Anda di halaman 1dari 8

Dampaknya bagi Kesehatan Mulut

Merokok dan menggunakan produk tembakau lain menjadi penyebab sebagian


besar masalah gusi pada orang dewasa. Merokok dapat meningkatkan risiko
berkembangnya penyakit gusi. Tembakau menghambat aliran darah ke gusi,
sehingga membuat gusi kekurangan nutrisi, oksigen dan rentan untuk terserang
infeksi. Selain itu, rokok berdampak kepada kerusakan lapisan tulang dan jaringan
pada gigi.
Tergantung jumlah dan lamanya merokok, para perokok berisiko mengalami
masalah-masalah berikut ini:

Perubahan warna gigi.

Bau napas tidak sedap yang bersifat menetap.


Berkurangnya kepadatan tulang pada rahang.
Periodontitis: infeksi yang disebabkan bakteri pada rongga mulut

sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi.


Meningkatnya penumpukan plak dan karang gigi.
Meningkatnya risiko kanker mulut.
Meningkatnya risiko sinusitis.
Peradangan kelenjar ludah.
Risiko timbulnya bercak-bercak putih di dalam mulut, disebut
leukoplakia.

Meningkatnya risiko penyakit gusi. Kondisi ini menjadi penyebab


utama tanggalnya gigi.

Bertambahnya risiko lubang pada gigi.

Bahaya Tembakau Non-Isap


Selain menjadi bahan dasar rokok, di beberapa negara termasuk
Indonesia, daun tembakau dapat dikunyah atau dikulum. Tembakau
kunyah ini umumnya hanya diproduksi oleh usaha rumahan skala kecil
dan tanpa merek, atau bahkan dilinting hanya untuk konsumsi pribadi.
Sayangnya, tembakau non-isap ini ternyata lebih berbahaya dibandingkan
merokok. Tembakau mengandung lebih dari 25 bahan kimia yang berisiko
menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Penggunaan tembakau
yang dikunyah dapat menyebabkan tubuh terpapar kandungan nikotin
jauh lebih banyak dibandingkan rokok. Selain itu, tembakau non-isap ini
dapat menyebabkan iritasi dan penipisan lapisan gusi, sehingga gigi
menjadi lebih sensitif.

Berhenti Merokok
Seorang perokok memiliki risiko enam kali lebih tinggi untuk mengidap
kanker mulut dan tenggorokan dibandingkan yang tidak merokok.
Penelitian juga membuktikan bahwa dengan berhenti merokok, risiko
mengidap penyakit gusi akan menurun drastis. Selain itu, hampir semua
pengguna tembakau non-isap yang mengidap leukoplakia juga bisa
sembuh dalam waktu kurang dari dua bulan.
Nicotine Replacement Therapy (NRT) adalah salah satu terapi untuk
menghentikan kebiasaan merokok yang relatif aman untuk semua orang.
Terapi dilakukan dengan beberapa pilihan:
Permen karet nikotin: dikunyah perlahan-lahan selama 30 menit
secara teratur.
Tablet isap: diisap di antara gusi dan di bagian dalam pipi selama 30

menit.

Tablet sublingual: tablet dibiarkan larut di bawah lidah.

Inhaler: dihirup secara teratur dan sesuai dosis.


Transdermal: ditempelkan pada kulit yang berpemukaan kering dan
tidak berambut pada tubuh bagian atas.
Obat semprot hidung.

Kanker Rongga Mulut

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

merokok meningkatkan resiko terhadap kanker rongga mulut. Resiko kanker


ini juga dipengaruhi oleh seberapa sering dan banyak rokok yang dikonsumsi.
Diketahui juga bahwa dengan berhenti merokok akan menurukan resiko
kanker. Zat-zat pada rokok yang bersifat racun menyebabkan kerusakan pada
sel yang memudahkan untuk menjadi kanker.
Konsumsi kombinasi antara alkohol dan merokok juga meningkatkan resiko
kanker rongga mulut, terlihat dari 75-90% kasus kanker rongga mulut
diakibatkan oleh konsumsi kombinasi antara merokok dan alkohol. Hal ini

terjadi karena alkohol melarutkan senyawa beracun tertentu dalam asap


tembakau serta meningkatkan permeabilitas epithelium rongga mulut.
Kanker mulut adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam
mulut. Misalnya pada bibir, lidah, gusi, dinding mulut, serta langit-langit
mulut. Kanker ini dapat menyebar secara langsung ke jaringan-jaringan di
sekitar mulut atau melalui kelenjar getah bening. Di antara seluruh kasus
kanker yang muncul, diperkirakan hanya terdapat dua persen kanker
mulut. Karena itu, jenis kanker ini termasuk kanker yang jarang terjadi.
Sebagian besar kanker mulut menyerang lansia berusia 50-75 tahun dan
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Tetapi kanker ini juga
dapat terjadi pada kalangan dewasa muda, terutama akibat
infeksi HPV (human papillomavirus).

Jenis Kanker Mulut

Kanker mulut yang paling umum terjadi adalah karsinoma sel skuamosa.
Diperkirakan sekitar 90 persen pengidap kanker mulut menderita jenis ini.

Jenis kanker mulut lainnya adalah melanoma oral ganas dan


adenokarsinoma. Melanoma oral ganas adalah kanker yang berkembang
dari sel melanosit. Sedangkan adenokarsinoma adalah kanker yang
menyerang kelenjar air liur.

Gejala-gejala Kanker Mulut

Seperti kanker pada umumnya, gejala kanker mulut juga jarang dan sulit
terdeteksi pada stadium awal. Karena itu, kita sebaiknya mewaspadai
gejala-gejala umumnya yang meliputi:

Sariawan yang tidak kunjung sembuh.

Bercak kemerahan atau putih dalam mulut.

Benjolan atau penebalan pada dinding dalam mulut.

Rasa sakit dalam mulut, terutama lidah.

Sulit atau rasa sakit saat menelan serta mengunyah.

Gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.

Perubahan suara.

Mengalami kesulitan saat bicara.

Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher.

Rahang yang terasa kaku atau sakit.

Sakit tenggorokan.

Gejala kanker mulut juga cenderung sulit dikenali karena sering kali mirip
dengan indikasi penyakit lain yang lebih ringan. Tetaplah waspada dan
segera periksakan diri ke dokter jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung
sembuh selama lebih dari dua minggu, terutama bagi perokok berat atau
yang sering mengonsumsi minuman keras.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Mulut

Kanker mulut disebabkan oleh adanya perubahan pada perkembangan


sel-sel dalam mulut atau bibir. Penyebab di balik mutasi ini belum
diketahui secara pasti. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang
dipercaya dapat memicu kemunculan kanker ini. Di antaranya adalah:

Menggunakan segala jenis tembakau, seperti rokok, cerutu, serta


tembakau kunyah.

Konsumsi minuman keras secara berlebihan.

Infeksi HPV (human papillomavirus).

Pola makan yang buruk.

Kebersihan mulut yang tidak terjaga, misalnya membiarkan gigi berlubang


atau gusi yang mengalami infeksi.

Mengunyah buah pinang.


Diagnosis dan Pengobatan Kanker Mulut

Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang


Anda alami serta memeriksa kondisi mulut Anda. Jika diduga mengidap
kanker mulut, Anda akan dianjurkan untuk menjalani biopsi atau
pengambilan sampel jaringan untuk memastikan ada atau tidaknya sel-sel
kanker.
Pasien yang positif didiagnosis mengidap kanker mulut akan menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi stadium serta tingkat
perkembangan kanker mulut yang dideritanya. Prosedur ini dapat
dilakukan melalui endoskopi, rontgen, MRI scan, CT scan,serta PET scan.
Dengan mengetahui stadium serta tingkat perkembangan kanker yang
diderita pasien, dokter dapat menentukan langkah pengobatan yang akan
perlu dilakukan. Begitu juga dengan kondisi kesehatan pasien dan letak
serta jenis kanker mulut yang dideritanya.
Kanker mulut stadium awal memiliki kemungkinan tertinggi untuk sembuh
total. Sementara kanker mulut stadium menengah mungkin dapat
disembuhkan. Tetapi kanker mulut stadium lanjut umumnya tidak dapat
disembuhkan dan penanganan yang dilakukan hanya untuk meringankan
gejala serta memperlambat penyebaran kanker.
Langkah-langkah penanganan untuk kanker mulut meliputi operasi,
kemoterapi, dan radioterapi. Ketiga langkah ini sering dikombinasikan
guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Kanker mulut stadium awal dapat diatasi dengan operasi menggunakan
sinar laser. Prosedur ini disebut photodynamic therapy (PDT). Tetapi jika

kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh, maka pengangkatan tumor


disertai jaringan sehat di sekitarnya perlu dilakukan. Misalnya
pengangkatan sebagian jaringan pada dinding mulut, lidah, atau bahkan
rahang. Dokter kemudian akan melakukan operasi rekonstruksi untuk
kembali membentuk bagian atau jaringan yang diangkat.
Langkah radioterapi biasanya digunakan setelah operasi guna mencegah
kembalinya sel-sel kanker. Terapi radiasi ini dapat dilakukan dari luar
maupun dalam tubuh.
Dalam menangani kanker yang sudah menyebar luas pada tubuh atau
berisiko tinggi untuk tumbuh kembali, dokter akan menganjurkan
kemoterapi. Obat-obatan yang digunakan dalam proses ini akan
menghancurkan DNA dari sel-sel kanker agar tidak bisa berkembang biak.
Tetapi obat-obatan tersebut juga dapat menurunkan sistem kekebalan
tubuh sehingga pasien rentan mengalami infeksi.
Di samping manfaat, radioterapi dan kemoterapi berpotensi menyebabkan
efek samping. Beberapa di antaranya meliputi mual, muntah, kelelahan,
sariawan, serta mulut yang terasa sakit.
Cetuximab juga terkadang digunakan untuk menangani kanker mulut
stadium lanjut. Penggunaan obat ini biasanya dikombinasikan dengan
radioterapi atau kemoterapi.
Cetuximab akan menyerang protein pada permukaan sel-sel kanker untuk
mencegah penyebaran kanker. Tetapi cetuximab dianjurkan jika pasien
tidak bisa menjalani kemoterapi karena alasan medis tertentu, misalnya
sedang hamil.

Risiko Komplikasi Kanker Mulut

Tiap langkah pengobatan tentu memiliki risiko komplikasi. Begitu juga


dengan penanganan kanker mulut. Kesulitan menelan dan gangguan
kemampuan bicara adalah komplikasi utama yang dapat terjadi setelah
Anda menjalani operasi dan radioterapi.
Kesulitan menelan termasuk komplikasi yang serius karena dapat
menyebabkan kekurangan gizi serta memicu pneumonia aspirasi akibat
adanya makanan yang masuk ke saluran pernapasan dan tersangkut di
paru-paru. Komplikasi ini umumnya akan membaik seiring proses

penyembuhan dan terapi. Tetapi ada kemungkinan kemampuan menelan


Anda tidak akan pulih sepenuhnya.
Sama halnya dengan menelan, radioterapi dan operasi juga berpotensi
menyebabkan gangguan dalam kemampuan bicara Anda. Karena itu,
terapi wicara akan sangat bermanfaat untuk mengembalikan kemampuan
bicara Anda.

Langkah Pencegahan Kanker Mulut

Karena penyebabnya yang belum diketahui, kanker mulut tidak dapat


dicegah sepenuhnya. Tetapi Anda tetap dapat mengambil langkahlangkah sederhana untuk menurunkan risikonya, yaitu:
Berhenti merokok dan jangan menggunakan tembakau dalam bentuk apa

pun.

Hindari atau membatasi konsumsi minuman keras Anda.

Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang, terutama dengan


meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan.

Menjaga kebersihan mulut, misalnya rajin menyikat gigi.

Memeriksakan kesehatan gigi secara teratur, setidaknya setahun sekali.

Kanker

mulut

Selain menjadi penyebab utama kanker paru-paru, merokok juga


bisa menyebabkan kanker mulut. Faktanya, 90% penderita kanker
mulut adalah perokok.
Selain masalah-masalah di atas, beberapa gangguan mulut yang
kerap

dijumpai

pada

perokok

adalah

peradangan

pada

bukaan

kelenjar air liur di langit-langit mulut, leukoplakia (petak/bidang


putih

atau

abu-abu

yang

menempel

pada

lidah,

dinding

mulut

samping, dan bagian bawah mulut), berkurangnya densitas atau


perubahan

tulang

penyembuhan

alami

rahang,
pada

dan
bagian

juga
mulut,

memperlambat
seperti

saat

proses
setelah

cabut/tanggal gigi, masalah gusi ataupun pasca operasi mulut.

Berbagai efek buruk di atas bisa menjadi lebih parah lagi, karena
para

perokok

cenderung

tidak

memperhatikan

kebersihan

dan

kesehatan mulut dan gigi secara umum.


Nikotin

adalah

zat

yang

sangat

adiktif,

dan menyebabkan

kecanduan . Namun bukan berarti anda, para perokok, tidak bisa


lepas

dari

kebiasaan

merokok.

Jika

anda

sering

mengalami

gangguan dan masalah kesehatan pada mulut, mungkin itu bisa


menjadi alasan lain untuk berhenti merokok .

Anda mungkin juga menyukai