Anda di halaman 1dari 10

Kamis, 11 April 2013

drainase tambang
Penyaliran atau Drainage tambang adalah usaha pengelolaan dan atau
pengontrolan terhadap air tanah dan atau air permukaan yang mengganggu aktifitas
tambang, baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah.
FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAAN
DRAINASE :
1.Sistem pengontrolan (pompa)
2.Curah hujan rata rata
3.Debit air minimum maksimum
4.Kualitas air
5.Biaya
Debit Aliran Permukaan adalah jumlah volume air permukaan tiap satuan
waktu (m3/det). Banyak rumus-rumus empiris untuk menghitung debit aliran
permukaan, tetapi yang paling umum dan terkenal adalah rumus Rasional:
Q = C . I . A . 1 / 360 . m2/dtk
Dimana :
Q = Debit Aliran permukaan
C = Koefisien Pengaliran
I = Intensitas (mm/jam)
A = Luas Catchment area (ha)
Debit Limpasan (Run Off) adalah semua air yang mengalir akibat hujan
yang bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan yang di tempuh sebelum mencapai saluran.
Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional berikut :
Q = 0.278 x C x I x A
dimana :
Q
C
I
A

=
=
=
=

Debit limpasan (m3/jam)


Koefisien limpasan
Intensitas curah hujan (m/jam)
Luas catchment area (m2)

4 zona Pembuatan KPL :


Zona Masukan Merupakan tempat masuknya air lumpur kedalam kolam
pengendapan dengan anggapan campuran padatan-cairan yang masuk terdistribusi
secara seragam. Zona ini panjangnya 0,5-1 kali dari kedalaman kolam.
Zona pengendapan Merupakan tempat partikel padatan akan mengendap.
Batas panjang zona ini adalah panjang dari kolam dikurangi panjang zona masukan
dan keluaran.
Zona endapan lumpur Merupakan tempat partikel padatan dalam cairan
(lumpur) mengalami sedimentasi dan terkumpul di bagian bawah kolam

Zona keluaran Merupakan tempat keluaran buangan cairan yang jernih.


Panjang zona ini kira-kira sama dengan kedalaman kolam pengendapan, diukur dari
ujung kolam pengendapan.
Kecepatan aliran dapat ditentukan dengan persamaan
kutta seperti berikut :
V=CR.S
Dimana,
V = Kecepatan aliran rata-rata
C = Koefisien kecepatan alir
R = Kedalaman jalur aliran / jari-jari hidrolis
S = Kemiringan permukaan air
(= tan q, qsudut kemiringan)
Head pompa adalah energi yang dikeluarkan pompa untuk mengalirkan fluida dan
mengatasi tahanan
Head total pompa merupakan gabungan antara head statis, head gesekan, head
kejutan (shock loss) dan head kecepatan yang harus diatasi pompa.
Satuan head pompa sama dengan satuan panjang, yaitu meter atau feet.

SISTEM PENYALIRAN AIR TAMBANG

BAB I. PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN
Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilmu mengenai batuan)
merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah
dalam tanah dan batuan di kerak Bumi (umumnya dalam akuifer). Istilah geohidrologi sering
digunakan secara bertukaran. Beberapa kalangan membuat sedikit perbedaan antara seorang
ahli hidrogeologi atau ahli rekayasa yang mengabdikan dirinya dalam geologi (geohidrologi),
dan ahli geologi yang mengabdikan dirinya pada hidrologi (hidrogeologi). Sedangkan
didalam penyaliran atau drainage akan berbicara tentang pengontrolan air tanah dan air

permukaan bumi yang biasanya mengganggu aktifitas tambang batubara. Faktor-faktor yang
diperlukan dalam sistem pengontrolan penyaliran air tambang antara lain Sump terdiri dari
sumur dalam atau sumur pompa, curah hujan rata-rata, debit air minimum-maksimum,
kualitas air dan biaya.
Tujuan dari Sistem penyaliran Air Tambang adalah untuk membuat lokasi kerja di
areal penambangan selalu kering karena bila tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah,
misalnya adalah lokasi kerja tergenang, jalan tambang becek dan licin, stabilitas lereng
tambang rawan longsor, peralatan tambang cepat rusak, kesulitan dalam mengambil contoh
(sampling), efisiensi kerja menurun, dan terancamnya keselamatan pekerja maupun
kesehatannya. Yang harus diperhatikan dalam sistem penyaliran tambang adalah
pengontrolan

jumlah

air

tambang

yang

ada.

