Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam perencanaan
jaringan seluler GSM/GPRS/EDGE khususnya dengan menggunakan
2.
software Atoll.
Mahasiswa dapat melakukan analisa (link budget) dan optimasi
berdasarkan hasil yang didapatkan.
1.2
1.
2.
3.
4.
Peralatan
Software Atoll
Data map, clutter, dan spesifikasi transmitter GSM
Laptop/PC
Software Google Earth
1.3
Dasar Teori
1.3.1
Software Atoll
Atoll merupakan sebuah software radio planning yang menyediakan satu
set alat dan fitur yang komperhensif dan terpadu yang memungkinkan user untuk
membuat suatu proyek perencanaan microwave ataupun perencanaan radio dalam
satu aplikasi. Berbagai prediksi study dari cakupan dapat dikonfigurasikan sesuai
kehendak perancang. Study yang disuguhkan diantaranya adalah :
1. Coverage by signal level: Menghitung area yang tertutupi oleh level sinyal dari
tiap cell.
2. Coverage by C/(I+N) level (DownLink) : Menghitung area yang tertutupi oleh
SINR (Signal to Interference plus Noise Ratio) downlink. SINR adalah
perbandingan antara kuat sinyal dengan kuat interferensi ditambah noise yang
dipancarkan oleh cell.
3. Coverage by C/(I+N) level (UpLink) : Menghitung area yang tertutupi oleh SINR
uplink.
4. Coverage by throughput (DownLink) : Menghitung area yang tertutupi oleh
throughput downlink.
5. Coverage by throughput (UpLink) : Menghitung area yang tertutupi oleh
throughput uplink.
1.3.2
Perkembangan Seluler
Perubahan telepon menjadi telepon seluler memang bukanlah dalam waktu
yang singkat. Akan tetapi, saat zaman modern muncul, semakin modern masa ini,
maka semakin cepat pula perkembangan telepon menjadi telepon seluler. Pada
tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus
Ericsson pendiri perusahaan Ericsson, kini dikenal dengan perusahaan Sony
Ericsson yang kala itu memfokuskan diri terhadap bidang bisnis peralatan
telegraf.
1.
2.
3.
4.
5.
telepon seluler bukan lagi sekedar alat komunikasi. Telepon seluler telah
dilengkapi dengan berbagi fitur-fitur pelengkap seperti kamera digital, radio, LCD
berwarna dengan resolusi tinggi, handphone menjadi perangkat yang canggih dan
pintar. Telepon seluler berkembang dengan teknologi wireless diantaranya :
1.
2.
digital berkembang.
GSM (Global System for Mobile system) merupakan generasi kedua
AMPS. GSM pertama kali dikeluarkan tahun 1991 dan berkembang pata
1993 dengan diadopsi oleh beberapa Negara seperti Afrika Selatan,
Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Sistem digital dalam GSM
memungkinkan perkembangan telepon seluler dengan sangat pesat. GSM
adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system
selular digital. GSM pertama kali dibuat diperuntukan untuk menjadi
system telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional yang
berdasarkan pada teknologi Multyplexing Time Division Multiple Access
(TDMA). GSM menggunakan frekuensi standart 900 Mhz dan frekuensi
1800 Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga
menyediakan layanan pengiriman data dengan high speed yang
menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) dengan
rate 64 Kbps hingga 100 Kbps. Saat ini di Indonesia yang mengadopsi
GSM sudah banyak, seperti Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, Indosat,
dan lain lain.
3. CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan generasi ketiga. Code
Devision Multiple Access yang mengunakan sistem spectrum. Berbeda
dengan GSM yang menggunakan Time Division Multiplexing. CDMA
tidak memiliki frekuensi khusus pada setiap user. Setiap channel
menggunakan spectrum yang tersedia secara penuh. CDMA merupakan
perkembangan AMPS yang pertama kali digunakan oleh militer Amerika
Serikat sebagai komunikasi intelejen pada waktu perang. Perkembangan
diperkenalkan pada era 80-an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi
pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division
Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi
frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel
tersebut, sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki
frekuensi sendiri (prinsipnya seperti pada stasiun radio dimana satu stasiun radio
hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya). Kemampuan teknologi 1G
ini hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja tidak dapat melayani
1.3.7
suatu kelompok yang diakui para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam
bidang teknologi wireless di dunia. 3G (Third Generation) sebagai teknologi yang
berfungsi mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan
user 100 km/jam, mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada
kecepatan berjalan kaki, mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada
untuk user diam (stasioner). Kemampuan teknologi 3G adalah Memiliki
kecepatan transfer data cepat (144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani layanan
data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on
demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat memilih program
musik, video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu
juga mampu melayani video conference dan video streaming lainnya. Kelebihan
3G dari generasi-genersi sebelumnya adalah kualitas suara yang lebih bagus,
keamanan
yang
terjamin,
kecepatan
data
mencapai
Mbps
untuk
lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access, support
beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse
internet bersamaan dengan melakukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda,
infrastruktur bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama.
Interkoneksi ke other mobile dan fixed users, roaming nasional dan internasional,
bisa menangani packet-and circuit-switched service termasuk internet (IP) dan
video conferencing. Juga high data rate communication services dan asymmetric
data transmission, efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan
secara maksimum bandwidth yang terbatas, support untuk multiple cell layer, coexistance and interconnection dengan satellite-based services, mekanisme billing
yang baru tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu. Kelemahan
Teknologi
3G
adalah
Memerlukan
Kontrol
Daya
Ideal
dan
belum
tahap uji coba. Salah satunya oleh Jepang dimana pihak NTT DoCoMo,
perusahaan ponsel di Jepang, memanfaatkan tenaga hingga 900 orang insinyur
ahli untuk mewujudkan teknologi generasi ke 4. Motivasi Teknologi 4G
adalah Mendukung service multimedia Interaktif, telekonfrensi, Wireless Intenet,
bandwidth yang lebar, bit rates lebih besar dari 3G, global mobility, Service
Portability, Low-cost service, dan skalabilitas untuk jaringan mobile. Teknologi
yang baru dalam 4G adalah Sepenuhnya untuk jaringan packet-switched, semua
komponen jaringan digital, bandwidth yang besar untuk mendukung multimedia
service dengan biaya yang murah ( Sampai 100 Mbps), dan jaringan keamanan
data yang kuat. Teknologi yang digunakan adalah Untuk teknologi 4G,
kemungkinan teknologi yang diadaptasi adalah MIMO-OFDM (Multi Input Multi
Output Orthogonal Frequency Modulation). OFDM merupakan suatu teknik
transmisi multi carrier (banyak frekuensi). Dimana tiap frekuensi adalah
orthogonal satu sama lain, sehingga terjadinya overlapping tidak akan
menyebabkan interferensi. Dan di sisi lain teknik MIMO dapat membuat kanal
paralel independen dalam spatial domain untuk mengirimkan data stream yang
beragam. Teknik MIMO bisa memperbesar kapasitas kanal tanpa mengurangi
bandwidth yang ada. Jumlah antena yang dipergunakan pada bagian pemancar 2
sedangkan pada bagian penerima 4. MIMO dapat mencapai kecepatan transfer
data sampai 59,52 Mb.
1.3.10 Propagasi
Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan
gelombang radio dari pemancar ke penerima. Transmisi sinyal dengan media nonkawat memerlukan antena untuk meradiasikan sinyal radio ke udara bebas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang ini akan merambat melalui udara
bebas menuju antena penerima dengan mengalami peredaman sepanjang
lintasannya, sehingga ketika sampai di antena penerima, energy sinyal sudah
sangat lemah. Gelombang dalam perambatannya menuju antena penerima dapat
melalui berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung dari
frekuensi sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi.
Ada 3 jenis lintasan dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan
tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit
(gelombang langit), dan perambatan langsung dari antena pemancar ke antena
penerima tanpa ada pemantulan (gelombang langsung).
1.3.11 Propagasi Gelombang Tanah
Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti
lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon.
Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz 3
MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal radio,
karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran dengan panjang gelombang
sinyal. Sinyal dari pemancar AM (Amplitude Modulation) utamanya merambat
melalui lintasan ini.
