Anda di halaman 1dari 20

BAB V

LABORATORIUM TEST
Atas masing-masing contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran, konsultan
melakukan serangkaian percobaan-percobaan di laboratorium untuk mendapatkan
index & physical properties.
Prosedur

pelaksanaan

percobaan

mengikuti

standard

ASTM,

dan

dalam

pelaksanaannya dijaga agar contoh tanah (sample) tidak terganggu pada waktu
mengeluarkan dari sampler tube dan pada waktu pembentukan speciment.
Dari

tiap-tiap

tabung sample,

akan

laboratorium seperti disebut di bawah ini :

dilakukan bermacam-macam

percobaan

1. Specific Gravity of Soil (ASTM D854)

Penentuan berat jenis tanah dilakukan di laboratorium terhadap contoh


tanah yang diambil dari lapangan. Kegunaan hasil uji berat jenis tanah ini

dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan


sifatnya.

Standar ini menetapkan prosedur uji untuk menentukan berat jenis tanah

lolos saringan 4,75 mm (No. 4) menggunakan alat piknometer. Apabila

tanah mengandung partikel lebih besar saringan 4,75 mm (No. 4), maka
bagian yang tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) diuji sesuai dengan SNI
03-1969-1990. Apabila tanah merupakan gabungan dari partikel yang lebih

besar dan lebih kecil dari saringan 4,75 mm (No. 4), maka contoh tanah

harus dipisahkan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4). Nilai berat jenis
tanah yang diperoleh harus dirata-ratakan dari kedua nilai berat jenis
tersebut. Apabila nilai berat jenis tanah digunakan dalam perhitungan yang

berkaitan dengan pengujian hidrometer (SNI 03-3423-1994), pengujian


berat jenis harus dilakukan terhadap tanah lolos saringan 2,00 mm (No.
10).

Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan
berat isi air suling pada temperatur dan volume yang sama. Berat isi butir
adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan volume butir tanah.

Berat isi air adalah perbandingan antara berat air dengan volume air.

Contoh uji adalah contoh tanah lolos saringan 4,75 mm (No. 4) atau
saringan 2,00 mm (No. 10).

Peralatan yang dipakai dalam pengujian berat jenis tanah terdiri dari:
Piknometer, Saringan, Timbangan, Oven pengering, Alat pendingin,
Termometer, Bak perendam, Botol dan Tungku listrik.

Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

Keringkan benda uji dalam oven pada temperatur 110oC


5oC (230oF 9oF) selama 24 jam, setelah itu dinginkan
dalam desikator;

Cuci piknometer atau botol ukur dengan air suling,


kemudian dikeringkan dan selanjutnya timbang (W1 gram);

Masukkan benda uji ke dalam piknometer atau botol ukur


yang digunakan, kemudian timbang (W2 gram);

Tambahkan air suling ke dalam piknometer atau botol ukur


yang berisi benda uji sehingga piknometer atau botol ukur
terisi duapertiganya;

Untuk benda uji yang mengandung lempung diamkan benda


uji terendam selama 24 jam atau lebih;

Panaskan piknometer atau botol ukur yang berisi rendaman

benda uji dengan hati - hati selama 10 menit atau lebih


sehingga udara dalam benda uji ke luar seluruhnya. Untuk

mempercepat proses pengeluaran udara, piknometer atau


botol ukur dapat dimiringkan sekali - kali;

Pengeluaran udara dapat dilakukan dengan pompa hampa


udara, dengan tekanan 13,33 kpa (100 mm Hg);

Rendamlah

piknometer

atau

botol

ukur

dalam

bak

perendam, sampai temperaturnya tetap. Tambahkan air


suling

secukupnya

sampai

penuh.

luarnya, lalu timbang (W3 gram);

Keringkan

bagian

Ukur temperatur isi piknometer atau botol ukur, untuk


mendapatkan faktor koreksi (K);

Bila isi piknometer atau botol ukur belum diketahui, isinya

ditentukan sebagai berikut : Kosongkan dan bersihkan

piknometer atau botol ukur yang akan digunakan; Isi


piknometer atau botol ukur dengan air suling yang

temparaturnya sama, kemudian keringkan dan timbang (W4


gram).

2. Grain size analysis dan hydrometer tests (ASTM D421 & D422,
AASHTO T87 & T88)
Ukuran butir tanah tergantung pada diameter partikel tanah yang
membentuk massa tanah. Ukuran butiran ditentukan dengan menyaring

sejumlah tanah melalui seperangkat saringan yang disusun dengan

lobang yang paling besar berada paling atas, dan makin kebawah

maakin kecil. Ukuran-ukuran saringan tanah berkisar dari mesh 4


hingga 200. Analisa ukuran butiran berguna karena dapat membantu
mengidentifikasi sifat-sifat tanah seperti :

Apakah suatu tanah tertentu dapat dikeringkan dengan


mudah

Apakah tanah tersebut cocok dipakai dalam pekerjaan


konstruksi tertentu

Perkiraan tinggi kenaikan kapiler

Apakah tanah tersebut dapat dipakai sebagai campuran


aspal atau beton

Desain filter, untuk mencegah bahan-bahan berbutir


halus tersapu dari massa tanah dan hilang.

