Anda di halaman 1dari 2

Apakah Difteri Itu? Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan.

Lebih sering
menyerang anak-anak. Penularan difteri biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang
membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda
atau makanan yang terkontaminasi. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan
menyebabkan kerusakan saraf dan jantung. Beberapa tahun yang lalu, Difteri merupakan penyebab
utama kematian pada anak-anak tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:
1. Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai
menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang
otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
Cara Penularan Difteri
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan juga melalui
makanan yang terkon taminasi.
Gejala Penderita Difteri
Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah
2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantara nya:
1. Demam tinggi + 38 C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
5. Bengkak pada leher.
Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri otot. Gejala-gejala
ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan
oleh kuman ini dapat menyebab kan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas
sehingga sel-sel jaringan dapat mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang
membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan.
Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak
menja di sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan
menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian
jika tidak ditangani dengan segera.
Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi
setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan
kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.
Pertolongan Pertama Pada Difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil pemeriksaan positif maka bisa
diberikan terapi oleh dokter.
Pencegahan Difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2
bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu
kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.

4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum
makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan
terdekat.
Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.(*)
HIMBAUAN DARI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG:
1. Semua bayi usia kurang dari 1 tahun sudah harus mendapatkan 5 (lima) imunisasi dasar lengkap
(BCG, DPT, Hepatitis, Polio dan Campak
2. Masyarakat diharapkan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3. Bila ada masyarakat yang mengalami gejala seperti penyakit dipteri, secepatnya berobat ke
pelayanan medis terdekat (Puskesmas atau Rumah Sakit)

Selengkapnya: http://www.lawangpost.com/read/pengertian-difteri-pencegahan-danpengobatannya/1438/#ixzz29W4u7bAl
Lawang Post
Under Creative Commons License: Attribution

Anda mungkin juga menyukai