Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

BAB I
LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan dunia industri, terdapa sistem produksi dimana terjadi
proses transformasi bahan mentah menjadi produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai
dengan desain produk yang telah ditetapkan. Proses pendukung dalam proses produksi
tersebut membutuhkan berbagai macam mesin perkakas yang memenuhi spesifikasi
tertentu seperti mesin bubut, mesin milling, mesin bor, dan mesin las.
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk mengurangi
dimensi benda yang diputar dimana terdapat gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Mesin milling
adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk pemotongan logam dengan cutting tool bergigi
banyak dan mengurangi dimensi benda berupa cekungan atau celah pada benda kerja dengan cara
memutar milling cutter dan menggerakan benda kerja pada feed drive. Jenis-jenis dari mesin milling
yaitu mesin milling horizontal, vertikal dan universal dengan bentuk konstruksi dan fungsi berbeda.
Mesin bor adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk membuat lubang (drilling) , reaming,
dan counter boring pada benda-benda logam maupun non-logam. Benda kerja diletakkan pada table
dan dijepit pada ragum sebagai perlengkapan tambahan pada mesin bor. Lalu, mesin bor yang
mendapat daya dan putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut. Mesin las adalah
suatu mesin perkakas yang digunakan untuk penyambungan plat atau logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan dengan cara plat atau logam yang akan
disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung
dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan
metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.
Praktikum Proses Produksi merupakan praktikum yang menunjang bagi
Jurusan Teknik Mesin untuk membekali dan meningkatkan pemahaman yang bertujuan
untuk mengetahui dan mengoperasikan mesin secara baik pada saat memasuki dunia
kerja nanti. Untuk memperoleh pengetahuan tentang mesin-mesin tersebut secara luas, maka
pelajaran di dalam kelas saja tidak memungkinkan. Untuk itulah dibutuhkan pengalaman nyata bekerja
dengan mesin tersebut melalui proses praktikum di laboratorium. Pengalaman bekerja secara langsung
pada praktikum tersebut dapat memberikan pengetahuan lebih dan keterampilan mengoperasikan
mesin-mesin tersebut. Untuk itulah, proses praktikum sangat dibutuhkan bagi seorang calon sarjana
teknik.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

BAB II
PRAKTIKUM
2.1

Mesin Bubut

2.1.1

Tujuan
Tujuan umum

a.

Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.

b.

Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.


Tujuan khusus

a.

Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut.

b.

Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.

c.

Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir.

2.1.2

Alat dan Bahan

A. Alat
1. Mesin Bubut
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

Gambar 2.1 Mesin Bubut KW15-486


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2. JangkaSorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.2 Jangka Sorong


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
3. Center gauge / Dial Indicator
Digunakan untuk menyenterkan benda kerja.

Gambar 2.3 Center gauge / Dial Indicator


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
4. Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pembubutan.

Gambar 2.4 Stop Watch


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

5. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.

Gambar 2.5 Kunci Chuck


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
6. Kunci Pahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan
kedudukan pahat tidak berubah.

Gambar 2.6 Kunci Pahat


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
7. Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle

Gambar 2.7 Tachometer


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

8. Pahat HSS
Sebagai alat potong untuk pemakanan benda kerja.

Gambar 2.8 Pahat HSS


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
9. Tang Ampere
Untuk mengukur arus pada saat pembubutan.

Gambar 2.9 Tang Ampere


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
B. Bahan
1. Baja ST-37

Gambar 2.10 Baja ST-37


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2.1.3

Desain Benda Kerja


(Terlampir)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2.1.4

Penentuan Parameter Permesinan

a. Putaran Spindel (n)


Pembubutan

: 200 rpm

Penguliran

: 65

b. Feed Motion
c. Pitch
2.1.5

rpm

: 0.166 mm/rev
: 1.75 mm/gang

Proses Pembuatan Benda Kerja

a. Awal Benda Kerja

b. Proses 1

Pemakanan ke-

Panjang pembubutan (L)

Depth of Cut (t)

50 mm

0.5

50 mm

0.5

50 mm

0.5

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

c. Proses 2

Pemakanan ke1
2
3

Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)


35 mm
0.5
35 mm
0.5
35 mm
0.5

d. Proses 3

Pemakanan ke1
2
3

Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)


100 mm
0.5
100 mm
0.5
100 mm
0.5

e. Proses 4

Pemakanan ke1
2
3
4

Panjang pembubutan (L)


100 mm
100 mm
100 mm
100 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

Depth of Cut (t)


0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

100 mm

0,5 mm

Pemakanan ke1
2
3
4
5

Panjang pembubutan (L)


40 mm
40 mm
40 mm
40 mm
40 mm

Depth of Cut (t)


0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm
0,5 mm

Panjang pembubutan (L)


