Oleh Kelompok 3 :
Bagas Christanta A
( 0911310006 )
Lelyta Damayanti
( 0911310017 )
Ari Purnamasari
( 0911310033 )
Muh. Mashyuri
( 09113100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa
yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan
sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang
cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan
belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan
membaca kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik tekniknya, seperti
teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis
kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam
penulisan ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun
materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan
mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi
persyaratan dan kebiasaan urnum.
Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber
informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan
lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik menggunakan
referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan. Sehingga
mahasiswa dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar sesuai kaidah kaidah
yang berlaku.
Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, sangat penting untuk mempelajari
teknik teknik dalam penulisan karya ilmiah untuk kepentingan penulisan skripsi,
thesis, dan penelitian penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
1.2
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan membaca kritis ?
Apa yang dimaksud dengan menulis ilmiah ?
Bagaimana teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan
tulisan?
Bagaimana teknik menulis kutipan ?
Bagaimana teknik menyusun daftar rujukan ?
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik
teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk menulis karya
ilmiah yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi
yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti
apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1.
2.
3.
3.
4.
5.
mengutip
bagian
dari
sebuah
artikel
perlu
menyadari
2.2
Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan,
informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat
penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai
dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf
significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung
secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah,
sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1)
Tahap inkubasi
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga
mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3)
Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba
dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai
hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan
fokus laporan atau tulisan yang diinginkan.
2.3
2.3.1
2.3.2
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalahmajalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah
berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi
sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis (Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
a. Jangan mengadakan perubahan
b. Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat
membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata
yang salah cetak itu.
c. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka
kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan
diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu
adalah dari penulis, bukan teks asli.
d. Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titiktitik berspasi dalam tanda [.].
e. Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara
lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
Jenis-jenis kutipan (Rahardi, 2010):
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber
aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Pendapat atau gagasan orang lain
dimuat secara lengkap, kata demi kata dan kalimat demi kalimat, sesuai
dengan teks yang asli. Pada kutipan langsung, kalimat yang dikutip itu
harus diberi tanda kutip. Kutipan langsung tidak boleh terlalu panjang,
sebaiknya dicantumkan sebagai lampiran ( misalnya sampai satu halaman
atau lebih ). Cara atau teknik penulisan kutipan adalah sebagai berikut :
Contoh :
spasi
...........................kecemasan adalah
keadaan emosional transisi yang ditandai oleh perasaan subyektif
ketegangan dan ketakutan (Anastasi dan Urbaina, 1998:27).
...
Apabila
pengutip
memandang
perlu
untuk
menghilangkan
beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga
buah
Contoh :
spasi
...........................
Kecemasan adalah bentuk reaksi yang menggambarkan reaksi
emosional yang terdiri dari perasaan subyektif terhadap ketegangan,
ketakutan, dan kekhawatiran, dan dengan sendirinya mempertinggi
sistem
kerja
urat
syaraf
(Spielberger,
1979:
17).
..
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan
aslinya. Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang
dikutip untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh
pengutip. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai
berikut :
Sumber sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimatkalimat yang mengandung kutipan
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahanbahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan,
sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis
dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (Sophia, 2002):
nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis
pertama. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, maka semua nama penulisnya
harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu
(Sophia, 2002):
Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa
rumusan pendapat:
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
Nama Pengarang
Tanggal revisi terakhhir
Judul Makalah
Media yang memuat
URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di
daftar pustaka sebagai berikut:
Artikel jurnal dari internet: Majalah atau Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan
resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.
*) Nama majalah online harus ditulis miring
Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses
tanggal ).
*) Judul artikel harus ditulis miring
Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses
tanggal ).
E.
____,
Penulisan
Sitasi
pada
Karya
Ilmiah,
[pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf,
diakses tanggal 17 September 2008 )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide
yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya
ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik
karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi
yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalahmajalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah
berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi
sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahanbahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan,
sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Bayu.
2011.
Mengenali
data
referensi
dalam
sebuah
karya
ilmiah.