Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh kelompok 7 :
SINTA HERLINI PUTRI
PITRI SAHAYU UBAT ATI
FACHRY ARKAT
FAJAR PERMADI
Kelas : Manajemen II B
Dosen pengasuh: MERTA KUSUMA, M.M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada tuhan yang maha esa,
krena atas penyertaan-nya sehingga dia sudah boleh memberikan
kemampuan kepada kami menulis makalah ini.
Makalah yang berjudul penawaran uang dan kegiatan ekonmi
negara ini, merupakan tugas mata kuliah ekonomi makro. Makalah ini
menjelaskan tentang penawaran uang dan harga.
Ucapan terimah kasih kami penulis sampaikan kepada semua pihak
yang sudah membantu, khususny kepda teman-teman dan dosen pengasuh
bapak MERTA KUSUMA, M.M
Permohonan maaf juga sebesar-besarnya juga penulis sampaikan
kepada pembaca yang budiman , jika penyajian makalah ini kurng berkenan
dalam hati sanubari. Seperti pepata mengatakan tak ada gading yang tak
retak penulis yang menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan keritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di
massa yang akan datang dan sebagai bahan koreksi penulis penyusun dalam
makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terimah kasih. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
..................................
.........
DAFTAR
ISI
..
.......................
...................
BAB
I
PENDAHULUAN
...
....................................
..
1.1
Latar
belakang
.
...
1.2
Rumusan
masalah
.....
1.3
Tujuan
..............
........................
BAB
II
PEMBAHASAN
.....
2.1
penawaran
uang
dan
harga:
pandangan
klasik
....
2.2
teori
keuangan
Keynes
.......
2.3
Uang
dan
kegiatan
ekonomi:
pandangan
Keynes
.....
2.4
Efek perubahan penawaran uang dalam analisis AD-AS
.....
2.5
Kebijakan
moniter
dan
kegiatan
ekonomi
.........................
BAB
III
PENUTUP
..........................................
..............
3.1
kesimpulan
.....
3.2
saran
......
DAFTAR
PUSTAKA
...
......
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semenjak beberapa abad yang lalu ahli-ahli ekonomi telah menganalisis efek dari
perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis-analisis
yang menjelaskan tentang perhubungan di antara penawaran uang dengan tingkat harga dan
kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan.
Sehingga permulaan abad ini analisis ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai uang terutama
membahas tentang cirri-ciri pertalian antara penawaran uang dengan tingkat harga. Akan tetapi
semenjak masa Keynes, analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai efek perubahan
penawaran uang ke atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Pandangan-pandangan tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini.
Disamping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah mengenai
kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya
makalah ini akan membicarakan dua sebagai berikut :
i.
Teori-teori keuangan yang utama, yakni teori kuantitas, teori sisa tunai yang dikemukakan
tujuan
Untuk mengetahui hubungan antara penawaran uang dengan tingkat harga menurut para ahli.
Untuk mengetahui efek perubahan penawaran yang dalam analisis AD-AS.
Untuk mengetahui kebijakan moneter dan kegiatan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penawaran Uang dan Harga : Pandangan Klasik
Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes, terutama ahli-ahli ekonomi Klasik, menumpukkan
analisis mereka kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga.
Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk yakni Teori Kuantitas dan Teori Sisa
Tunai. Dalam uraian yang akan dibuat, dengan nyata akan dapat dilihat bahwa kedua-dua teori
tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah
sama, yakni Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama
persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada
tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga pada tingkat
yang sama. Pertambahan penawaran uang sebanyak 5% akan menaikkan harga pada tingkat 5%
juga. Apabila tidak terdapat perubahan dalam penawaran uang, harga juga tidak berubah.
PERSAMAAN PERTUKARAN
Teori kuantitas uang biasanya diterangkan dengan menggunakan persamaan pertukaran
yang dinyatakan :
MV = PT
Dimana M adalah Penawaran Uang, V adalah Laju Perederan Uang, P adalah Tingkat
Harga dan T adalah Jumlah Barang-Barang dan Jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
Didalam persamaan tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam pengertian yang
sempit (M1). Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran tambah uang bank atau uang
giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang terseia berpindah tangan dalam
masyarakat dalam suatu tahun tertentu. Apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali
untuk transaksi dalam setahun maka nilai V adalah lima. Tingkat harga, atau P, memberikan
gambaran tentang indeks harga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Adalah tidak
mungkin untuk menunjukkan tingkat perubahan harga dari berbagai macam barang karena dalam
perekonomian terdapat beribu barang dengan tingkat perubahan harga yang berbeda. Oleh karena
itu dalam persamaan yang diatas yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga.