3. Water content

Penentuan kadar air untuk tanah dan batuan dilakukan di laboratorium

terhadap contoh tanah atau batuan yang diambil dari lapangan.

Kegunaan hasil uji kadar air ini dapat diterapkan untuk menentukan
konsistensi perilaku material dan sifatnya, pada tanah kohesif

konsistensi tanah tergantung dari nilai kadar airnya. Di samping itu pula
nilai kadar air ini dapat digunakan untuk pengujian lainnya seperti pada
pengujian penentuan batas cair dan batas plastis tanah. Kadar air
material

yang ditentukan dalam

cara uji ini,

adalah sebagai

perbandingan berat air pori atau air bebas yang ada dalam material
dan partikel padat yang dinyatakan dalam persen.

Material yang mengandung air dengan jumlah larutan padat yang

banyak (seperti garam dalam kasus sedimen marin), bila diuji dengan
menggunakan cara uji ini akan menambah berat oleh partikel padat

termasuk partikel yang terlarut lebih dahulu. Material ini membutuhkan


perlakuan khusus untuk mengeluarkan atau menghitung jumlah
endapan

padat

dalam

berat

kering

benda

menggunakan persyaratan ketentuan kadar air.

uji

atau

dengan

Kadar air material adalah perbandingan berat air yang mengisi rongga

pori material tanah atau material batuan terhadap berat partikel

padatnya, yang dinyatakan dalam persen. Material merupakan salah


satu material tanah atau material batuan. Dalam material ini banyak

mengandung air hasil larutan partikel padat. Partikel padat adalah


partikel material tanah atau material batuan yang tidak terlarut dalam
air.

Secara singkat cara pengujian adalah benda uji dikeringkan dalam

oven selama 12 sampai 16 jam hingga beratnya konstan. Kehilangan

berat akibat pengeringan merupakan berat air. Kadar air dihitung


dengan menggunakan berat air dan berat benda uji kering.
Kegunaan test ini adalah :

Untuk beberapa material, kadar air merupakan satu dari sifat-sifat

indeks yang digunakan untuk membuat korelasi antara perilaku


tanah dan sifat-sifatnya.

Kadar air material digunakan untuk menyatakan hubungan antar

fase udara, air dan butiran padat yang berada dalam volume
material.

Pada tanah yang berbutir halus (kohesif), konsistensi tanah yang

diberikan tergantung pada kadar airnya. Kadar air tanah yang

berhubungan dengan batas cair (SNI 03-1967-1990) dan batas


plastis

(SNI

03-1466-1990),

digunakan

konsistensi relatif atau indeks kecairan.

untuk

menyatakan

Bila benda uji merupakan bagian dari material yang banyak,benda uji
harus dipilih yang dapat mewakili kondisi kadar air dari seluruh
material. Benda uji yang dipilih tergantung pada tujuan dan kegunaan

pengujian, jenis material yang diuji, kondisi air dan jenis contoh uji
(berasal dari jenis uji yang lain, kantong, contoh blok, tabung dan
lainnya).

Untuk contoh uji terganggu misalnya hasil pemotongan, contoh dalam

kantong dan sejenisnya, pengambilan benda uji menggunakan salah


satu cara berikut.

Jika material tersebut dapat dicampurkan dan diremas tanpa

kehilangan kadar air yang berarti, material harus disatukan


dan

kemudian

dibagi menjadi empat

bagian

kebutuhan dengan dipisah-pisah secara quartering.

sesuai

Jika material tersebut tidak dapat disatukan dan atau


dipecah, buatlah material

persediaan sebanyak mungkin. Ambil sekurang-kurangnya

lima bagian material secara acak dari lokasi dengan


menggunakan tabung, shovel, sekop, trowel atau peralatan
sejenis yang sesuai ukuran partikel maksimum yang ada.
Campurkan semua bagian-bagian tadi menjadi benda uji.

Jika dalam kondisi semacam itu, material persediaan tidak


dapat dibuat, ambil beberapa bagian material dari lokasi
seacak mungkin yang terbaik untuk mewakili kondisi kadar

air. Campurkan semua bagian-bagian tadi untuk menjadi


benda uji.

Contoh uji utuh yang berupa blok, tabung contoh, tabung belah, dan

semacamnya. Ambilah benda uji dengan salah satu cara dari metode
berikut, tergantung pada maksud dan kegunaan contoh.

Sayat material secara hati-hati sekurang-kurangnya setebal

3 mm dari permukaan luar contoh uji untuk melihat apakah


material tersebut berlapis dan untuk membuang material
yang lebih kering atau lebih basah dibandingkan dengan

bagian utama dari contoh uji. Kemudian sayat lagi contoh uji
dengan hati-hati sekurang-kurangnya setebal 5 mm atau

dengan ketebalan yang sama dengan ukuran partikel


maksimum yang ada, dari seluruh permukaan yang
terkelupas atau dari interval sedang dikerjakan.

