Anda di halaman 1dari 6

Teori

Etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis
dan semua pihak yang terkait dengan para kompetitor untuk menghindari penyimpanganpenyimpangan ilmu ekonomi dan mencapai tujuan atau mendapatkan profit, sehingga kita
harus menguasai sudut pandang ekonomi, hukum, dan etika atau moral agar dapat mencapai
target yang dimaksud. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan
karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan
apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku yang
sangat penting. Tetapi belum pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti
sekarang.

Perlu diketahui tentang pendekatan diskritif etika dan moral yang meneliti dan membahas
secara ilmiah, kritis, rasional atas sikap dan perilaku pembisnis sebagai manusia yang
bermoral manusiawi. Pendekatan ini menganalisa fakta-fakta keputusan bisnis dan patokan
bermoral serta mampu menggambarkan pengambilan sikap moral dan menyusun kode etik
atau kitab UU berdasarkan keyakinan moral. Oleh sebab itu didefenisikan secara kritis istilah
etika seperti keadilan, baik, yang utama atau prioritas, tanggung jawab, kerahasiaan
perusahaan, kejujuran dan lain-lain, maka bisnis juga mempunyai kode etik dan moral.
Dalam berbisnis kita juga harus mengetahui tentang deontologi karena deontologi didasarkan
prinsip-prinsip pengelolaan ilmu ekonomi yang berproses pada kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhi sebelum pengambilan keputusan bisnis dan didasarkan pada aturan-aturan
moral atau etika yang mengatur proses yang berakhir pada keputusan bisnis. Jadi deontologi
menilai baik buruknya aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang mendahului keputusan
bisnisnya, serta menguji apakah prinsip-prinsip sudah dijalankan serta merupakan kewajiban
bagi pelaku atau yang terlibat didalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan bisnis
tersebut..

Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang-peluang yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan
dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatanperbuatan yang melanggar etika bisnis.

Kasus

Seperti yang kita ketahui bahwa Samsung, Android dan Apple saling berselisih, diberbagai
belahan Dunia saling tuduh menuduh tentang hak paten dan seakan tak berkesudahaan.
Perang Hak paten antara perusahaan Tehnology terbesar ini ada artikelnya ada pada laman
situs Bussinesweek yang amat panjang, tetapi menarik untuk di baca. Pada atikel
BussinesWeek itu memaparkan perang paten antara Apple dan berbagai produsen yang
memproduksi produk-produk Android dan juga artikel itu memberikan rincian bagaimana
Apple terlibat dalam litigasi paten dengan sejumlah pembuat smartphone Android, termasuk
Samsung, Motorola dan HTC.

Dalam perang paten telepon pintar (smartphone), banyak hal yang dipertaruhkan.
Perusahaan terkait tak akan ragu mengeluarkan uang banyak demi menjadi pemenang, kata
pengacara dari Latham & Watkins, Max Grant, dikutip dari Bloomberg, Jumat, 24 Agustus
2012. Menurut dia, ketika persoalan hak cipta sudah sampai di meja hijau, maka perusahaan
tidak lagi memikirkan bagaimana mereka harus menghemat pengeluaran keuangan.
Sebagai gambaran, Grant mengatakan, pengacara Apple diketahui memperoleh komisi US$
1.200 atau sekitar Rp 11,3 juta per jamnya untuk meyakinkan hakim dan juri bahwa Samsung
Electronics Co telah menyontek atau mencuri desain smartphone Apple. Perusahaan yang
dipimpin Tim Cook itu juga sudah menghabiskan total US$ 2 juta atau sekitar Rp 18,9 miliar
hanya untuk menghadirkan saksi ahli.

Meski kelihatan besar, uang untuk pengacara dan saksi ahli tersebut sebenarnya tergolong
kecil dan masih masuk akal di kantong Apple ataupun Google. Sebagai contoh, biaya US$
32 juta yang dikeluarkan Apple dalam perang paten melawan Motorola Mobility setara
dengan hasil penjualan Apple iPhone selama enam jam.

Keduanya diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk Samsung, termasuk


Galaxy SII, tak boleh dijual lagi; 4 produk Apple, termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga
demikian. Oleh pengadilan Korea, Samsung diminta membayar denda 25 juta Won,
sedangkan Apple dikenakan denda sejumlah 40 juta Won atau setara US$ 35.400

Kesimpulan

Upaya hukum pihak Apple pada bulan Februari lalu sempat mengalami kemunduran saat
hakim Koh menolak permintaan Apple untuk melarang penjualan perangkat Samsung di
Amerika Serikat. Menurut Koh, paten desain Apple terlalu luas dan bahkan beberapa di
antaranya memiliki kemiripan dengan konsep yang ada di serial Knight Rider tahun 1994.
Atas putusan tersebut Apple melakukan upaya banding dan menyewa sebuah firma hukum
terkenal di Los Angeles untuk meningkatkan upaya perang paten yang sedang berlangsung.

