel epitel urinaria. Adhesi bakterial terhadap sel epitel terutama
terhadap fimbria bakteri yang berdempet dengan reseptor pada sel epitel.
Sekali bakteri telah menginvasi saluran kemih maka organisme tadi akan
menyebabkan asendens ke traktus urinaria atas. Walaupun ini hanya pada
sebagian kecil pasien. Falaor predisposisi seperti refluks vesiko-ueteral pada bayi
dan batu kandung kemih pada (imam kerapkali menentukan terjadinya infeksi
traktus urinaria atas, namun &lc-tort:I-tor organisme juga kadang-kadang relevan.
Jumlah dan tipe antigen polisakarida K yang terdapat pada permukaan luar strain
E coli berimitan dengan strain penyebab pielonefritis bakterial akut.
URINE RESIDUAL
Pada orang sehat, kandung kemih dikosongkan secara lengkap sesudah
mikturisi.Apabila oleh karena abnormalitas struk-tural kandung kemih ataupun
sebab lain seperti neurogenik sehingga urine residu melebihi 2 3 ml kemudian
maka terjadi kemungkinan lebih besar terjadi dan menetapnya infeksi.

INFEKSI HEMATOGEN
Pada beberapa kasus , ginjal dapat terinfeksi melalui rute hematogen, teristimewa
sesudah bakteremia oleh Staf. aureus. Jaringan perinefrik juga dapat tereinfeksi
dan dapat terjadi abses perinefrik- ini merupakan penyebab `nyeri yang tak jelas
kausanya.
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
1. Umur
insidens infeksi taktus urinaria meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia.
Pada usia 60 tahun keatas teijadi peningkatan yang cepat insidens infeksi.
2.Kelamin
Uretra yang pendek pada wanita menyebabkan infeksi saluran kemih yang
meningkat jumlahnya melalui infeksi asendens pada wanita sampai usia 50 tahun.
Infeksi saluran kemih lebih banyak pada wanita yang kawin dibanding yang tak
kawin.
Pada laki-laki, jumlah yang signifikans terdapat pada usia diatas 50 tahun, dimana
hipertrofi prostat dan gangguan lain saluran kemih terjadi.
Pada anak-anak, infeksi saluran kemih tidak biasa terjadi.
3.Gangguan struktur dan neurologik pada saluran kemih:
Sejumlah kemungkinan kelainan saturan kemih dihubungkan dengan 'urine
residual' dan ini meningkatkan kemungkinan timbuInya infeksi saluran kemih
yang berhubungan dengan serangan ulangan infeksi tersebut.
Beberapa daripada kelainan itu adalah : - vesico ureteric reflux, - ureterocele, klep, uretra,
- Striktttra uretra, -pembentukan batu,
-hipertrofi Prostat, -divertikulum, prolaps genital,
- bladder neurogenik.
4. Faktor host yang lain :
- Diabetes mellitus: meningkatkan resiko pielonefritis bakterial yang berat.

- Obat-obat imunosupersif kortikosteroid, atau obat sitotoksik, seperti yang


diberikan pada pasien dengan transplantasi ginjal, menyebabkan timbulnya
infeksi berulang saluran kemih dan infeksi ginjal oleh organisme yang tidak
biasa seperti : salmonella, serratia, Candida, Nocardia.
Gejala dan Akibat infeksi :
Gejala-gejala
Keluhan terbanyak adalah sering b.a.k dan nyeri b.a.k. Nyeri suprapubik terdapat
pada beberapa penderita. Nyeri pinggang, nyeri tekan pada pielonefritis akuta,
disertai panas dan muntah_ Ikterus (kuning) pada kasus infeksi neonatus.
Septikemia Gram Negatif:
Ini teristimewa bila ada obstruksi saluran kemih bagian atas dan adanya infeksi
ginjal sebelumnya.
Instrumentasi atau pembedahan pada pasien dengan infeksi traktus urinarius
sering diikuti dengan septikemia.
Kerusakan Ginjal
Infeksi saluran kemih pada anak-anak dapat berlanjut dengan gangguan ginjal dan
kerusakan kerusakan nefi-on, hal mana sering oleh vesico ureteral reflux.
Pada orang dewasa, sedikitr kasus tentang kelainan saluran kemih infeksi kronik
dapat menimbulkan kegagalan fungsi ginjal.
Waktu yang lama di RS
Infeksi saluran kemih pada pasien rawat Map terutama pada pasien postoperatif
menyebabkan masa opname jadi lama.

