Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Kedokteran dalam Islam

Bagi penggemar acara teve Oprah Show pasti sosok Mehmet C. Oz tidak asing
lagi. Dokter bedah jantung Muslim yang terkenal cerdas dan masuk dalam 100
Tokoh Berpengaruh di Dunia versi majalah Times ini kerap jadi dokter
kepercayaan pesohor dunia layar kaca ini dalam acaranya. Tentu saja kita sebagai
umat Islam bangga memiliki saudara seiman yang dapat berhasil menjadi dokter
terpercaya di negara adi daya seperti Amerika.
Sebetulnya ilmu kedokteran bukan ilmu yang terlalu asing dalam Islam. Ilmu ini
telah dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim pada masa kejayaan Islam di abad
ke-2 hingga abad ke-7 H. Walaupun kemudian disebut dengan Ilmu Kedokteran
Islam, namun ilmu ini bukanlah ilmu yang seluruhnya berasal dari Islam. Ilmu ini
dikembangkan oleh ilmuwan Muslim berdasarkan warisan intelektual sebelum
Islam, yang berasal dari Yunani, Persia, India, dan negara lain yang saat itu
memiliki interaksi kuat dengan dunia Islam.
Pada sekitar abad ke-9 hingga ke-13, dunia kedokteran Islam berkembang begitu
pesat. Sejumlah rumahsakit besar berdiri. Tidak hanya tempat perawatan dan
pengobatan, namun juga sekolah kedokteran Islam pertama pun didirikan di
Persia bernama Jindi Shapur. Salah satu sahabat Nabi Saw, Haris bin Kaladah,
juga merupakan lulusan dari sekolah kedokteran tersebut. Nabi Saw
menganjurkan para pengikutnya untuk mempelajari hal-hal keduniaan, termasuk
ilmu kedokteran, bahkan Beliau memiliki beberapa resep kesehatan yang oleh
sebagian ulama kemudian dikembangkan menjadi kedokteran Nabi, atau at-Tibb
an-Nabawi.
Beberapa tokoh di bidang Ilmu Kedokteran Islam yang lain, yaitu:
At-Tabari
At-Tabari adalah penulis buku Firdaus al-Hikmah [Taman Hikmah] pada tahun
850 yang merupakan pengarang pertama dalam kedokteran Islam. Karyanya ini
memiliki nilai khusus dalam bidang patologi, farmakologi, dan diet, serta

menggambarkan sifat sintesis aliran kedokteran baru yang mulai menjelma saat
itu.
Ar-Razi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Zakaria ar-Razi, yang di Barat lebih
dikenal dengan nama Rhazes. Sumbangannya dalam dunia kedokteran sangat
bernilai. Bahkan orang menyebut tabib yang juga filsuf ini sebagai tabib terbesar
yang dimiliki Islam. Ia mendirikan sebuah rumahsakit terbesar di Baghdad dan
dikenal karena kontribusinya yang besar dalam penelitian tentang penyakit cacar.
Ibnu

Sina

Tokoh lain yang tak kalah penting adalah Ibnu Sina. Selain sebagai tabib dan
filsuf, Ibnu Sina memiliki karya besar yang mewakili dua disiplin ilmu yang
digelutinya, yakni al-Qnn fi at Tibb dalam bidang kedokteran dan asy Syif
dalam bidang filsafat. Kedua karyanya menempatkannya sebagai ilmuwan terbaik
dalam bidang kedokteran dan filsafat.
Ibnu

Rusdy

atau

Averroes

Dokter kelahiran Granada, Spanyol ini sangat dikagumi di Eropa. Kontribusinya


dalam dunia kedokteran Islam tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi
al-Tibb [Colliyet]. Buku ini berisi rangkuman ilmu kedokteran.
Al

Zahrawi

Di Barat lebih dikenal dengan nama Abulcasis. Ia adalah ahli bedah terkemuka di
Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi
dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagian besar hidupnya
didesikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah
bedah. [esthi] foto: google.com

Anda mungkin juga menyukai