Belah contoh uji setengahnya, kemudian sayat sekurangkurangnya setebal 5 mm atau sama dengan ukuran partikel
maksimum yang ada dari setengah permukaan yang
terkelupas atau dari interval yang akan diuji. Hindarilah

setiap sisi material dari kemungkinan lebih basah atau lebih


kering dibandingkan dengan bagian utama contoh uji..

Jika material berlapis (atau ditemukan lebih dari satu jenis


material), pilih benda uji rata-rata, atau benda uji individu

atau kedua-duanya. Benda uji harus diidentifikasi dengan


tepat di lokasi sehingga dapat mewakili material, lalu catat
pada lembaran data.

Perhitung kadar air material dilakukan dengan cara sebagai


berikut :

w = W1 W2 W2 - W3 x 100 %
Dengan :

w adalah kadar air, (%)

W1 adalah berat cawan dan tanah basah (gram)


W2 adalah berat cawan dan tanah kering (gram)
W3 adalah berat cawan (gram)

(W1W2) adalah berat air (gram)

(W2W3) adalah berat tanah kering (partikel padat)


(gram)

4. Compaction characteristic (Uji pemadatan, ASTM D698)

Di laboratorium CE didapat dari tumbukan (yang paling biasa

dilakukan), remasan (kneading), atau dengan tekanan statis. Selama


pemadatan tumbukan, suatu palu dijatuhkan dari tinggi tertentu

beberapa kali pada beberapa lapisan tanah di dalam suatu cetakan


(mold) untuk menghasilkan suatu contoh dengan volume tertentu.

Ukuran dan bentuk palu, jjmlah jatujan, dan volume cetakan telah

dispesifikasikan dalam ASTM D698. Dalam uji tumbukan, beberapa


contoh tanah dicampur dengan sejumlah air yang makin bertambah

banyak, dipadatkan dalam cetakan dan dtimbang. Dari data beberapa

contoh tanah yang dipadatkan dipakai untuk menggambarkan kurva


berat isi kering terhadap kadar air. Nilai puncak dari berat isi kering
disebut kerapatan kering maksimum. Kadar air pada kerapatan kering
maksimum disebut kadar air optimum (optimum moisture content).
5. Kuat Geser Tanah ( Shear Strength of Soil )

Kekuatan geser (shear strength) tanah merupakan gaya tahanan

internal yang bekerja per satuan luas masa tanah untuk menahan

keruntuhan atau kegagalan sepanjang bidang runtuh dalam masa

tanah tersebut. Pemahaman terhadap proses dari perlawanan geser

sangat diperlukan untuk analisis stabilitas tanah seperti kuat dukung,


stabilitas lereng, tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.

Keruntuhan dalam suatu bahan dapat terjadi akibat kombinasi kritis dari

tegangan normal dan tegangan geser, dan bukan salah satu dari

tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum. Bila


tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh kohesi (c) dan
gesekan antar butir-butir tanah ().

Unconfined Compression Test (ASTM D2166)


Gambar 5.1. Ilustrasi
pengujian Unconfined
Compression
Test
(Dr.Eng. Agus Setyo
Muntohar,S.T.,
M.Eng.Sc. UMY)

Uji tekan bebas (unconfined compressive test/UCT) adalah jenis


uji khusus dari kondisi unconsolidated-undrained test. UCT lebih

sesuai untuk benda uji dari tanah lempung. Bentuk benda uji

berupa silinder dengan ukuran tinggi 2 X diameter (50mm x


100mm). Dalam UCT, tekanan disekeliling 3 = 0. Gaya aksial
diberikan secara cepat di atas benda uji hingga runtuh.

Dalam uji ini, kuat geser tidak bergantung pada tegangan sel
jika benda uji benar-benar jenuh air dan tidak terdrainase.

Secara teoritis, untuk tanah lempung jenuh air hasil uji triaxial

UU dan UCT menghasilkan nilai cu yang sama. Namun


biasanya, nilai dari UCT < Triaxial UU.
Direct Shear Test

Gambar
5.2.
Ilustrasi
pengujian Direct
Shear
Test (Dr.Eng. Agus Setyo
Muntohar, S.T., M.Eng.Sc.
UMY)

DST adalah cara pengujian parameter kuat geser tanah yang

paling mudah dan sederhana. Bentuk benda uji dapat berupa


lingkaran (ring) atau persegi (square). DST lebih sesuai untuk

menguji tanah berpasir dalam kondisi loose dan dense. Kondisi


pengujian

drained

unconsolidated.

atau

undrained,

consolidated

atau

Interpretasi pengujian DST sebagai berikut : akibat beban


normal (N) benda uji mengalami penurunan v. Akibat beban
geser (F) benda uji mengalami pergeseran h, untuk waktu

tertentu. Hasil uji DST berupa :c dan , grafik hubungan antara


pergeseran dan tegangan geser, Grafik hubungan pergeseran
dan penurunan

Triaxial Test ( UU, CU, CD )

Gambar 5.3. Ilustrasi


pengujian Triaxial Test
(Dr.Eng. Agus Setyo
Muntohar,S.T.
M.Eng.Sc. UMY)

Uji geser triaxial lebih reliable untuk menentukan parameter kuat

geser tanah. Bentuk benda uji berupa silinder dengan ukuran


tinggi 2 X diameter (biasanya : 38mm x 76mm atau 50mm x
100mm).