ORGANISME PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH


Bakteri dan jamur adalah organisme penyebab utama infeksi saluran kemih.
Bakteri Penyebab
Bakteri adalah penyebab tersering infeksi saluran kemih namun tergantung pada
infeksi apakah akut atau kambuhan dan didapat diluar atau didalam RS.
Berikut adalah daftar bakteri penyebab ISK :
___________________
PRAKTEK
RUMAH SAKIT
UMUM
82
55
9
4

ORGANISME
Escherichia coli
Staphyococcus epidermidis
atau saprophyticus
Proteus spp.
Strep.faecalis
Klebsiella aerogenes
Koliform lainnya
Pseudomonas aeruginosa
Serratia marcescens

3
1
2
2
1
0

12
3
13
5
7
1

Escherichia coli
Paling banyak infeksi disebabkan oleh E. coli seperti terlihat pada daftar diatas.
Pasien dengan infeksi berulang lebih resisten antibiotik dibandingkan dengan
yang baru satu atau dua kali terserang infeksi.
Spesies Staphylococcus
Pada wanita muda, E coli yang paling banyak menyebabkan infeksi namun
kemudian adalah Staphylococcus saprophyticus yang dikenal sebagai novobiosin
resisten micrococcus subgroup 3.
Staphylococcus epidermidis juga kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran
kemih.
Spesies Proteus

Proteus mirabilis adalah sering menyebabkan infeksi saluran kemih sedangkan


Proteus vulgaris dapat pula sebagai penyebab. Sering dikaitkan dengan keadaan
urine yang alkalis. Organisme ini memecah urea menjadi amoniak dan ini
membantu timbulnya pembentukan batu, dan kuman ini berhubungan dengan
pembentukan batu pada pelvis renalis, pielonefritis akut dan septikemia.
Spesies Klebsiella
Kuman ini menimbulkan infeksi pada pasien di rumah sakit. Biasa ditemukan
pada infek ulangan saluran kemih dan menerima antibiotika.Klebsiella aerogenes
hampir selalu resisten ampisilin, dan pemakaian yang luas ampisilin di RS akan
memperbesar penyebaran kuman ini. Banyak strain klebsiella resisten berbagai
antibiotik.
Spesies Pseudomonas dan Serratia
Kuman-kurnan

ini

biasanya

resisten

berbagai

antibiotik

dan

terutama

duhubungkan dengan infeksi berulang pada saluran kemih pada pasien di rumah
sakit.
Enterokokus (Streptokokus) fekalis dan Enterococcus faecium
Ampisilin biasa diberikan pada pasien infeksi traktus urinaria dengan gejala.
Kadang kadang infeksi tersebut yang didapat di RS adalah multi -antibiotik
resisten terhadap ampisilin plus gentamisin dan akhir-akhir ini vankomisin.
Kuman-kuman Lain
1.

Mycobacterium tuberculosis harus selalu dipertimbangkan sebagai suatu


penyebab infeksi kronik traktus urinaria.

2.

Kuman anaerob seperti Bacteroides fragilis atau kokus anaerob, jarang


sebagai penyebab disini tetapi perlu dilihat pada kasus-kasus piouria dan tak
dapat didemonstrasikan bakteri penyebabnya.

3.

Neisseria gonorrhoe sebagai penyebab yang tak sering dari piouria tetapi ini
menunjukkan suatu uretritis dibanding suatu infeksi traktus urinaria.

Jamur

Candida albicans menyebabkan infeksi kandung kemih dengan insidens tinggi


pada diabetes dan pada pasien yang mendapat terapi yang berulang ulang
antibiotika atau pasien dengan pertahanan tubuh yang terganggu. Infeksi ginjal
dengan candida juga dapat terjadi pada pasien dengan penekanan imune termasuk
juga pasien dengan transplantasi ginjal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI SALURAN KEMIH
Pemeriksaan Mikrobiologi Urine
Sample urine sering terkontaminasi dengan flora normal dari perineum atau
genitalia. Kontaminasi ini dikurangi walaupun kadang kadang tidak seluruhnya
dapat dicegah apabila usaha untuk menjelaskan secara tepat bagaimana cara
pengambilan urine mid-stream (MSU) teristimewa menjelaskan pentingnya
membersihkan dengan air mengalir dan mengeringkannya genital sebelum
micturisi. Tapi ini tidak dapat dipakai secara praktis pada anak tetapi dicoba
apabila nyata perineum dikotori faeses.
Pada bayi dan pada usia lanjut kontaminasi sample urine menjadi problem yang
besar.
Metode pengambilan urine
Sample urine diambil sebelum memulai terapi antibiotika
1.

