Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TWO

STAY TO STRAY ( TSTS ) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA


SMA

Materi Pokok: Radiasi Elektromagnetik

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Strategi Pembelajaran Sains


Dosen Pembimbing: Desnita, M.Si dan Dwi Susanti, M.Pd

Oleh:
Ayu Rezky Yulita
3215130836

Pendidikan Fisika Non Reguler 2013


Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Jakarta
2016

Pembelajaran Kooperatif Model


Two Stay Two Stray ( TS-TS )
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray ( TSTS )
Sebelum masuk ke Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS)
akan dijelaskan lebih dahulu sedikit mengenai model pembelajaran kooperatif.

1. Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif ( Cooperative learning ) merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Istilah cooperative sering dimaknai dengan acting together with a common
purpose ( tindakan bersama dengan tujuan bersama ). Ada juga yang mendefenisikan
istilah cooperative sebagai belajar kelompok atau bekerja sama atau bisa dikatakan
sebagai cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan individu lain utuk
mencapai tujuan bersama.
Menurut Slavin cooperative learning refer to a varaiaty of teaching methods
in which student work in small group to help one another learn academic content .
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana upayaupaya berorientasi pada tujuan tiap individu menyumbang pencapaian tujuan individu
lain guna mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif
adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan melalui kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dan memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai
tujuan belajar. Dalam belajar kooperatif, siswa tidak hanya mampu dalam
memperoleh materi, tetapi juga mampu memberi dampak afektif seperti gotong
royong,kepedulian sesama teman dan lapang dada. Sebab, di dalam pembelajaran
kooperatif melatih para untuk mendengarkan pendapat orang lain. Tugas kelompok
akan dapat memacu siswa untuk bekerja secara bersama-sama dan saling membantu
satu sama lain dalam mengintegrasi pengetahuan-pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya.

Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif.


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan berikut ini :
a. Prinsip ketergantungan positif.
Untuk tercipta kelompok kerja yang efektif ,setiap anggota kelompok masingmasing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut
tentu saja diseusaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah
hakikat ketergantungan positif, artinys tugas kelompok tidak mungkin
diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan
semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota
kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan
mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.

b. Tanggung jawab perseorangan.


Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota, maka setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap
anggota harus memebrikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk
mencapai hal tersebut,guru perlu memebrikan penilaian terhadap individu dan
juga kelompok. Penilaian individu bisa berebda, tetapi penilaian kelompok harus
sama.
c. Interaksi tatap muka.
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap
anggota kelompok untuk bertatap muka saling memebrikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan komukasi.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif
dan komunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam
kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif,
guru perlu membekali siswa dengan kemampuan komunikasi, misalnya
kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, cara menyatakan
ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak
memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik
dan berguna.

Prosedur pembelajaran kooperatif.


Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap berikut :
a. Penjelasan materi.
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini
adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini, guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai, yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.
Pada tahap ini, guru menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya
jawab, bahkan kalau perlu guru juga dapat menggunakan berbagai media
pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.

b. Belajar dalam kelompok.

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi


pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian
Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau
kuis. Tes atau kuis dilakukan,baik secara individual maupun kelompok. Tes
individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes
kelompok akan memberikan infromasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir
setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap
kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja
sama setiap anggota kelompok.
d. Pengakuan Kelompok
Pengakuan kelompok adalah penetapan kelompok mana yang dianggap paling
menonjol atau kelompok mana yang paling berprestasi yang layak diberikan
hadiah atau reward. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan
dapat memotivasi kelompok untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan
motivasi kelompok lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan ke dalam berbagai teknik, seperti
Think Pair Share, Jigsaw, STAD, TGT, Snowball Throwing,Learning Togheter, Two
Stay Two Stray, dan sebagainya.
Namun menurut saya yang cocok untuk mempelajari materi fisika SMA kelas XII
semester 1 tentang Radiasi Elektromagnetik adalah menggunakan pembelajaran
kooperatif model Two Stay Two Stray (TS-TS).

2. Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray.


a. Pengertian Model Two Stay Two Stray ( TS-TS )
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay Two
Stray ( TSTS ). Dua tinggal dua tamu yang dikembangkan oleh Spencer Kagan
pada 1992. Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi
kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar
mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri
dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam
kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung
satu sama lainnya. (Muhammad Fathurrahman,2015).
Menurut Lie model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua
tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar memecahkan
masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari kelompok
tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal. Dalam
model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa dituntut
untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Menurut Suyatno, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah


dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain.
Sintaknya adalah kerja kelompok,dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua
siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok
lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok,dan laporan
kelompok. (Muhammad Fathurrahman,2015).
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS akan mengarahkan
siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban,
menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
b. Ciri-ciri model pembelajaran Two Stay Two Stray ( TSTS )
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,jenis kelamin
yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
c. Tahapan-tahapan dalam Model Two Stay Two Stray ( TSTS )
Tahapan-tahapan model two stay two stray (TS-TS) yang saya pilih untuk materi
fisika kelas XII tentang Radiasi Elektromagnetik yaitu menurut Lie.
Menurut Lie Pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TSTS) terdiri
dari beberapa tahapan sebagai berikut :
1.

Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sistem penilaian, menyiapkan LKS
(lembar kerja siswa) dan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan
masing-masing beranggotakan 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus
heterogen dalam hal jenis kelamin dan prestasi belajar.

2. Presentasi guru
Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan
menjelaskan materi secara garis besarnya sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat sebelumnya.

3. Kegiatan kelompok
Dalam kegiatan ini, pembelajarannya menggunakan lembar kegiatan
yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu

kelompok.
Setelah
menerima
lembar
kegiatan
yang
berisi
permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan
klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil yaitu
mendiskusikan masalah tersebut bersama anggota kelompoknya. Masingmasing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan
dengan cara mereka sendiri. Masing-masing siswa boleh mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya. Kemudian dua dari
empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan
bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah, sementara dua anggota yang
tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang
tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan
melaporkan temuan dari kelompok lain serta mencocokkan hasil kerja mereka.
4. Presentasi kelompok
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang
diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Dalam
hal ini masing-masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan memberikan
jawaban atapun tanggapan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan
hasil diskusinya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke
jawaban yang benar.
5. Evaluasi kelompok dan penghargaan
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
siswa dalam memahai materi yang telah diberikan dapat dilihat dari seberapa
banyak pertanyaan yang diajukan dan ketepatan jawaban yang telah diberikan
atau diajukan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Two Stay Two Stray ( TSTS )
1. Kelebihan model pembelajaran two stay two stray
Dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia
siswa.
Model ini tidak hanya bekerja sama dengan anggota sekelompok,
tetapi bisa juga bekerja sama dengan kelompok lain yang
memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam suatu
kelas .
Model ini lebih berorientasi pada keaktifan siswa.
2. Kekurangan model pembelajaran two stay two stray
Jumlah siswa dalam satu kelas tidak boleh ganjil harus berkelipatan
empat.

Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil, dan kunjungan dari 2


orang anggota kelompok yang satu ke kelompok yang lain
membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaan kelas.
Model ini dapat menyita waktu pengajaran yang berharga karena
membutuhkan waktu yang lama.
Guru juga harus membutuhkan banyak persiapan.
Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka
ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok.

e. Antisipasi Kekurangan Model Two Stay Two Stray ( TSTS )


Dari kekurangan model pembelajaran kooperatif two stay two stray guru dama
mensiasatinya dengan terlebih dahulu mempersiapkan diri dan membentuk
kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan
kemampuan akademis. Berdasarkan jenis kelamin, dalam satu kelompok harus
ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan kemampuan akademis
maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang yang berkemampuan akademis
tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang,dan satu lainnya dari orang yang
memiliki kemampuan akademis kurang. Pembentukan kelompok heterogen
memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga
memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang
berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota
kelompok lain.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah

: SMA

Mata Pelajaran
Kelas /Semester

: Fisika
: XII/1

Materi Pokok
Alokasi Waktu

: Radiasi Elektromagnetik
: 4 JP (1x4JP)

A Kompetensi Inti
1
2

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B Kompetensi Dasar dan Indikator


1
2

Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas


alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan keseimbangan perubahan medan
listrik dan medan magnet yang saling berkaitan sehingga memungkinkan manusia
mengembangkan teknologi untuk mempermudah kehidupan

Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.7

Mengevaluasi pemikiran dirinya tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya


dalam teknologi, dan dampaknya pada kehidupan

Indikator:
3.7.1.

Menjelaskan pengertian radiasi elektromagnetik

3.7.2.

Mengidentifikasi contoh-contoh spektrum elektromganetik

berdasarkan rentangannya.
3.7.3.

Menyebutkan karakteristik ( minimal 3 ) dari tiap-tiap spektrum

gelombang elektromagnetik.
3.7.4.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan gelombang radio (MF dan HF)

3.7.5.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan gelombang radio (UHF dan

VHF)
3.7.6.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan gelombang mikro di dalam

kehidupan
3.7.7.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan sinar inframerah di dalam

kehidupan
3.7.8.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan sinar tampak di dalam

kehidupan
3.7.9.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan sinar ultraviolet di dalam

kehidupan
3.7.10.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan sinar X di dalam kehidupan

3.7.11.

Mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan sinar gamma di dalam

kehidupan
3.7.12.

Memprediksi dampak / bahaya radiasi gelombang elektromganetik di

kehidupan sehari-hari.
3.7.13.

Memilih langkah-langkah antisipasi terhadap penanggulangan dampak

radiasi elektromaganetik.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya dalam


teknologi, dan dampaknya pada kehidupan.
Indikator
4.7.1

Melakukan observasi pemanfaatan radiasi elektromagnetik di kehidupan


sehari-hari

4.7.2

Memilih pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang paling fundamental


( misalnya manfaat dari sianr X ).

4.7.3

Mengkaji sumber-sumber tentang pemanfaatan spektrum gelombang


elektromagnetik.

4.7.4

Melakukan studi literatur tentang pemanfaatan spektrum gelombang


elektromagnetik

4.7.5

Mepresentasikan aplikasi pemnafaatan spektrum gelombang elektromagnetik


di depan kelas.

C Tujuan Pembelajaran.
Pertemuan-1: Radiasi Elektromagnetik(4 JP)
Setelah melakukan demonstrasi, percobaan, tanya jawab, dan berdiskusi diharapkan :
1) Siswa mampu menjelaskan pengertian radiasi elektromagnetik.
2) Siswa dapat mengidentifikasi contoh-contoh spektrum elektromganetik
berdasarkan rentangannya
3) Siswa dapat menyebutkan karakteristik ( minimal 3 ) dari tiap-tiap spektrum
gelombang elektromagnetik.
4) Siswa dapat mengidentifikasi aplikasi pemanfaatan tiap spektrum gelombang
elektromagnetik dalam berbagai bidang kehidupan.
5) Siswa mampu memprediksi dampak / bahaya radiasi elektromganetik di
kehidupan sehari-hari.
6) Siswa dapat memilih langkah-langkah antisipasi terhadap penanggulangan
dampak radiasi elektromaganetik.
7) Siswa dapat melakukan observasi pemanfaatan radiasi elektromagnetik di
kehidupan sehari-hari
8) Siswa dapat memilih pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang paling
fundamental ( misalnya manfaat dari sianr X ).
9) Siswa dapat mengkaji sumber-sumber tentang pemanfaatan spektrum gelombang
elektromagnetik.
10)Siswa dapat melakukan studi literatur tentang pemanfaatan spektrum gelombang
elektromagneti
11) Siswa dapat mepresentasikan aplikasi pemnafaatan spektrum gelombang
elektromagnetik di depan kelas.
D Materi Pembelajaran
1 Deskripsi radiasi gelombang elektromganetik
2 Spektrum gelombang elektromagnetik
3 Aplikasi pemanfaatan radiasi elektromagnetik di kehidupan sehar-hari
4 Bahaya radiasi elektromagnetik
5 Cara Mengatasi Bahaya elektromagnetik

