Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLOK ECCE 2
SKENARIO II
TUTOR :
dr. Agung Saprasetya Dwi Laksana, MSc.PH.
Kelompok PBL 1
Fildzah Khodizah Soedarsono
Isri Nur Fazriyah
Tito Prasetyo
Ronaa Alief Fauziyyah
Anisa Rachmawati
Aghny Ratnasari
Tibia Yudi Saputri
Bayu Aji Perdana
Adhen Bella Andriani
Patminingsih
Muhammad Ricky Fachrurrozy
Mala Sabinta Riani
G1A013001
G1A013002
G1A013003
G1A013004
G1A013005
G1A013006
G1A013007
G1A013008
G1A013009
G1A013010
G1A013011
G1A013012
:2
JUDUL SKENARIO
: SKENARIO 2
KELOMPOK
HARI/TGL TUTORIAL
SKENARIO 1
Ny Ecce 40 tahun dibawa keluarganya ke IGD Suka Rawat karena sejak 6 jam yll
terlihat nafasnya cepat seperti sesak serta sulit berkomunikasi. 4 bulan SMRS
pasien mengeluhkan badannya sering terasa lemas, sering lapar, sering minum,
sering kencing terutama malam hari (>3x/malam), serta berat badannya menurun
akhir-akhir ini. 2 minggu SMRS pasien mengeluhkan luka di telapak kaki kiri
yang tidak sembuh-sembuh setelah menginjak paku pinus. Awalnya luka kecil dan
pasien tidak memeriksakan ke dokter, namun semakin lama semakin membesar,
nyeri, keluar darah serta nanah, dan bau.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah memeriksakan diri ke dokter,
jadi tidak pernah mengetahui memiliki riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung
ataupun alergi obat.
Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah pasien menderita DM, Ibu pasien menderita
hipertensi, Nenek pasien menderita stroke, hipertensi dan DM.
INFO 4
DIAGNOSIS
Krisis Hiperglikemi et causa ketoasidosis diabetik+ sepsis et causa ulkus pedis
sinistra
Diabetes melitus type 2
Diabetic foot ulcer
INFO 5
TATALAKSANA
Krisis hiperglikemi e.c KAD
O2 dengan NRM 8lpm
Rehidrasi dengan ringer laktat guyur 2000ml dalam 2 jam (double IV line),
pantau urine output
Regulasi gula darah dengan insulin syringe pump, dievaluasi tiap jam
Konsul ke bagian interna untuk indikasi KAD
Diabetic foot ulcer
Injeksi ceftriaxone 2x1gr IV (skintest)
Injeksi Metronidazole 3x500mg
Injeksi ketorolac 3x30mg IV
Kultur pus dan darah
Konsul ke bagian bedah untuk indikasi debridement
A. Klarifikasi istilah
B. Batasan masalah
Nama : Ny. ECCE
Usia : 40 thn
Keluhan Utama : 6 jam lalu nafas cepat sesak dan sulit berkomunikasi
Kronologi : 4 bulan yang lalu sering merasa lemas,lapar, sering minum,
kencing lebih dari 3 kali setiap malam dan Berat badan menurun.
2 minggu SMRS terdapat luka pada telapak kaki kiri semakin lama
membesar, nyeri, keluar darah, nanah dan bau.
RPD : Tidak pernah di periksa
RPK : Bapak DM, Ibu Hipertensi, nenek Stroke, hipertensi, dm
C. Identifikasi Masalah
1. Apa sajakah pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan yang
diperlukan untuk diagnosis pasien ?
2. Penjelasan untuk setiap diagnosis banding : KAD, SHH, Neuropati,
sindroma metabolik
3. Apa sajakah tatalaksana dari diagnosis yang di dapatkan pada penanganan
gawat darurat?
4. Apakah terdapat hubungan luka dengan keluhan yang diderita pasien?
5. Apakah terdapat hubungan RPK dengan keluhan yang diderita pasien?
6. Faktor pencetus apa saja yang dapat menyebabkan penyakit seperti yang
diderita pasien?