Air dalam jumlah tertentu diperlukan untuk aktifitas-aktifitas yang lainnya seperti
untuk mengurangi konsentrasi debu di jalan tambang atau crushing plant, sebagai media
pemisahan dan pencucian dalam pengolahan bahan galian, keperluan sehari-hari di kantor
dan perumahan.

2. KONSEP PEMBENTUKAN AIR TANAH


Air merupakan hasil sirkulasi alamiah yang berlangsung terus menerus Sirkulasi
tersebut tidak sesederhana yang di bayangkan karena melibatkan intensitas sinar matahari
yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan dan suhu, kondisi fisik dan kimiawi
permukaan bumi, tingkat permeabilitas dan porosits lapisan batuan didalam kulit bumi,
intensitas perpohonan lebat dan sebagainya.
Beberapa sumber air dapat berasal dari beberapa tempat, diantaranya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Resapan air laut, danau, sungai, rawa, cadangan lempung dan lapisan penutup yang lembab.
Resapan dari goa-goa batu kapur yang mengandung unsur karbonat.
Resapan dari kantong-kantong air yang terperangkap di dalam batuan
Resapan dari celah-celah patahan.
Aliran dari permeabilitas primer (inherent)
Aliran dari permeabilitas sekunder (rekahan)
Air magmatis (uap air yang keluar dari aktifitas magma)
Akibat perbuatan manusia, misalnya :
(a) Resapan tanggul penahan banjir
(b) Penyaliran yang tidak sempurna
(c) Rekahan-rekahan hasil btuan yang runtuh
(d) Lubang bor terbuka.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penyaliran Air Tambang


Sistem Penyaliran Air tambang pada makalah ini dititikberatkan pada metode atau
penanggulangan air pada tambang terbuka saja. Penyaliran air tambang dapat berupa
Pencegahan atau pengendalian air masuk ke lokasi penambangan. Secara umum, perusahaan
cenderung menggunakan salah satu cara saja dengan pertimbangan biaya tanpa mengurangi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) didalam penambangan Batubara. Hal penting yang
perlu

diperhatikan

didalam

sistem

penyaliran

tambang

adalah

bagaimana

cara

memprediksikan kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu dimana aliran air tanah dan limpasan
sangat membahayakan front penambangan. Ketika pengambilan keputusan untuk memilih
salah satu cara penyaliran saja tanpa memperhitungkan kondisi cuaca ekstrim, maka bila
terjadi banjir di dalam front penambangan semua akan sia-sia dan biaya pun akan
membengkak. Hal ini menyebabkan, kondisi cuaca pada tambang terbuka sangat berperan
besar efeknya terhadap aktivitas penambangan dan apabila hal ini sudah diperhitungkan
sebelumnya, maka front penambangan akan terhindar dari kondisi yang membahayakan
1.

karyawan dan peralatan mekanis yang di pergunakan.


Efek Air Tambang
Efek dari air tambang sebenarnya mudah dilihat, yaitu kebanyakan menyangkut tentang
biaya dan keselamatan serta kesehatan pekerja. Efek Air Tambang dapat dibedakan menjadi 2

secara umum yaitu Efek secara langsung dan Efek secara Tidak Langsung, yaitu :
i. Efek langsung dari air terhadap penambangan
1. Biaya Penyaliran dapat berupa air yang ada di proses untuk keperluan bahan galian dan
sebagainya
2. Terjadinya longsoran akibat resapan air sehingga menghentikan aktifitas produksi dan
merusak fron penambangan, perolehan bijih
menjadi rendah, atau bahkan dapat menyebabkan kecelakaan tambang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ii. Efek air tak langsung terhadap penambangan


Mengurangi efisiensi kerja karyawan, peralatan dan menghambat penangan material
Menambah waktu dan biaya perawatan (Maintenance) alat
Mengganggu aktifitas peledakan di lapangan
Jika terjadi runtuhan dapat membawa gas-gas beracun
Menghasilkan lumpur jika lereng mengalami longsor
Perusahaan harus membeli material yang tahan air (Waterproof) untuk melindungi produk.