Lapisan F terdiri dari lapisan F1 dan F2, mempunyai kadar ionisasi yang
paling tinggi karena dekat dengan matahari, sehingga ada pada baik pada siang
maupun malam hari. Lapisan ini yang paling mempengaruhi sinyal radio, dimana
pada daerah frekuensi 3 30 MHz, sinyal yang sampai ke lapisan ini pada sudut
tertentu, akan dibelokkan kembali ke bumi, ke tempat yang sangat jauh dari
antena pemancarnya dengan redaman yang kecil, sehingga sangat bermanfaat
untuk transmisi sinyal. Sinyal yang sampai ke lapisan tersebut pada sudut yang
besar terhadap bumi, akan dilewatkan ke ruang angkasa.
komunikasi
melalui
gelombang
radio.
Pada
saat
sinyal
meninggalkan antenna, sinyal akan berpropagasi atau lepas ke udara. Antena yang
kita gunakan akan menentukan bagaimana propagasi akan terjadi.
Persamaan dari redaman Free Space (Free Space Loss / FSL) adalah
sebagai berikut:
4 d/
()
...(1.2)
FSLdB =20 log
Atau bisa juga dengan :
d /
()
...(1.3)
FSLdB =21,98+20 log
: jarak (km)
: frekuensi (MHz)
yang dimiliki oleh operator sistem komunikasi nirkabel. Berikut adalah model
propagasi outdoor :
Garea
yang dimodifikasi. Model Longley-Rice bekerja pada dua mode. Jika informasi
mengenai profil permukaan lintasan tersedia secara mendetail maka parameterparameter khusus lebih mudah untuk menentukan
lintasan, mode ini disebut mode prediksi dari titik ke titik (point to point mode).
1.3.18 Model Durkin
Pendekatan prediksi propagasi klasik mirip dengan yang digunakan oleh
Longley Rice yang dibahas oleh Edward dan Durkin, serta paper Dadson
menggambarkan simulator komputer, untuk memprediksi kontur kekuatan medan
di medan yang tidak teratur, yang diadopsi oleh komite radio gabungan (JRC) di
Inggris untuk perkiraan daerah cakupan radio mobile efektif. Sebagai masukan
simulator untuk menghitung path loss, Durkin membaginya menjadi dua bagian.
Bagian pertama adalah akses terhadap database dari topografi dan informasi profil
permukaan bumi sepanjang arah radial dari transmitter ke receiver.
Dengan asumsi bahwa antena receiver menerima semua energi yang
berasal dari arah radial, maka tidak terjadi efek multipath. Dengan kata lain
propagasi yang dimodelkan disederhanakan ke dalam bentuk Line of Sight (LOS)
dan difraksi dari rintangan sepanjang arah radial, dan mengabaikan pantulan dari
benda-benda disekitarnya dan efek scater local. Sedangkan bagian kedua adalah
algoritma simulasi untuk menghitung perkiraan redaman lintasan sepanjang arah
radial.
1.3.19 Perhitungan Link Budget
Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua
parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx sampai Rx
melalui media transmisi. Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu
jaringan yang menggunakan media transmisi berbagai macam. Link budget ini
dihitung berdasarkan jarak antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget
juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan Rx misal gedung atau
pepohonan. Link budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada
antena. Manfaat Link Budget ialah untuk menjaga keseimbangan gain dan loss
guna mencapai SNR yang diinginkan di receiver, dan mengetahui radius sel
penyebab diperolehnya maksimum loss.
Pm
Gd
Sb
Lpd
Gb
Ld
Lj
Sm
Pb
Ltf
1.4
Langkah Percobaan
1.
2.
1.6 yang
Tampilan
Awal Atollpilih File > New > From a
Untuk menentukan Gambar
teknologi
digunakan
3.
Untuk menentukan koordinat peta pilih Document > Properties maka akan
muncul jendela berikut
4.
Pada kolom Projection pilih WGS 84/UTM zone 49S dimana ini
menunjukkan koordinat antara 108 Bujur Barat hingga 114 Bujur Timur
5.
Pada kolom display pilih WGS 84 yang menandakan garis Lintang untuk
koordinat dunia
6.
Untuk memasukkan peta digital pilih File > Import. Pilih peta yang ingin
dimasukkan
7.
