Materi ISK IMS
Materi ISK IMS
BAGIAN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT
MANADO
DAFTAR ISI
HALAMAN
-
2. Sistitis abakterial
Dikenal sebagai sindroma uretral apabila tidak dapat diperlihatkan adanya
bakteria dalam kandung kemih. Penyebabnya biasanya tak diketahui.
PIELONEFRITIS AKUT BAKTERIAL
Infeksi ginjal ditandai secara khas dengan suatu sindrom terdiri dari nyeri
pinggang, nyeri tekan dan panas disertai bakteriuria dan piuria. Pada sindrom ini
bisa tanpa significant bacteriuria. Bakteremia sering kali ditemukan.
NEFRITIS INTERSTISIAL KRONIK
lnterstisium dan tubulus renalis disini menealami radang yang kemudian akhimya
menyebabkan fibrosis .Fungsi tubuler dapat hilang
Infeksi bakterial, biasanya berhubungan dengan struktur abnormal saluran
kernih,adalah sebab yang penting namun banyak sebab lain termasuk
penyalahgunaan obat analgetik dan pengaruh radiasi.Banyak pasien yang tak
ditemukan agen penyebabnya.
BAKTERIURIA TERSEMBUNYI
Dikenal sebagai bakteriuria asimptomatik. Bakteriuria signifikan ditemukan
dalam pemeriksaan pada orang-orang sehat.
PATOGENESIS
Organisme dari flora feses biasanya masuk saluran kemih melalui rute asendens
dimulai pada perineum dan periuretral. Organisme kemudian keatas menuju
kandung kemih meialui uretra dan kadang-kadang terus ke ginjal. Uretra yang
pendek pada wanita arenjadi fasilitas infeksi rute ini.
Selama mikturisi, kadang-kadang beberapa organisme dapat memasuki leher
kandung kemih pada wanita dan dengan mekanisme pertahanan tubuh hal ini
dapat diatasi.Tetapi
penvebaran trans uretral organisme kedalarn kandung kemih meningkat pada
wanita pasca coitus ,dan pada banyak orang pasca instrumentasi uretra.
2.
3.
4.
INFEKSI HEMATOGEN
Pada beberapa kasus , ginjal dapat terinfeksi melalui rute hematogen, teristimewa
sesudah bakteremia oleh Staf. aureus. Jaringan perinefrik juga dapat tereinfeksi
dan dapat terjadi abses perinefrik- ini merupakan penyebab `nyeri yang tak jelas
kausanya.
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
1. Umur
insidens infeksi taktus urinaria meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia.
Pada usia 60 tahun keatas teijadi peningkatan yang cepat insidens infeksi.
2.Kelamin
Uretra yang pendek pada wanita menyebabkan infeksi saluran kemih yang
meningkat jumlahnya melalui infeksi asendens pada wanita sampai usia 50 tahun.
Infeksi saluran kemih lebih banyak pada wanita yang kawin dibanding yang tak
kawin.
Pada laki-laki, jumlah yang signifikans terdapat pada usia diatas 50 tahun, dimana
hipertrofi prostat dan gangguan lain saluran kemih terjadi.
Pada anak-anak, infeksi saluran kemih tidak biasa terjadi.
3.Gangguan struktur dan neurologik pada saluran kemih:
Sejumlah kemungkinan kelainan saturan kemih dihubungkan dengan 'urine
residual' dan ini meningkatkan kemungkinan timbuInya infeksi saluran kemih
yang berhubungan dengan serangan ulangan infeksi tersebut.
Beberapa daripada kelainan itu adalah : - vesico ureteric reflux, - ureterocele, klep, uretra,
- Striktttra uretra, -pembentukan batu,
-hipertrofi Prostat, -divertikulum, prolaps genital,
- bladder neurogenik.
4. Faktor host yang lain :
- Diabetes mellitus: meningkatkan resiko pielonefritis bakterial yang berat.
ORGANISME
Escherichia coli
Staphyococcus epidermidis
atau saprophyticus
Proteus spp.
Strep.faecalis
Klebsiella aerogenes
Koliform lainnya
Pseudomonas aeruginosa
Serratia marcescens
3
1
2
2
1
0
12
3
13
5
7
1
Escherichia coli
Paling banyak infeksi disebabkan oleh E. coli seperti terlihat pada daftar diatas.
Pasien dengan infeksi berulang lebih resisten antibiotik dibandingkan dengan
yang baru satu atau dua kali terserang infeksi.