Benda

uji

dimasukkan

dalam

membrane

dan

diletakkan di dalam sel triaxial. Tekanan di sekeliling benda uji

diberikan melalui tekanan air yang dinamakan tegangan sel


(3).

Keruntuhan geser terjadi dengan cara memberikan gaya aksial

(normal) pada benda uji yang dinamakan tegangan deviator

(). Selama penerapan gaya aksial, penurunan benda uji


dicatat untuk penghitungan regangan ().

Kondisi CD (Consolidated Drained) : Benda uji diberikan


tegangan sel (3) dan dijenuhkan dengan pemberian tekanan
balik (back pressure) agar mengalami proses konsolidasi hingga

selesai. Kemudian dibebani dengan gaya aksial melalui

tegangan deviator () sampai terjadi keruntuhan. Selama


proses konsolidasi terjadi perubahan volume benda uji. Namun ,
selama penggeseran, air pori diijinkan keluar dari benda uji.

Kondisi UU (Unconsolidated Undrained): Benda uji diberikan


tegangan sel (3), tanpa mengalami proses konsolidasi,

kemudian dibebani dengan gaya aksial melalui tegangan


deviator () sampai terjadi keruntuhan. Selama penggeseran,

air pori tidak diijinkan keluar dari benda uji. Oleh karena itu,

gaya aksial tidak ditransfer ke butiran tanah. Keadaan tanpa

drainase menyebabkan tekanan pori berlebih (excess pore


pressure) dan tidak ada tahanan geser dari perlawanan dari
butiran tanah. Pada kondisi tanah yang jenuh air, nilai sudut

gesek internal tanah () dapat mencapai nol. Sehingga pada


pengujiannya hanya memperoleh nilai kohesi (c).

Kondisi CU (Consolidated Undrained) Benda uji diberikan


tegangan sel (3) dan dijenuhkan dengan pemberian tekanan
balik (back pressure) agar mengalami proses konsolidasi hingga

selesai. Kemudian dibebani dengan gaya aksial melalui

tegangan deviator () sampai terjadi keruntuhan. Selama


proses konsolidasi terjadi perubahan volume benda uji. Namun ,

selama penggeseran, air pori tidak diijinkan keluar dari benda uji
maka tidak terjadi perubahan volume benda uji. Keadaan tanpa

drainase menyebabkan tekanan pori berlebih (excess pore


pressure).

6. Consolidation Test (ASTM D2435)

Dalam desain struktur tanah sering dilakukan analisis stabilitas dan


penurunan dengan menggunakan parameter tanah baik tegangan total

maupun tegangan efektif. Dalam melakukan uji konsolidasi konvensional

ini digunakan metode uji konsolidasi satu dimensi yang tidak dapat
mengukur tekanan air pori dan tidak dapat dijenuhkan.

Standar uji konsolidasi tanah satu dimensi, untuk memperoleh parameter


konsolidasi benda uji tanah. Parameter tersebut berupa koefisien

kompresibilitas, koefisien konsolidasi, koefisien kelulusan air dan indeks


kompresibilitas tanah, serta hubungan antara waktu dan penurunan
kumulatif.

Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai

berikut :

benda uji tanah : benda uji yang dipasang dalam cincin/kotak geser

(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori yang diletakkan
di atas dan di bawah benda uji tanah tersebut.

Kompresibilitas : keadaan pembebanan tanah fondasi akibat

tegangan tanah vertikal yang bekerja terhadap pengurugan atau


penambahan beban konstruksi.

grafik

pemampatan

dan

waktu

grafik

hubungan

antara

pemampatan dan waktu untuk setiap pembebanan; bentuk grafik ini


umumnya terdiri atas tiga tahapan yang berbeda.

kertas saring (kertas filter) : kertas yang berfungsi menyaring agar


partikel halus tidak tergerus.

