Oleh
Kelompok 3 / Kelas C
Dwi Swastanti R
(150341805916)
Ida Purwami
(150341806167)
Widyarnes Niwangtika
(150341806459)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat baik dari segi
sikap
kurikulum
yang
berupa
permendiknas
(untuk
KTSP)
ataupun
secara lebih mendalam. Berdasarkan hal tersebut, maka makalah yang berjudul
Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan Taksonomi Belajar (Gagne, Bloom, dan
Bloom Hasil Revisi) perlu untuk disusun.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
2.
2.
3.
pembelajaran.
Untuk mendeskripsikan karakteristik taksonomi hasil belajar menurut Gagne.
Untuk mendeskripsikan karakteristik taksonomi pendidikan menurut Bloom dan
taksonomi Bloom hasil revisi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran
Kompetensi adalah hasil pengalaman pengalaman belajar terpadu dimana
skills, abilities, dan knowledge berinteraksi untuk membentuk kesatuan pembelajaran
terkait dengan tugas yang telah disediakan. Kompetensi diukur secara tepat dalam
berbagai tingkatan pembelajaran. Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk
berpikir, berbuat, dan bersikap secara konsisten. Seluruh pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang dipelajari harus berwujud dalam bentuk pikiran, perbuatan, dan
perilaku yang relatif bertahan lama. Ada dua ciri kompetensi yaitu keteramatan dan
kebertahanan. Kompetensi berkaitan dengan apa yang seseorang bisa lakukan, dan
bukan hanya apa yang telah mereka ketahui. Implikasinya adalah kompetensi terkait
dengan apa yang dilakukan harus memiliki konteks, kompetensi adalah suatu hasil
yang menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh seseorang, mengukur kompetensi
harus jelas kinerja yang diukur dan ada standarisasi, dan pengukuran terhadap apa
yang bisa dilakukan seseorang dapat dilakukan dalam suatu waktu tertentu. Teramati
berarti dapat diukur, kebertahanan berarti kompetensi relatif tetap untuk suatu jangka
waktu tertentu. Misalnya siswa dikatakan telah mempunyai kompetensi dasar
menentukan komposisi dua fungsi. Tidak cukup bagi seseorang untuk tahu komposisi
fungsi tapi juga harus dapat menggunakan komposisi fungsi untuk menyelesaikan
suatu masalah (Sukandi (2005) dalam Utami, 2010).
Menurut Permendiknas No.41 tahun 2007 tentang Standar Proses, disebutkan
bahwa Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta
didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan
indikator ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat kompetensi dalam
suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
dalam penyusunan RPP. Kompetensi Dasar menentukan komposisi dari dua fungsi.
Indikator Pencapaian Menentukan aturan fungsi komposisi dari dua fungsi dan
menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep fungsi komposisi. Tujuan
pembelajaran menemukan syarat terjadinya fungsi komposisi dari dua fungsi dan
menentukan aturan fungsi komposisi dari dua fungsi, menemukan sifat-sifat fungsi
komposisi, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep fungsi
komposisi.
Perbedaan antara indikator dan tujuan pembelajaran adalah adanya gambaran
proses pembelajaran yang sengaja direncanakan oleh guru pada tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran berlaku untuk semua siswa secara klasikal. Karena tujuan
pembelajaran mencakup proses dan hasil belajar, seyogjanya tujuan pembelajaran
lebih luas dibandingkan indikator ketercapaian kompetensi.
Contoh SK, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran Biologi kelas X pada
KTSP
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
2.3.1 Mendeskripsikan
Tujuan Pembelajaran
2. Memahami
2.3 Menyajikan
1. Siswa mampu
prinsip-prinsip
ciri-ciri
ciri-ciri Protista
dengan tepat
pengelompokan
umum filum
yang menyerupai
mendeskripsikan
makhluk hidup
dalam
hewan,
kingdom
menyerupai
menyerupai
Protista dan
tumbuhan dan
hewan,menyerupai
peranannya
menyerupai jamur.
tumbuhan dan
bagi
kehidupan.
menyerupai jamur.
2.3.2 Mengelompokkan
2.
Siswa mampu
contoh Protista
dengan tepat
yang menyerupai
mengelompokkan
hewan, tumbuhan,
dan jamur.
menyerupai hewan,
tumbuhan, dan
jamur.
2.3.3 Mengemukakan
3.