Spesies Staphylococcus
Pada wanita muda, E coli yang paling banyak menyebabkan infeksi namun
kemudian adalah Staphylococcus saprophyticus yang dikenal sebagai novobiosin
resisten micrococcus subgroup 3.
Staphylococcus epidermidis juga kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran
kemih.
Spesies Proteus
ini
biasanya
resisten
berbagai
antibiotik
dan
terutama
duhubungkan dengan infeksi berulang pada saluran kemih pada pasien di rumah
sakit.
Enterokokus (Streptokokus) fekalis dan Enterococcus faecium
Ampisilin biasa diberikan pada pasien infeksi traktus urinaria dengan gejala.
Kadang kadang infeksi tersebut yang didapat di RS adalah multi -antibiotik
resisten terhadap ampisilin plus gentamisin dan akhir-akhir ini vankomisin.
Kuman-kuman Lain
1.
2.
3.
Neisseria gonorrhoe sebagai penyebab yang tak sering dari piouria tetapi ini
menunjukkan suatu uretritis dibanding suatu infeksi traktus urinaria.
Jamur
2.
a.
b.
3.
Aspirasi supra pubik kadang -kadang baik pada bayi, jarang pada kehamilan
4.
Kateterisasi uretra
a.
b.
Pada pasien yang sudah terpasang katetemya, metode ini dapat dipakai
dan pengambilan urine dari kateter dan jarum sebelum masuk pada
kantong dan bukan diambil dari k-antong tersebut.
5.
Kateterisasi ureter
10
2.
3.
Boric acid
Disini tempat penampungan urine dibubuhi asam borat dengan konsentrasi
akhir 1.8 % didalam urine. Dimaksudkan disini adalah untuk pengawet
sehingga bakteri patogen ,serta lekosit dapat bertahan hidup. Beberapa strain
bakteri dihambat.
11
c.
12
Termasuk disini :
1.
2.
3.
Adanya infeksi saluran kemih jelas meningkat pada sampel urine yang
berasal dari pasien dengan gejala khas dan adanya piuria.
Adanya infeksi saluran kemih meningkat sampai 95% bila organisme yang
sama diisolasi dari dua sampel urine MSU dengan jumlah bakteri signifikan.
Jumlah bakteri kurang dari 104 dan pasien tidak sedang menerima
antibiotik
13
Jumlah bakteri biasanya lebih besar dari 105per mililiter urine pada
infeksi.
Jumlah bakteri yang lebih kurang dari 104 105 per mililiter urine,
masih signifikan.
Pemberian terapi antibiotik; tumor atau benda asing pada traktus urinaria
termasuk kateter; pembedahan yang barulalu; nefropati yang disebabkan oleh
obat analgesik.
14
Uretritis/Sistitis abakterial
-
Sel nanah dari "uretritis" dan "sistitis abakterial "apabila terdapat jurnlah
yang kecil sarnpai sedang sel lekosit.
Vaginal discharge
-
Sel nanah dari kontaminasi vaginal dengan adanya sel epitel dan basil
Gram positif (lactobacil).
Sebab-sebab lainnya
-
adanya bukti infeksi bakteri dengan melihat pada pengecatan dari urine
deposit apabila hasil kultur negatif dan pasien tidak menerima terapi
antibiotik- apabila terdapat sejumlah basil berukuran pendek maka infeksi
menunjukkan kepada kuman difteroid atau kuman anaerob.
Urine dari pasien dengan pyuria steril diinkubasikan pada keadaan aerob plus
CO2 dan juga anaerob plus CO2 paling kurang selama 3 hari dan diminta sampel
urine untuk pemeriksaan ulang.
TES SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Tes sensitivitas antibiotik dilakukan terhadap sekurang- kurangnya 6 jenis
antibiotik yang berbeda. Pasien dengan sejumlah besar sel lekosit dalam urine,
atau pasien dengan sim-ptom yang banyak dapat segera dilakukan tes sensitivitas
antibiotiknya sehingga hasil sensitivitas tadi dapat diperoleh pada sehari
setelah pengambilan sampel.
Screening untuk Infeksi saluran kemih asimptomatik
1.
Wanita hamil
Sebanyak kira-kira 5 % wanita yang datang diklinik antenatal menunjukkan
bakteriuria asimptomatik dalam kehamilan. Pemeriksaan mikroskopi dan
kultur urine MSU secara rutin diperlukan pada awal kehamilan, dan bila
15
Dewasa lainnya
Insidens bakteriuria asimptomatik pada orang yang lebih tua, meningkat dan
disini terapi biasanya tidak diindikasikan.
