Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Gigantisme adalah: kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid 1, edisi 3)
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam
banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan
kadar glukosa darah. (Keperawatan Medikal Bedah, Bruner&Suddarth, 2001)
Akromegali dan gigantisme merupakan penyakit kronis yang diakibatkan oleh
kelebihan GH (Growth Hormone) / IGF-1 (Insulin Like Growth Factor-1) yang dapat
mengganggu faal jantung dan pernapasan sehingga meningkatkan angka morbiditas
dan mortalitas. Penyebab kematian tersering pada akromegali adalah penyakit
kardiovaskuler.
Kelebihan GH pada masa kanak-kanak, dimana lempeng epifisis (epiphyseal
plate) pada ujung-ujung tulang panjang masih belum tertutup, akan berakibat
timbulnya tubuh raksasa (gigantisme). Apabila kelebihan GH terjadi setelah dewasa,
dimana lempeng epifisisnya sudah menutup maka yang terjadi adalah akromegali.
Pada umumnya pasien gigantisme juga menunjukkan gambaran akromegali. Penyakit
ini jarang sekali, insiden pasien baru adalah 3-4/1 juta penduduk / tahun. Usia ratarata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali adalah 40-45 tahun.
Peningkatan GH / IGF-1 biasanya akibat tumor hipofisis yang menghasilkan
GH (somatotroph tumor). Penyebab lain yang sangat jarang adalah peningkatan
GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone) yang dihasilkan oleh tumor-tumor
hipotalamus dan GHRH / GH ektopik dari tumor-tumor non endokrin.
Timbulnya gambaran klinis berlangsung perlahan-lahan dimana waktu ratarata antara mulai keluhan sampai terdiagnosis berkisar sekitar 12 tahun. Gambaran
klinis akromegali / gigantisme dapat berupa akibat kelebihan GH / IGF-1 dan akibat
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
massa tumor sendiri. Pengobatan pada kasus dini dengan pembedahan tumor, obatobatan dan penyinaran dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Fokus dalam penulisan asuhan keperawatan (askep) ini adalah untuk
menjelaskan suatu konsep dasar dari penyakit GIGANTISME yaitu: mulai dari apa
definisi dari gigantisme, etiologi, bagaimana patofisiologinya, manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dan bagaimana asuhan
keperawatan pada penyakit gigantisme ini.
1.3
TUJUAN
1.3.1
Tujuan Umum
Setelah mengikuti diskusi ini, mahasiswa mampu memahami dan mengerti
asuhan keperawatan pada pasien yang menderita GIGANTISME
dan
AKROMEGALI.
1.3.2
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti diskusi ini, ditujukan agar mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari gigantisme dan akromegali
b. Menyebutkan dan menjelaskan etiologi dari gigantisme
dan
akromegali
c. Menyebutkan manifestasi klinis dari gigantisme dan akromegali
d. Menjelaskan patofisiologi dari gigantisme dan akromegali
e. Menyebutkan dan menjelaskan penatalaksanaan dari gigantisme dan
akromegali
f. Menyebutkan komplikasi dari gigantisme dan akromegali
g. Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
penderita gigantisme dan akromegali
1.4
MANFAAT
1. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan dalam menentukan arah kebijakan terutama yang
berhubungan dengan kasus gigantisme dan akromegali.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil diskusi ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN
Gigantisme adalah: kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid 1, edisi 3)
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
2.2
ETIOLOGI
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh
tumor hipofise jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan hormon berlebihan (Price, 2005)
2.2.1 Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:
a. GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana
b.
c.
2.3
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
2.4
MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
serak.
Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
Ditemukan nyeri sendi.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
8.
9.
10.
2.5
sebelah luar.
Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
PATOFISIOLOGI
Sel asidofilik, sel pembentuk hormon pertumbuhan di kelenjar hipofisis
anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis
tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi.
Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada
Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat
(seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi
terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan
hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh
sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau
Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel
tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita
Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita
panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya
disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai
merusak kelenjar itu sendir.