D. Analisis Masalah
1. Pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan yang diperlukan untuk
diagnosis pasien
Hasil Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum / kesadaran : tampak gelisah / E4M6V3
Vital sign
TD
: 90/60 mmHg
Nadi
RR
: 38,9 C
BB
: 45 kg
Mata
: SI -/- CA-/-
Leher
: dbn
Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: dbn
Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor (+/+)
Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi
: BU (+) N
Perkusi
: tymphani (+)
Palpasi
Ekstremitas
: Nyeri (+)
Normal
Ht 45%
Normal
Leukosit 18900/ul
Meningkat
Trombosit 240000/ul
Normal
Meningkat
Normal
Normal
SGOT 15 u/l
Normal
SGPT 20 u/l
Normal
Na 135 mmol/l
Normal
K 4,2 mmol/l
Normal
Cl 100 mmol/l
Normal
Menurun
PaO2 65 mmHg
Menurun
PaCO2 23 mmHg
Menurun
HCO3- 10 meq/l
Menurun
Menurun
SaO2 91%
Menurun
Urinalisis
Makroskopis
Warna
: kuning
Kejernihan
: keruh
Berat jenis
: 1.010
pH
:6
Mikroskopis
Sel epitel -/LP
Leukosit 1-2/LPB
Eritrosit 0/LPB
Silinder
Kristal -/LPK
Bakteri -/LPK
Protein
Glukosa +
Keton +
2. Diagnosis Banding
a. KAD (Ketoasidosis Diabetikum)
Anamnesis
g) Keton.
ketidakadekuatan
kontrol
glikemik
dan
dengan
kompensasi
HCO3
alkalosis
respiratorik.
k) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis,
hemokonsentrasi.
l) Ureum/creatinin: meningkat/normal
m) Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis
akut
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien KAD
adalah (Corwin, 2013): Poliuria, Polidipsi, Pengelihatan kabur,
Lemah, Sakit kepala, Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan
darah sistolik 20 mmHg atau > pada saat berdiri), Anoreksia,
Mual, Muntah, Nyeri abdomen, Nafas aseton, Hiperventilasi,
Perubahan status mental (sadar, letargik, koma), Kadar gula darah
tinggi (> 240 mg/dl), Terdapat keton di urin, Nafas berbau aseton,
Badan lemas, Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+
karena diuresis osmotik, Kulit kering, Keringat <<<, Kussmaul
( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang mengenai gejala khas pada
hiperglikemia hiperosmolar non ketotik adalah : (Rengganis, 2008)
a.
b.
c.
d.
e.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam keadaan
apatis sampai koma, tanda-tanda dehidrasi seperti turgor turun
disertai tanda kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir dan
lidah kering, pa ada bau aseton yang tercium dari pernapasan, dan
tidak ada pernapasan Kussmaul. Berkut merupakan beberapa
pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan: (Hardaye, 2012)
1) Neurologi (stupor, lemah, disorientasi, kejang, reflek
normal,menurun atau tidak ada).
2) Pulmonary (tachypnae, dyspnae, nafas tidak bau acetone, tidak
ada nafas kusmaul).
tekanan darah
denyut nadi
kekuatan otot
refleks dan sensivitas terhadap nyeri
vibrasi suhu dan raba halus
Visus mata
Garpu tala
Pemeriksaan penunjang
1) Eritrosit
2) leukosit&diff
3) Elektrolit
4) gula darah puasa
5) HBA1C
6) Pemeriksaan radiologi : MRI / CT-Scan
7) EMG (elektromiograf)
d. Sindroma metabolic
Hingga saat ini ada 3 definisi SM yang telah diajukan,
yaitu definisi World Health Organization (WHO), NCEP ATP-III
dan International Diabetes Federation (IDF). Ketiga definisi
tersebut memiliki komponen utama yang sama dengan penentuan
kriteria yang berbeda. Pada tahun 1988, Alberti dan Zimmet atas
nama WHO menyampaikan definisi SM dengan komponen komponennya antara lain : (1) gangguan pengaturan glukosa atau
Criteria diagnosis
ATP III : 3 komponen
di bawah ini
Lingkar perut :
Laki-laki: 102 cm
Wanita : >88 cm
150 mg/dl (1,7
mmol/L)
TD 130/85 mmHg
atau riwayat terapi anti
hipertensif
110 mg/dl
IDF
Lingkar perut :
Laki-laki: 90 cm
Wanita : 80 cm
150 mg/dl
TD sistolik 130 mmHg
TD diastolik 85 mmHg
GDP 100mg/dl
Anamnesis
Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom
Metabolik dilakukan evaluasi klinis, yang meliputi
(Sudoyo, 2013):
1) Anamnesis, tentang :
a) Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
b) Riwayat adanya perubahan berat badan.
c) Aktifitas fisik sehari-hari.
d) Asupan makanan sehari-hari
2) Pemeriksaan fisik, meliputi :
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan
darah
b) Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
60
mg%/jam.