Import data clutter pilih File > Import. Pilih data clutter yang akan
8.
9.
10.
11.
12.
Atur parameter antena, klik kanan pada Transmitter > Open Table.
13.
Gambar
Tampilan
Meletakkan
site (BTS)
Akan muncul
tab1.14
baru,
klikAtoll
duaSaat
kali
pada masing-masing
transmitter
14.
15.
Gambar
Tampilan
site (BTS)
Pilih coverage
by1.16
signal
levelAtoll
(DL)Saat
> Meletakkan
OK dan klik
Calculate. Maka akan
16.
17. Hasil tersebut dapat dilihat melalui Google Earth dengan cara memilih icon
Convert to Google Earth pada software
Gambar 1.19 Coverage Area Site saat downlink dengan tampilan Google Earth
1.5
1.5.1
1.5.1.1 Coverage Area BTS Kondisi UpLink dengan Frekuensi 900 MHz
: 900 MHz
Power
: 48 dBm
Tinggi Antena
: 30 m
Panjang Feeder
: 41 m (transmission), 3 m ( reception )
Tipe Feeder
: 5/8
Radius
:0m
Resolusi
: 50 m
1.5.1.2 Coverage Area BTS Kondisi DownLink dengan Frekuensi 900 MHz
: 900 MHz
Power
: 48 dBm
Tinggi Antena
: 30 m
Panjang Feeder
: 41 m (transmission), 3 m ( reception )
Tipe Feeder
: 5/8
Radius
:0m
Resolusi
: 50 m
1.5.2
1.5.2.1 Coverage Area BTS Kondisi UpLink dengan Frekuensi 1800 MHz
: 1800 MHz
Power
: 48 dBm
Tinggi Antena
: 30 m
Panjang Feeder
: 41 m (transmission), 3 m ( reception )
Tipe Feeder
: 5/8
Radius
:0m
Resolusi
: 50 m
1.5.2.2 Coverage Area BTS Kondisi DownLink dengan Frekuensi 1800 MHz
: 1800 MHz
Power
: 48 dBm
Tinggi Antena
: 30 m
Panjang Feeder
: 41 m (transmission), 3 m ( reception )
Tipe Feeder
: 5/8
Radius
:0m
Resolusi
: 50 m
1.6
1.6.1
Analisa Link Budget Jaringan GSM 900 MHz dan 1800 MHz
1.6.1.1 Link Budget UpLink dan DownLink dengan Frekuensi 900 MHz
Pada gambar 1.20 dan 1.21 adalah coverage area BTS dalam kondisi
uplink. Dalam jaringan GSM, frekuensi uplink adalah istilah yang digunakan
untuk sebuah band (atau kelompok) dari frekuensi yang didedikasikan untuk
transmisi data dari unit mobile (atau ponsel) ke menara BTS. Sementara
frekuensi downlink dalam jaringan GSM mengacu pada frekuensi transmisi dari
BTS antena ke unit ponsel di tanah. Berikut adalah perhitungan link budget
kondisi uplink dan downlink GSM 900 MHz dengan parameter yang dapat di
asumsikan sebagai berikut:
Frekuensi
: 900 MHz
BS Diversity Gain
: 2,5 dB
Tinggi Receiver
:1m
BS Duplexer Loss
: 0,8 dB
Power Receiver
: 100 mW
BS Jumper Loss
: 0,9 dB
BS Tx Filter Loss
: 2,3 dB
Receiver Sensitivity
: -101 dBm
Body Attenuation
: 2 dB
BS Rx Sensitivity
: -104 dBm
Buiding Attenuation : 15 dB
Parameter
Frekuensi
MS TX Power
MS RX Sensitivity
MS Antenna Gain
MS Feeder Loss
BS TX Power
BS RX Sensitivity
BS Antena Gain
BS Diversity Gain
BS Duplexer Loss
BS Jumper/Connector Loss
BS TX Filter Loss
Product Path Loss
Symbol
F
Pm
Sm
Gm
Lm
Pb
Sb
Gb
Gd
Ld
Lj
Ltf
Lp
Unit
MHz
dBm
dBm
dBi
dB
dBm
dBm
dBi
dB
dB
dB
dB
dB
Uplink