2. Pengendalian Air Tambang


Terdapat dua cara didalam pengendalian air tambang yang jika air sudah terlanjur
masuk kedalam front penambangan yaitu dengan sistem kolam terbuka (Sump) atau dengan
membuat paritan dan membuat adit. Sistem penyaliran dengan membuat kolam terbuka
(Sump) atau membuat paritan biasanya ideal dibuat pada tambang open cast atau quary
karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan airnya dari bagian puncak dari
lokasi yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Pompa yang digunakan pada
posisi ini lebih efisien, efektif dan hemat energi. Pada tambang Open pit menggunakan
pompa menjadi sangat vital untuk menaikkan air dari dasar tambang kepermukaaan atau kerja
pompa pun cukup berat. Kadang-kadang tidak cukup digunakan hanya dengan 1 unit pompa,
tetapi harus beberapa pompa yang dihubungkan seri untuk membantu daya dorong dari dasar
sampai permukaan. Hal ini menyebabkan biaya atau ongkos pompa menjadi lebih besar.
Sedangkan pada sistem adit lebih ideal diterapkan pada tambang terbuka Open Pit dengan
syarat lokasi penambangan harus mempunyai lembah tempat membuat sumuran dan adit agar
air dapat keluar. Keuntungan cara membuat sistem penyaliran air tambang pada tambang
terbuka dapat di jabarkan sebagai berikut :
i. Sumur (Sump) didalam front tambang (Pit)
1. Lebih fleksibel, hanya sedikit perencanaan, tidak memerlukan biaya tinggi dan waktu
pengerjaan yang singkat
2. Efek terhadap penurunan permukaan air tanah regional dapat dikurangi, biasanya laju dan
kapasitas air yang dipompakan ke atas dilakukan sesuai kebutuhan.
3. Pompa diletakkan dekat dengan sump, sehingga efisiensinya tinggi
4. Bila air di dalam tambang sedikit, maka biaya pemompaan menjadi kecil
ii. Sistem Paritan
Sistem ini cukup ideal pada tambang terbuka Open Cast atau quary. Parit dibuat berawal dari
sumber mata air limpasan menuju suatu kolam penampung atau langsung kesungai alam yang
sudah ada atau diarahkan ke selokan (riool) jalan tambang utama.Paritan-paritan kadang
dapat pula diterapkan pada tambang terbuka open pit apabila situasinya memungkinkan.
Sasaran akhir parit adalah kolam atau sump yang akan menampung air sementara sebelum
dipompakan kepermukaan atau dialirkan ke sistem adit.
iii. Sistem Adit
Penyaliran dengan sistem adit cocok diterapkan pada tambang Open Pit yang cukup dalam,
tetapi terdapat suatu lembah yang memungkinkan dibuatnya sumuran (Shaff). Sumuran ini
berfungsi sebagai jalan keluarnya aliran-aliran air melalui beberapa adit dari dalam tambang.
Aliran air akhirnya keluar melalui Lembah.