Bila
konsentrasi
glukosa
sudah
glukosa
dengan
tujuan
menekan
ketogenesis.
e) Bikarbonat
Dianjurkan pada kasus KAD berat dan hanya
diberikan bila PH <7,1.
b. Pengobatan Umum: (Sudoyo, 2009).
1) Oksigen bila pO2 <80 mmHg
2) Antibiotik Adekuat
3) Heparin bila ada DIC atau bila hiperosmolar (>380
mOsm/l)
Penanganan Pasien KAD di IGD :
a.
b.
c.
d.
oleh perawat
Periksa pasien
lebih lanjut
untuk mencari
a. Atasi dehidrasi dengan pemberian cairan NaCl 0,9% atau 0,45% jika
osmolalitas serum tinggi :
1.2 jam pertama sebanyak 1000 ml
1 jam berikutnya sebanyak 500 ml
b. Menilai keadaan klinis pasien untuk menentukan jumlah dan
kecepatan tetesan cairan yang diperlukan pasien. Atasi asidosis
metabolik dengan gangguan keseimbangan elektrolit yang
ditemukan.
c. Jika pH darah < 7,00, hipotensi, atau keadaan pasien sakit
berat, berikan bikarbonat: satu ampul meylon (50 mEq/l)
masukkan ke dalam 100 ml NaCl 0,45% IV sampai pH darah
mencapai 7,00. Selanjutnya 1 ampul Meylon 1000 ml NaCl
0,45% diberikan perlahan-lahan sampai pH mencapai 7,2 atau
lebih. Kemudian kecepatan tetesan diturunkan.
d. Pantau pernafasan Kussmaul: menghilang jika asidosis teratasi.
e. Perhatikan kemungkinan terjadinya edema otak (kesadaran
membaik, kemudian mundur lagi)
f. Berikan insulin reguler atau Actrapid atau Humulin netral
(insulin jernih).
Dosis awal 20 Unit atau 0,3 U/kg BB. IV atau IM (tidak boleh jika
pasien hipotensi).
Berikan [50 U + NaCl 0,9%] dengan tetesan 12 14 tetes per menit
g. Pantau KGD setiap jam: jika KGD mencapai 250 mg.dl stop
infus insulin (umumnya pasien mulai sadar)
h. Pantau pH atau kadar bikarbonat serum, dan kadar K + setiap 2
jam.
Penatalaksanaan Ulkus Diabetes
Tujuan utama dalam penatalaksanaan ulkus diabetes adalah
penutupan luka. Penatalaksanaan ulkus diabetes secara garis besar
ditentukan oleh derajat keparahan ulkus, vaskularisasi, dan adanya infeksi
(Stillman, 2008). Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3 hal, yaitu
debridement, offloading dan kontrol infeksi.
a. Perawatan umum dan diabetes
fibrinolisin-Dnase,
papainurea,
streptokinase,
amoxilin-clavulanic,
moxifloxin
atau
clindamycin.
pada
pembuluh
darah
halus
(mikrovaskular)
disebut
perifer
memungkinkan
terjadinya
trauma
berulang
DAFTAR PUSTAKA
Bakkara, CJ. 2012. Pengaruh Perawatan Luka Bersih Menggunakan Sodium
Clorida 0,9% dan Povidone Iodine 10% terhadap Penyembuhan Luka
Post Appendiktomi di RSU Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Medan:
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Herdman T.H. 2011. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis
Keperawatan Defini dan Klasifikasi. EGC, Jakarta.
Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical-Surgical Nursing: Assessment and
management of Clinical Problems. Mosby Inc: Missouri.
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep dengan
pendekatan Nanda, NIC, NOC. Nuha Medika: Yogyakarta.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Schwartz, S. I., dkk., 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.