Laporan Praktek Mesin Listrik
Laporan Praktek Mesin Listrik
Disusun Oleh:
MUHTAR LUTFI ANSHORI(10518241004)
A. Tujuan
Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :
motor akan turun, lebih kecil dari motor shunt dan torsi motor naik, berada di atas
karakteristik Ta = f(Ia) pada motor shunt.
Im
D1
A2
D3
F2
M
A1
D2
F1
IM
+
0-220 v
Rm
D. Data pengamatan
1. Data Ta = f(Ia), n = f(Ta) dan = f(Ia) motor shunt, V = 220V
Data Pengamatan
I(A) T(Nm)
n (rpm)
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Data Perhitungan
Pin
Pout
m
0.8
1400 300
1.4
1400 400
2.1
1400 500
2.8
1390 600
Data Pengamatan
3.3
1390 700
I(A) T(Nm)
n (rpm)
3.8
1390 800
1.5
1.2
2320
2
2.5
3
3.5
4
1.9
2.6
3.4
4.2
5
1940
1690
1525
1400
1300
2. Data Ta = f(Ia), n =
117.23
0.39
205.15
0.51
307.72
0.62
407.36
0.68
Data Perhitungan
480.11
0.69
Pin
Pout
m
552.85
0.69
330
291.39
0.88
440
385.80
0.88
550
459.91
0.84
660
542.70
0.82
770
615.44
0.80
880
680.33
0.77
3. Data Ta = f(Ia), n = f(Ta) dan = f(Ia) motor kompon lilitan seri penuh, V = 220V
Data Pengamatan
I(A) T(Nm)
n (rpm)
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0.7
1.7
2.3
3.2
4.1
5
1350
1300
1240
1190
1150
1100
Data Perhitungan
Pin
Pout
m
330
440
550
660
770
880
98.91
231.31
298.51
398.57
493.50
575.67
0.30
0.53
0.54
0.60
0.64
0.65
4. Data Ta = f(Ia), n = f(Ta) dan = f(Ia) motor kompon lilitan seri tidak penuh, V =
220V
Data Pengamatan
I(A) T(Nm)
n (rpm)
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0.8
1.5
2.3
3.1
3.9
4.7
1350
1310
1260
1210
1175
1140
Data Perhitungan
Pin
Pout
m
300
400
500
600
700
800
113.04
205.67
303.32
392.60
479.64
560.80
0.38
0.51
0.61
0.65
0.69
0.70
E. Analisis
1. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1 diperoleh nilai Ia yang semakin tinggi,
maka nilai pada Torsi juga akan semakin tinggi, namun nilai putaran (n) justru
akan semakin rendah. Namun, nilai pada efisiensi akan semakin tinggi juga.
2. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 2 diperoleh nilai Ia yang semakin tinggi,
maka nilai pada Torsi juga akan semakin tinggi, namun nilai putaran (n) justru
akan semakin rendah. Namun, nilai pada efisiensi akan semakin tinggi juga.
Namun pada rangkaian ini, tidak diperbolehkan menguji pada beban kosong
karena akan menyebabkan nilai putaran menjadi tak terhingga.
3. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 3 diperoleh nilai Ia yang semakin tinggi,
maka nilai pada Torsi juga akan semakin tinggi, namun nilai putaran (n) justru
akan semakin rendah. Namun, nilai pada efisiensi akan semakin tinggi juga.
Namun nilai putaran lebih rendah daripada tabel 1.
4. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4 diperoleh nilai Ia yang semakin tinggi,
maka nilai pada Torsi juga akan semakin tinggi, namun nilai putaran (n) justru
akan semakin rendah. Namun, nilai pada efisiensi akan semakin tinggi juga. Pada
lilitan tidak penuh ini, nilai putaran memiliki nilai yang lebih besar daripada
dengan yang putaran penuh, sedangkan nilai Torsi relatif sama.
4
Shunt
Seri
0
1
1.5
2.5
3.5
4.5
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada motor jenis apapun, nilai putaran (n) akan
berbanding terbalik dengan arus (Ia). Pada rangkaian motor shunt dan kompon, baik
dengan lilitan penuh ataupun tidak penuh mempunyai nilai perubahan yang relatif
hampir sama. Namun pada rangkaian motor seri, nilai terendah maupun tertinggi untuk
nilai arus yang sama dengan rangkaian lain, mempunyai perubahan yang lebih
ekstrem.
6. Grafik T = fungsi Ia
2500
2000
1500
Shunt
Seri
Kompon Lilitan Penuh
Kompon Lilitan Tidak
Penuh
1000
500
0
1
1.5
2.5
3.5
4.5
Perbandingan nilai pada Torsi dengan fungsi Ia mempunyai perbandingan yang lurus.
Semakin tinggi nilai Ia, maka nilai torsinya pun akan semakin bertambah, begitu pula
sebaliknya. Karena pada rangkaian motor seri tidak dapat dicoba dengan beban
kosong, maka nilai torsi yang pertama dengan arus yang sama dengan motor lain
bernilai lebih besar. Kecenderungan nilai torsi pun lebih besar daripada rangkaian
motor yang lain.
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
Shunt
Seri
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
1
1.5
2.5
3.5
4.5
Seperti halnya pada analisa sebelumnya, rangkaian motor pada motor shunt dan
kompon memiliki kecenderungan yang sama. Pada grafik ini terlihat bahwa Ia
berbanding lurus dengan efisiensi. Semakin tinggi Ia, nilai efisiensi akan semakin
besar. Namun semakin besar Ia, efisiensi akan semakin membentuk garis linier,
perubahan pada efisiensi pun akan semakin kecil. Berbeda dengan rangkaian motor
seri, motor seri mempunyai kecenderungan efisiensi yang hampir sama meskipun nilai
Ia-nya berubah. Nilai efisiensi semakin meninggi seiring dengan bertambahnya Ia,
namun pada Ia pada titik tertentu, efisiensi akan mencapai nilai tertinggi. Setelah itu
semakin diperbesar nilai Ia, nilai efisiensi juatru semakin menurun.
F. Kesimpulan
1. Rangkaian motor seri tidak boleh dioperasikan pada beban kosong karena akan
mengakibatkan nilai putaran (rpm) sangat tinggi.
2. Nilai Ia berbanding terbalik dengan nilai n (putaran/rpm)
3. Nilai Ia berbanding lurus dengan nilai Torsi
4. Pada rangkaian motor shunt dan kompon, nilai Ia berbanding lurus dengan efisiensi.
Namun pada motor seri, nilai efisiensi akan semakin tinggi seiring dengan kenaikan Ia
tetapi setelah mencapai efisiensi titik tertinggi pada nilai Ia tertentu, selanjutnya
efisisnsi akan semakin menurun meskipun Ia-nya semakin tinggi.
Praktikan