Perubahan ini menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
i.
ii.
dari pendapatan nasional karena ia meliputi pula nilai transaksi barang-barang setengah jadi.
Dalam uraian mengenai pendapatan nasional telah dijelaskan bahwa pendapatan nasional adalah
nilai barang-barang jadi yang diproduksikan dalam sesuatu negara pada satu tahun tertentu.
Teori Kuantitas Uang ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
MVy = Y
Dimana M adalah penawaran uang, Vy adalah laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk
membeli barang-barang jadi saja, dan Y adalah pendapatan nasional. Nilai Y adalah sama dengan
tingkat harga dikalikan dengan jumlah barang-barang jadi yang diperjualbelikan. Dengan
demikian Y adalah lebih kecil dari PT. Sebagai akibat dari keadaan ini maka V y adalah lebih
kecil dari V.
TEORI KUANTITAS UANG
Pandangan dari teori kuantitas uang dapat diringkaskan sebagai berikut : Perubahan dalam
penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan
perubahan kedua variabel tersebut adalah ke arah yang sama. Apabila penawaran uang
bertambah sebanyak 5%, maka harga-harga bertambah sebanyak 5% dan apabila penawaran
uang berkurang sebanyak 5% maka harga-harga juga akan berkurang sebanyak 5%.
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika
yang tergolong ahli-ahli ekonomi klasik. Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua
asumsi berikut :
1.
Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli-ahli ekonomi klaik kelajuan
peredaran uang tergantung kepada beberapa factor teknikal seperti system pembayaran gaji, cirriciri kegiatan perdaganagan, efisiensi system pengangkutan dan kepadatan penduduk. Factorfaktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara
masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.
2. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi, oleh karena itu jumlah barangbarang adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Disamping itu penawaran tidak akan pernah
kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh oleh karena, sesuai dengan Rumusan
Say, setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat. Maka untuk memaksimumkan
untung mereka akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini
berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah maupun berkurang.
TEORI SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli
ekonomi Inggris, yakni Alfred Marshall dari Cambridge, mengembangkan teori sisa tunai. Teori
ini juga menerangkan sifat hubungan diantara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai
mempunyai pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini juga berpendapat bahwa
perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama
tingkatnya. Teori sisa tunai diterangkan dengan menggunakan persamaan berikut :
M = kPT
Dimana M, P, dan T mempunyai arti yang sama dengan M, P, dan T dalam persamaan
MV = PT.
Dalam teori sisa tunai k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang mereka
dalam bentuk tunai. Sekiranya 20 persen dari pendapatan akan dipegang masyarakat dalam
bentuk tunai, maka k = 1/5. Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan
persamaan teori kuantitas adalah MV = PT. Dengan demikian M/k = MV, atau k = 1/V.
KRITIK-KRITIK KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG
Sehingga ke masa kini pandangan-pandangan pokok teori kuantitas uang masih mendapat
sokongan yang kuat dari segolongan ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli ekonomi modern yang
menyokong teori kuantitas uang dikenal sebagai Golongan Monetaris. Mereka berpendapat
bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran uang agar inflasi dapat dihindari dan
perekonomian dapat berkembang dengan teguh. Berdasarkan kepeda keyakinan ini golongan
Monetaris berpendapat bahwa kebijakan moneter adlah alat yang paling efektif untuk
mengendalikan kegiatan ekonomi.
Kritik-kritik utama yang dikemukakan ke atas teori kuantitas diterangkan sebagai berikut :
1.
Pemisalan bahwa T adalah tetap, Kurang Tepat. Asumsi ini erat hubungannya dengan
keyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Oleh karena
ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya
mereka berpendapat bahwa jumlah barang-barang dalam perekonomian tak dapat ditambah,
maka T tetap. Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak selalu
dicapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak menggunakan factor-faktor
produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan pengangguran. Oleh karena itu jumlah barangbarang (T) masih boleh ditambah.
2. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang. Disamping
faktor-faktor yang disebutkan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik, banyak lagi factor-faktor lain yang
mempengaruhi kelajuan peredaran uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran
masyarakat, dan ini mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka
berbelanja sekarang dari masa akan datang, maka peredaran uang bertambah cepat. Dalam
jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa tunai dan ini
mempercepat laju peredaran uang. Dengan demikian terdapat factor-faktor penting dalam jangka
pendek dan jangka panjang yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
3. Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang diterangkan
oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi menghadapi masalah pengangguran, persamaan MV = PT
tidak dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan
mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan jumlah
produksi bertambah mengikuti pertambahan penawaran uang ? adakah P dan T akan bertambah ?
atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah ? Jawaban manakah dari ketiga pertanyaan
ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak diterangkan oleh teori kuantitas.
4.
Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan kegiatan
Dalam hal (iii) Keynes juga menjelaskan masalah yang akan dihadapi apabila dalam
perekonomian wujud keadaan yang dinamakan perangkap kecairan. Hal (i) dan (ii) akan
diterangkan dalam bagian ini, sedangkan hal (iii) diterangkan dalam bagian berikut.
spesialisasi
dalam
pekerjaan
yang
sesuai
dengan
kemahirannya,
dan
memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Sebagian besar dari uang yang diterima
dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya seperti
makanan, pakaian, dan pengeluaran lainnya.
Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga
Disamping untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh masyarakat untuk
menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain dimasa depan. Uang yang disisihkan
untuk tujuan ini dinamakan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Masa depan adalah
keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa depan semakin bertambah
baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan dihadapi. Untuk menghadapi masa depan
yang tidak pasti, terutama untuk menghadapai masa kesusahan, sebagian uang yang diminta
masyarakat digunakan untuk menghadapi masalah kesusahan di masa yang akan datang.
Permintaan Uang untuk Spekulasi
Dalam ekonomi modern, dimana institusi keuangan sudah berkembang, masyarakat
menggunakan pula uangnya untuk tujuan spekulasi, yakni disimpan atau digunakan untuk
membeli surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan treasury bill.
Dalam menggunakan uang untuk tujuan spekulasi ini, suku bunga atau dividen yang diperoleh
dari memiliki surat-surat berharga tersebut sangat penting dalam menentukan besarnya jumlah
permintaan uang. Apabila suku bunga atau dividen surat-surat berharga itu tinggi, masyarakat
akan menggunakan uang untuk membeli surat-surat berharga tersebut. Akan tetapi apabila suku
bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, mereka akan lebih suka menyimpan uangnya
daripada membeli surat-surat berharga.
r
M
Yb
ro
Ya
r1
Mtp
Ma
Msp
Mb
Mo
MI
Gambar 9.1
( Gmbr a )
Kurva Mtp dalam gambar (a) adalah kurva permintaan uang untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga. Seperti telah diterangkan, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
ditentukan oleh pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional. Sifat hubungan inilah yang
ditunjukkan dalam gambar tersebut. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang yang diminta dan
sumbu tegak menunjukkan pendapatan nasional. Kurva M tp bergerak dari bawah kiri ke ataskanan dan bermula dari titik origin. Kurva seperti ini berarti, semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin tinggi permintaan uang untuk transaksi. Ketika pendapatan nasioanl Ya
permintaan uang adalah Ma dan ketika pendapatan nasional Yb, permintaan uang adalah Mb. Sifat
hubungan ini digambarkan oleh kurva Mtp.
Gambar (b) menunjukkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Sumbu datar
menunjukkan jumlah uang yang digunakan untuk tujuan spekulasi, dan sumbu tegak
menunjukkan suku bunga. Pada suku bunga sebesar r0, jumlah uang yang diminta adalah M0, dan
pada suku bunga sebesar r1, jumlah uang yang diminta adalah M1. Maka kurva Msp, adalah kurva
permintaan uang untuk spekulasi, dan cirri-cirinya adalah semakin rendah suku bunga, semakin
banyak permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Maksudnya adalah semakin rendah suku bunga,
semakin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang dan tidak menggunakannya untuk
spekulasi.
PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG, DAN SUKU BUNGA
Telah diterangkan bahwa menurut para ahli-ahli ekonomi Klasik, suku bunga ditentukan
oleh penawaran tabungan dan permintaan dana untuk investasi, pandangan ini sangat berbeda
dengan pandangan Keynes. Dalam teori Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang. Seperti yang telah diterangkan, dalam teori Keynes permintaan ke atas uang
ditentukan oleh kebutuhan akan uang untuk tiga tujuan berikut : tujuan transaksi, tujuan berjagajaga, dan tujuan spekulasi.
r
( a Mp)
( b Msp)
( c permintaan uang)
Mp
ro
r0
r1
r1
r0
Msp
r1
Gambar 9.2
Permintaan Uang untuk dalam Ekonomi
MD
MS0
Ro
MS1
E0
r1
Dm
0
Gambar 9.3
Permintaan Uang, Penawaran Uang, dan Suku Bunga
Grafik Penawaran Uang
Dalam Gambar 9.3 ditunjukkan kurva permintaan dan penawaran uang dalam
perekonomian dan bagaimana kedua-dua factor menentukan suku bunga. Kurva MD adalah
kurva permintaan uang dan ditentukan dengan cara seperti yang telah ditunjukkan dalam Gambar
9.2. Sedangkan kurva MS0 dan MS1 adalah kurva penawaran uang. Jumlah penawaran uang
dalam suatu masa tertentu ditentukan oleh pemerintah melalui bank sentral dan jumlahnya tetap
dalam jangka pendek. Maka kurva penawaran uang adalah tidak elastic sempurna (tegak lurus).
Perubahan dalam penawaran uang ditunjukkan oleh pergerakan-pergerakan kurva tersebut.
Pergerakan ke kiri berarti penawaran uang turun. Dan pergerakan ke kanan berarti penawaran
uang bertambah.
Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan ke atas suku bunga.
ii.
iii.
( Grafik b )
MS0
MS1
bunga
r0
r0
r1
r1
MEI
Io
I1 pelaburn
Y=AE
Perbelanjaan agregat
AE1
AE0
( Grafik c )
45
Y0
Y1 pendapatan negara
Gambar 9.4
Mekanisme Transmisi
Mekanisme Transmisi, yang menggambarkan efek perubahan penawaran uang ke atas
kegiatan ekonomi negara, ditunjukkan dalam Gambar 9.4. Grafik (a) menggambarkan efek
pertambahan penawaran uang ke atas suku bunga. Pertambahan penawaran uang dari MS 0
menjadi MS1 menyebabkan suku bunga merosot dari r0 menjadi r1. Efek perubahan suku bunga
ke atas investasi ditunjukkan dalam gambar (b). pada ketika tingkat bunga adalah r 0 tingkat
investasi swasta adalah I0. Penurunan suku bunga menjadi r1 menyebabkan investasi bertambah
menjadi I1. Ini berarti investasi bertambah sebanyak
dari pertambahan investasi ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Sebelum
berlaku kenaikan investasi, pengeluaran agregat adalah AE 0. Maka pendapatan nasional adalah
Y0. Kenaikan investasi sebanyak menaikkan pengeluaran agregat dari AE 0 menjadi AE1. Sebagai
akibatnya pendapatan nasional bertambah, dan akan mencapai Y1. Dari uraian ini nyatalah bahwa
perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional. Pertambahan penawaran uang akan menambah pendapatan nasional dan kesempatan
kerja, sedangkan pengurangan penawaran uang akan menurunkan pendapatan nasional dan
kesempatan kerja.
Teori Keuangan Keynes dan Tingkat Harga
Teori keuangan Keynes sama sekali tidak memperhatikan efek perubahan penawaran
uang kepada tingkat harga. Oleh karena masih terdapat pengangguran, kenaikan penawaran uang
dianggap hanya akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat harga
diasumsikan tidak akan mengalami perubahan.
PERANGKAP LIKUIDITAS
Perangkap Likuiditas adalah suatu keadaan dimana suku bunga dalam perekonomian
mencapai tingkat yang sangat rendah dan menyebabkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi
menjadi elastic sempurna. Oleh karena cirri ini maka pada suku bunga yang rendah tersebut
permintaan uang dalam perekonomian juga akan menjadi elastis sempurna.
MS0
MS1
MS2
6
4
E0
E1
E2
MD
0
Permintaan & penawaran uang
Gambar 9.5
Perangkap Likuiditas
KETERANGAN :
Asumsikan pada mulanya penawaran uang adalah MS 0. Pada tingkat penawaran ini,
kurva permintaan uang MD (Dm) menyilang MS0 di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa suku
bunga adalah empat persen. Asumsikan pemerintah menambah penawaran uang sehingga
menjadi MS1. Perubahan ini menyebabkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang
di capai di E1 dan berarti suku bunga adalah dua persen. Semenjak titik E 1 kurva permintaan
uang telah menjadi elastic sempurna. Sebagai akibatnya, apabila penawaran uang terus ditambah,
tingkat bunga tidak akan turun lagi. Sebagai contoh, kenaikan penawaran uang dari MS1 ke MS2
menyebabkan keseimbangan berubah dari E1 menjadi E2. Pada keseimbangan yang baru ini suku
bunga tetap sebanyak dua persen.