MSU- metode utama

2.

a.

Adhesive bags pada bayi ( kantong yang merekat)

b.

Clean-catch spesimen pada bayi ( tambahan pada metode a)

3.

Aspirasi supra pubik kadang -kadang baik pada bayi, jarang pada kehamilan

4.

Kateterisasi uretra
a.

Kateterisasi uretra tidak dianjurkan karena dapat berbahaya menimbulkan


infeksi

b.

Pada pasien yang sudah terpasang katetemya, metode ini dapat dipakai
dan pengambilan urine dari kateter dan jarum sebelum masuk pada
kantong dan bukan diambil dari k-antong tersebut.

5.

Kateterisasi ureter

10

Metode ini dapat meberikan informasi yang bermakna mengenai lokalisasi


infeksi
Pengiriman bahan kelaboratorium
Sampel urine dalam penampung steril harus tiba dilaboratorium dalam 2 jam
sesudah pengambilan untuk menghindari kuman kontaminan berkembang.
Apabila waktu tersebut diatas tidak memungkinkan maka harus melaksanakan
salah satu dari metode berikut:
1.

Masukkan dalam ku1kas pada 4C


Urine dapat disimpan dalam kulkas dalam 1-2 hari pada 4C.

2.

Teknik dip slide


Media kultur slide ini tersedia dipasaran. Slide dicelupkan dalam urine segar
kemudian dibiarkan urine mengalir keluar, lalu dikirim kelaboratorium.
Metode kultur dip-slide ini adalah semi kuantitatif terutama dipakai pada
praktek umum &masa lokasinya jauh dari laboratorium.

3.

Boric acid
Disini tempat penampungan urine dibubuhi asam borat dengan konsentrasi
akhir 1.8 % didalam urine. Dimaksudkan disini adalah untuk pengawet
sehingga bakteri patogen ,serta lekosit dapat bertahan hidup. Beberapa strain
bakteri dihambat.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK URINE


Set lekosit pada pemeriksaan rutin dihitung dengan metode counting- chamber.
Jumlah abnormalnya adalah apabila terdapat jumlahnya lebih besar dari 10 per
milimeter kubik. Piouria biasanya terdapat pada infeksi saluran kemih ,tetapi
infeksi saluran kemih dapat tanpa piuria. Lekosit esterase strip test dapat puia
dipakat until( tes piuria mi.

11

KULTUR URINE DAN DETERMINASI BACTERIAL - COUNT


1. Jumlah yang tumbuh pada permukaan (surface viable count method): Suatu
jum-fah urine diencerkan kedalam akuades steril dan disebarkan pada
permukaan media padat CLED Sesudah inkubasi maka jumlah lcoloni yang
tumbuh dapat dihitung dan ini dapat memberi perkiraan jumlah bakteri dalam
urine.
2. Semikuantitatif
a. Screening method dengan kertas saring menurut Leigh and William
Dipakai strip kertas saring yang dicelup kedalam urine, lalu kemudian
ditempelkan pada permukaan media agar CLED. Tiap plat agar diinokulasi
(ditanami) sampai 8 tes. Sesudah inkubasi koloni dihitung, dimana jtunlah
yang melebihi 25 koloni menunjukkan adanya organisme lebih dari 10 5 per
mililiter urine. Metode ini dapat dipercaya dan murah. Urine yang positif
pada screening tes (penyaringan) dapat diperiksa lanjut dengan metode
loop standar atau surface viable count, apabila diduga biakan campuran,
dengan syarat urine sampel tersebut disimpan dalam lemari es.
b.

Standard loop method


Loop standard (penampang tertentu) dicelupkan vertikal kedalam urine
dan diinokulasikan pada plat agar CLED Metode ini lebih kurang akurat
dibandingkan dengan surface viable count tapi banyak di pergunakan.

c.