PETA KONSEP
c

Konsep dan Prinsip


Gelombang Elektromagnetik

eskripsi radiasi gelombang elektromagnetik Bahaya dan cara menagatasi bahaya radiasi elektrom
Aplikasi Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik Pada Kehidupan sehari-hari

Pengertian radiasi elektromagnetik


Gelombang Radio ( UHV dan VHF )
Gelombang Radio ( MF dan HF )

Gelombang Mikro Gelombang Inframerah


ektrum gelombang elektromagnetik

Sinar Cahaya Tampak Sinar Ultraviolet (UV)

tik tiap spektrum gelombang elektromagnetik

Sinar X ( Sinar Rontgen )

Sinar Gamma

E Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan

: Scientific Method

Model

: Pembelajaran kooperatif tipe TS-TS ( Two Stay Two Stray )

Metode

: Demosntrasi, tanya jawab, dan diskusi

F Media, Alat, dan Sumber Belajar


1) Media : Slide Power Point, papan tulis, LKS (terlampir), video, dan gambar
2) Alat dan Bahan : 3) Sumber Belajar :
a. Giancoli, Douglas. (2005). PHYSICS: Principles with Aplication. USA: 6th ed.
Pearson Prentice Hall
b. Paul A, Tipler. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
c. Siswanto. 2009. Kompetensi Fisikan Kelas X, Penerbit: Pusat perbukuan
departemen pendidikan nasional
d. Purwoko. Physics For Senior High School Year X. Penerbit: Yudhistira
e. Rosyid, Farchani. 2012. Kajian Konsep Fisika kelas X. Penerbit: Platinum
G Kegiatan Pembelajaran.
Pertemuan 1
Rincian Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Tahapantahapan
Kegiatan Awal ( Pendahuluan )
1. Guru membuka pelajaran

1. Siswa menjawab salam

dengan menyampaikan salam

yang disampaikan guru .

pada siswa .
Assalamualaikum anak-

Waalaikum salam
pak/bu

anak?
2. Guru meminta perwakilan
siswa untuk memimpin doa
dan berdoa sesuai dengan
keyakinan masing-masing
sebelum pembelajaran
dimulai.
Sebelum pembelajaran

2. Salah satu perkakilan


siswa memimpin doa
sebelum pembelajaran
dimulai.dan berdoa
sesuai dengan
keyakinan masing-

dimulai, alangkah baiknya

masing

kita berdoa terlebih dahulu.

Sebelum pembelajaran

Coba salah satu dari kalian

dimulai,marilah kita

untuk memimpin doa nya

berdoa menurut

Alokasi
Waktu
25 menit

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Tahapantahapan

keyakinan masing3. Guru menanyakan kabar


siswa. Gimana kabar kalian
hari ini ?
4. Guru mengecek kehadiran
siswa. Siapa saja yang tidak

masing. Berdoa
dimulai
3. Siswa menjawab kabar
mereka. Alhamdulillah
baik pak/bu

hadir pada hari ini?