900
20
2
0
-104
17
2.5
0.8
0.9
143,8
Downlink
900
-101
2
0
48
17
0.8
0.9
2.3
164
= Pm + Gm Lm + Gb + Gd Sb Ld Lj
= 20 + 2 0 + 17 + 2,5 (-104) 0,8 0,9
= 143,8 dB
= Pb + Gb + Gm Sm Ld Lj Ltf
= 48 + 17 + 2 (-101) 0,8 0,9 2,3
= 164 dB
Parameter
Unit
dB
M
dB
dB
dB
dB
dB
Building attenuation(Abd)
Urban
Uplink
143,8
30
2
2,76
0
15
124,04
Downlink
164
30
2
2,76
0
15
144,24
= Lp Ab Lf Abd
= 143,8 2 2,76 15
= 124,04
Untuk mencari
a ( h R ) =3,2
3,2(log 11,75 . 1)24,97
3,2 ( 1,145 ) 4,97
1,306
KondisiUplink :
Lu = 69,55 + 26,16 log fC 13,83log hT a(hR) + [44,9 6,55 log hT ] log d
= 69,55 + 26,16 log 900 13,83 log 30 (-1,306)+[44,9-6,55 log 30] log d
= 69,55 + 26,16 log 900 13,83 log 30 (-1,306)+[44,9-6,55 log 30] log d
= 69,55 + 26,16 (2,95)-13,83(1,48)+1,306+[44,9-6,55(1,48)] log d
= 69,55 +77,172 20,453 + 1,306 + (35,206) log d
124,04 =162,781 log d
124,04
162,781 = log d
0,76 = log d
d = 1,19 km
Kondisi Downlink :
Lu = 69,55 + 26,16 log fC 13,83log hT a(hR) + [44,9 6,55 log hT ] log d
= 69,55 + 26,16 log 900 13,83 log 30 (-1,306)+[44,9-6,55 log 30] log d
= 69,55 + 26,16 log 900 13,83 log 30 (-1,306)+[44,9-6,55 log 30] log d
= 69,55 + 26,16 (2,95)-13,83(1,48)+1,306+[44,9-6,55(1,48)] log d
= 69,55 +77,172 20,453 + 1,306 + (35,206) log d
144,24 =162,781 log d
144,24
162,781 = log d
0,88 = log d
d = 1,23 km
Jadi untuk kondisi uplink jarak jangkauan mobile systemnya adalah 1,19
km, sedangkan untuk kondisi downlink jarak jangkauan base stationnya adalah
1,23 km.
1.6.1.2 Link Budget UpLink dan DownLink dengan Frekuensi 1800 MHz
Pada gambar 1.22 dan 1.23 adalah coverage area BTS dalam kondisi
uplink. Dalam jaringan GSM, frekuensi uplink adalah istilah yang digunakan
untuk sebuah band (atau kelompok) dari frekuensi yang didedikasikan untuk
transmisi data dari unit mobile (atau ponsel) ke menara BTS. Sementara
frekuensi downlink dalam jaringan GSM mengacu pada frekuensi transmisi dari
BTS antena ke unit ponsel di tanah. Berikut adalah perhitungan link budget
kondisi uplink dan downlink GSM 1800 MHz dengan parameter yang dapat di
asumsikan sebagai berikut:
Frekuensi
: 1800 MHz
BS Diversity Gain
: 2,5 dB
Tinggi Receiver
:1m
BS Duplexer Loss
: 0,8 dB
Power Receiver
: 100 mW
BS Jumper Loss
: 0,9 dB
BS Tx Filter Loss
: 2,3 dB
Receiver Sensitivity
: -101 dBm
Body Attenuation
: 2 dB
BS Rx Sensitivity
: -104 dBm
Buiding Attenuation : 15 dB
Parameter
Frekuensi
MS TX Power
MS RX Sensitivity
MS Antenna Gain
MS Feeder Loss
BS TX Power
BS RX Sensitivity
BS Antena Gain
BS Diversity Gain
BS Duplexer Loss
BS Jumper/Connector Loss
BS TX Filter Loss
Product Path Loss
Symbol
F
Pm
Sm
Gm
Lm
Pb
Sb
Gb
Gd
Ld
Lj
Ltf
Lp
Unit
MHz
dBm
dBm
dBi
dB
dBm
dBm
dBi
dB
dB
dB
dB
dB
Uplink
1800
20
2
0
-104
17
2.5
0.8
0.9
143,8
Downlink
1800
-101
2
0
48