2.2 Pencegahan Air Tambang

Pencegahan air tambang bertujuan untuk mengupayakan air tambang agar tidak
masuk kedalam front penambangan. Dengan cara ini maka kegiatan penambngan tidak akan
terganggu. Salah satu cara pencegahan agar air tambang tidak masuk ke lokasi kerja
penambngan telah diuraikan yaitu dengan membuat sumur terbuka (sump) di luar area
penambangan. Cara pencegahan air tambang yang lainnya dapat berupa metode Siemens,
electro-osmosis, dan pemotongan aliran air tanah. Penjelas dari masing-masing metode
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode Siemens
Yaitu disetiap jenjang (Bench) di lokasi penambangan dipasang pipa dengan ukuran 8 inch
yang bagian bawahnya diberi lubang-lubang menembus aquifer. Air tanah akan mengalir
menuju dan berkumpul disekitar bagian bawah pipa tersebut sehingga dapat dipompakan ke
luar. Karena pembuatan sumur bor cukup banyak, maka cara pengisapan airnya diupayakan
sekaligus dengan menggunakan rangkaian seri atau paralel mengelilingi areal tambang bagian
luar. Oleh sebab itu ada yang disebut dengan ring system yaitu sumur-sumur dirangkaikan
satu dengan yang lainnya oleh sebuah pipa induk yang dilengkapi sebuah pompa air yang
dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan atau perhitungan.
2. Metode Elektro-Osmosis
Bilamana lapisan tanah terdiri dari tanah lempungan, maka keadaan ini menyulitkan proses
pemompaan karena adanya sifat kapiler yang terdapat pada jenis lempungan. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dipergunakan cara elektro-osmosis. Elektro-Osmosis adalah
proses penarikan ion-ion air, yaitu H+ dan O-2. Menggunakan lempengan katode dan anode.
Batang anode dimasukkan ke dalam sumur yang dilengkapi dengan filter yang berfungsi
sebagai katode. Bilamana elemen-elemen ini dialiri listrik, maka air pori yang terkandung
pada batuan akan mengalir menuju katode (lubang bor) yang kemudian terkumpul dan
dipompakan keluar.
3. Cara penggalian dengan pemotongan aliran air tanah
Metode ini biasanya dipergunakan untuk mengamati kondisi air tanah. Tanah digali sampai
menembus akuifer dan dipotong, sehingga aliran air tanahnya tidak menembus ke arah hilir.
Galian yang tembus akuifer ini kemudian di timbun oleh material yang kedap air
(impermeable) atau menggunakan adukan semen. Tidak semua aliran air tanah pada suatu
areal dapat tertutupi dengan cara ini. Pemilihan beberapa lokasi yang selektif menjadi
pekerjaan penting agar penggalian dan penyemenan (penimbunan ulang) tepat sasarannya.
Selain itu cara ini hanya dapat digunakan apabila kedalaman akuifer masih terjangkau oleh
alat galih dan perlu di ingat bahwa biayanya tidak sedikit.

2.3 Perencanaan Saluran Terbuka


Pada perencaan saluran terbuka ada beberapa faktor lapangan yang perlu diperhatikan,
yaitu :
A. Catchment area / water divide
Merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah
tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu
poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti
kecenderungan arah gerak air. Dengan pembatasan catchment area maka diperkirakan setiap
debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi pada elevasi terendah pada catchment
tersebut. Pembatasan catchment area diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan
terkonsentrasi pada elevasi terendah pada catchment tersebut. Pembatasan catchment area
biasanya dilakukan pada peta topografi dan untuk perencanaan sistem penyaliran dianjurkan
dengan menggunakan peta rencana penambangan dan peta situasi tambang.
B. Waktu Konsentrasi
Adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik terjauh ke tempat
penyaliran. Waktu konsentrasi dapat di hitung dengan menggunakan rumus Kirpich,
dengan tc adalah waktu terkumpulnya air (menit), L adalah jarak terjauh sampai ke titik
penyaliran dan H adalah beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat terkumpulnya air
(meter)
C. Intensitas Curah Hujan
Adalah besarnya intensitas (jumlah) hujan yang mungkin terjadi dalam kurun waktu
tertentu di hitung berdasarkan persamaan Mononobe
D. Jenis Material
Jenis Material pada areal penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyerapan air
limpasan karena untuk jenis dan kondisi material yang berbeda memiliki koefisien
materialnya masing-masing. Koefisien tersebut merupakan parameter yang menggambarkan
hubungan curah hujan dan limpasan, yaitu memperkirakan jumlah air hujan yang mengalir
menjadi limpasan langsung dipermukaan. Koefisien limpasan dipengaruhi oleh faktor-faktor
tutupan tanah, kemiringan dan lamanya hujan. Beberapa perkiraan koefisien limpasan terlihat
pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Harga koefisien Limpasan
Kemiringan
< 3%
(Datar)

Tutupan/Jenis Lahan
Sawah, Rawa,
Hutan, Perkebunan,

C
0,2
0,3

3%-15%
(Sedang)
>15%
(Curam)

Perumahan
0,4
Hutan, Perkebunan,
0,4
Perumahan,
0,5
Semak-semak agak jarang,
0,6
lahan terbuka
0,7
Hutan,
0,6
Perumamahan,
0,7
Semak-semak agak jarang
0,8
Lahan Terbuka daerah Tambang
0,9
(Rudy Sagoya, 1993)

