drainase tambang
Penyaliran atau Drainage tambang adalah usaha pengelolaan dan atau
pengontrolan terhadap air tanah dan atau air permukaan yang mengganggu aktifitas
tambang, baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah.
FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAAN
DRAINASE :
1.Sistem pengontrolan (pompa)
2.Curah hujan rata rata
3.Debit air minimum maksimum
4.Kualitas air
5.Biaya
Debit Aliran Permukaan adalah jumlah volume air permukaan tiap satuan
waktu (m3/det). Banyak rumus-rumus empiris untuk menghitung debit aliran
permukaan, tetapi yang paling umum dan terkenal adalah rumus Rasional:
Q = C . I . A . 1 / 360 . m2/dtk
Dimana :
Q = Debit Aliran permukaan
C = Koefisien Pengaliran
I = Intensitas (mm/jam)
A = Luas Catchment area (ha)
Debit Limpasan (Run Off) adalah semua air yang mengalir akibat hujan
yang bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan yang di tempuh sebelum mencapai saluran.
Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional berikut :
Q = 0.278 x C x I x A
dimana :
Q
C
I
A
=
=
=
=
BAB I. PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilmu mengenai batuan)
merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah
dalam tanah dan batuan di kerak Bumi (umumnya dalam akuifer). Istilah geohidrologi sering
digunakan secara bertukaran. Beberapa kalangan membuat sedikit perbedaan antara seorang
ahli hidrogeologi atau ahli rekayasa yang mengabdikan dirinya dalam geologi (geohidrologi),
dan ahli geologi yang mengabdikan dirinya pada hidrologi (hidrogeologi). Sedangkan
didalam penyaliran atau drainage akan berbicara tentang pengontrolan air tanah dan air
permukaan bumi yang biasanya mengganggu aktifitas tambang batubara. Faktor-faktor yang
diperlukan dalam sistem pengontrolan penyaliran air tambang antara lain Sump terdiri dari
sumur dalam atau sumur pompa, curah hujan rata-rata, debit air minimum-maksimum,
kualitas air dan biaya.
Tujuan dari Sistem penyaliran Air Tambang adalah untuk membuat lokasi kerja di
areal penambangan selalu kering karena bila tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah,
misalnya adalah lokasi kerja tergenang, jalan tambang becek dan licin, stabilitas lereng
tambang rawan longsor, peralatan tambang cepat rusak, kesulitan dalam mengambil contoh
(sampling), efisiensi kerja menurun, dan terancamnya keselamatan pekerja maupun
kesehatannya. Yang harus diperhatikan dalam sistem penyaliran tambang adalah
pengontrolan
jumlah
air
tambang
yang
ada.
Air dalam jumlah tertentu diperlukan untuk aktifitas-aktifitas yang lainnya seperti
untuk mengurangi konsentrasi debu di jalan tambang atau crushing plant, sebagai media
pemisahan dan pencucian dalam pengolahan bahan galian, keperluan sehari-hari di kantor
dan perumahan.
Resapan air laut, danau, sungai, rawa, cadangan lempung dan lapisan penutup yang lembab.
Resapan dari goa-goa batu kapur yang mengandung unsur karbonat.
Resapan dari kantong-kantong air yang terperangkap di dalam batuan
Resapan dari celah-celah patahan.
Aliran dari permeabilitas primer (inherent)
Aliran dari permeabilitas sekunder (rekahan)
Air magmatis (uap air yang keluar dari aktifitas magma)
Akibat perbuatan manusia, misalnya :
(a) Resapan tanggul penahan banjir
(b) Penyaliran yang tidak sempurna
(c) Rekahan-rekahan hasil btuan yang runtuh
(d) Lubang bor terbuka.
diperhatikan
didalam
sistem
penyaliran
tambang
adalah
bagaimana
cara
memprediksikan kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu dimana aliran air tanah dan limpasan
sangat membahayakan front penambangan. Ketika pengambilan keputusan untuk memilih
salah satu cara penyaliran saja tanpa memperhitungkan kondisi cuaca ekstrim, maka bila
terjadi banjir di dalam front penambangan semua akan sia-sia dan biaya pun akan
membengkak. Hal ini menyebabkan, kondisi cuaca pada tambang terbuka sangat berperan
besar efeknya terhadap aktivitas penambangan dan apabila hal ini sudah diperhitungkan
sebelumnya, maka front penambangan akan terhindar dari kondisi yang membahayakan
1.
