Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM IPA
KROMATOGRAFI

A.TUJUAN
Dapat memahami prinsip dasar kromatografi
Mampu melakukan pemisahan campuran menjadi
komponennya dengan kromatografi

B.MATERI
Definisi
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi
sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun
cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. Kromatografi memisahkan komponen-komponen dari
suatu campuran berdasarkan perbedaan sifat fisik dan kimia
komponen dalam campuran.

Konsep Polaritas dalam Kromatografi


Di dalam kromatografi, berlaku suatu prinsip umum : LIKE
DISSOLVE LIKE, artinya polar menyukai yang polar dan tak polar
menyukai yang tak polar. Dalam hal fasa diam, fasa diam yang
polar akan mengikat lebih kuat komponen yang relatif polar,
sedangkan fasa diam yang tak polar akan mengikat lebih kuat
komponen-komponen yang juga tak polar. Hal yang sama berlaku
bagi fasa gerak; fasa gerak yang polar akan melarutkan lebih baik
komponen yang juga polar, sebaliknya fasa gerak yang tak polar
akan melarutkan relatif lebih baik komponen yang juga tak polar.
Hubungan polaritas antara fasa diam, fasa gerak dan molekul inilah
yang memegang peranan penting pada kromatografi.

Pengertian Polar dan Tak Polar


Molekul terbentuk dari beberapa atom. Atom terdiri atas suatu inti
bermuatan positif yang sangat kecil dan rapat, yang terletak jauh di
dalam atom, dan dikelilingi oleh semacam awan elektron. Elektron
sendiri bermuatan negatif. Atom dapat bergabung dengan atom lain,
membentuk suatu molekul melalui suatu ikatan yang disebut ikatan
kimia. Pada penggabungan atom, tidak terjadi perubahan pada
susunan inti atom. Perubahan terjadi hanya pada susunan awan

elektron. Sebaliknya molekul yang terbentuk dari jenis atom yang


berbeda umumnya bersifat polar. Oleh karena itu dengan mudah
dapat dipahami bahwa hidrogen (H2) dan klorida (Cl2) bersifat tak
polar, sedangkan hidrogenklorida (HCl) bersifat polar.
Dengan demikian antara dua unsur sejenis hanya mungkin
terbentuk ikatan kovalen, karena daya tarik elektron dari kedua
unsur pembentuk ikatan adalah sama sehinggga elektron ikatan
tersebar rata diantara kedua atom. Keadaan sebaliknya terjadi bila
daya tarik antara kedua unsur tak seimbang. Dalam hal ini elektron
dapat berpindah dari unsur yang satu ke unsur yang lain, sehingga
ikatan yang terjadi adalah ikatan ion. Keadaan yang umumnya
ditemukan terletak diantara kedua kemungkinan yang ekstrim
tersebut.
Pembentukan ikatan umumnya terjadi antara dua unsur yang tak
sama tetapi perbedaan daya tarik terhadap elektron dari kedua
untur tersebut tidak terlalu besar. Dalam keadaan ini ikatan yang
terjadi masih ikatan kovalen tetapi titik berat muatan negatif agak
bergeser kearah atom yang mempunyai daya tarik terhadap elektron
relatif besar. Dalam hal ini atom menjadi bersifat relatif lebih negatif
(titik berat muatan negatif bergeser kearah atom tersebut) dan
sebagai akibatnya, sepanjang ikatan terdapat dua kutub muatan
yang berlawanan tanda dan terpisah satu sama lain dengan jarak
tertentu. Ikatan semacam ini disebut ikatan polar. Berbeda dengan
ikatan polar, pada ikatan kovalen murni, titik berat muatan positif
dan negatif saling impit.
Dengan demikian suatu molekul dikatakan tak polar apabila titik
berat muatan (+) dan (-) berada bersama-sama pada pusat molekut
tersebut. Sebaliknya suatu molekul dikatakan polar, jika molekul
tersebut merupakan dwi kutub (dipole), dimana titik berat muatan
positif (+) dan negatif (-) tidak saling berimpit. Molekul polar
terbentuk apabila elektronegativitas dari atom-atom yang menyusun
molekul cukup berbeda satu sama lain.

Elektronegativitas
Seperti telah diketahui, kepolaran suatu ikatan antara dua atom
ditentukan oleh perbedaan daya tarik elektron dari kedua atom
tersebut. Bila daya tariknya sama, maka akan terbentuk ikatan
kovalen, sedangkan bila berbeda, akan terbuntuk ikatan polar
dimana kepolarannya akan sebanding dengan perbedaan tersebut.

Untuk dapat menyatakan apakah suatu ikatan bersifat kovalen atau


polar diperlukan pengetahuan tentang daya tarik elektron dari suatu
atom. Suatu besaran yang dapat digunakan untuk mengukur daya
tarik elektron adalah afinitas elektron. Kesulitan dari penggunaan
afinitas elektron adalah bahwa besaran ini menggambarkan daya
tarik elektron dari atom yang bebas, sedangkan yang diperlukan
adalah daya tariknya dalam suatu ikatan. Karena itu dikembangkan
konsep elektronegativitas dari suatu unsur, yang secara langsung
menggambarkan daya tarik elektron dalam ikatan. Elektronegativitas
menunjukkan besarnya kecenderungan (tendensi) suatu ataom
untuk menarik elektron (yang digunakan bersama), dari atom
tetangganya. Terdapat berbagai cara untuk mengembangkan
konsep elektronegativitas, salah satu diantaranya adalah skala
elektronegativitas yang dikembangkan oleh Pauling.

Mengenal Polaritas Fasa Diam dalam Kromatografi


Fasa diam pada kromatografi (gas) ada yang bersifat polar,
semipolar dan tak polar yang dapat dikenali berdasarkan prinsip
dasar diatas. Berdasarkan gugus fungsionil yang dimiliki oleh setiap
jenis fasa diam tersebut, dapat disusun urutan polaritas dari
beberapa jenis fasa diam yang umum digunakan pada kromatografi
(gas). Disamping keenam jenis fasa diam tersebut, masih terdapat
banyak lagi jenis fasa diam lainnya.

Fasa diam (adsorben) yang paling banyak digunakan pada TLC dan

HPLC adalah silika dan alumina. Adsorben silika dan alumina dapat
mengadsorpsi senyawa yang bersifat polar. Silika gel bersifat asam
dan berfungsi untuk memisahkan senyawa yang bersifat asam.
Silika gel banyak digunakan untuk kromatografi lapis tipis (KLT).
Sedangkan alumina bersifat basa dan berfungsi untuk memisahkan
senyawa yang bersifat basa. Alumina banyak digunakan dalam
kromatografi kolom.
Berbagai pemisahan pada selulosa dan poliamida juga telah banyak
dipublikasikan, hanya saja pemakaiannya tidak seluas silika dan
alumina. Karena tidak semua pemisahan dapat dilakukan pada
silika maka dikembangkan fasa terikat (bonded phase) seperti RP
2, RP 8, RP 18, diol, amina dan siano. Susunan fasa diam yang
umum digunakan pada TLC dan HPLC, dimulai dari yang paling
polar (C18) diberikan di bawah ini :

Bagaimana halnya dengan urutan polaritas fasa gerak?. Fasa gerak


yang umum digunakan pada TLC dan HPLC terdiri dari campuran
berbagai pelarut organik. Polaritas pelarut dapat disusun menurut
ukuran kekuatan teradopsinya pelarut tersebut pada adsorben (yang
banyak digunakan alumina) dan susunan yang terbentuk dikenal
sebagai deret eluotropik pelarut.
Suatu pelarut bersifat relatif polar, dapat mengusir pelarut yang
relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina. Dalam deret
eluotropik menurut Trappe, Wren dan Strain, pelarut-pelarut disusun
menurut besarnya kekuatan pelarut (solvent strength) eo, berangkat
dari yang tak polar menuju ke yang sifatnya polar (makin ke bawah
makin polar).

Jenis-jenis Kromatografi
Kromatografi lapis tipis (KLT)
merupakan kromatografi adsorpsi dan adsorben bertindak sebagai
fasa diam atau fasa stasioner. KLT dipergunakan untuk memisahkan
ion-ion organik, kompleks senyawa organik dengan anorganik, dan
senyawa organik alami dan sintetis. Jenis adsorben yang banyak
dipergunakan dalam KLT adalah silika gel (asam silikat), alumina
(aluminium oksida), Kieselguhr dan selulosa.