Dip slide method


Cara ini terutama dipakai oleh dokter praktek umum.

3. Metode pen yaringan kimiawi (chemical screening method) :


Screening Test kimiawi, yang tergantung pada metabolisme aktif bakteri,
dipakai bila tanpa fasilitas laboratorium mikrobiologi yang cukup.
Perobahan wama pada tiap tes menunjukkan adanya bakteremia signifikan,
namun tiap metode disini memiliki sejumlah hasil positif palsu dan negatif
palsu.

12

Termasuk disini :
1.

Tes Triphenyl Tetrazolium chloride

2.

Tes Griess untuk nitrite

3.

Tes giukosa urine

Interpretasi hasil Mikroskopik dan Kultur :


Hasil kultur jauh lebih penting dari mikroskopik. interpretasi hasil kultur
bergantung pada macam cara pengambilan sampel urine, apakah barn saja
menerima terapi antibiotik (dalam hal ini basil negatif mempunyai nilai terbatas
saja), dan cara pengiriman ke laboratorium.
Secara ideal, waktu pengambilan sampel dicatat pada botol penampungan
demikian pula waktu tibanya sampel di laboratorium dicatat; dimana hasil positif
yang diperoleh dari sampel yang tersimpan dalam suhu kamar untuk waktu lebih
dari 2 jam, perlu interpretasi secara hati-hati (with caution).
Urine adalah media pembiakan yang baik untuk tumbuhnya kuman
kontaminasi, dan bacteremia signifikan hanya untuk urine dengan cam
pengambilan dan pengiriman yang baik.
Sampel urine mid- stream, clean- catch dan kantong adhesive:
Bakteriuria signifikan :
-

lebih dari 10 5 bakteri per mililiter urine

biasanya satu pertumbuhan murni dari satu organisme.

Adanya infeksi saluran kemih jelas meningkat pada sampel urine yang
berasal dari pasien dengan gejala khas dan adanya piuria.

Adanya infeksi saluran kemih meningkat sampai 95% bila organisme yang
sama diisolasi dari dua sampel urine MSU dengan jumlah bakteri signifikan.

Tak ada bukti infeksi :


-

Jumlah bakteri kurang dari 104 dan pasien tidak sedang menerima
antibiotik

13

Hasil samar- samar / meragukan:


-

Jumlah bakteri 104- 105 permililiter urine menunjukkan infeksi


khususnya bila terdapat proteus atau staphylococcus atau pasien dengan
kelebihan cairan dalam tubuh.

Dianjurkan pemeriksaan kultur di ulangi.

Kemungkinan kontaminasi (probable) :


-

apabila ditemukan pertumbuhan campuran pada sampel MSU. Jumlah


bakteri kurang dari 104 per mililiter urine

adanya sel-sel epitel pada mikroskopi menunjukkan adanya kontaminasi dari


vagina

Sampel urine kateter atau suprapubik:


Terbukti infeksi:
-

Jumlah bakteri biasanya lebih besar dari 105per mililiter urine pada
infeksi.

Dua macam organisme biasanya ditemukan pada urine kateter.

Jumlah bakteri yang lebih kurang dari 104 105 per mililiter urine,
masih signifikan.

INTERPRETASI HASIL PYURIA STERIL


Kemungkinan Tuberkulosis
-

Mempertimbangkan Early Morning Specimen of Urine (EMSU) tiga kali


pemeriksaan untuk biakan kuman tahan asam, terutama bila terdapat pyuria
persisten (menetap)

Terapi/ Kausa non infektif


-

Pemberian terapi antibiotik; tumor atau benda asing pada traktus urinaria
termasuk kateter; pembedahan yang barulalu; nefropati yang disebabkan oleh
obat analgesik.

14

Uretritis/Sistitis abakterial
-

Sel nanah dari "uretritis" dan "sistitis abakterial "apabila terdapat jurnlah
yang kecil sarnpai sedang sel lekosit.

Vaginal discharge
-

Sel nanah dari kontaminasi vaginal dengan adanya sel epitel dan basil
Gram positif (lactobacil).