Konsolidasi : suatu proses pemampatan tanah yang terjadi akibat

adanya pembebanan dalam jangka waktu tertentu, sehingga


menyebabkan mengalirnya air ke luar dari ruang pori (perubahan

volume tanah akibat ke luarnya air pori disebabkan oleh


peningkatan tekanan air pori dalam lapisan tanah jenuh air yang
mengalami pembebanan sampai terjadi kondisi seimbang).

konsolidasi primer (primary consolidation) : konsolidasi yang terjadi


akibat ke luarnya air dari pori-pori tanah selama periode tekanan air
pori ekses secara lambat laun beralih menjadi tegangan efektif.

konsolidasi sekunder (secondary consolidation) : konsolidasi yang


terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya; pemampatan
yang terjadi ini disebabkan oleh penyesuaian butiran tanah yang
bersifat plastis, dan prosesnya bersifat time dependent.

pemampatan (compression) : proses pemampatan benda uji tanah

yang diukur dengan menggunakan skala ukur mikrometer. Benda


uji tanah selalu direndam dengan air selama pengujian, dan

pembebanan biasanya diberikan selama 24 jam. Setelah itu beban


dinaikkan sampai dua kali lipat beban sebelumnya, dan pengukuran
pemampatan dilanjutkan.

pemampatan awal (initial compression) : proses konsolidasi yang


disebabkan oleh pembebanan awal (preloading).

tekanan air pori : tekanan hidrostatik dalam ruang pori antarbutir


yang terisi air.

tekanan air pori berlebihan (excess pore water pressure) : tekanan


air pori yang terjadi akibat peningkatan tekanan luar secara tibatiba.

uji konsolidasi satu dimensi : proses uji konsolidasi dengan

mengikuti prosedur Terzaghi berdasarkan asumsi bahwa tanah


bersifat homogen, jenuh sempurna, mengalami deformasi hanya

akibat perubahan volume pori, kecepatan aliran dalam tanah


mengikuti hukum Darcy, partikel padat tanah dan air tidak

kompresibel, beban hanya bekerja dalam satu arah dan deformasi


bekerja searah beban, air pori hanya mengalir dalam arah vertikal,
dan nilai koefisien konsolidasi tetap selama proses konsolidasi.

Gambar 5.4. Alat uji konsolidasi

Hasil uji konsolidasi satu dimensi dilaporkan dalam bentuk formulir , yang
antara lain memuat hal-hal berikut:

Tanggal dan waktu pengujian, nama penguji, pengawas ahli


dan penanggung jawab hasil uji ditulis dengan jelas, dan
disertai tanda tangannya;

Nomor lubang bor/sumur uji, kedalaman, elevasi jenis


contoh (tidak terganggu, terganggu), pemerian jenis tanah;

Parameter benda uji sebelum dan setelah pengujian seperti

diameter, tinggi, luas, volume, massa, massa kering, kadar

air,berat volume, berat volume kering, nilai banding rongga,


derajat kejenuhan;

Grafik logaritma waktu atau akar waktu terhadap deformasi


pada setiap perubahan pembebanan;

Grafik nilai banding ruang dengan logaritma tekanan;

Grafik koefisien konsolidasi dengan logaritma tekanan;

Modulus kompresibilitas volume, koefisien kelulusan air, dan


nilai indeks kompresibilitas.

7. Permeability Test

Kemampuan fluida untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah


suatu sifat teknis yang disebut permeabilitas. Untuk masalah geoteknik,
fluida itu adalah air dan medium yang berpori adalah massa tanah. Setiap

bahan yang memiliki rongga disebut berpori, dan apabila rongga tersebut
saling berhubungan maka ia akan memiliki sifat permeabilitas.
Permeabilitas suatu massa tanah penting untuk :

Mengevaluasi jumlah rembesan (seepage) yang melalui bendungan


dan tanggul sampai ke sumur air.

Mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan di bawah struktur


hidrolik untuk analisis stabilitas.

Menyediakan control terhadap kecepatan rembesan sehingga


partikel tanah berbutir halus tidak tererosi dari massa tanah.

Studi mengenai laju penurunan (konsolidasi) di mana perubahan

volume tanah terjadi pada saat air tersingkir dari rongga tanah pada
saat proses terjadi pada suatu gradient energy tertentu.

Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan-bahan


limbah dan cairan-cairan sisa yang mungkin berbahaya bagi
manusia atau suatu konstruksi.

Penentuan koefisien permeabilitas dapat dilakukan dengan salah satu


cara yang tersedia. Nilai perkiraan dapat diperoleh dari laboratorium

dengan menggunakan pengujian permeabilitas constant head ataupun


falling head. Uji falling head lebih ekonomis untuk pengujian berjangka

lama, sedangkan uji konstan head lebih sesuai untuk tanah seperti pasir

atau kerikil yang mempunyai angka pori yang besar dimana jumlah aliran
yang besar akan diinginnkan untuk mempertinggi ketepatan perhitungan.

