A. Analisis univariabel
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden penelitian meliputi
jenis kelamin dan usia.
1. Jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.
Berdasarkan Tabel 6.1 mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (56%)
dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan (44%)
Tabel 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Frekuensi (orang)
Presentase (%)
21
44%
27
56%
(Sumber : Data primer yang diolah)
2. Usia
Karakteristik usia
Responden rata-rata berusia 39,5 tahun, dengan usia paling muda adalah 18
tahun dan usia tertua 68 tahun.
Tabel 6.2. Karakteristik Usia Responden
Karakteristik usia
Rata-rata
Standar deviasi
Usia termuda
Usia tertua
Usia (tahun)
39,5
15,8
18
68
(Sumber: Data primer yang diolah)
Distribusi pengelompokkan usia responden dapat dilihat pada Tabel 6.3 berikut.
Mayoritas responden berada pada rentang usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 14 orang (28%).
Tabel 6.3 Distribusi Pengelompokkan Usia Responden
Kelompok usia (tahun)
20 tahun
21-30
31-40
41-50
51-60
61-70
Total
Jumlah (n)
Presentase (%)
4
8
10
20
14
29
8
16
6
16
6
16
48
100
(Sumber: Data primer yang diolah)
3. Karakteristik responden berdasarkan riwayat kontak, tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
Tabel 6.4. Karakteristik Responden
No
Variabel
Kategori
Kasus (n)
Kontrol (n)
1.
Lingkungan
Baik
29
Buruk
Ya
12
14
Tidak
18
Baik
23
buruk
13
Baik
18
buruk
12
14
Baik
21
buruk
11
Underweight
10
Normoweight
18
Overweight
2.
3.
4.
5.
6.
Riwayat kontak
Pengetahuan
sikap
Perilaku
Status gizi
B. Analisis bivariabel
Analisis bivariabel
variabel dependen
digunakan
dengan variabel
untuk mengetahui
independen.
hubungan
Variabel
dependen
antara
pada
penelitian ini adalah riwayat kontak dengan penderita, pengetahuan, sikap, perilaku
lingkungan dan status gizi. Sedangkan, variabel dependen penelitian ini adalah kejadian TB
yang terjadi di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas pada bulan Juni 2015
sampai dengan Juni 2016.
1. Hubungan antara riwayat kontak dengan kejadian TB
Analisis hubungan antara riwayat kontak dengan kejadian TB dapat dilihat pada
Tabel 6.5 berikut.
Tabel 6.5 Hubungan antara riwayat kontak dengan kejadian TB
Riwayat
Ya
kontak
Tidak
Jumlah
Kejadian TB
Ya
Tidak
n
n
12
14
4
18
16
32
Total
p
value
n
26
0,041
22
48
(Sumber: Data primer yang diolah)
Tingkat
Buruk
pengetahuan Baik
Jumlah
Kejadian TB
Ya
Tidak
n
N
13
9
3
23
16
32
Total
p value
n
22
0,000
26
48
(Sumber: Data primer yang diolah)
P value
0,147
Tabel 6.8 menunjukkan bahwa perilaku memiliki hubungan yang signifikan (p<0,05)
dengan kejadian TB. Hal tersebut berarti bahwa kejadian TB dipengaruhi secara langsung
oleh perilaku responden.
5. Hubungan antara lingkungan dengan kejadian TB
Analisis hubungan antara lingkungan dengan kejadian TB dapat dilihat
pada Tabel 6.9 berikut.
Tabel 6.9 Hubungan antara lingkungan dengan kejadian TB
Status TB
Total
P value
Ya
Tidak
Buruk
8
10
18
Lingkungan
Baik
8
22
30
0,206
Total
16
32
48
Tabel 6.8 menunjukkan bahwa lingkungan memiliki hubungan yang tidak signifikan
(p<0,05) dengan kejadian TB. Hal tersebut berarti bahwa kejadian TB tidak dipengaruhi
secara langsung oleh lingkungan responden.
6. Hubungan antara status gizi dengan kejadian TB
Analisis hubungan antara status gizi dengan kejadian TB dapat dilihat
pada Tabel 6.10 berikut.
Tabel 6.10 Hubungan antara status gizi dengan kejadian TB
Status TB
Total
Ya
Tidak
underweight
9
6
15
Status Gizi
normoweight
5
13
18
overweight
2
13
15
Total
16
32
48
P value
0,021
Tabel 6.10 menunjukkan bahwa status gizi memiliki hubungan yang signifikan
(p<0,05) dengan kejadian TB. Hal tersebut berarti bahwa kejadian TB dipengaruhi secara
langsung oleh status gizi responden.
Magnitude (M)
Masalah yang dapat
diatasi sangat kecil
Importancy (I)
Sangat tidak
langgeng
Vulnerability (V)
Penyelesaian masalah
sangat lambat
Tidak langgeng
Penyelesaian masalah
lambat
Cukup langgeng
Penyelesaian cukup
cepat
Langgeng
Penyelesaian masalah
cepat
Sangat langgeng
Penyelesaian masalah
sangat cepat
Efisiensi
MxIxV
Urutan
Prioritas
Masalah
40
32
No
Kebasen
3
Penjaringan/penemuan
suspek 2
3
TB secara aktif (active case
finding) dengan cara pemeriksaan
sputum pada keluarga
dan
lingkungan tempat tinggal pasien TB Paru.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
prioritas
pemecahan
masalah