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni, mikro adenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma
kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
2.6
PATWAY
Adenoma
(tumor hipofisis jinak)
Sel tumbuh abnormal
Tulang mengalami
kelainan
Tubuh menjadi
semakin tinggi
Jaringan membesar
pada tungkai dan
lengan
Peradangan tungkai
dan lengan
Perubahan penampilan
fisik
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
Kurang pengetahuan
Pertumbuhan
berlebihan pada tulang
rahang (mandibula) &
lidah membesar
MK: Perubahan
proses keluarga
Kesulitan makan
Kelemahan pada
tungkai dan lengan
MK: Gangguan
body image
2.7
MK: Gangguan
mobilitas fisik
Intake makan
KOMPLIKASI
1. Carpal Tunnel Syndrome.
Penyakit pada pergelangan tangan akibat adanya penekanan syaraf atau nervus
medianus pada saat melalui terowongan carpal pada pergelangan tangan yang
diakibatkan karena pembesaran jaringan biasanya pasien merasa kesemutan.
2. Penyakit arteri koroner.
Menyempit ataupun tersumbatnya pembuluh darah arteri karena penimbunan plak
pada dinding arteri.
3. Kardiomiopati yang disertai aritmia, hipertrofi ventikular kiri dan fungsi diastolik
menurun merupakan penyakit yang melemahkan dan memperbesar otot jantung atau
disebut juga miokardium
4. Obstruksi jalan nafas atas disertai sleep apnea (henti nafas saat tidur)
Sleep apnea biasanya disebabkan karena penebalan lidah pasien sehingga lidah
menggulung ke belakang dan menutupi jalan nafas pasien.
5. Hipertensi
6. Diabetes melitus dan intoleransi glukosa
Hal ini disebabkan karena peningkatan kadar HP akan menurunkan sensitifitas insulin
sehingga transportasi glukosa ke sel pun terganggu sehingga menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah dan terjadilah hipergikemia.
7. Kelumpuhan saraf
a. Saraf ke III saraf okulomotor yaitu saraf jenis sensorik yang mempengaruhi
pergerakan mata.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
b.
c.
d.
2.8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
4.
5.
2.9
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kepastian diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan hormon pertumbuhan.
Sebagai uji penyaring pemeriksaan SM-G (IGF-1) kemungkinan dianggap paling
baik.
2. CT-Scan kepala. MRI untuk mengetahui adanya tumor hipofisis makro maupun
mikro.
3. Tes supresi hormon pertumbuhan (GH supresin tes) dengan beban glukosa 100gr.
Dinilai abnormal kalau terdapat kegagalan penekanan sampai dibawah 2g/l.
(Rumohargo. 1999)
2.10
PENATALAKSANAAN
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
2.10.1
Terapi pembedahan.
Terapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam
pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu:
a. Bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala
b.
Trans
Ethmoid
Sphenoid
Terapi radiasi.
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau
tindakan operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan
pembedahan atau masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan
dilakukan.
Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:
a. Radiasi secara konversional (Conventinal High
b.
Voltage
3.
Terapi medikamentosa.
Agosis dopamine
Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat
meningkatkan kadar HP tetapi tidak demikian halnya pada pasien
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
1 pada 50 kasus
Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara
yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan kram perut.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
3.1
PENGKAJIAN
A.
B.
Biodata pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku
Status
Golongan darah
: Ny.E
: 44 tahun
: Perempuan
: sunda
: sudah menikah
:B
Anamnesa
1. Keluhan Utama (KU):
mengeluh pembesaran pada telapak kaki dan tangannya.
2.
3.
4.
3.2
PEMERIKSAAN FISIK
1.
BREATH (B1)
Biasanya pada pasien akromegali dan gigantisme tidak terjadi perubahan
pola nafas. Bunyi nafas normal. Gangguan nafas biasanya terjadi akibat
adanya proses pembesaran tumor hipofisis.
2.
BLOOD (B2)
Pada gigantisme biasanya tidak terjadi perubahan dalam kerja jantung. Pada
akromegali jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu
3.
4.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
ginjal.
BOWEL (B5)
Biasanya pola BAB normal, terjadi deformitas mandibula disertai timbulnnya
prognatisme (rahang ang menjorok ke depan) dan gigi geligi tidak dapat
menggigit sehingga meyulitkan dalam mengunyah makanan. Pembesaran
mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang, lidah juga membesar sehingga
6.
7.
8.
9.