3.
16
dan gejala konvensional ISK seperti sering b a k , dysuria, atau nyeri perut,
mengindikasikan pengambilan urine untuk diperiksa.
Pemeriksaan radiologi perlu untuk melihat adanya kelainan struktural sebagai
penyebab terjadi ISK.Terapi pembedahan untuk koreksi abnormalitas penting
pula pada beberapa pasien.
Pemakaian dalam jangka waktu lama antibiotik profflaksis dosis rendah
diberikan pada bayi dengan infeksi berulang saluran kemih dengan kelainan
struktural.
Monitor bakteriologik reguler urine dalam waktu yang lama adalah
esensial untuk anak dengan ISK.
PEMERIKSAAN I S K BERULANG PADA DEWASA
Abnormalitas saluran kemih dihuburigkan dengan adanya urine residual sering
terdapat bilamana terjadi infeksi ulangan, dan pemeriksaan radiologi termasuk
IVU (intravenous urogam) biasanya diindikasikan bila terdapat lebih dari dua atau
tiga kali infeksi dalam setahun. Kadang-kadang koreksi melalui pembedahan
kelainan tersebut dimungkinkan dengan pemakaian antibiotik. Tes fungsi ginjal,
termasuk disini ureum dan klirens kreatinin penting untuk dilakukan.
LOKALISASI TEMPAT INFEKSI
Gambaran klinik dari Pielonefritis akut bakterial, seperti demam dan nyeri
pinggang ditambah basil bakteriuria signifikan pada kultur urine sudah cukup
menunjukkan adanya infeksi ginjal. Pada pasien-pasien dengan sering b a k dan
sindrom disuria, maka basil baktetriuria padanya menunjukkan adanya sistitis
akut bakterial, tetapi kemungkinan adanya ISK bagian atas tak dapat diabaikan.
Beberapa pasien tanpa gejala namun masih tetap mengidap pielonefritis. Pada
laki-laki dewasa, dengan bakteriuri maka keluhan nyeri perineum bila duduk,
nyeri tekan prostat dan demam, mengindikasikan suatu prostatitis akut. Banyak
pasien tanpa bakteriuria, menderita prostatitis dan beberapa dari mereka menderita
prostatitis bakterial kronis. Pemeriksaan ultrasonografi dan radiologi seperti
urograrn intrayena dan sistogram saat mikturisi memberikan banyak nilai praktis.
17
b.
Kateter dipasang;
c.
d.
e.
Satu seri sampel urine dikumpulkan setiap 10 menit untuk periode diatas
30 menit. Sampel-sampel ini representatif untuk urine ureter dan bila
terbukti positif infeksi maka berarti ISK bagian atas.
3.
b.
urine MSU;
c.
Bila Jumlah bakteri yang terbanyak pada sampel ketiga, ini menunjukkan
subakut prostatitis pada pasien tanpa bakteriuria dalam sampel MSU.
4.
Nephrectomy
Pembedahan ginjal dapat secara insidental memberikan sampel yang dapat
diperiksa secara histologi dan mikrobiologi dan memberikan bukti akurat
adanya infeksi ginjal.
18
perbaikannya
dengan
antibiotik.
Namun
beberapa
penulis
20
Untuk ISK yang sangat berat dirumah sakit disertai kemungkinan septikemia
maka "blind"combination ampisilin dan gentamisin dapat diberikan dan biasanya
efektif sambil menunggu hasil tes sensitifitas.
Bakteria Resisten Antibiotik dan
macam-macam Antibiotika:
Biasanya memungkinkan untuk menunggu hasil tes sensitifitas sebelum
memberikan terapi antibiotik untuk pasien rumah sakit.
Apabila strain koliform resisten ampisilin dan trimethoprim maka, agen baru
dimana kombinasi amoxcycillin dan clavulanic acid (Augmentin), quinolone
seperti ciprofloxasin kadang-kadang berguna.
Gentamisin atau Tobramisin hanya untuk kebutuhan absolut.
Infeksi Pseudomonas aeruginosa dapat diobati dengan ureidopenisi1in seperti
piperrasilin
atau
azlocillin.
Atau
kombinasi
aminoglikosida.
21
ureidopenisillin
dengan