Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan,
perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat memengaruhi
perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin banyak
terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu negara. Tuntutan itulah
yang memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di
lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat adalah
memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun peran
spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting
terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan
mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977) orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang
sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan
perhatian khusus.
Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari keluarga, seakan
proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang penting dilakukan. Sebenarnya,
perawatan menjelang kematian bukanlah asuhan keperawatan yang sesungguhnya. Isi
perawatan tersebut hanyalah motivasi dan hal-hal lain yang bersifat mempersiapkan kematian
klien. Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi intervensi terhadap lansia,
menjelang kematian, dan saat kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani).
Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi juga
gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil RisetPsycho Spiritual For AIDS Patient,
Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami

15

penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,
krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapat perhatian khusus.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Definisi IPTEK dalam perspektif transkultural nursing ?
2. Apa Dampak IPTEK dalam Kesehatan ?
3. Bagaimana Perilaku Masyarakat yang Berhubungan Dengan Penolakan IPTEK Dalam
Keperawatan Transkultural ?
4. Apa saja Masalah yang berhubungan dengan dilema IPTEK ?
5. Bagaimana Proses Keperawatan Berdasarkan Sunrise Model ?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas dapat kita ketahuai tujuan dari makalah ini :
1. Agar mengetahui definisi IPTEK dalam Perspektif transcultural.
2. Agar mengetahui dampak IPTK dalam kesehatan
3. Agar mengetahui perilaku masyarakat yang berhubungan dengan penolakan IPTEK
dalam Keperawatan transcultural nursing.
4. Agar mengetahui masalah yang berhubungan dengan dilema IPTEK.
5. Agar mengetahui proses keperawatan berdasarkan sunrise model.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi IPTEK dalam perspektif transkultural nursing

15

Keperawatan transkultural adalah keperawatan yang berfokus pada studi komparatif


dan analisa pada perbedaan budaya. Keperawatan ini berhubungan dengan kepedulian akan
perilaku, keperawatan, dan nilai sehat-sakit, serta kepercayaan mereka. Tujuannya adalah
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan untuk memberikan keperawatan
dalam kebudayaan khusus dan kebudayaan universal (potter & perry, 2009).
Keperawatan transkultural memerlukan kemampuan dan keterampilan untuk menilai
dan mengabalisa untuk menyusun rencana, implementasi, dan evaluasi keperawatan (potter
& perry, 2009).
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan

norma

pemahaman

keperawatan

transcultural

dalam

meningkatkan

kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring,
caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia.
Human caring merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi
diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang
teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan
teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
Berikut ini pengertian ilmu, pengetahuan & teknologi
Lalu kita bahas mengenai pengertian Ilmu, Pengetahuan dan teknologi, dapat dibaca dibawah
ini:
1. Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk

mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan
suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.
2. Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat

dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena
kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan
sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.

15

3. Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu

tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk
menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
Komponen utama teknologi :
1. Pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu
2. Tujuan, untuk apa sesuatu tersebut yang digunakan.
3. Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi.
4. Lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan dengan efektif.
Saat ini IPTEK telah berkembangan sangat pesat/cepat. Dapat dilihat dari semakin
banyaknya bermunculan berbagai macam teknologi canggih yang dapat membantu aktifitas
dalam kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangannya IPTEK itu sendiri, sehingga
menimbulkan efek negatif dan positif, seperti misalnya:
1. Sisi negatif seperti:
a. Dapat merusak moral, dimana Internet menjadi media IPTEK yang dapat
mempengaruhi moral dari seseorang. Seperti misalnya konten yang berbau negatif
dan yang lainnya.
b. Dapat menimbulkan polusi. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan banyak
dimanfaatkan. Akan tetapi disamping itu banyak sekali polusi pencemaran yang
dihasilkan dari perkembangan IPTEK itu sendiri.
c. Dapat membuat orang semakin malas, karena IPTEK memiliki tujuan untuk
mempermudah & memanjakan manusia. Jadi manusia akan semakin malas sebab
sudah ada teknologi yang dapat menggantikan dirinya bekerja.
2. Sisi positifnya seperti:

a. Dapat meringankan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.