Sebab-sebab lainnya
-

Infeksi traktus urinaria yang disebabkan organisme yang rewel


seperti Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum

adanya bukti infeksi bakteri dengan melihat pada pengecatan dari urine
deposit apabila hasil kultur negatif dan pasien tidak menerima terapi
antibiotik- apabila terdapat sejumlah basil berukuran pendek maka infeksi
menunjukkan kepada kuman difteroid atau kuman anaerob.

Urine dari pasien dengan pyuria steril diinkubasikan pada keadaan aerob plus
CO2 dan juga anaerob plus CO2 paling kurang selama 3 hari dan diminta sampel
urine untuk pemeriksaan ulang.
TES SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Tes sensitivitas antibiotik dilakukan terhadap sekurang- kurangnya 6 jenis
antibiotik yang berbeda. Pasien dengan sejumlah besar sel lekosit dalam urine,
atau pasien dengan sim-ptom yang banyak dapat segera dilakukan tes sensitivitas
antibiotiknya sehingga hasil sensitivitas tadi dapat diperoleh pada sehari
setelah pengambilan sampel.
Screening untuk Infeksi saluran kemih asimptomatik
1.

Wanita hamil
Sebanyak kira-kira 5 % wanita yang datang diklinik antenatal menunjukkan
bakteriuria asimptomatik dalam kehamilan. Pemeriksaan mikroskopi dan
kultur urine MSU secara rutin diperlukan pada awal kehamilan, dan bila

15

terdapat hasil ISK maka antibiotik perlu diberikan. Komplikasi dapat


dicegah dengan mengobati bakteriuria tersembunyi ini. Bila tidak diberi
antibiotik maka 20 30 % pasien-pasien ini akan mengalami pielitis akut
dalam kehamilan.
2.

Dewasa lainnya
Insidens bakteriuria asimptomatik pada orang yang lebih tua, meningkat dan
disini terapi biasanya tidak diindikasikan.

3.

Bayi dan anak-anak


Pada anak dibawah lima tahun, perkembangan ginjalnya adalah maksimum
dan merupakan saat yang penting untuk mendeteksi kelainan saluran
kemih dalarn rangka mencegah terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Untuk
itu maka penting imtuk melakukan pemeriksaan pendeteksian kelainan
tersebut pada anakanak tersebut apabila menunjukkan gejala gejala yang
berhubungan dengan ISK.

Anak-anak dengan Gejala ISK dan Pemeriksaannya


ISK terdapat lebih kurang dua sampai tiga kali lebih banyak pada anak wanita
dibanding laki-laki.
Pada anak dengan ISK bisa terdapat jaringan parut pada ginjal, dan nefropati
reflux dapat ditemukan secara radiologik dan insidens ini tertinggi pada
infeksi berulang. Ini terdapat pada lebih kurang 50 % pada pasien dengan
terapi didalam waktu setahun. Pemeriksaan dan follow up lanjut dan
pengobatan pada ISK anak merupakan hal yang terpenting untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya hipertensi atau kegagalan ginjal
yang terjadi kemudian pada saat anak besar atau dewasa muda.
Gambaran klinis ISK dapat menjadi kurang jelas dibedakan dari penyakit lain
seperti gastroenteritis atau infeksi saluran nafas, terutama pada bayi. Sampel
urine diambil untuk diperiksa dari pasien ini terutama apabila timbul panas ,
sebelum pemberian antibiotik sedapat mungkin.Gejala lain seperti muntah