2.4 Efek Perubahan Penawaran Uang dalam Analisis AD-AS
Selain menerangkan dengan menggunakan analisis Y = AE, efek perubahan penawaran
uang kepada kegiatan ekonomi negara dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis ADAS. Hal tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut. Pertama sekali akan diterangkan
bagaimana perubahan penawaran uang akan menggeser kurva AD. Sesudah itu akan ditunjukkan
bagaimana perubahan penawaran uang mempengaruhi keseimbangan AD-AS.
Y=AE
E2
AE2
AE0
( Grafik a)
E0
AE1
E1
0
Y1
B
Y0
Y2
A
P0
AD
Y1
Y0
Y2
AD2
( Grafik b )
Gambar 9.6
Efek Perubahan Penawaran Uang ke Atas Kegiatan Kurva AD
bergeser ke bawah, misalnya menjadi AE1. Keseimbangan ekonomi negara dicapai di E1 dan
pendapatan nasional berkurang kepada Y1. Perubahan ini berlaku pada tingkat harga yang tidak
berubah, yaitu pada P0. Dengan demikian, dalam analisis AD-AS, keseimbangan di E 1
digambarkan oleh titik B pada grafik (b). perubahan yang sebaliknya, yaitu apabila penawaran
uang bertambah, kurva pengeluaran agregat akan ke atas, misalnya menjadi AE2. Keseimbangan
pendapatan nasional akan berubah ke E2 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y2. Dalam
analisis AD-AS, keseimbangan ini ditunjukkan oleh titik C. Titik ini menggambarkan sampai
dimana kurva AD0 bergerak apabila penawaran uang bertambah. Pertambahan ini menyebabkan
AD0 bergeser menjadi AD2.
EFEK PERUBAHAN PENAWARAN UANG KE ATAS KESEIMBANGAN AD-AS
Dalam analisis sebelum ini ditunjukkan bagaimana pengurangan atau pertambahan
penawaran uang akan mempengaruhi kurva AD. Analisis di bagian ini seterusnya akan
menunjukkan bagaimana kenaikan itu mempengaruhi keseimbangan AD-AS. Dua keadaan akan
ditunukkan, yakni (i) keadaan dimana kurva AS adalah landai, dan (ii) keadaan dimana kurva AS
curam.
E2
P2
E1
P1
P0
AD1
AD
0
Y2
Y0
Y1 pendapatan negara benar
Gambar 9.7
Pertambahan Penawaran Uang dan Keseimbangan AD-AS
Perhatikan Gambar 9.7. Perhatikan kurva AD dan kurva AS 0 yang bentuknya landai.
Keseimbangan AD-AS yang asal adalah di E. dengan demikian tingkat harga adalah P 0 dan
pendapatan nasional riil Y0. Pertambahan penawaran uang mengalihkan kurva AD menjadi AD 1
dan menyebabkan keseimbangan bergeser ke E1. Kedudukan keseimbangan ini menunjukkan
tingkat harga mengalami kenaikan yang relative kecil (dari P0 menjadi P1) dan pendapatan
nasional riil mengalami kenaikan yang relative besar (dari Y0 menjadi Y1).
Keadaan 2 : Kurva AS Curam
Sekarang perhatikan keseimbangan di antara AD dan AS dimana kurva AD adalah seperti
yang diterangkan sebelum ini, tetapi kurva AS1 curam. Keseimbangan awal adalah pada titik E,
yang juga pada tingkat harga (P0) dan pendapatan nasional riil (Y0) yang sama dengan pada
keseimbangan pada Keadaan 1. Akan tetapi, seperti jelas dilihat dalam Gambar 9.7, perubahan
keseimbangan yang berlaku berbeda sifatnya. Dalam Keadaan 2, harga mengalami kenaikan
yang lebih tinggi (P0P2 dalam Keadaan 2 lebih besar dari P 0P1 dalam Keadaan 1) dan pendapatan
nasional riil mengalami pertambahan yang lebih rendah (Y 0Y1 dalam Keadaan 1 adalah lebih
besar dari Y0Y2 dalam Keadaan 2).