b. Dapat membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat dan mudah.
c. Dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan alami yang semakin kesini semakin
langka.
d. IPTEK juga membawa manusia kearah lebih maju dan modern
B. Dampak IPTEK dalam Kesehatan
1. Dampak positif

15

Perkembangan teknologi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru, sehingga


sumber daya manusia dapat berperan, baik tenaga maupun pikiran. Perkembangan teknologi
mempunyai dampak positif, yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran
materi, kemudahan serta manusia dapat mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif
dan efisien. Manusia dapat mengubah sistemtransformasi dan komunikasi sehingga
menimbulkan kemudahan. Untuk usaha ini diperlukan tenaga dan pikiran manusia atau
dengankata lain akan tercipta lapangan baru.
Teknologi yang semakin berkembang menuntut sebuah realisasi yang berdampak positif
terhadap kehidupan manusia khusunya dibidang kesehatan. Seiring pesatnya perkembangan
teknologi para pendahulu telah berusaha untuk menyempurnakan apa yang telah dan akan
diciptakan demi kesejahteraan manusia. Beberapa yang telah diciptakannya kini dapat kita
rasakan sedemikian rupa. Hal inilah yang dianggap sebagai hal yang dinilai berdampak
positif terhadap kehidupan manusia terutama di bidang kesehatan. Berikut ini merupakan
beberapa yang kita ketahui dan lazim kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari:
a. Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi vaksinasi
bidang kedokteran dan pengobatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat
telah maju dengan pesat. Penemuan dalam bidang-bidang tersebut telah membebaskan
manusia dari bahaya maut, akibat penyebaran wabah penyakit yang mengerikan seperti
cacar, pes, malaria, TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.
b. Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah rusak. Misalnya mata
(baik mata buatan maupun donormata), ginjal dan jantung.
c. Diketemukannya keahlian dalam bidang operasi plastik, sehingga hidung yang pesek
dapat menjadi mancung, dan lain-lain.
d. Diketemukannya tata menu makan setiap hari. Dengan diketemukannya cara ini,
sebagian besar masyarakat telah mengatur menu makan dengan zat vitamin sehingga
dapat memperlambat keausan setiap organ tubuh manusia dengan begitu akan memberi
kesempatan untuk lebih lama.
e. Diketemukannya peralatan untuk mengolah sampah dan limbah sehingga sampah dan
limbah tidak lagi mengganggukelangsungan hidup manusia.
Sehingga dengan bukti-bukti tersebut maka perkembangan teknologi dapat dianggap
memiliki banyak dampak positif yang meluas dan berlaku secara umum di masyarakat.
Dengan adanya perkembangan teknologi seperti ini, berbagai upaya pencegahan dan

15

pemberantasan terhadap kemungkinan penyakit yang dapat menyerang manusia seketika.


Menurut penelitian penyakit menular dapat disebabkan oleh bakteri, cacing dan jamur.
Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat diketahui proses perkembangbiakan suatu
bakteri. Dengan demikian timbullah suatu usaha pemberantasan penyakit menular dengan
beberapa cara diantaranya :
a. Melokalisasi dan memberikan pengobatan yang tuntas terhadap penderita penyakit
menular.
b. Dengan teknologi dan faslitas pengobatan yang memadai dapatdigunakan untuk
memberantas penyakit menular.
2. Dampak negative
Kemampuan teknologi dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan tidak
menutup kemungkinan juga akan menimbulkan dampak negatif. Yaitu timbulnya penyakitpenyakit baru, baik langsung maupun tidak langsung.
a. Efek Radiasi yang Berpotensi Menghasilkan Penyakit Baru
Salah satu contoh adalah penyakit kanker yang kita ketahui bersama bahwa hingga
saat ini penyakit tersebut belum memilikiobat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya
suatu kesembuhanyang sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zatradioaktiv
yang digunakan untuk mengobati penderita kanker jugadapat menimbulkan radiasi yang
berbahaya, dan tentunya haltersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang
berbahaya.
Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kita gunakan. Sejumlah penelitian
yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh
manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak,
berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga
30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan
kanker kelenjar ludah. Sayangnya, tak satupun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia
merespon hasil-hasil penelitian tersebut.
Boleh saja para ahli mengingatkan bahayanya gelombang elektromagnetik, namun
hampir selalu ditanggapi produsen dengan statement, Aman-aman saja. Meski belum
ada kepastian terhadap hasil penelitian ini,pimpinan proyek penelitian Franz Adlkofer
menyarankan

tindakanpencegahan

dengan

menganjurkan

penggunaan

telepon

genggamhanya dalam keadaan darurat saja. Artinya, kalau di sekitar Andatersedia telepon