8. California Bearing Ratio (CBR)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR ( California Bearing


Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium
pada kadar air tertentu

CBR (California Bearing Ratio) laboratorium ialah: perbandingan antara


beban penetrasi suatu bahan tanah terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR Laboratorium

biasanya digunakan untuk perencanaan pembangunan jalan baru dan

lapangan terbang. Tetapi untuk beberapa konstruksi khusus memerlukan

juga data CBR. Untuk menentukan nilai CBR laboratorium harus


disesuaikan dengan peralatan dan data hasil pengujian kepadatan, yaitu
Pengujian Pemadatan ringan untuk tanah dan pengujian pemadatan berat
untuk tanah

Peralatan yang digunakan atara lain :

Mesin Penetrasi ( loading Machine ) dilengkapi alat pengukur beban


Cetakan logam berbentuk silinder

Piringan pemisah dari logam (space disc)

Alat penumbuk sesuai pengujian pemadatan ringan untuk tanah ( SNI

03-1742-1989) dan pengujian pemadatan berat untuk tanah (SNI 031743-1989)

Alat pengukur pengembangan (swell)

Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 lb)


Torak penetrasi dari logam

Dua buah arloji pengukur penetrasi

Talam alat perata dan tempat untuk rendam

Alat timbang sesuai pengujian pemadatan ringan untuk tanah (SNI 03-

1742-1989) dan pengujian pemadatan berat untuk tanah (SNI 031743-1989).

Prosedur pengujian meliputi tahapan pemadatan bahan di dalam cetakan

dengan jumlah tumbukan tertentu, lalu buka leher sambung dan ratakan
per-mukaannya. Letakkan keping beban di atas permu-kaan, kemudian

atur torak penetrasi pada permukaan benda uji dan berikan pembebanan
dengan teratur sampai kecepatan penetrasi mendekati 1,27 mm/menit.
Catat beban maksimum dan penetrasinya. Se-lanjutnya gambarkan grafik

beban terhadap penetrasi. Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi


2,54 mm.

9. Liquid Limit ( Batas Cair Tanah)

Penentuan batas cair tanah ini di lakukan di laboratorium terhadap contoh


tanah yang diambil dari lapangan. Kegunaan hasil uji batas cair ini dapat

diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya


pada tanah kohesif, konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya.

Disamping itu nilai batas cair ini dapat digunakan untuk menentukan nilai
indeks plastisitas tanah yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas
plastis.

Batas cair tanah adalah kadar air, ketika sifat tanah pada batas dari
keadaan cair menjadi plastis. Batas plastis tanah adalah batas terendah

kadar air, ketika tanah masih dalam keadaan plastis. Jumlah pukulan (N)
adalah banyaknya penjatuhan mangkok kuningan berisi tanah agar
tertutup alur sepanjang 13 mm. Kadar air adalah perbandingan berat air

dalam tanah terhadap berat butiran tanah yang dinyatakan dalam persen.
Konsistensi adalah keadaan relatif tanah ketika tanah masih mudah untuk
dibentuk. Nilai batas cair tanah (LL) adalah besaran kadar air dalam
persen yang ditentukan dari 25 pukulan pada pengujian batas cair.

Gambar 5.5. Alat uji batas cair tanah

Hasil uji batas cair dipengaruhi oleh:

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian


kadar air dimulainya pengujian

penambahan tanah kering terhadap benda uji basah

Cara Pengujian sebagai berikut :


Cara A

Tempatkan benda uji di atas mangkok pengaduk dan aduklah


sampai rata dengan menambahkan 15 mL sampai dengan 20 mL air

suling atau air mineral dan ulangi pengadukan, peremasan dan


pengirisan dengan memakai alat spatula. Tambahkan air sebanyak

1 mL sampai dengan 3 mL. Setiap penambahan air, aduklah tanah


dengan air hingga rata. Pada waktu pengujian dimulai, tidak ada

penambahan tanah kering terhadap tanah yang basah. Jika terlanjur

penambahan air terlalu banyak, benda uji boleh diganti atau diaduk
kembali dan diremas sampai terjadi penguapan alami hingga
mencapai titik tertutupnya alur tanah pada rentang yang dapat

diterima. Mangkok kuningan alat uji batas cair ini tidak boleh
digunakan untuk mengaduk tanah dengan air. CATATAN: Terdapat

beberapa jenis tanah yang lambat untuk menyerap air. Oleh karena
itu, penambahan air yang terlalu cepat dapat menghasilkan nilai
batas cair yang salah. Hal ini bisa dihindari dengan waktu untuk
pengadukan yang cukup. Air keran dapat digunakan untuk

pengujian rutin, jika hasil uji banding mengindikasikan tidak ada


perbedaan hasil antara air keran dan air suling atau air mineral.

Begitu juga pada pengujian untuk tujuan menengahi suatu


perselisihan harus dilakukan penggunaan air suling atau air mineral.

Jika air yang diberikan telah cukup untuk mencampur tanah hingga

merata dan tanah menjadi konsistensi teguh, selanjutnya pindahkan

benda uji ini ke dalam mangkok kuningan dan sisakan sebagian isi
mangkok.