Siswa mampu
dengan tepat
contoh peran
mengemukakan
protista bagi
kehidupan
bagi kehidupan
2.3.4 Mengidentifikasi
4.
Protista yang
menguntungkan
dan merugikan
manusia.
Siswa mampu
dengan tepat
mengidentifikasi
protista yang
menguntungkan dan
merugikan bagi
manusia
Dalam kurikulum 2013, terdapat kompetensi inti (KI). Berdasarkan
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
kemampuan mengamati
bioproses
2. Kompetensi Dasar KI-2
2.2 Perduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaab
di laboratorium dan
lingkungan sekitar
3. Kompetensi Dasar KI-3
3.1 Memahami tentang ruang
lingkup biologi
permasalahna pada berbagai
objek biologi dan tingkatan
organisasi kehidupan.
Metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan
dalam kehidupan
kompleks.
Mengkalsifikasikan cabang-cabang ilmu biologi
dan kaitannya dalam pengembangan garis masa
depan.
Menjelaskan permasalahan biologi pada berbagai
objek biologi.
Memberi contoh manfaat mempelajari biologi bagi
diri sendiri dan lingkunga. Serta masa depan
peradapan bangsa.
Menjelaskan dampak negatif perkembangan biologi
kerja ilmiah.
Membuktikan hasil percobaan sederhana dengan
kerja ilmiah.
laporan tertulis.
Indikator
Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Panduan Pengembangan Indikator (Kemendiknas, 2010) menguraikan
lebih lanjut pengertian Indikator yang merupakan penanda pencapaian KD yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2)
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; (3) potensi dan
kebutuhan
peserta
didik,
masyarakat,
dan
lingkungan/daerah.
Dalam
memiliki
kedudukan
yang
sangat
strategis
dalam
serta lingkungan.
pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi
dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran
hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator
dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk
mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada
aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak
dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-
inquiry.
pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal
pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk
dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan
indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang
dikembangkan.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil
belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat
tentang makna tjuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Magner (1962)
(Soekoer,
1994).
Struktur
komponen-komponen
itu
: Tujuan Pembelajaran
MB
: Materi Belajar
dalam
KB
: Kegiatan Belajar
EHB
manfaat
yang
dapat
diperoleh
dari
perumusan
tujuan
persyaratan
awal
pembelajaran,
(3)
merancang
strategi
Gagne
lahir
tahun
1916
di
North
Andover,
MA. Beliau
mendapatkan gelar A.B. di Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat
gelar Ph.D. Psychology dari Universitas Brown. Mengajar di Connecticut College
for Women dari 1940-49 dan kemudian di Penn State University dari 1945-1946.
Antara
1949-1958,
Gagne
menjadi
direktur perceptual
and
motor
skills
laborartory di U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai mengembangkan
beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut "The Conditions of Learning".
Gagne telah banyak memperkenalkan mengenai pandangan dan pendapat seputar
pembelajaran.
Menurut Gagne, belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses
yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi,
tingkah laku itu merupakan hasil dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak
keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan
yang lebih rumit. Kapasitas itu diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari
lingkungan dan (2) proses kognitif yang dilakukan siswa (Andriyani, 2008).
Gagne mengklasifikan hasil belajar ke dalam lima kategori, dengan membagi
ranah kognitif menjadi informasi verbal, strategi kognitif, dan keterampilan
intelektual. Lima kategori hasil belajar menurut Gagne, yaitu informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan psikomotor
(Driscoll, 2005). Hal tersebut akan dijelaskan dalam uraian berikut ini.
1. Informasi Verbal
Informasi verbal merupakan informasi yang diperoleh dengan mendengar
kata-kata
yang
diucapkan
orang,
membaca,
mendengarkan
radio atau
televisi. Informasi tertuju pada apa yang ingin diketahui yang meliputi
nama, fakta, prinsip dan generalisasi.
2. Ketrampilan Intelektual
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan,
menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Keterampilan intelektual
ini juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau
gambar. Keterampilan ini dirincikan ke dalam lima tingkatan, yaitu belajar
diskriminasi (membedakan), konsep nyata, mendefinisikan konsep, aturan, dan
tatanan aturan yang lebih tinggimenyelesaikan masalah.
Diskriminasi (membedakan)
Diskriminasi merupakan suatu kemampuan yang harus dikuasai
seseorang dalam mempelajari keterampilan intelektual. Kemampuan ini dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan respons yang berbeda
terhadap berbagai stimulus yang diberikan antara bentuk satu atau lebih.