KESIMPULAN : PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
Dengan menggunakan analisis AD-AS sekrang dapatlah dibuat penilaian mengenai
peranan uang dalam kegiatan ekonomi sesuatu negara. Dalam bab ini telah menerangkan dengan
lebih terperinci dua pendapat yang dikemukakan, yaitu pandangan golongan Klasik (teori
kuantitas) dan pandangan golongan Keynesian (analisis mekanisme transmisi).
Setelah kedua pandangan tersebut dikemukakan, Milton Friedmanpelopor golongan
Monetaris, mengemukakan pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan pandangan
teori kuantitas, tetapi pada waktu yang sama mempertimbangkan pandangan Keynes. Teori
Friedman berpendapat bahwa pertambahan penawaran uang dapat menimbulkan kenaikan harga
maupun kenaikan pendapatan nasional riil. Analisis AD-AS dapat membantu memahami
pandangan Friedman tersebut. Dari gambaran dalam analisis Keadaan 1 dan Keadaan 2 dapat
disimpulkan bahwa sampai dimana penawaran uang akan menimbulkan perubahan ke atas
tingkat harga dan pendapatan nasional riil sangat tergantung kepada bentuk kurva AS. Apabila
kurva AS landai, yang berlaku apabila dalam ekonomi terdapat banyak pengangguran,
pendapatan nasional cenderung akan mengalami tingkat pertambahan yang tinggi. Sebaliknya,
apabila pengangguran rendah dari kesempatan kerja penuh tercapai, pertambahan penawaran
uang akan menimbulkan inflasi yang lebih cepat dan kenaikan yang relative kecil ke atas
pendapatan nasional riil.
Menurut analisis AD-AS seterusnya dapat dibuktikan bahwa pandangan golongan Klasik
dan Keynes tidak sepenuhnya benar. Pandangan Klasik kurang tepat karena (i) kesempatan kerja
penuh tidak selalu tercapai oleh sebab itu T tidak berubah, dan (ii) kenaikan harga yang mungkin
berlaku tidaklah sebesar seperti yang diramalkan oleh teori kuantitas, yaitu kenaikan harga
adalah sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran uang. Sedangkan kelemahan
teori Keynes adalah : analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan penawaran uang ke atas
tingkat harga.
2.5 Kebijakan Moneter dan Kegiatan Ekonomi
Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan : Kebijakan Moneter
Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkahlangkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah mempengaruhi jumlah penawaran uang dan
suku bunga dalam perekonomian. Dalam masa deflasi penawaran uang perlu ditambah. Langkah
ini akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan
perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan
pengangguran berkurang. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah melebihi
penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian. Oleh sebab itu pengeluaran
agregat perlulah dikurangi melalui pengurangan dalam penawaran uang dan kenaikan suku
bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terdapat
keseimbangan diantara pengeluaran dalam ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan
mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.
Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan
penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi
keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang
diharapkan.
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan,
yaitu :
i.
Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal. Langkah
Juga bank sentral akan menerapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat
berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang ditentukan
oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk mendiskontokan
surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai suatu alat untuk
mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan dimana
kegiatan ekonomi berada dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, bank
sentral dapat mempertinggi kegiatan ekonomi dengan menurunkan suku diskonto. Dengan
penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan untuk
meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini akan menggalakkan mereka untuk
memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya, apabila bank sentral ingin mengurangi kegiatan
ekonomi yang sudah mencapai tingkat yang terlalu tinggo, suku diskonto perlu dinaikkan.
Kenaikan suku diskonto ini akan mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku bunga ke
atas pinjaman-pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya para pengusaha enggan membuat
pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang telah membuat pinjaman akan mengembalikan
pinjaman yang dibuat pada masa lalu. Pada akhirnya kegiatan ekonomi negara akan menurun.
Mengubah Tingkat Cadangan Umum
Kesuksesan kedua jenis kebijakan moneter yang baru dibicarakan di atas sangat
tergantung kepada apakah kebanyakan bank perdagangan mempunyai kelebihan cadangan atau
tidak. Apabila kelebihan cadangan terdapat dalam kebanyakan bank perdagangan, kedua-dua
tindakan di atas tidak dapat digunakan untuk membuat perubahan-perubahan dalam penawaran
uang. Dengan adanya kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka dan mengubah suku diskonto
tidak mewujudkan efek yang diharapkan. Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bankbank perdagangan, didalam mempengaruhi penawaran uang, langkah bank sentral yang paling
efektif adalah dengan mengubah tinkat cadangan minimum.