Keduanya diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk Samsung, termasuk


Galaxy SII, tak boleh dijual lagi; 4 produk Apple, termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga
demikian. Oleh pengadilan Korea, Samsung diminta membayar denda 25 juta Won,
sedangkan Apple dikenakan denda sejumlah 40 juta Won atau setara US$ 35.400

Saran

Pelanggaran yang dilakukan kedua perusahaan technology terbesar ini tentu akan membawa
dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan hanya pada ekonomi tetapi juga
bagaimana pendapat masyarakat yang melihat dan menilai kedua perusahaan technology ini
secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara yang tidak sehat.
Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis, bukan hanya untuk
mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga menjaga etika dan moralnya
dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua perusahaan tersebut serta harus mematuhi
peraturan-peraturan yang dibuat.

Analisa
Fakta seperti apa yang telah diutarakan sebelumnya menyatakan bahwa pihak Apple secara
resmi dan permanen mengalahkan Samsung atas segala tudingannya kepada Samsung
(http://gopego.com/2011/09/apple-permanen-singkirkan-samsung-dari-jerman).
Dalam UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta diatur tentang perlindungan secara
kualitatif. Oleh sebab itu, apabila ada suatu desain baru yang mengambil suatu bagian penting
yang menjadi ciri khas dari suatu desain yang terdaftar lainnya meskipun itu kurang dari 10%
dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta. Berdasarkan pasal 9 UU No. 31 tahun 2000
tentang Desain Industri, pemegang hak desain industri memiliki hak ekslusif untuk
melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, emngekspor dan/atau
mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
Berdasarkan UU No. 31 tahun 2000 tentang desain industri, hak atas desain industri diberikan
negara kepada pendesain dalam jangka waktu tertentu. Pendesain mempunyai hak untuk
menggunakan desain industri tersebut untuk dirinya sendiri atau kepada pihak lain
berdasarkan persetujuannya untuk periode waktu yang telah ditentukan. Pemegang hak
desain industri atau penerima Lisensi dapat menggugat siapa pun ke Pengadilan Niaga yang
dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagimana dimaksud dalam Pasal 9,
berupa gugatan ganti rugi dan penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 UU No. 31 tahun 2000.
Perlindungan hukum atas desain industri diberikan untuk mencegah orang lain menggunakan
desain yang sama dengan milik orang yang lainnya. Perlindungan hukum tersebut bersifat
eksklusif, dimana desain tersebut hanya dapat diaplikasikan atas izin pemilik hak desain
tersebut. Untuk memperoleh perlindungan hukum, pendesain terlebih dahulu harus
mengajukan permohonan dan pendaftaran (sistem konstitutif). Pendaftaran adalah syarat
mutlak untuk terjadinya hak desain industri. Perlindungan akan diberikan apabila desain
tersebut telah terdaftar.
Pemegang hak desain industri harus mendapatkan perlindungan hukum atas desain atau
krativitas yang diciptakannya. Produk yang memiliki desain yang menarik akan
menimbulkan daya saing dan bernilai tinggi. Hal ini akan memacu manusia untuk
menciptakan desain-desain baru yang unik dan berdaya saing.
Perusahaan Apple Inc. berusaha memonopoli perdagangan produk Apple, dalam arti Apple
Inc. tidak ingin ada pesaing dalam hal teknologi gadget sehingga bisnis yang dijalani dapat
menguasai pasar global. Selain itu untuk menyingkirkan pesaingnya, Apple menuntut pihak
pesaingnya dengan tuduhan menjiplak hak paten yang dimilikinya. Samsung dianggap telah
menjiplak desain dari Apple dengan membuang sedikit bagian yang disebut sebagai "paten
milik Apple" dan dijadilah Samsung Galaxy Tab 10.1. Tidak dipungkiri bahwa kemiripan
produk antar produsen pasti akan ada. Kemiripan atau similiaritas adalah sesuatu yang
mungkin terjadi walaupun dalam desain industri, desain harus memiliki asas kebaruan.
Solusi untuk masalah paten adalah dengan pengembangan teknologi dengan mengembangkan
cara dan sistem perlindungan terhadap karya atau hasil intelektual dibidang teknologi berupa
pemberian hak paten. Tindakan ini dilakukan bertujuan agar tidak terjadi masalah-masalah
seperti mengklaim (pembajakan).

ACHMAD RIZKI FIRMANSYAH


14.61201.001830
SEMESTER 4
ETIKA BISNIS

Anda mungkin juga menyukai