Dengan kata lain adalah, seseorang dapat menyatakan sama atau tidaknya dua
stimulus yang diberikan. Hal ini dapat berupa tekstur, huruf, angka, bentuk,
dan suara.
Konsep Nyata
Dalam ketrampilan intelektual juga harus mengetahui mengenai
konsep nyata. Belajar konsep nyata adalah mengetahui sifat-sifat umum benda
masalah.
Tatanan Aturan Lebih Tinggi Menyelesaikan Masalah
Aturan tatanan yang lebih tinggi ini disebut juga problem solving,
atau menyelesaikan masalah. Dalam tingkatan ini seseorang menerapkan
sebuah kombinasi aturan baru untuk menyelesaikan sebuah masalah
kompleks.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur bagaimana siswa
mengelola
belajarnya,
seperti
mengingat
atau
berfikir
dalam
rangka
merupakan
pembawaan
yang
dapat
dipelajari
dan dapat
mempengaruhi tingkah laku kita terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup
lain. Hasil belajar yang berupa sikap adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pemilihan tindakan pribadi berdasarkan pemahaman intens dan perasaan.
Sekelompok sikap yang penting ialah sikapsikap kita terhadap orang lain.
Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu
yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
5. Ketrampilan Psikomotorik
Keterampilan psikomotorik merupakan keterampilan untuk melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tubuh (perbuatan jasmani). Ciri
umum keterampilan ini adalah membutuhkan prasyarat untuk mengembangkan
kemulusan/kehalusan dan pengaturan waktu. Dengan demikian, keterampilan ini
akan bertambah sempurna jika sering dipraktekkan. Sebagai contoh adalah
keterampilan menggunakan penggaris dan jangka dalam membuat bentuk
lingkaran, segi tiga sama sisi, sudut siku-siku dan lain-lain (Indriyani, 2008).
Pada proses pembelajaran, Gagne membagi keberlangsungan proses belajar
dalam 4 fase utama yakni fase
a. Fase Receiving The Stimulus Situation
Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian
menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan
sendiri dengan berbagai cara. Misalnya golden eye bisa ditafsirkan sebagai
jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan
diterima
atau
seorang
Guru
dapat memberikan
stimulus
agar
siswa
2.
3.
(characterization).
Ranah psikomotor; adalah ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari kesiapan
intelektual,
seperti
pengetahuan,
pengertian,
dan
keterampilan
terjadi
tingkatannya.
selalu
dikaitkan
dengan
aspek
pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan
terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu mengenali
(recognizing) dan mengingat. Beberapa kata kerja operasional yang berkaitan
dengan
mengingat antara
menggambar,
menandai,
membilang,
lain
mengetahui,
menyebutkan, membilang,
menamai,
mengutip,
mengidentifikasi,
mengutip, menyebutkan,
mengidentifikasi, mendaftar,
memasangkan,
menjelaskan,
menunjukkan,
menjelaskan,
menggambar,
memberi
label,
antara lain
menafsirkan,
meringkas,
mengklasifikasikan,
mencirikan, merinci,
mengasosiasikan,
mengkontraskan, mengubah,
membedakan,
mendiskusikan,
membandingkan,
mempertahankan,
menggali,
menguraikan,
mencontohkan,
menerangkan,
mengemukakan, mempolakan,
memperluas,
menyimpulkan,
menyelesaikan
masalah
dan
mengerjakan
tugas.
Oleh
karena
itu,
menjalankan,
menyusun, memulai,
mengurutkan,
menentukan,
menyelesaikan,
menerapkan, menyesuaikan,
mengklasifikasi,
melakukan,
mempraktekan,
mendeteks,
mengkalkulasi,
menghitung, membangun,
menggambarkan, menggunakan,
menugaskan,
memodifikasi,
membiasakan,
menilai,
mencegah,
melatih,
menggali,
melaksanakan, meramalkan,
memproduksi,
memproses,
Kata
kerja
operasionalnya
membandingkan, mengorganisir,
mengkerangkakan, menyusun
menyusun
outline,
antara
ulang,
lain
menguraikan,
mengubah
mengintegrasikan,
struktur,
membedakan,
mengaudit,
megkorelasikan,
membagankan,
merasionalkan,
menyimpulkan,
menguji,
menemukan,
5.
kata
kerja
mengatur,
membangun,
menciptakan, mengkreasikan,
mendikte,
mengoreksi,
meningkatkan,
memperjelas,
merumuskan, menggeneralisasi,
mereparasi,
menampilkan,
menanggulangi,
merancang,
merencanakan,
memfasilitasi,
menggabungkan,
menyiapkan
menghubungkan,
membentuk,
memadukan,
memproduksi,
membatas,
merangkum,
dan
merekonstruksi.