2 mm
2 mm

Depth of Cut (t)


0,4 mm
0,4 mm

f. Proses 5

g. Proses 6 (Tirus)

Pemakanan ke1
2
h. Proses 7 (Penguliran)

Pemakanan ke1
2

Panjang pembubutan (L)


30 mm
30 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

Depth of Cut (t)


0,1 mm
0,1 mm
PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

3
4

30 mm
30 mm

0,1 mm
0,1 mm

30 mm

0,1 mm

30 mm

0,1 mm

30 mm

0,1 mm

30 mm

0,1 mm

30 mm

0,1 mm

10

30 mm

0,1 mm

11

30 mm

0,1 mm

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2.1.6

10

Flowchart

Mulai

Persiapan desain
benda kerja, alat
bahan, dan mesin

Pembubutanhingga
diameter 22 mm
sepanjang 50 mm

Silinder Baja ST-37

Jauhkan pahat dari


benda kerja.

Mengukur Benda kerja


Apakah
benda
kerja
sesuai atau
tidak

Mencengkram (memasang) benda


kerja pada chuck
Mengatur putaran spindel
360 rpm

Ya
Memasukkan Depth of cut
0,5 mm

Mengatur Feed motion


0,166 mm/rev
Hidupkan mesin

Pembubutanhingga
diameter 20 mm
sepanjang 35 mm

Menentukan titik nol pahat


dan benda kerja

Jauhkan pahat dari


benda kerja.

Jauhkan pahat dari


benda kerja.

Memasukkan Depth of Cut


0,5 mm

A
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

Tidak

B
PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

11

Memasukkan
Depth of Cut 0,5 mm
Apakah
benda
kerja
sesuai
desain?

Tidak
Pembubutanhingga
diameter 12 mm
sepanjang 40 mm

Ya
Matikan Mesin

Jauhkan pahat dari benda


kerja.

Lepas benda kerja dari chuck


Benda kerja di balik

Apakah
benda
kerja
sesuai
desain?

Pasang benda kerja pada chuck


Hidupkan mesin
Menentukan titik nol pahat dan benda
kerja

Ya
F

Memasukkan Depth of Cut


0,5 mm
Pembubutanhingga
diameter 17 mm
sepanjang 50 mm

Tidak

Tidak

Jauhkan pahat dari benda


kerja.

Apakah benda
kerja sesuai
desain?

Ya
E
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

12

H
Matikan Mesin
Memutar pahat tegak
lurus dengan benda kerja

Apakah
benda kerja
sesuai
desain ?

Tidak
Ganti pahat dengan
pahat ulir
Pengaturan pitch dan feed
selection lever untuk pembuatan
pitch 1,75 mm/gang

Ya
Matikan Mesin
Pengaturan kecepatan
spindel 65 rpm

Hidupkan mesin

Memutar pahat sampai


450 untuk membuat tirus

Pengaturan titik nol benda


kerja, titik nol pahat, dan
setting eretan atas

Hidupkan mesin

Pengaturan titik nol benda


kerja, titik nol pahat, dan
setting eretan atas

Menentukan Depth of Cut


0,5 mm

Penguliran M 12 x 1,75 RH
sepanjang 30 mm

Jauhkan pahat dari


benda kerja.
Menentukan Depth of Cut
0.5 mm

Apakah
benda kerja
sesuai
desain ?
Apakah
benda kerja
sesuai
desain ?

Tidak

Tidak

Ya
Matikan mesin

Ya
H
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

I
PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

13

Lepas benda kerja

Poros Bertingkat

Membersihkan sekitar
tempat kerja mesin bubut

Selesai

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2.1.7 Data Hasil Praktikum


JENIS MESIN

14

: Bubut

TYPE

: KW15-486

DAYA ( P )

: 1,5 kW

BAHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Bahan

: Baja ST-37

Koefisien bahan ( k )

: 157 kg/mm2

Konstanta Eksponen (m )

: 0.75

PEMBUBUTAN
NO
1
2
3
4
5

nt

na

(mm)

(mm)

(mm)

(mm/rev)

(rpm)

(rpm)

(mm)

(detik)

50
50
50
50
50

22
21
20
19
18

21
20
19
18
17

0.166
0.166
0.166
0.166
0.166

360
360
360
360
360

385
383
388
390
388

0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

52
50
49
50
49

2.1.8 Pengolahan Data


1.

Kecepatan Pemotongan (v)


Pembubutan
v

.D.n
1000

(m / menit)

(2 - 1)

dimana:
D = Diameter awal benda kerja (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
2.

Depth of Cut (t)


t'

Dd
2

(mm)

(2 - 2)

Dimana:
D = Diameter awal benda kerja (mm)
d = Diameter Akhir Benda Kerja
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

3.