Nilai normal
60-80x/menit
37,5C
110/80
12-20x/menit
Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan
Hb
Leukosit
Ht
Eritrosit
Trombosit
3.3
Hasil
98X/menit
35,1C
120/90
20X/menit
Hasil
12,8
5.900
37%
4,31
2,5
Nilai normal
12-16
4500-13.500
35%-52%
150.000-450.000
DATA FOCUS
Inspeksi
pembesaran pada telapak tangan dan kaki, lidah membesar, suara berat.
Palpasi
kulit yang melapisi hidung, bibir, wajah menjadi tebal, kulit
berminyak.
Auskultasi : Perkusi
:3.4
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
Intervensi
Rasional
Diagnosa keperawatan:
2. Resiko tinggi perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
b.d
peningkatan
metabolisme,
lidah
membesar,
mandibula tumbuh berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
Intervensi
1. Beri makan sedikit tapi sering
(termasuk cairan).
2. Masukkan makanan kesukaan
dalam diet.
3. Anjurkan untuk makan sendiri,
bila mungkin (kelemahan otot
dapat membuat keterbatasan).
4. Memilih makanan dari daftar
menu.
5. Atur makanan secara menarik
diatas nampan (piring).
6. Atur jadwal pemberian makanan.
7. Berikan makanan yang bergizi
tinggi dan berkualitas.
Rasional
1. Memenuhi nutrisi klien
2. Membantu menambah nafsu makan
klien
3. Agar otot otot pasien bisa terlatih
selama pasien berada di rumah
sakit.
4. Agar si pasien tidak cepat bosan
dengan menu makanan yang sudah
di sediakan oleh rumah sakit.
5. Agar pasien merasa terhibur dan
diperhatikan oleh perawat maupun
keluarganya.
6. Agar
nutrisi
sesuai
dengan
kebutuhan klien
7. Agar kebutuhan klien terpenuhi
dengan cukup dan mempercepat
penyembuhan
Diagnosa Keperawatan:
3. Perubahan
gigantisme.
proses
keluarga
b.d
keluarga
dengan
Tujuan :
Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anggota dengan
gigantisme keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya
Kriteria Hasil:
Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda
dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi klien.
Intervensi
Askep gigantisme.2A.Kel.7
Rasional
18
diri
6. Dorong
keterlibatan
klien 6. Menghindarkan klien dari stres
dalam aktifitas rekreasi dan
aktivitas
pengalihan
yang
sesuai dengan usia.
Diagnosa Keperawatan:
4. Gangguan mobilitas fisik
b.d hipermetabolik
peningkatan kebutuhan energi.
dengan
Tujuan :
Menunjukkan perbaikan kemampuan berpartisipasi dalam melakukan
aktifitas.
Kriteria Hasil :
Askep gigantisme.2A.Kel.7
Rasional
18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akromegali dan gigantisme terjadi akibat hipersekresi persisten dari GH, yang
merangsang sekresi IGF-1 oleh hati dan akhirnya menyebabkan manifestasi klinis.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18
Akromegali terjadi apabila peningkatan GH terjadi setelah dewasa sedangkan pada anakanak / remaja akan muncul sebagai gigantisme.
Penyebab terbanyak (95%) dari akromegali / gigantisme adalah adenoma
hipofisis yang mensekresi GH , jarang sekali disebabkan oleh GH / GHRH ektopik.
Gambaran klinik ditentukan oleh tingginya GH/IGF-1 dan efek massa tumor.
Konsekuensi akromegali / gigantisme : meningkatkan angka morbiditas dan motalitas,
terutama oleh komplikasi cardioserobrovaskuler dan pernafasan.
Pilihan utama pengobatan adalah operasi transsphenoid, namun akhir-akhir ini
pesat perkembangan pengobatan medis / farmakologis. Oleh karena pengobatan radiasi
masih banyak kelemahannya, penggunaannya hanya sebagai penunjang pada kasus-kasus
tertentu
B. SARAN
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca disarankan
agar dapat mengambil pelajaran dari asuhan keperawatan (askep) ini sehingga apabila
terdapat tanda dan gejala penyakit gigantisme maka kita dapat melakukan tindakan yang
tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk. Dan disarankan
kepada orang tua agar menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat
menyebabkan penyakit gigantisme.
Askep gigantisme.2A.Kel.7
18