Teori Bloom Setelah direvisi
Mengevaluasi adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria
dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam
kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya antara lain
menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji,
membenarkan, dan menyalahkan.
6.
beberapa
unsur
menjadi
suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori
ini yaitu Membuat, Merencanakan, dan Memproduksi. Kata kerja operasionalnya
antara lain merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan mengubah.
b. Domain Taksonomi Afektif Bloom
Indikator pada ranah afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan
setelah siswa melakukan serangkaian
kegiatan
pembelajaran. Dalam
pembelajaran IPA, indikator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA
yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indikator afektif disusun dengan
menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa
contoh sikap ilmiah adalah berlaku jujur, peduli, dan tanggungjawab. Selain itu,
indikator
afektif
juga
perlu
2.
mengikuti,
memberi,
memilih,
meminati.
Menanggapi (A2) mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan seseorang untuk mengikut sertakan dirinya
secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. Yang termasuk aspek ini adalah menjawab,
membantu,
mengajukan,
mendukung,
3.
mengompromika, menyenangi,
menyetujui,
menampilkan,
menyambut,
melaporkan,
memilih,
dalam
mengasumsikan,
dirinya.
meyakini,
Yang
termasuk
melengkapi,
aspek
meyakinkan,
ini
adalah
memperjelas,
5.
pendapat,
mengubah,
mempertahankan,
memadukan,
mengelola,
menata,
membangun,
menegosiasi,
dan
merembuk.
Menghayati (A5) : mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi,
mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan,
dan memecahkan.
c. Domain Taksonomi Domain Taksonomi Psikomotor Bloom
Indikator psikomotorik
siswa yang
yang
telah ditetapkan.
Selama
proses
pembelajaran
IPA,
konsep.
Kegiatan
ini
melibatkan aktivitas
fisik, misalnya
2.
menimbang,
memperkecil,
3.
mengumpulkan,
memperbaiki,
mengidentifikasikan,
mengisi,
4.
Artikulasi
memadankan, menggunakan,
memulai,
mempertajam,
membentuk,
menyetir,
menjeniskan,
Mengidentifikasi
Menempatkan
pengetahuan dalam
memori jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
(misalnya, mengenali
tanggal terjadinya
peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
1.2 Mengingat kembali
Mengambil
Mengambil pengetahuan
yang relevan dari
memori jangka panjang
(misalnya mengingat
kembali tanggal
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah
Indonesia)
2. Memahami Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
Mengklarifikasikan
Mengubah satu bentuk
Memparafrasekan
gambaran (misalnya
Mempresentasi
angka) jadi bentuk lain
Menerjemahkan
(misalnya kata-kata),
(misalnya
memparafrasekan puisi
menjadi karangan bebas
2.2 Mencontohkan
Mengilustrasikan
Menemukan contoh atau
Memberi contoh
ilustrasi tentang konsep
atau prinsip (misalnya
memberi contoh tentang
aliran-aliran seni lukis)
2.3 Mengklasifika-sikan Mengategorikan,
Menentukan sesuatu
Mengelompokkan
dalam satu kategori
(misalnya
mengklasifikasikan
hewan-hewan bertulang
belakang)
2.4 Merangkum
Mengabstraksi
Mengabstraksikan tema
Menggeneralisasi
umum atau poin-poin
pokok (misalnya menulis
ringkasan pendek
tentang peristiwaperistiwa yang
ditayangkan di televisi)
2.5 Menyimpulkan
Menyarikan,
Membuat kesimpulan
Mengesktrapolasi,
yang logis dari informasi
Menginterpolasi,
yang diterima (misalnya
Memprediksi
dalam belajar bahasa
Inggris, menyimpulkan
tata bahasa berdasarkan
contohnya
2.6 Membandingkan
Mengontraskan,
Menentukan hubungan
Memetakan,
antara dua ide, dua
Mencocokkan
objek, dan semacamnya
(misalnya,
membandingkan
peristiwa-peristiwa
sejarah dengan keadaan
sekarang)
2.7 Menjelaskan
Membuat model
Membuat model sebab
akibat dalam sebuah
sistem (misalnya,
menjelaskan sebabsebab terjadinya
peristiwa-peristiwa
penting pada abad ke 18
di Indonesia
3. Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
Melaksanakan
Menerapkan gaya
gravitasi dalam
kehidupan sehari-hari
3.2 MengimplemenMenggunakan
Menerapkan suatu
tasikan
prosedur pada tugas
yang tidak familier
(misalnya, menggunakan
Hukum Newton kedua
pada konteks yang tepat)
4. Menganalisis Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya
terminologi
antara
lain
mencakup
pengetahuan
tentang
kategori,
klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih
kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga subjenis yaitu: (1)
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori; (2) pengetahuan tentang prinsip
dan generalisasi; dan (3) pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Klasifikasi dan kategori merupakan landasan bagi prinsip dan generalisasi.
