Anda di halaman 1dari 3

Nama : Galih Agung Gunawan

NPM : 200110120123
Alur Pemotongan Hewan
Rumah Potong Hewan harus memiliki tata laksana yang sesuai Standarisasi RPH
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang
Pedoman

Sertifikasi

Kontrol

Veteriner,

dan

Peraturan

Menteri

Pertanian

No.

13/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan


Unit Penanganan Daging serta SNI tentang rumah potong hewan No. 01-6159-1999 sebagai
upaya penyedian daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halah (ASUH). Pemotongan hewan di
Rumah Potong Hewan antara lain mempunyai beberapa fasilitas yang harus dilengkapi:

Gerbang
Rumah potong hewan harus memiliki gerbang dan pagar agar mencegah keluar
masuknya orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain selain hewan potong.
Pos jaga
Pos jaga berfungsi untuk menjaga keamanan Rumah Potong Hewan (RPH) juga
sebagai pengontrol orang-orang yang keluar masuk dari RPH
Louding
Tempat penurunan ternak dari alat angkut dan di turunkan dengan hati-hati agar
ternak tidak stress.
Kopel peneduh
Setelah dari lauding ternak akan di tempatkan di kopel peneduh yang berfungsi
sebagai tempat istirahat dan penampungan setelah perjalanan dari peternakan ke RPH
Pemeriksaan antemortem
Ternak yang akan di potong di periksa kesehatannya terlebih dahulu oleh dokter
hewan, pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat kondisi fisik hewan berupa suhu
tubuh, pulsus, pernafasan dan kelaianan yang tampak dari luar tubuh
Kandang isolasi
Ternak yang di duga mengalami kelaianan dan dibutuhkan pengobatan sebelum
dipotong maka hewan dimasukkan ke dalam kandang isolasi sampai masa pengobatan
berakhir.
Kantor administrasi dan kantor dokter hewan
Kantor administrasi ini berfungsi sebagai tempat pembayaran atas jasa yang dilakukan
RPH juga pemeriksaan dokumen (surat kesehata hewan, surat keterangan asal hewan,
dll).
Gang masuk sapi satu persatu.
Ternak sebelum di potong akan di timbang terlebih dahulu, lalu ternak akan di
bersihkan terlebih dahulu dengan air dan ternak akan di giring ke gang masuk dengan
cara yang benar agar ternak tidak stress.
Tempat sembelih atau pemotongan dan pengeluaran darah

Ternak akan di sembelih sesuai syariat islam yaitu dengan memotong tiga saluran,
yaitu saluran makan, saluran nafas dan saluran pembuluh darah. Ternak di potong
dengan pisau tajam lalu proses pengeluran darah secara sempurna.
Ruang Penyelesaian Penyemblihan
Menurut SNI 01-6159-1999 ruang penyelesaian penyemblihan yaitu ruangan yang
digunakan menjadi tempat pemisahan kepala, keempat kaki sampai tarsusu dan
karpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi perut.
Ruang kulit
Proses pengulitan harus dilakukan pengikatan pada saluran makan di leher dan anus,
sehingga isi lambung tidak keluar dan mencemari karkas, pengulitan harus dilakukan
hati-hati agar tidak terjadi kerusakan dan terbuangnya daging.
Ruang jeroan
Setelah isi perut dan isi dada dikeluarkan kemudian di bawa ke ruangan jeroan. Ruang
jeroan dilengkapi beberapa bak air yang digunakan untuk mencuci jeroan. Tata cara
yang biasanya dilakukan yaitu membuka jeroan dan mengeluarkan isi usus, rumen,
retikulum, omasum dan abomasum, kemudian di bilas menggunakan air yang
mengalir. Jeroan rongga dada dimasukkan ke dalam air dan dicuci secukupnya
menggunakan air di dalam tong-tong air yang sudah tersedia.
Ruang kepala dan kaki.
Ruang kepala dan kaki ini biasanya menyatu dengan ruang kotor.
Pemeriksaan post mortem
Pemeriksaan dilakukan saat rongga dada dan rongga abdomen sudah dipisahkan
dengan karkas. Pemeriksaan dilakukan dengan menyayat limfa glandula di setiap
bagian. Kemudian jika tidak ada kelaianan akan diberikan stempel baik oleh petugas
pemeriksaan yang diawasi oleh dokter hewan. Sedangkan bagian jeroan dilakukan di
ruang jeroan.
Laboratorium
Ruang Pendinginan/pelayuan
Ruang pelayuan di RPH biasaya sangat jarang digunakan. Hal ini disebabkan
keterbatasan waktu karena pemilik hewan sudah harus menjual daging di pasar pada
pagi harinya. Sehingga pelayuan dapat dilakukan di tempat penjualan. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan SNI tentang aturan RPH. Karena pelayuan sangat penting
dilakukan untuk mengurangi proses pembusukan.
Ruang Pembekuan
Di dalam satu ruangan juga terdapat alat pemotongan untuk pembagian karkas dan
pengemasan karkas. Akan tetapi di RPH tidak pernah digunakan. Hal ini sangat
disayangkan karena menggunakan alat alat modern kontaminasi dapat dikurangi dan
diminimalisir dibandingkan menggunakan metode konvensional.
Ruang perecahan/pembagian karkas
Ruang perecahan ini akan di potong sesuai bagian-bagiannya.
Ruang Penimbangan Karkas
Penimbangan karkas bisa menggunkan timbangan konvensional.
Insenerator
Jika terdapat ternak yang sakit menular maka ternak akan di masukan ke ruang
insenarator untuk di bakar sesuai prosedur yang berlaku.

Sarana pembuangan limbah


Sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar, di desain agar aliran
limbah mengalir dangan lancer, terbuat dari bahan yang mudah di bersihkan, kedap
air agar tidak mencemari tanah, mudah diawasi dan di jaga agar tidak menjadi sarang
tikus atau rodensia lainnya. sistem pembuangan limbah cair harus selalu di tutup agar
tidak meninmbulkan bau.
Tempat istirahat karyawan
Saat waktu luang karyawan memerlukan tempat istirahat yang nyaman dan bersih
Kantin dan mushola
Ruang ganti pakaian
Karyawan memerlukan ruang ganti pakaian karena saat di dalam RPH karyaawan
mengenakan pakaian khusus.
Kamar mandi
Tempat parkir
Tempat parker ini untuk para karyawan serta para jagal yang akan menyembelih
hewan ternaknya.
Rumah jaga
Gardu listrik
Gardu listrik ini penting untuk pasokan listrik di ruang pendinginan dan pelayuan
Menara air
Air memeran peranan yang sangat vital untuk kepentingan sanitasi.

Anda mungkin juga menyukai