5. Guru menyajikan materi

4. Siswa memperhatikan

tetapi hanya sekilas saja

guru ketika mengecek

tentang apa-apa saja yang

daftar kehadiran

akan dibahas pada hari ini

5. Siswa mendengarkan

dxan pada saat kegiatan


diskusi dilaksanakan.
6. Guru kemudian menanyakan

penyajian materi yang


disampaikan guru

kepada siswa Apakah kalian


sudah siap untuk belajar ?
7. Guru menjelaskan topik yang
akan dibahas pada saat itu
yaitu pengertian radiasi
elektromagnetik, berbagai
spektrum elektromagnetik
dan karakteristik tiap
spektrum elektromagnetik
melalui PPT .
8. Guru mendemonstrasikan

6. Semua siswa menjawab


dengan serentak Siap
pak/bu
7. Siswa mendengarkan
topik yang dijelaskan
oleh guru di depan kelas
dan mencatat hal-hal
penting di buku catatan.

dengan menanyangkan video


contoh aplikasi pemanfaatan
gelombang elektromagnetik
di dalam kehidupan serta

8. Siswa memperhatikan

video contoh bahaya radiasi

penanyangan video

elektromagnetik di dalam

yang di demonstrasikan

kehidupan.

oleh guru.

Salah satu video pemanfaatan

Alokasi
Waktu

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Tahapantahapan

radiasi elektromagnetik yaitu


manfaat sinar X di bidang
kesehatan.
-

Siswa mengamati
video pemanfaatan
sinar X di bidang
kedokteran.

Jika cara dengan


mendemonstrasikan melalui
video masih belum dipahami
oleh siswa, bisa dilakukan
dengan :
Guru membawa langsung
hasil rontgen ( ronsen ) dan
memperlihatkan di depan
kelas agar siswa melihat
langsung secara nyata hasil
pemanfaatan sinar X di
-

bidang kedokteran.
Salah satu video bahaya
radiasi elektromagnetik
melalui kasus ledakan yang
terjadi di pom bensin.

Siswa mengamati
video bahaya radiasi

9. Pada saat penanyangan materi


guru cenderung banyak

elektromagnetik dari
kasus ledakan yang

Alokasi
Waktu

Tahapantahapan

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
bertanya kepada siswa, hal ini

terjadi di pom bensin.

dimaksudkan untuk menggali


keaktifan siswa dalam belajar.
Misalnya :
kenapa kebakaran atau
ledakan bisa terjadi saat
petugas pom bensis

9. Siswa menjawab

menggunakan hp saat

pertanyaan yang

pengisikan bahan bakar ke

diberikan oleh guru

truk ? faktor apa yang

dengan bimbingan dari

menyebabkannya ?

guru dan boleh melalui

10. Guru memberikan kesempatan

sumber-sumber lain.

kepada siswa untuk bertanya


terkait topik dan video yang
telah didemonstrasikan di
depan kelas.

10. Siswa diberi


kesempatan untuk
bertanya jika ada
topik/ materi yang
belum dipahami dari
yang dijelaskan oleh
guru.

Kegiatan Inti / Tahap Pelaksanaan Model Two Stay To Stray (TS-TS)

Alokasi
Waktu

Tahapantahapan
Tahap I:
Tahap
Persiapan

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Guru membagi siswa ke 1. Siswa dibagi menjadi
dalam beberapa kelompok
kelompok-kelompok
dengan
masing-masing
kecil.Masing-masing
beranggotakan 4 siswa dan
kelompok
setiap anggkota kelompok
beranggotakan
4
harus heterogen dalam hal
orang.
jenis kelamin dan prestasi
belajar.

2. Siswa duduk secara


berkelompok .
2. Guru mengintruksikan siswa
duduk di kelompoknya
masing-masing
Tahap II:
Presentasi
Guru.

3. Guru terlebih dahulu


menjelaskan peraturan yang
harus dilaksanakan siswa
selama proses pembelajaran
dengan teknik ini dengan
media power point.

3.

Alokasi
Waktu

Tahapantahapan
Tahap III:
Kegiatan
Kelompok

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Alokasi
Waktu

Tahapantahapan
Tahap IV:
Presentasi
Kelompok.

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Tahap V:
Evaluasi
Kelompok
dan
Penghargaan
.

Kegiatan Akhir ( Penutup )

Alokasi
Waktu

Tahapantahapan

Rincian Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa

Alokasi
Waktu

Anda mungkin juga menyukai