15

Gaya Pemotongan Vertikal ( Pz )


Pz K.t '.s m

(2 - 3)

( kg )

dimana:
K = Koefisien bahan (Kg/mm2)
s = Feed motion (mm/rev)
t = Depth of cut (mm)
m = Konstanta eksponen
4.

Daya Pemotongan ( Nc )
Nc

5.

Pz.v
60.102

( kW )

(2 - 4)

Machining Time ( Tm )
Tm

L.i
s.n

(menit)

(2 - 5)

dimana:
L = panjang pembubutan (mm)
i = jumlah pemotongan = t/t
6.

Momen Torsi ( Mt )
Mt

7.

Pz.D
2

( Kg .mm)

(2 - 6)

Daya Motor ( Nm )
Nm V . .I . cos

kW

(2 - 7)

dimana:
V

= Tegangan Listrik (Volt)

cos

= Jumlah Fase

= Faktor daya {0,8}


= Arus (Ampere)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

16

A. Perhitungan Aktual
1.

Kecepatan Pemotongan (v)


v

.D.n
1000
3.14.22.380
1000

v = 26,73396 m/menit
2.

Depth of Cut (t)


Dd
2
22 21
t'
2

t'

t = 0,5 mm
3.

Feed Motion (s)


Li
Tm
50 1
s
0.83

4.

s = 60.24096 mm/rev
Gaya Pemotongan Vertikal ( Pz )
Pz K .t '.s m
Pz 157.0,5'.0,166 0 , 75

Pz = 20,42 kg
5.

Daya Pemotongan ( Nc )
Nc

Pz.v
60.102

Nc

20,42.26,73396
60.102

( kW )

Nc = 0,0892 kW
6.

Momen Torsi ( Mt )
Mt

Pz.D
2

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

Mt

17

20,42.22
2

Mt = 224,62 kg.mm
7.

Daya Motor ( Nm )
Nm V . .I . cos
Nm 380. 3. 2,02.0,8

Nm = 106,36 kW

B. Perhitungan Teoritis
1.

Kecepatan Pemotongan (v)


v

.D.n
1000
3,14.22.360
1000

v = 24,8688 m/menit
2. Depth of Cut (t)
Dd
2
22 21
t'
2

t'

3.

t = 0,5 mm
Gaya Pemotongan Vertikal ( Pz )
Pz K .t '.s m
Pz 157.0,5'.0,166 0 , 75

Pz = 20,42 kg
4.

Daya Pemotongan ( Nc )
Nc

Nc

Pz.v
60.102

( kW )

20,42.24,8688
60.102

Nc = 0,08298 kW

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

5.

18

Machining Time ( Tm )
Tm

L.i
s.n

Tm

50.100
0,166.360

Tm = 0,084 Menit
6.

Momen Torsi ( Mt )
Mt

Pz.D
2

Mt

20,42.22
2

Mt = 224,62 kg.mm
7.

Daya Motor ( Nm )
Nm V . .I . cos
Nm 380. 3. 2,02.0,8

Nm = 106,36 kW

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

19

2.1.9 Grafik dan Pembahasan


A. Hubungan Putaran Spindle (n) dan Daya Pemotongan (Nc)
Tabel 2.1 Data antarkelompok Hubungan Putaran Spindle (n) dan Daya Pemotongan
(Nc)
Kelompok
na (rpm)
nt (rpm)
4
206.2
200
9
349.6
330
14
255
235
24
387
360
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

Nca (kW)
0.047504
0,080541
0,058747
0,089157

Nct (kW)
0,046076
0,076025
0,054139
0,082937

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Putaran Spindle (n) dan Daya Pemotongan (Nc)

20

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

21

Daya pemotongan ( Nc ) adalah daya yang diperlukan oleh mesin selama proses
pemakanan benda kerja. Putaran spindel ( n ) adalah putaran yang digunakan untuk
memutar spindle dalam proses eksekusi.Dari grafik hubungan putaran ( n ) dan daya
pemotongan ( Nc ) pada proses pembubutan dapat dilihat bahwa semakin tinggi
kecepatan putaran spindle maka akan memberikan nilai daya pemotongan yang lebih
besar. Ini dikarenakan semakin tingginya kecepatan putaran spindle akan memberikan
kecepatan pemotongan yang semakin tinggi juga. Hal ini dapat dibuktikan dari rumus
kecepatan pemotongan:

Kecepatan pemotongan ( V ) yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan


kecepatan putaran spindle ( n ) yang diberikan. Jika kecepatan pemotongan semakin
besar, maka semakin cepat pula gerakan pahat dalam melakukan pemotongan.
Sebaliknya kecepatan pemotongan rendah maka daya untuk melakukan pemotongan
rendah. Hal ini dibuktikan dalam rumus :