2.4 Perencanaan Kolam Penampungan (Sump)


Kolam Penampungan (Sump) adalah kolam penampungan air yang dibuat untuk
penampung air limpasan, yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan, serta dapat
berfungsi sebagai pengendap lumpur. Pengaliran air daru Sump akan dipengaruhi oleh sistem
drainase tambang yang disesuaikan dengan geografis daerah tambang dan kestabilan lereng
tambang. Ada dua sistem penyaliran air tambang yaitu :
2.4.1 Sistem Penyaliran Memusat
Pada sistem ini sump-sump akan di tempatkan di setiap jenjang tambang (Bench),
dengan sistem pengaliran dan jenjang paling atas menuju jenjang di bawahnya sehingga
akhirnya air dipusatkan di Main Sump untuk kemudian di pompa keluar.
2.4.2 Sistem penyaliran tidak terpusat
Sistem ini dapat dilakukan bila kedalaman tambang relatif dangkal dengan keadaan
geografis daerah luar tambang memungkinkan untuk mengalirkan air langsung dari sump
keluar tambang.
2.4.3 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan air tambang dapat dilakukan secara seri dan paralel. Secara seri
akan mengakibatkan nilai head bertambanh sebesar jumlah head masing-masing sedangkan
debit pemompaan tetap. Sedangkan sistem pemompaan paralel mengakibatkan kapasitas
pemompaan bertambah sesuai kemampuan debit masing-masing pompa namun nilai head
tetap.

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

1.

Tujuan dari sistem penyaliran tambang adalah untuk membat lokasi kerja di areal
penambangan selalu kering dan dapat mengontrol manajemen air tambang sehingga tidak

menimbulkan masalah.
2. Sumber air tanah dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu lapisan air bawah tanah dan
air limpasan (run-off)
3. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dan menekan biaya, maka di dalam
perancangan sistem penyaliran air tambang terlebih dahulu harus dilakukan penelitian
terhadap karakteristik curah hujan agar dapat mengatasi curah hujan yang bersifat ekstrim.
4. Air tambang dapat dimanfaatkan untuk keperluan operasional maupun non-operasional,
5.

sehingga pemanfaatannya menjadi optimal.


Pengendalian air tambang dapat dilakukan dengan membuat Kolam Terbuka (Sump),

mmembuat paritan dan membuat adit.


6. Pencegahan air tambang masuk kedalam front penambangan bertujuan agar kegiatan
operasional penambngan tidak terganggu dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya adalah metode Siemens, electro-osmosis, dan pemotongan aliran air
tanah.
7. Hal-hal yang diperhatikan didalam perencanaan Saluran Terbuka diantaranya adalah
Catchment Area / water divide, waktu konsentrasi, intensitas curah hujan, Jenis Material,
perencanaan Kolam Penampungan (sump), sistem pemompaan, Peta Topografi dan lain-lain.

III.2 Saran
1. Didalam perencanaan Sistem Penyaliran air tambang perlu di perhitungkan dari segi
keefisienan penggunaan metode dan cara yang dilakukan sehingga penekanan biaya didalam
front penambangan dapat maksimal dengan tidak memunculkan masalah baru di dalam
penyaliran air tambang.
2. Pembuatan Makalah lebih dibuat dengan penggunaan gambar dan tabel yang banyak
sehingga menambah kepekaan dalam memahami sistem penyaliran air tambang.

DAFTAR PUSTAKA

1.

NN. http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogeologi di akses pada tanggal 17 September 2012

pada pukul 13.00 WIB


2. NN. http://www.scribd.com/doc/93648647/Sistem-penyaliran#download di akses pada
tanggal 17 September 2012 pada pukul 13.00 WIB
3. NN.http://ml.scribd.com/doc/39329194/MateriPenyaliranTambang diakses pada tanggal 17
4.

September 2012 pada pukul 13.00 WIB


NN. http://ml.scribd.com/doc/51199939/Akuifer-air-tanah di akses pada tanggal 17

September 2012 pada pukul 13.00 WIB


5. NN. http://fandicka.files.wordpress.com/2011/03/aquifer.jpg di akses pada tanggal 17
September 2012 pada pukul 13.00 WIB
6. NN. http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah di akses pada tanggal 17 September 2012 pada
pukul 13.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai