Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Pembimbing:
Nama Anggota:
Indriani
Latifah Mayangsari
Kelas:
XII AK 4
SMKN 13 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016
Jalan Soekarno Hatta KM. 10
BANDUNG
I.
II.
III.
Judul Laporan
:
Penentuan Ion Logam Aluminium dalam
Sediaan Deodoran dengan Metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Tujuan
:
Dapat menentukan kadar Alumunium dalam
deodorant dengan menggunakan metode SSA
Prinsip percobaan :
Sejumlah tertentu deodoran di beri label dengan nama brand X , Y dan Z
dilakukan menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA),
yang nantinya berhubungan dengan penentuan konsentrasi analit. Serta
penentuan nilai LoD, presisi dan akurasi.dimana pada prosesnya, sampel
akan di spike dengan sejumlah tertentu analit dari larutan standar untuk
mendapatkan %recovery .
IV.
Dasar Teori
Io x a.b.c
Log I/Io
axbxc
axbxc
Atau,
dengan,
A = absorbansi, tanpa dimensi
a = koefisien serapan, L2/M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L
c
= konsentrasi, M/L3
dari suatu cuplikan pada kurva standar akan diperoleh konsentrasi dalam
larutan cuplikan. Bagian-bagian AAS adalah sebgai berikut (Day, 1986).
a. Lampu katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda
memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda
pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan
diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran
unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
o Lampu Katoda Monologam
: Digunakan untuk mengukur 1 unsur.
o Lampu Ka Multilogam
:
Digunakan
untuk
pengukuran
beberapa logam sekaligus
b. Tabung gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi
gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000 K, dan
ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,
dengan kisaran suhu 30000 K. Regulator pada tabung gas asetilen
berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas
yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator
merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Gas ini
merupakan bahan bakar dalam Spektrofotometri Serapan Atom.
c. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides,
agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik
dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik
api.
d. Monokromator
e.
f.
g.
h.
i.
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah
sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator.
Monokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan
mengontrol intensitas energi yang diteruskan ke detektor. Monokromator
yang biasa digunakan ialah monokromator difraksi grating.
Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya
radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka. Fungsi detektor adalah
mengubah energi sinar menjadi energi listrik, dimana energi listrik yang
dihasilkan digunakan untuk mendapatkan data. Detektor AAS tergantung
pada jenis monokromatornya, jika monokromatornya sederhana yang biasa
dipakai untuk analisa alkali, detektor yang digunakan adalah barier layer cell.
Tetapi pada umumnya yang digunakan adalah detektor photomultiplier tube.
Photomultiplier tube terdiri dari katoda yang dilapisi senyawa yang bersifat
peka cahaya dan suatu anoda yang mampu mengumpulkan elektron. Ketika
foton menumbuk katoda maka elektron akan dipancarkan, dan bergerak
menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang
mampu menggandakan elektron. Sehingga intensitas elektron yang sampai
menuju anoda besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik. Untuk
menambah kinerja alat maka digunakan suatu mikroprosesor, baik pada
instrumen utama maupun pada alat bantu lain seperti autosampler.
Sistem pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka
atau gambar yang dapat dibaca oleh mata.
Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap
bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak
berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran
pada spektrofotometry serapan atom (AAS), diolah sedemikian rupa di dalam
ducting, agar asap yang dihasilkan tidak berbahaya.
Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat
ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh
AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur
tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF,
spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan
dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol
yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya
udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan
AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke
kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan posisi tertutup
Buangan pada AAS
berbeda, dimana Indonesia memiliki kadar ion logam aluminium tertinggi yaitu
2,416 mg/L. Kemudian penelitian oleh Mellisa tahun 2007 di mana uji
perolehan kembali yang dilakukan pada sediaan deodoran dengan
penambahan bahan baku 20% dan 60% di peroleh hasil antara 97,5% 101,9%.
V.
Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
VI.
HCL
HNO3 60%
Aquades
larutan Induk Aluminum 1000 mg/L
kertas saring Whatman 11 mm
deodorant
Langkah Kerja
Pengoperasian Alat
1. Nyalakan computer dan menyalakan AAS, kemudian tekan tombol
power ON.
2. Buka vulve pada kompresor.
3. Buka saluran udara tekan sampai tanda batas searah jarum jam.
4. Buka valve utama pada tabung asetilen.
5. Kllik icon GBC savanta, menunggu sampai intrumention ready.
6. Nyalakan exhousepan.
7. Klik menu method, kemudian mengklik submenu description.
8. Tekan enter . Memilih unsur yang dianalisis , memilih nomor lampu.
9. Klik submenu instrument, memasukan panjang gelombang dan slit
width.
10. Klik submenu measurement measurement mode integration
11. Klik standar , masukan konsentrasi larutan standar.
12. lik submenu quality
13. Klik submenu flame control air asetylen, mengatur api turunkan
asetylen sesuai kebutuhan.
14. Tekan ignite dan menekan tombol start (hijau)
15. Masukan selang ke dalam blanko (aqua dm ) OK
16. Bilas dengan cara memasukan ke dalam larutan aqua dm.
VI.
Data Pengamatan
Perhitungan
Pengenceran konsentrasi 2, 4, 6 8, 10
2,00 ppm
V1 =
(100 x 2) : 100
=
2 mL
4,00 ppm
V1 =
(100 x 4) : 100
=
4 mL
6,00 ppm
V1 =
(100 x 6) : 100
=
6 mL
8,00 ppm
V1 =
(100 x 8) : 100
=
8 mL
10,00 ppm
V1 =
(100 x 10) : 100
=
10 mL
Perhitungan Sampel
Misal, konsentrasi yang didapat 5 ppm
5 ppm = 5 mg dalam 1 L
mg Larutan = 5 mg : 1 L x 0,025 L
=0,125 mg
Ppm yang sebenarnya = 0,125 mg x 1000 : 2 g = 62,5 ppm
Konsentrasi Sampel = Hasil konsentrasi dari AAS x Faktor Pengenceran
VII.
Pembahasan
1. Optimasi parameter pengukuran menggunakan SSA yang dilakukan
antara lain dengan cara memvariasikan gas pembakar dan
Oksidan .Penentuan pembakaran maksimal ditentukan melalui nilai
absorbansi yang didapatkan. Setelah didapatkan maka akan
digunakan untuk mencari absorbansi setiap pengukuran.
2. Pada penelitian ini, deodoran yang digunakan diambil secara acak.
Masing-masing deodoran memiliki kadar aluminium yang diduga
berbeda. Penentuan ion aluminium dalam deodoran ini menggunakan
teknik dekstruksi basah menggunakan asam kuat yaitu Aquaregia.
Aquaregia sebagai zat kimia yang mampu melarutkan semua logam
termasuk emas dan platina. Dalam hal ini, penggunaan Aquaregia
untuk melarutkan aluminium secara sempurna, dilakukan selama
2,5 jam hingga asap coklat berubah menjadi asap putih, kemudian
diencerkan dalam 25 mL. Ini menandakan bahwa deodoran yang di
destruksi dapat diukur dengan SSA menggunakan api reduksi yang
telah optimum. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 5.
3.
4.