16

dan gejala konvensional ISK seperti sering b a k , dysuria, atau nyeri perut,
mengindikasikan pengambilan urine untuk diperiksa.
Pemeriksaan radiologi perlu untuk melihat adanya kelainan struktural sebagai
penyebab terjadi ISK.Terapi pembedahan untuk koreksi abnormalitas penting
pula pada beberapa pasien.
Pemakaian dalam jangka waktu lama antibiotik profflaksis dosis rendah
diberikan pada bayi dengan infeksi berulang saluran kemih dengan kelainan
struktural.
Monitor bakteriologik reguler urine dalam waktu yang lama adalah
esensial untuk anak dengan ISK.
PEMERIKSAAN I S K BERULANG PADA DEWASA
Abnormalitas saluran kemih dihuburigkan dengan adanya urine residual sering
terdapat bilamana terjadi infeksi ulangan, dan pemeriksaan radiologi termasuk
IVU (intravenous urogam) biasanya diindikasikan bila terdapat lebih dari dua atau
tiga kali infeksi dalam setahun. Kadang-kadang koreksi melalui pembedahan
kelainan tersebut dimungkinkan dengan pemakaian antibiotik. Tes fungsi ginjal,
termasuk disini ureum dan klirens kreatinin penting untuk dilakukan.
LOKALISASI TEMPAT INFEKSI
Gambaran klinik dari Pielonefritis akut bakterial, seperti demam dan nyeri
pinggang ditambah basil bakteriuria signifikan pada kultur urine sudah cukup
menunjukkan adanya infeksi ginjal. Pada pasien-pasien dengan sering b a k dan
sindrom disuria, maka basil baktetriuria padanya menunjukkan adanya sistitis
akut bakterial, tetapi kemungkinan adanya ISK bagian atas tak dapat diabaikan.
Beberapa pasien tanpa gejala namun masih tetap mengidap pielonefritis. Pada
laki-laki dewasa, dengan bakteriuri maka keluhan nyeri perineum bila duduk,
nyeri tekan prostat dan demam, mengindikasikan suatu prostatitis akut. Banyak
pasien tanpa bakteriuria, menderita prostatitis dan beberapa dari mereka menderita
prostatitis bakterial kronis. Pemeriksaan ultrasonografi dan radiologi seperti
urograrn intrayena dan sistogram saat mikturisi memberikan banyak nilai praktis.

17

Tes lokalisasi langsung meliputi:


1. Kateterisasi ureter
Kateterisasi ureter bilateral memberikan informasi adanya ISK bagian atas
unilateral atau bilateral
2.

Fairley test (Neomycin bladder wash out test), disini :


a.

Pasien mengosongkan kandung kemihnya dan sampel urine MSU


diambil ;

b.

Kateter dipasang;

c.

Neomycin dimasukkan kedalam kandung kemih;

d.

Air steril dipakai untuk spul kandung kemih berulang ulang;

e.

Satu seri sampel urine dikumpulkan setiap 10 menit untuk periode diatas
30 menit. Sampel-sampel ini representatif untuk urine ureter dan bila
terbukti positif infeksi maka berarti ISK bagian atas.

3.

Prostatic massage untuk deteksi Prostatitis kronik


Dikumpulkan 3 sampel urine
a.

urine pada saat awal mikturisi;

b.

urine MSU;

c.

sampel sebanyak 10 ml saat sesudah massage prostat.

Bila Jumlah bakteri yang terbanyak pada sampel ketiga, ini menunjukkan
subakut prostatitis pada pasien tanpa bakteriuria dalam sampel MSU.
4.

Nephrectomy
Pembedahan ginjal dapat secara insidental memberikan sampel yang dapat
diperiksa secara histologi dan mikrobiologi dan memberikan bukti akurat
adanya infeksi ginjal.

Tes Lokalisasi Tak Langsung:


Termasuk disini tes konsentrasi renal, tes titer antibodi serum terhadap antigen 0
organisme -penyebab infeksi, dan tes res-pons terhadap single-dose antibiotik.

18

Sistitis Abakterial (Sindrom Uretral)


Sekitar 50 % wanita datang ke dokter praktek dengan gejala-gejala sering miksi
dan nyeri saat miksi, bukanlah suatu ISK dan gejala-gejalanya tak dapat
diharapkan

perbaikannya

dengan

antibiotik.