secara umum yaitu Efek secara langsung dan Efek secara Tidak Langsung, yaitu :
i. Efek langsung dari air terhadap penambangan
1. Biaya Penyaliran dapat berupa air yang ada di proses untuk keperluan bahan galian dan
sebagainya
2. Terjadinya longsoran akibat resapan air sehingga menghentikan aktifitas produksi dan
merusak fron penambangan, perolehan bijih
menjadi rendah, atau bahkan dapat menyebabkan kecelakaan tambang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pencegahan air tambang bertujuan untuk mengupayakan air tambang agar tidak
masuk kedalam front penambangan. Dengan cara ini maka kegiatan penambngan tidak akan
terganggu. Salah satu cara pencegahan agar air tambang tidak masuk ke lokasi kerja
penambngan telah diuraikan yaitu dengan membuat sumur terbuka (sump) di luar area
penambangan. Cara pencegahan air tambang yang lainnya dapat berupa metode Siemens,
electro-osmosis, dan pemotongan aliran air tanah. Penjelas dari masing-masing metode
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode Siemens
Yaitu disetiap jenjang (Bench) di lokasi penambangan dipasang pipa dengan ukuran 8 inch
yang bagian bawahnya diberi lubang-lubang menembus aquifer. Air tanah akan mengalir
menuju dan berkumpul disekitar bagian bawah pipa tersebut sehingga dapat dipompakan ke
luar. Karena pembuatan sumur bor cukup banyak, maka cara pengisapan airnya diupayakan
sekaligus dengan menggunakan rangkaian seri atau paralel mengelilingi areal tambang bagian
luar. Oleh sebab itu ada yang disebut dengan ring system yaitu sumur-sumur dirangkaikan
satu dengan yang lainnya oleh sebuah pipa induk yang dilengkapi sebuah pompa air yang
dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan atau perhitungan.
2. Metode Elektro-Osmosis
Bilamana lapisan tanah terdiri dari tanah lempungan, maka keadaan ini menyulitkan proses
pemompaan karena adanya sifat kapiler yang terdapat pada jenis lempungan. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dipergunakan cara elektro-osmosis. Elektro-Osmosis adalah
proses penarikan ion-ion air, yaitu H+ dan O-2. Menggunakan lempengan katode dan anode.
Batang anode dimasukkan ke dalam sumur yang dilengkapi dengan filter yang berfungsi
sebagai katode. Bilamana elemen-elemen ini dialiri listrik, maka air pori yang terkandung
pada batuan akan mengalir menuju katode (lubang bor) yang kemudian terkumpul dan
dipompakan keluar.
3. Cara penggalian dengan pemotongan aliran air tanah
Metode ini biasanya dipergunakan untuk mengamati kondisi air tanah. Tanah digali sampai
menembus akuifer dan dipotong, sehingga aliran air tanahnya tidak menembus ke arah hilir.
Galian yang tembus akuifer ini kemudian di timbun oleh material yang kedap air
(impermeable) atau menggunakan adukan semen. Tidak semua aliran air tanah pada suatu
areal dapat tertutupi dengan cara ini. Pemilihan beberapa lokasi yang selektif menjadi
pekerjaan penting agar penggalian dan penyemenan (penimbunan ulang) tepat sasarannya.
Selain itu cara ini hanya dapat digunakan apabila kedalaman akuifer masih terjangkau oleh
alat galih dan perlu di ingat bahwa biayanya tidak sedikit.
Tutupan/Jenis Lahan
Sawah, Rawa,
Hutan, Perkebunan,
C
0,2
0,3
3%-15%
(Sedang)
>15%
(Curam)
Perumahan
0,4
Hutan, Perkebunan,
0,4
Perumahan,
0,5
Semak-semak agak jarang,
0,6
lahan terbuka
0,7
Hutan,
0,6
Perumamahan,
0,7
Semak-semak agak jarang
0,8
Lahan Terbuka daerah Tambang
0,9
(Rudy Sagoya, 1993)
III.1 Kesimpulan
1.
Tujuan dari sistem penyaliran tambang adalah untuk membat lokasi kerja di areal
penambangan selalu kering dan dapat mengontrol manajemen air tambang sehingga tidak
menimbulkan masalah.
2. Sumber air tanah dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu lapisan air bawah tanah dan
air limpasan (run-off)
3. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dan menekan biaya, maka di dalam
perancangan sistem penyaliran air tambang terlebih dahulu harus dilakukan penelitian
terhadap karakteristik curah hujan agar dapat mengatasi curah hujan yang bersifat ekstrim.
4. Air tambang dapat dimanfaatkan untuk keperluan operasional maupun non-operasional,
5.
III.2 Saran
1. Didalam perencanaan Sistem Penyaliran air tambang perlu di perhitungkan dari segi
keefisienan penggunaan metode dan cara yang dilakukan sehingga penekanan biaya didalam
front penambangan dapat maksimal dengan tidak memunculkan masalah baru di dalam
penyaliran air tambang.
2. Pembuatan Makalah lebih dibuat dengan penggunaan gambar dan tabel yang banyak
sehingga menambah kepekaan dalam memahami sistem penyaliran air tambang.
DAFTAR PUSTAKA
1.