Kemudian

tekan

dan

sebar

tanah

ini

dengan

menggunakan spatula secara lateral hingga memperoleh garis


mendatar mencapai ketebalan 10 mm pada titik kedalaman
maksimum. Gerakan spatula secara perlahan sebagai perawatan
untuk menjaga terjeratnya gelembung udara dalam tanah. Kelebihan

tanah pada mangkok kuningan harus dikembalikan ke dalam

mangkok pengaduk dan diberi tutup, untuk memelihara kadar air


yang berada dalam benda uji. Goreslah tanah yang berada dalam

mangkok kuningan secara membagi dua dengan menggunakan alat

pembuat alur berbentuk lengkung sepanjang diameter mangkok


melalui

garis

tengahnya,

sehingga

alur

terlihat

jelas

serta

membentuk dimensi yang tepat. Gerakanlah mangkok sebanyak

minimal 6 kali gerakan, dari depan ke belakang atau dari belakang

ke depan yang dihitung sebagai satu gerakan, untuk menghindari


tetesan air dalam alur atau tergelincirnya benda uji pada mangkok

kuningan. Pada bagian alur yang terdalam setelah gerakan terakhir


harus digaruk hingga bagian dasar mangkok kuningan.

Mangkok kuningan yang berisikan benda uji, angkatlah dan jatuhkan


dengan memutar engkol F pada kecepatan sekitar dua putaran per
detik, sampai dua sisi alur benda uji menjadi bersentuhan pada
bagian bawah alur sepanjang 13 mm. Banyaknya pukulan yang

diperlukan untuk tertutupnya alur sepanjang ini harus dicatat. Alas


alat uji harus tidak terpegang oleh tangan dan bebas sewaktu engkol

F diputar. CATATAN: Beberapa jenis tanah cenderung tergelincir

pada permukaan mangkok kuningan bahkan dapat mengalir. Jika ini


terjadi, air harus ditambahkan pada benda uji tersebut dan diaduk

kembali, kemudian tempatkan kembali dalam mangkok kuningan.


Ulangi pembuatan alur. Jika tanah terus menerus tergelincir pada
mangkok kuningan dengan jumlah pukulan kurang dari 25 pukulan,
pengujian tidak dapat dilanjutkan dan catatan harus dibuat yang
menyatakan bahwa nilai batas cair tidak dapat ditentukan.

Sayatlah tanah kira-kira selebar spatula, mulai dari pojok ke pojok


benda uji mulai dari sudut kanan ke bagian alur hingga mencakup
bagian alur tanah yang mengalir. Masukan irisan tanah ini ke dalam

cawan dan uji sesuai SNI 03-1965-1990 untuk menentukan kadar air
dan catat hasilnya.

Pindahkan tanah yang masih berada dalam mangkok kuningan ke


dalam mangkok pengaduk. Mangkok kuningan dan alat pembuat

alur kemudian dibersihkan dan dikeringkan, siap untuk digunakan


pada pengujian berikutnya.

Untuk pekerjaan berikutnya harus diulangi sekurang-kurangnya dua

pengujian tambahan lagi dari benda uji yang telah ditambah air

secukupnya, hingga tanah kondisinya lebih lunak. Tujuan dari cara


ini adalah untuk mendapatkan benda uji dengan konsistensi

tertentu, dan sekurang-kurangnya satu ketentuan yang akan diambil


untuk setiap rentang pukulan pada 25 sampai 35; 20 sampai 30; 15

sampai 25 pukulan, sehingga rentang pada tiga ketentuan tersebut


Cara B

minimal 10 pukulan.

Dengan menggunakan alat pembuat alur berbentuk lengkung atau

alat pembuat alur berbentuk pipih, cara melakukannya adalah sama


seperti diatas, kecuali air yang ditambahkan harus berkisar antara 8
mL sampai dengan 10 mL dan kadar air benda uji diambil hanya
untuk percobaan yang dapat diterima.

Keakuratan sama seperti yang diperoleh dari metode standar tiga

titik, banyaknya pukulan untuk terutupnya alur harus dibatasi antara


22 pukulan sampai 28 pukulan. Setelah diperoleh tertutupnya alur
pada pengujian pertama dengan jumlah pukulan yang dapat

diterima, segera kembalikan tanah yang ada dalam mangkok


kuningan ke mangkok pengaduk tanpa penambahan air. Jika
tertutupnya alur pengujian kedua banyaknya pukulan masuk dalam

rentang yang diterima (22 pukulan sampai dengan 28 pukulan), dan


tertutupnya alur pada pengujian kedua ini mempunyai selisih dua
pukulan terhadap penutupan alur pengujian pertama, uji kadar air
benda uji ini.

Tertutupnya alur dengan jumlah pukulan antara 15 pukulan dan 40

pukulan mungkin masih dapat diterima, jika bervariasi 5% dari


batas cair yang ditoleransi.

10. Plastic Limit and Plasticity Index ( Batas Plastis dan Indek Plastis).

Cara uji penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas tanah bertujuan

untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan
plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah.