17
0.8
0.9
2.3
164
= Pm + Gm Lm + Gb + Gd Sb Ld Lj
= 20 + 2 0 + 17 + 2,5 (-104) 0,8 0,9
= 143,8 dB
= Pb + Gb + Gm Sm Ld Lj Ltf
= 48 + 17 + 2 (-101) 0,8 0,9 2,3
= 164 dB
Parameter
Unit
dB
M
dB
dB
dB
dB
dB
Building attenuation(Abd)
Urban
Uplink
143,8
30
2
2,76
0
15
124,04
Downlink
164
30
2
2,76
0
15
144,24
= Lp Ab Lf Abd
= 143,8 2 2,76 15
= 124,04
a ( h R ) =
7
(
1.1 log 1800 ) 0,
2,554,27
1,72
KondisiUplink :
Lu = 46,3 + 33,9 log fC 13,82 log hT a(hR) + [44,9 6,55 log hT ] log d +
CM
17 , 03
35,206 = log d
-0,48 = log d
d = 0,33 km
Kondisi Downlink :
Lu = 46,3 + 33,9 log fC 13,82 log hT a(hR) + [44,9 6,55 log hT ] log d +
CM
1.6.3
Pada jaringan GSM frekuensi 900 MHz didapatkan jangkauan base station
kondisi uplink sebesar 1,19 km, sedangkan untuk kondisi downlink jarak
jangkauan base stationnya adalah 1,23 km. Dan pada jaringan GSM frekuensi
1800 MHz didapatkan jangkauan base station kondisi uplink sebesar 0,33 km,
sedangkan untuk kondisi downlink jarak jangkauan base stationnya adalah 0,81
km. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka
semakin sempit coverage areanya. Yang mempengaruhi hal tersebut adalah
adanya redaman ruang bebas (Free Space Loss) dan juga adanya pengaruh
panjang gelombang. Perhitungan Free Space Loss pada BTS kondisi uplink dan
downlink menggunakan frekuensi 900 MHz. Jika jarak dari transmitter ke
receiver (d) di asumsikan = 1 km maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
FSL ( dB )=20 log f +20 log d +32,44
20 log 900+20 log 1+ 32,44
59,08+0+32,44
92,24 dB
Berikut adalah gambar kondisi uplink dan downlink frekuensi 900 MHz :
Perhitungan Free Space Loss pada BTS kondisi uplink dan downlink
menggunakan frekuensi 1800 MHz dapat dilihat sebagai berikut :
FSL ( dB )=20 log f +20 log1+32,44
20 log 1800+ 20 log1+32,44
65,10+0+32,44
97,54 dB
Berikut adalah gambar kondisi uplink dan downlink frekuensi 1800 MHz :
1.7
1.
Simpulan
Atoll merupakan sebuah software radio planning yang menyediakan satu
set alat dan fitur yang komperhensif dan terpadu yang memungkinkan
user untuk membuat suatu proyek perencanaan microwave ataupun
perencanaan radio dalam satu aplikasi.
2.
3.
Pada jaringan GSM frekuensi 900 MHz didapatkan jangkauan base station
kondisi uplink sebesar 1,99 km, sedangkan untuk kondisi downlink jarak
jangkauan base stationnya adalah 1,23 km. Dan pada jaringan GSM
frekuensi 1800 MHz didapatkan jangkauan base station kondisi uplink
sebesar 0,33 km, sedangkan untuk kondisi downlink jarak jangkauan base
stationnya adalah 0,81 km.
4.
5.
Hasil Free Space Loss pada BTS kondisi uplink dan downlink
menggunakan frekuensi 900 MHz adalah
92,24 dB
Untuk hasil Free Space Loss pada BTS kondisi uplink dan downlink
menggunakan frekuensi 1800 MHz adalah 97,54 dB dan 97,54 dB.