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yakni :
i.
Pengawalan pinjaman secara terpilih. Kebijakan ini dilakukan dengan menentukan jenis-
ii.
pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkahlangkah tertentu.
EFEK KEBIJAKAN MONETER DALAM GRAFIK
Untuk melengkapi uraian mengenai kebijakan moneter, ada baiknya apabila ditunjukkan
bagaimana kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif akan mempengaruhi tingkat kegiatan
ekonomi. Pada mulanya dimisalkan perekonomian menghadapi masalah kemunduran ekonomi
dan pengangguran meningkat. Untuk mengatasi masalah ini bank sentral berusaha menambah
penawaran uang dan menurunkan suku bunga. Telah diterangkan bahwa apabila penawaran uang
bertambah, tingkat bunga akan turun, investasi akan meningkat, dan sebagai akibatnya
pengeluaran agregat juga akan meningkat. Perubahan ini akan menimbulkan kurva AE ke atas
dan kurva AD ke kanan. Efek dari perubahan ini kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan
tingkat harga akan meningkat. Efek ini dapat dilihat pada Gambar 9.8 berikut.
( Grafik b)
(Grafik a)
Y=AE
AE1
E1
E2
P1
AE0
E0
E1
P0
E0
AD1
AD0
45
0
Y0
Y1 pendapatan nasional
Y0
Gambar 9.8
Efek Kebijakan Moneter ke Atas Keseimbangan AD-AS
KETERANGAN :
Y2 Y1
Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan moneter dalam analisis pengeluaran agregatpenawaran agregat (Y = AE). Pengeluaran agregat pada ketika ekonomi mengalami kemunduran
adalah AE0 dan dengan demikian keseimbangan yang asal dicapai di E0 dan pendapatan nasional
adalah Y0. Kebijakan moneter akan menambah pengeluaran agregat dan perubahan ini
ditunjukkan oleh perubahan AE0 menjadi AE1 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1.
Pertambahan pendapatan nasional ini akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran.
Efek kebijakan moneter dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis AD-AS,
seperti ditunjukkan dalam grafik (b). Keseimbangan asalyaitu pada ketika perekonomian
sedang mengalami kemunduran, dicapai di E0, yaitu titik persilangan di antara AD 0 dan AS.
Keseimbangan ini adalah sama dengan keseimbangan asal dalam analisis Y = AE. Maka harga
pada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh karena kebijakan moneter memindahkan pengeluaran
agregat dari AE0 menjadi AE1 dan menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1,
maka kurva AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1 dimana E0E1 = Y0Y1. Kurva
AD1 memotong kurva AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan AD-AS yang baru efek dari
melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan yang baru ini menunjukkan pendapatan
nasional riil hanya meningkat dari Y0 menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1.
Mengapakah dalam analisis AD-AS pada keseimbangan yang baru pendapatan nasional riil lebih
rendah dari Y1 ? Hal itu bersumber dari efek berikut : Pertambahan pengeluaran agregat dari AE0
menjadi AE1 akan meningkatkan harga-harga dan ini mengurangi pendapatan nasional riil dan
pengeluaran agregat riil, yaitu hanya mencapai Y2.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, kami mengambil kesimpulan bahwa perkembangan
ekonomi yang semakin maju mengakibatkan masalah- masalah dan kegiatan dalam
perekonomian pun semakin kompleks. Sehingga teori yang ada sebelumnya tidak dapat
mejelaskan beberapa masalah yang terjadi dalam perekonomian. Seperti teori ekonomi klasik
yang tidak bisa menjawab beberapa masalah dalam perekonomian karena teori ini
mempunyai fokus pembahasan terhadap analisis perilaku individu (produsen dan konsumen)
dalam rangka mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya teori ini identik dengan teori
ekonomi mikro. Akibatnya banyak para ahli ekonomi yang membuat teori baru untuk
mencoba menjelaskan tentang beberapa masalah perekonomian yang tidak bisa dijelaskan
oleh teori sebelumnya. Salah satunya munculnya teori ekonomi makro (John Maynard
Keynes) yang mencoba menjawab pertanyaan tentang beberapa masalah dalam
perekonomian yang tidak bisa dijelaskan dalam teori sebelumnya (teori ekonomi klasik).