15

biasa sebaiknya Anda menghindari memakai teleponseluler. Atau, menggunakan


peralatan hands-free kapan saja memungkinkan.
Begitu pula dengan halnya computer yang beregenerasi menadi laptop. Mata adalah
organ tubuh yang paling mudah mengalamipenyakit akibat kerja, karena terlalu sering
memfokuskan bola matake layar monitor.Tampilan layar monitor yang terlalu terang
dengan warna yangpanas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih
mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar
monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain
sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh
padabeban mata. (1,3)Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomisdapat menyebabkan
keluhan pada mata.
Berdasarkan hasil

penelitian,

77

para

pemakai

layar

monitor

akan

mengalamikeluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah,
mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinankatarak mata.Bila operator
komputer menggunakan soft lens (lensa mata),kelelahan mata akan lebih cepat terasa,
karena mata yang dalamkeadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang
berkedipsehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya
gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruangberpendingin (AC) akan lebih
memperparah gesekan tersebut karena udara ruangan ber AC akan kering sehingga air
mata akanikut menguap.
Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan, untuk operator komputer yang
bekerja 8 jam per hari terus menerus,ternyata radiasi yang keluar dari komputer
(khususnya sinar-X)sangat rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem per tahun. Harga
tersebut jauh lebih rendah dari pada radiasi yang berasal dari sinar kosmisdan dari radiasi
bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145 mRem per tahun. Sedangkan laju dosis
radiasi yang diizinkan untuk masyarakat umum adalah 500 m Rem per tahun. Akhir-akhir
ini banyak dijual kaca filter untuk layar monitor yang dipromosikansebagai filter radiasi
yang keluar dari komputer.kaca filter yangdijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter
kesilauan (glare) daricahaya layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.
b. Efek ketergantungan Teknologi

Teknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan timbal balik yang bersifat
begatif seperti sifat ketergantungan. Para pengkonsumsi obat antibiotik yang banyak

15

beredar di masyarakat ternyata tidak semata-mata hanya mengurangi keluhan yang ada
tetapi juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang berbeda-beda dari
masing-masing jenis antibiotik.
Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan tetapi timbul suatu kemungkian yang
menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat kekebalan terhadap antibiotik tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan munculnya kecanduan anak pada
komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis,
menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Begitu halnya dengan kecanduan
komputer yang didominasi oleh usia dini. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi
terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer.
Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain
komputer.
Misalnya, anak boleh bermain computer sepulang sekolah setelah selesai
mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada
hari libur.
c. Kesalahan persepsi diyakini oleh masyarakat
Efek negatif yang juga dapat timbul karena kesalahan dari persepsi masyarakat dalam
mengkaji suatu pengetahuan yang ia dapatkan. Salah satu contoh yang terjadi di kalangan
masyarakatadalah maraknya keinginan para penikmat kolesterol berlebih. Mereka
memiliki anggapan yang mengatakan bahwa untuk mngurangi berat badan maka salah
satu hal yang harus dilakukan adalah mengurangi jumlah porsi serta kuantiatas makanan
yang dikonsumsi.
Dengan tidak mengkonsumsi nasi dibeberapa periode tertentu serta menggantikannya
dengan makanan yang memilik ikadar karbohidrat yang lebih rendah. Ini merupakan
suatu persepsi yang kurang benar di mata peneliti dan pakar nutrisi.
Bahwa yang dimaksud sebagai solusi untuk mengurangi kadar kolesterol adalah
disebutkan oleh pakar nutrisi untuk mengatur pola makan dengan memperhitungkan
takaran nutrisi sesuai dengan kebutuhan energi oleh tubuh. Maka dari hal tersebut,
persepsi masyarakat juga menentukan bagaimana penerapan teknologi yang sedemikian
modern tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
d. Proses publikasi perangkat kesehatan yang tidak tepat.

15

Sebuah kalkulator online yang dikembangkan periset umur panjang di Sekolah


Kedokteran Harvard dan Pusat Kedokteran Boston yang di publikasikan begitu saja
kepada masyarakat. Hal ini akan membawa dampak buruk terhadap masyarakat yang
meyakini bahwa hasil perhitungan kalkulator tersebut benar adanya.
Maka secara psikologis akanmempengaruhi harapan untuk tetap hidup sejahtera.
Berbahagia bagimereka yang tercatat memiliki umur yang panjang, tidak bagi yang
tercatat sebaliknya.

C. Contoh Contoh Perilaku Masyarakat yang Berhubungan Dengan Penolakan IPTEK Dalam
Keperawatan Transkultural
1. Tertutup dan was-was (apatis)
Sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah merasa nyaman dengan
kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa was-was, curiga, dan
menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini pernah ditunjukkan
oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan menutup diri ini tentu juga
kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri dari kemajuan dan perkembangan dunia,
kondisi ini akan menyebabkan masyarakat negara lain yang terus tumbuh dan berkembang
seiring dengan kemajuan zaman.
2. Acuh tak acuh
Sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang memahami arti
strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot
mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi. Mereka pada
umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya
sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya
seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang
baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya
masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi
tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi
sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya,

15

masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi
yang kurang terkontrol.

Contoh lain :
1. Pergi ke dukun untuk menyembuhkan suatu penyakit
2. Banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB, karena mereka beranggapan
banyak anak banyak rezeki.
3. Masyarakat yg tinggal di desa, cenderung tidak mau untuk menerima program-program

pembangunan baru, karena keterbatasan pengetahuan.


4. Masyarakat lebih percaya dengan mengkonumsi obat tradisional dari pada obat dari
dokter.

D. Masalah yang berhubungan dengan dilema IPTEK


Dilema IPTEK dalam transcultural nursing adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan
dengan dua masalah yang sulit untuk ditetapkan sebagai pilihan karena masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam konteks
pelayanan keperawatan dengan perbedaan budaya.
1. Penyebab dilema iptek dalam transcultural nursing:
a. Karena adanya perbedaan dalam pikiran masyarakat dalam bidang kesehatan
b. Rendahnya tingkat pendidikan
c. Letak geografis
2. Prinsip mengatasi dilema IPTEK:
a. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.

15

c. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan ntuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
d. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologi.
e. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya selama menjalani perawatan.
f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
pasien.
g. Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien.
h. Akuntabilitas
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas
merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seseorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
E. Proses Keperawatan Berdasarkan Sunrise Model
1. The Sunrise Model ( Model matahari terbit)
Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Matahari
terbit sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari
model

ini

dengan

pandangan

dunia

dan

keistimewaan

struktur

sosial

untuk

mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi
kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan
profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi
tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus-putus pada model ini

15

mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak
terpisahkan/ tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak
tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah
agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya.
Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan
dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu
sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang
produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan
kebudayan serta penelitian ilmiah.
2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian
adalah

proses

mengumpulkan

data

untuk

mengidentifikasi

masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
"Sunrise Model" yaitu :
1) Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan
mendapat
kesehatan.
berobat

penawaran
Perawat
atau

individu

menyelesaikan

perlu

mengkaji

mengatasi

masalah

untuk

masalah

persepsi

kesehatan,

memilih

dalam
sehat

alasan

sakit,
mencari

atau

pelayanan
kebiasaan
bantuan

kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien


tentang

penggunaan

dan

pemanfaatan

teknologi

untuk

mengatasi

permasalahan kesehatan saat ini.


2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan

yang

amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang


sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di
atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat
adalah

agama

yang

dianut,

status

pernikahan,

cara

pandang

klien

terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang


berdampak positif terhadap kesehatan.

15

3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor

nama

lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
status,

tipe

keluarga,

pengambilan

keputusan

dalam

keluarga,

dan

hubungan klien dengan kepala keluarga.


4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan
oleh

penganut

budaya

budaya

adalah

suatu

yang
kaidah

dianggap
yang

baik

atau

mempunyai

dan

buruk.

sifat

ditetapkan

Norma-norma

penerapan

terbatas

pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi

dan

digunakan,

jabatan

yang

kebiasaan

dipegang

makan,

oleh

makanan

kepala
yang

keluarga,

dipantang

bahasa
dalam

yang
kondisi

sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan


membersihkan diri.
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
sesuatu

yang

mempengaruhi

kegiatan

individu

dalam

segala
asuhan

keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam

berkunjung,

jumlah

anggota

keluarga

yang

boleh

menunggu,

cara

pembayaran untuk klien yang dirawat.


6) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah
material

yang

dimiliki

untuk

sakit

membiayai

memanfaatkan
sakitnya

agar

sumber-sumber
segera

sembuh.

Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan


klien,

sumber

biaya

pengobatan,

tabungan

yang

dimiliki

oleh

keluarga,

biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
7) Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien
menempuh

jalur

pendidikan

formal

adalah

tertinggi

pengalaman
saat

ini.

klien

dalam

Semakin

tinggi

15

pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti


ilmiah

yang

terhadap
perlu

rasional

budaya

dikaji

pendidikan

yang

pada
serta

dan

individu

sesuai

tahap

ini

tersebut

dengan
adalah

kemampuannya

dapat

kondisi
:

beradaptasi

kesehatannya.

tingkat

untuk

belajar

pendidikan

belajar

secara

Hal

yang

klien,

jenis

aktif

mandiri

tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.


b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
budayanya

yang

dapat

adalah

dicegah,

respon

diubah

klien

atau

sesuai

dikurangi

latar

belakang

melalui

intervensi

keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan
keperawatan transkultural yaitu:
1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
2) Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
3) Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan
suatu proses keperawatan yang
suatu

proses

memilih

strategi

dalam

keperawatan

tanskultural

adalah

tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah


yang

tepat

dan

pelaksanaan

adalah

melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien. Ada tiga
pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu: mempertahankan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
1) Cultural care preservation/maintenance
a) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan
dan perawatan bayi.
b) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
c) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
2) Cultural care accomodation/negotiation
a) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien.
b) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
c) Apabila
konflik
tidak
terselesaikan,
lakukan

negosiasi

dimana

kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar


etik

15

3) Cultual care repartening/reconstruction


a) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
melaksanakannya
b) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok
c) Gunakan pihak ketiga bila perlu
d) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat
dipahami oleh klien dan orang tua
e) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan
Perawat

dan

klienharus

mencoba

untuk

memahami

budaya

masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan


perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila
perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga
hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya
klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien
yang bersifat terapeutik.
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuahn
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang klien.

15

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku
sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
Contoh perilaku penolakan penolakan IPTEK : tertutup dan was-was, acuh tak acuh,
kurang selektif dalammenyikapi perubahan moderninasi
Dilema IPTEK dalam transcultural nursing adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan
dengan dua masalah yang sulit untuk ditetapkan sebagai pilihan karena masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam
konteks pelayanan keperawatan dengan perbedaan budaya.

DAFTAR PUSTAKA

15

Cribb. Robert dan Kahin. Audrey. 2012. Kamus Sejarah Indonesia. Jakarta: Komunitas
bambu.

Asyarie, M.(2004). Pendidikan multikultural dan konflik bangsa.

http://www.academia.edu/10369161/DILEMA_IPTEK_DALAM_TRANSKULTURAL_
NURSING ( diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 20:15 WITA )

http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuan-danteknologi-lengkap.html ( diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 20:15 WITA )

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=WIKoV_bhCYnjvgTlpJHQAQ#q=proses
%20keperawatan%20berdasarkan%20sunrise%20model%20dengan%20trigger%20case
( diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 20:15 WITA )

https://www.academia.edu/8160648/Transkultural-nursing ( diakses pada tanggal 08


Agustus 2016 20:15 WITA )

https://www.academia.edu/8481633/MODEL_KEPERAWATAN ( diakses pada tanggal


08 Agustus 2016 20:15 WITA )

https://www.academia.edu/3657714/Nursing_model ( diakses pada tanggal 08 Agustus


2016 20:15 WITA )

15

Anda mungkin juga menyukai