Namun

beberapa

penulis

merekomendasikan pemberian jangka pendek dengan antibiotik, misalnya


trimethoprim. Penyebab sistitis abakterial biasanya tidak jelas pada seseorang
pasien, tapi mungkin penyebabnya termasuk urethritis oleh karena trauma atau
organisme seperti khlamidia, mycoplasma, dan trichomonas.
Mungkin juga infeksi saluran genital seperti GO, candida albicans, herpes simplex
virus, dan Gardnerella vaginalis perlu dipertimbangkan.
Penanganan ISK :
Umum :
Sebagian besar pasien simptomatik, adalah wanita dengan sistitis bakterial.
Pasien ini memerlukan konsumsi air minum yang banyak untuk membersihkan
keluar urine yang terinfeksi.
Pengambilan sampel urine dilakukan sebelum pemberian antibiotik.
Secara praktis, laboratorium sering dapat memberikan antibiotik sensitif "
langsung" pada sehari kemudian setelah diterimanya sampel urine, dan
dirumahsakit hal ini penting bahwa terapi antibiotik rasional hanya sesudah
tes sensitivitas, dapat dimungkinkan.
Dalam praktek urnum, sebagian besar ISK disebabkan oleh E.coli yang
sensitif terhadap antibiotik pada umumnya. Pemeriksaan bakteriologi
dinantikan untuk membedakan sistitis bakterial atau sistitis bukan bakterial.
Pasien dinasehatkan untuk mengosongkan ,kandung kemihnya pada
malam hari sebelum tidur dan minum antibiotik sebelum tidur supaya
konsentrasi antibiotik pada kandung kemih yang kosong adalah setinggitingginya. Sepanjang siang hari, usaha mikturisi yang sering, akan membantu
mengosongkan kandung kemih dari urine residu terinfeksi.
19

Pasien yang mendapat cateterisasi dan asimptomatik bakteriuria biasanya tidak


memerlukan antibiotik sistemik. Tetapi, bila pasien memihki gejala-gejala, atau
piuria yang hebat, maka pemberian kemoterapi selama seminggu sering baik.
Pemilihan Antibiotik
Lebih disukai pemilihan antibiotik berdasarkan hasil tes sensitifitas, tetapi sering
dalam praktek umum, sering berhasil tanpa tes sensitifitas. Pada serangan infeksi
pertama atau kedua sistitis bakterial dalam praktek umum sering berespons
terhadap ampisilin, augmentin, trimethoprim (cotrimoxazole), norfloxacin atau
nitrofurantoin. Pasien-pasien praktek umum dengan sistitis berulang (rekuren)
harus diperiksa secara penuh dan terapi didasarkan pada hasil tes
sensitifitas.
Apabila organisme penyebab resisten terhadap dua atau lebih antibiotik tersebut
diatas, maka dapat di berikan sefalospotrin atau siprofloksasin oral bila organisme
peka.
Sekarang dipakai trimetheprim termasuk kotrimiksazol pada sistitis bakterial
dewasa tanpa komplikasi. Ini berhasil tetapi dihubungkan dengan sedikit efek
sa,mping seperti skin rash dan blood dyscrasias .
Tetrasiklin sering tidak efektif dan tak dapat diberikan pada anak-anak , wanita
hamil dan kegagalan ginjal.
Ampisilin dan sefalosporin aman pada wanita hamil, dan sefalosporin dipakai bila
bakteri resisten ampisilin.
Nalidiksik asid dan nitrofurantoin kadang-kadang dipakai sebagai antiseptik urine.
Kedua obat ini tidak baik untuk terapi infeksi sistemik., seperti infeksi ginjal dan
septicemia.
Pasien opname dengan ISK seting disebabkan okb E coil yang resisten ampisilin
30 60 % atau oleh Kiebsiella yang seialu resisten ampisilin. Proteus biasanya
sensitif ampisilin.
Pola sensitifitas bervariasi dari satu rmah sakit, kerumah sakit yang lain, dan
ahli bakteriologi dapat memberikan advis sesuai pola sensitifitas yang ada di
rumah sakit tersebut.

20

Untuk ISK yang sangat berat dirumah sakit disertai kemungkinan septikemia
maka "blind"combination ampisilin dan gentamisin dapat diberikan dan biasanya
efektif sambil menunggu hasil tes sensitifitas.
Bakteria Resisten Antibiotik dan
macam-macam Antibiotika:
Biasanya memungkinkan untuk menunggu hasil tes sensitifitas sebelum
memberikan terapi antibiotik untuk pasien rumah sakit.
Apabila strain koliform resisten ampisilin dan trimethoprim maka, agen baru
dimana kombinasi amoxcycillin dan clavulanic acid (Augmentin), quinolone
seperti ciprofloxasin kadang-kadang berguna.
Gentamisin atau Tobramisin hanya untuk kebutuhan absolut.
Infeksi Pseudomonas aeruginosa dapat diobati dengan ureidopenisi1in seperti
piperrasilin

atau

azlocillin.

Atau

kombinasi

aminoglikosida.

21

ureidopenisillin

dengan

Anda mungkin juga menyukai