Batas Plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat

tanah kering pada benda uji. Pada cara uji ini, material tanah yang lolos
saringan ukuran 0.425 mm atau saringan No.40, diambil untuk dijadikan

benda uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga
menjadi cukup plastis untuk digeleng/dibentuk bulat panjang hingga
mencapai diameter 3 mm. Metode penggelengan dapat dilakukan dengan

telapak tangan atau dengan alat penggeleng batas plastis (prosedur

alternatif). Benda uji yang mengalami retakan setelah mencapai diameter 3

mm, diambil untuk diukur kadar airnya. Kadar air yang dihasilkan dari

pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah tersebut. Angka Indeks


Plastisitas tanah didapat setelah pengujian Batas Cair dan Batas Plastis
selesai dilakukan. Angka Indeks Plastisitas Tanah merupakan selisih
angka Batas Cair (liquid limit, LL) dengan Batas Plastis (plastic limit, PL).

Batas cair (liquid limit/LL) adalah kadar air ketika sifat tanah pada batas

dari keadaan cair menjadi plastis. Batas plastis (plastic limit/PL) adalah
batas terendah kondisi kadar air ketika tanah masih pada kondisi plastis.

Indeks plastisitas (plasticity index/PI) adalah selisih antara batas cair tanah
dan batas plastis tanah. Kadar air adalah perbandingan berat massa air
dalam suatu massa tanah terhadap berat massa partikel padatnya,
satuannya dinyatakan dalam persen (%).

Apabila hanya menguji batas plastis, ambil banyaknya tanah sebagai

benda uji sekitar 20 gram dari material yang telah lolos saringan No.40

(0,425 mm). Letakan tanah kering ke dalam cawan dan campur dengan air
suling atau air mineral sampai massa menjadi cukup plastis untuk dibentuk
menjadi bola. Ambil sebagian dari tanah tersebut, sekitar 8 gram, untuk
diuji. CATATAN : Air PAM dapat digunakan untuk pengujian, apabila hasil
uji banding tidak menunjukkan perbedaan antara air PAM dan air suling.

Namun apabila terdapat hasil yang meragukan, pengujian harus dilakukan


dengan menggunakan air suling atau air mineral.

Apabila menguji batas cair dan batas plastis, ambil tanah sebagai benda uji

sekitar 8 gram kondisi basah dan kondisi yang telah diaduk untuk diuji.

Ambil benda uji untuk masing-masing fase hasil pencampuran ketika tanah

telah cukup plastis dan mudah untuk dibentuk bola serta tidak lengket di
jari ketika diremas. Apabila benda uji diambil sebelum pengujian batas cair
dilakukan, letakkan benda uji ini disamping dan biarkan sementara di udara
terbuka sampai pengujian batas cair selesai dilakukan. Apabila benda uji
yang diletakan disamping tersebut menjadi terlalu kering untuk digeleng
hingga berdiameter 3 mm, tambahkan air dan campur kembali.
Cara pengujian dilakukan sebagai berikut :

Ambil 1,5 gram sampai dengan 2,0 gram massa tanah. Bentuk bagian
yang diambil menjadi bentuk bulat panjang berdiameter 3 mm.

Apabila tanah hasil gelengan telah berdiameter 3 mm tetapi belum

terjadi retakan, maka tanah gelengan dibagi menjadi enam atau


delapan potongan. Satukan dan remas semua potongan dengan kedua

tangan dan geleng kembali dengan jari tangan hingga membentuk bulat
panjang.

Sedangkan apabila tanah gelengan telah berdiameter 3 mm dan terjadi


retakan, maka prosedur dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Untuk tanah lempung yang padat diperlukan tekanan gelengan yang

lebih besar, terutama pada kondisi mendekati batas plastisnya, tanah

tersebut digeleng hingga retak pada serangkaian bagian panjang


dengan diameter 3 mm, dan masing-masing panjang sekitar 6 mm

sampai dengan 9 mm. Teknisi sebaiknya tidak berusaha dengan

sengaja untuk menimbulkan retakan saat tepat diameter 3 mm, tetapi


hanya membiarkan tanah gelengan mendekati diameter 3 mm,

kemudian mengurangi kecepatan gelengan atau tekanan tangan


ataupun keduanya, dan melanjutkan penggelengan tanpa melakukan

perubahan bentuk lagi hingga tanah gelengan retak. Untuk tanah

beplastisitas rendah, diperbolehkan untuk mengurangi jumlah total


perubahan bentuk dengan membuat diameter awal benda uji berbentuk
bulat panjang mendekati diameter akhir sebesar 3 mm.

Kumpulkan/gabungkan bagian-bagian tanah yang retak dan masukan


ke dalam cawan dan segera tutup cawan tersebut, kemudian timbang.

Ulangi prosedur yang telah diuraikan diatas, sampai benda uji 8 gram

seluruhnya diuji. Tentukan kadar air tanah yang ada di dalam wadah
dan catat hasilnya.

Hitung batas plastis, dinyatakan dalam persen, sebagai berikut:


Berat Plastis =

berat massa tanah kering x 100%

berat massa air

Anda mungkin juga menyukai