Kromatografi padatan cair (LSC)


Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben
yang polar seperti silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan tipis
(TLC) adalah salah satu bentuk dari LSC. Dalam KCKT kolom
dipadati atau dipak dengan partikel-partikel micro or macro
particulate or pellicular (berkulit tipis 37 -44 ).Sebagian besar dari
KCKT sekarang ini dibuat untuk mencapai partikel-partikel
microparticulate lebih kecil dari 20 . Teknik ini biasanya digunakan

untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut organik dan tidak
terionisasi. Teknik ini terutama sangat kuat untuk pemisahan isomerisomer.

Kromatografi partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut
yang tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak
sebagai rasa diam dan yang lainnya sebagai fasa gerak. Pada
keadaan awal dari kromatografi cair (LSC), rasa diamnya dibuat
dengan cara yang sama seperti pendukung pada kromatografi gas
(GC). Fasa diam (polar atau nonpolar) dilapisi pada suatu
pendukung inert dan dipak kedalam sebuah kolom. Kemudian rasa
gerak dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi partisi ini
disebut kromatografi cair cair (LLC)
Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih
tahan lama, telah dikembangkan pengepakan fase diam yang
berikatan secara kimia dengan pendukung inert. Bentuk
kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase terikat (BPC =
Bonded Phase Chromatography). BPC dengan cepat menjadi salah
satu bentuk yang paling populer dari KCKT. Kromatografi partisi
(LLC dan BPC), disebut "fase normal (normal phase)" bila fase diam
lebih polar dari fase gerak dan "fase terbalik (reversed phase)" bila
fase gerak lebih polar daripada fase diam.

Kromatografi penukar ion (IEC)


Teknik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi) ion-ion di antara
fase gerak dan tempat-tempat berion dari pengepak. Kebanyakan
mesin-mesin berasal dari kopolimer divinilbenzen stiren dimana
gugus-gugus fungsinya telah ditambah. Asam sulfonat dan amin
kuarterner merupakan jenis resin pilihan paling baik untuk
digunakan Keduanya, fase terikat dan resin telah digunakan. Teknik
ini digunakan secara luas dalam life sciences dan dikenal untuk
pemisahan asam-asam amino. Teknik ini dapat dipakai untuk
keduanya kation dan anion.

Kromatografi eksklusi
Teknik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran
molekul dari zat padat. Pengepak adalah suatu gel dengan
permukaan berlubang-lubang sangat kecil (porous) yang inert.
Molekul-rnolekul kecil dapat masuk dalarn jaringan dan ditahan

dalam fase gerak yang menggenang (stagnat mobile phase).


Molekul- molekul yang lebih besar, tidak dapat masuk kedalam
jaringan dan lewat melalui kolom tanpa ditahan.
Kromatografi eksklusi rnernpunyai banyak nama, yang paling umum
disebut permeasi gel (GPC) dan filtrasi gel. Apapun namanya,
mekanismenya tetap sama. Dalam bidang biologi, Sephadex, suatu
Cross-linked dextran gel, telah digunakan secara luas, hanya
pengepak keras dan semi keras (polistiren, silika, glass) yang
digunakan dalam KCKT. Dextran gel lunak tidak dapat menahan
kinerja diatas 1 atau 2 atmosfer. Tenik ini dikembangkan untuk
analisis polimer-polimer dan bahan-bahan biologi, terutama
digunakan untuk rnolekul-molekul kecil.

Kromatografi pasangan ion (IPC)


Kromatogtafi pasangan ion sebagai penyesuaian terhadap KCKT
termasuk baru, pemakaian pertama sekali pada pertengahan tahun
1970. Diterimanya IPC sebagai metode baru KCKT merupakan hasil
kerja Schill dan kawan-kawan dan dari beberapa keuntungan yang
unik. Kadang-kadang IPC disebut juga kromatografi ekstraksi,
kromatografi dengan suatu cairan penukar ion dan paired ion
chromatography (PIC). Setiap teknik-teknik ini mempunyai dasar
yang sama.
Popularitas IPC muncul terutama sekali dari keterbatasan IEC dan
dari sukanya menangani sampel-sampel tertentu dengan metodemetode LC lainnya (seperti senyawa yang sangat polar, senyawa
yang terionisasi secara kompleks dan senyawa basa kuat).
IPC dapat dilaksanakan dalam dua tipe yaitu fase normal dan fase
balik. Fase diam dari rase balik IPC dapat terdiri dari suatu
pengepak silika yang disilanisasi (misalnya C8 atau C18 Bonded
Phase) atau dari suatu pengepak yang diperoleh secara mekanik,
fase organik yang tidak dapat bercampur dengan air seperti 1
pentanol. Fase diam yang dipakai adalah Cs atau CIS BPC Packing.
Fase gerak terdiri dari suatu larutan bufer (ditambah suatu kosolven
organik seperti metanol atau asetonitril untuk pemisahan fase
terikat) dan suatu penambahan ion tanding,yang muatannya
berlawanan dengan molekul sampel.

C.ALAT & BAHAN


a) Alat
gunting
gelas aqua

sedotan
b)

Bahan
tisu
tinta
air
kertas buku

D.CARA KERJA
I.

LANGKAH PERCOBAAN TISU

II.

LANGKAH PERCOBAAN KERTAS BUKU

Ambil tisu lalu potong menjadi dua


Lipat hingga berbentuk seperempat dari potongan
Goreskan tinta pada tisu kira-kira 2cm dari permukaan
bawah tisu
Celupkan permukaan tisu yang telah digoreskan tinta
Siapkan kertas buku lalu potong ukuran 10x4
Goreskan tinta pada kertas buku kira-kira 2cm dari
permukaan bawah kertas buku
Celupkan permukaan kertas buku yang telah digoreskan
tinta

E.HASIL PERCOBAAN & PEMBAHASAN


PERCOBAAN DENGAN TISU
N
O
1
2
3
4

TINTA YANG DIPAKAI


BOLPEN GEL INK(1)
BOLPEN G-2757(2)
BOLPEN STANDARD(3)
BOLPEN TG346(1)
BOLPEN G-382(2)
BOLPEN Faber-Castell (3)
STABILO Faber-Castell(1)
STABILO KENKO(2)
SPIDOL SNOWMAN(3)
BOLPEN GEL INK(1)
BOLPEN G-382(2)
STABILO Faber-Castell(3)

TINTA YANG PALING CEPAT


LUNTUR
BOLPEN GEL INK(1)
BOLPEN G-382(2)
STABILO Faber-Castell(1)
STABILO Faber-Castell(3)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada percobaan


pertama tinta yang paling cepat luntur adalah BOLPEN GEL INK,

pada percobaan kedua tinta yang paling cepat luntur adalah


BOLPEN G-382, pada percobaan ketiga tinta yang paling cepat
luntur adalah STABILO Faber-Castell, dan pada percobaan terakhir
tinta yang paling cepat luntur adalah STABILO Faber-Castell.
PERCOBAAN DENGAN KERTAS BUKU (MERK SIDU)
N
O
1
2
3
4

TINTA YANG DIPAKAI


BOLPEN GEL INK(1)
BOLPEN G-2757(2)
BOLPEN STANDARD(3)
BOLPEN TG346(1)
BOLPEN G-382(2)
BOLPEN Faber-Castell (3)
STABILO Faber-Castell(1)
STABILO KENKO(2)
SPIDOL SNOWMAN(3)
BOLPEN G-2757(1)
BOLPEN G-382(2)
SPIDOL SNOWMAN(3)

TINTA YANG PALING CEPAT


LUNTUR
BOLPEN G-2757(2)
BOLPEN G-382(2)
SPIDOL SNOWMAN(3)
STABILO Faber-Castell(3)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada percobaan


pertama tinta yang paling cepat luntur adalah BOLPEN G-2757,
pada percobaan kedua tinta yang paling cepat luntur adalah
BOLPEN G-382, pada percobaan ketiga tinta yang paling cepat
luntur adalah SPIDOL SNOWMAN, dan pada percobaan terakhir
tinta yang paling cepat luntur adalah STABILO Faber-Castell.

F.KESIMPULAN
Dari hasil kromatografi diatas kita dapat mengetahui tingkat
kelunturan tinta jika digunakan di kertas buku dan tisu, sehingga kita
dapat memilih tinta yang tidak mudah luntur untuk digunakan
menulis agar lebih aman.

G.DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliahjr.blogspot.co.id/p/kromatografi.html
http://www.kimia.clas.web.id/2014/12/praktikum-kimia-kromatografi1_12.html

Anda mungkin juga menyukai