Prinsip dan generalisasi menjadi dasar bagi teori, model, dan struktur.
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Pengetahuan prosedural berkaitan dengan pertanyaan bagaimana.
Pengetahuan prosedural ini terbagi menjadi tiga subjenis yaitu: (1) pengetahuan
tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma; (2) pengetahuan
tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu; dan (3) pengetahuan tentang
kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.
d. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi
revisi. Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi
pengetahuan dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian terbaru tentang peran
penting pengetahuan siswa mengenai kognisi mereka sendiri dan kontrol mereka
atas kognisi itu dalam aktivitas belajar (Bransford, dkk.,1999; Sternberg, 1985;
Zimmerman dan Schunk, 1998). Salah satu ciri belajar dan penelitian tentang
pembelajaran yang berkembang adalah menekankan pada metode untuk
membuat siswa semakin menyadari dan bertanggung jawab atas pengetahuan dan
pemikiran mereka sendiri.
Menurut Flavell (1979) pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan
bahwa berbagai tugas kognitif itu sulit dan memerlukan sistem kognitif dan
strategi-strategi kognitif. Selain mengetahui strategi belajar dan berpikir, juga
memerlukan pengetahuan kondisional yaitu siswa harus tahu kapan dan mengapa
menggunakan strategi-strategi tersebut dengan tepat (Paris, dkk., 1983).
Pengetahuan tentang beragam strategi dan tugas kognitif, pengetahuan diri juga
merupakan komponen yang penting dalam metakognitif. Pengetahuan diri
mencakup pengetahuan tentang kekuatan, kelemahan, minat, bakat, motivasi
dalam kaitannya dengan kognisi dan belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Kompetensi inti adalah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta
didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar
adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik
untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan
indikator. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran. Tujuan pembelajaran (instructional objective)
adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai
-
keterampilan psikomotor
Taksonomi Bloom lama dari rendah ke tinggi : pengetahuan, pemehaman,
penerapan, analisis, evaluasi. Sedangkan yang Taksonomi Bloom Revisi dari
rendah ke tinggi : mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revision of Blooms Taxonomy of Educatioanl Objectives. New
York: Addison Wesley Longman, Inc.
Andriyani, D., 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bloom, B.S., Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.R. 1956.
Taxonomy of Educational Objectives, The Clasification of Educational Goal:
Handbook 1 Cognitive Domain. London: Longmans, Green and Co Ltd.
Dewi, N. 2015. Merancang Pencapaian Kompetensi Dasar
Indikator
Melalui Perumusan
Driscoll, M.P. 2005. Psichology of Learning for Instruction. New Jersey: Pearson
Education.
Flavell, J. 1979. Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cognitive
Developmental Inquiry. American Psychologist, 34: 906 911.
Heer, R. 2012. A Model of Learning Objectives. (Online). (www. celt. iastate. edu/
teaching/RevisedBlooms1.pdf), diakses 5 Februari 2015
Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta. Direktorat
Pembinaan SMP Kemendiknas.
Kemendiknas. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta. Kemendiknas
Mager F. R., 1975.Preparing Instructional Objectives,Second Edition,California,
Pitman Learning Inc.
Paris, S., Lipson, M., dan Wixson, K. 1983. Becoming a Strategic Reading.
Contemporary Educational Psycilogy, 8: 293 316.
Soekoer (1994). Perumusan Tujuan Belajar. Makalah Penataran Metode Pengajaran
Teknologi Kejuruan tanggal 12-25 Januari 1994. FPTK IKIP Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.