Dimana : Pz = gaya pemotongan (kg)


v = kecepatan pemotongan (m/s)
Data teoritis dan aktual menunjukkan kecenderungan yang sesuai dengan teori
semakin besar putaran spindle maka maka grafik semakin naik. Namun ada
penyimpangan atau selisih pada kedua data tersebut, data aktual lebih besar dari data
teoritis. Jika dianalisa secara rumus maka varibel yang berpengaruh adalah putaran
spindle dan feed motion tidak sama dengan ketika operator saat melakukan setting pada
mesin. Jadi, ketika putaran spindle terukur diatas putaran spindle yang di set itu di
bawah putaran spindle yang sebenarnya. Pengaruh lainnya adalah pada saat aktualnya
mesin memang diatur lebih tinggi dari teoritisnya

B. Hubungan Feed Motion (s) dan Gaya Pemotongan (Pz)


LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

22

Tabel 2.2 Data antarkelompok Hubungan Feed Motion (s) dan Gaya Pemotongan (Pz)
Kelompok
St (mm/rev)
Sa(mm/rev)
18
0.132
0.138351
21
0.231
0.245178
24
0.166
0.155039
27
0.184
0.211699
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

Pza (kg)
17.190959
27.351490
19.395450
24.49955

Pzt (kg)
17.19095
26.15644
20.41506
22.05377

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

Gambar 2.2 Grafik Hubungan Feed Motion (s) dan Gaya Pemotongan (Pz)

23

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

24

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

25

2.1.10 Studi Kasus


1. Kesalahan Penguliran

Analisa
Terjadi penguliran pada diameter mayor poros berulir.

Gambar 2.11 Kesalahan saat Penguliran


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

Penyebab
Kesalahan pemakanan, sehingga diameter ulir mayor mengalami penguliran
kembali.

Solusi
Praktikan harus selalu teliti sepanjang jalannya praktikum melakukan proses
penguliran sehingga ulir yang dihasilkan sesuai yang diinginkan.

2. Benda Kerja Tidak Sesuai Desain

Analisa
Ukuran benda kerja setelah dilakukan pengerjaan tidak sesuai dengan desain
awal yang telah dirancang.

Gambar 2.12 Benda Kerja Tidak Sesuai Desain


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

26

Penyebab
Pada saat pengerjaan praktikum kurangnya ketepatan dan ketelitian pada
proses penguliran dan kurang akurat sangat memasukkan nilai depth of cut.

Solusi
Diperlukan ketelitian dan keakurasian yang tinggi saat jalannya praktikun
sehinnga benda kerja dapat sesuai desain.

2.2

Mesin Milling

2.2.1 Tujuan
Tujuan umum
a.
b.
a.
b.

Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya


Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas
Tujuan khusus
Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari mesin milling
Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi, alur pada
poros dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam-macam
pekerjaan yang dapat dilakukan

2.2.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin miling
Digunakan untuk pembuatan benda kerja

Gambar 2.13 Mesin Milling


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

27

Gambar 2.14 Jangka Sorong


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
3. Milling Cutter (Modul = 2,25)
Digunakan untuk pemakanan benda kerja

Gambar 2.15 Milling Cutter


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
4. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan

Gambar 2.16 Stopwatch


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

28

5. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar

Gambar 2.17 Kunci Chuck


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
6. Kunci L
Digunakan
pengerjaan,

untuk

mengencangkan

tailstock

agar

selama

proses

kedudukan tailstock tidak berubah

Gambar 2.18 Kunci L


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
7. Kunci Inggris
Digunakan untuk mengencangkan benda kerja pada poros berulir dan
Mengatur kedudukan sector arm

Gambar 2.19 Kunci Inggris


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

29

8. Obeng (-)
Digunakan untuk mengatur dan mengencangkan index crank

Gambar 2.20 Obeng (-)


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
9. Poros Berulir
Digunakan sebagai tempat kedudukan benda kerja sebelum dipasang
pada chuck

Gambar 2.21 Poros Berulir


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

B. Bahan
1. Alumunium Alloy

Gambar 2.22 Alumunium Alloy


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

30

2.2.3 Desain Benda Kerja


(Terlampir)
2.2.4 Penentuan Parameter Dan Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus
A. Roda Gigi 1
M1 = 2,25
Z1 = 19
K1 = 60

X1 = 3

n1 = 680 RPM
Keterangan :
M : Modul
Z : Jumlah gigi
K : Jumlah gigi pada worm wheel
X : Jumlah putaran dalam index plate
n : Putaran spindle

Gambar 2.23 Roda Gigi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

31

Gambar 2.24 Index Dividing Head


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus
1. Diameter Pitch (dp)
dp = Z.M
dp = 19.2,25
dp = 42,75 mm
2. Diameter Kepala (dk)
dp dk 2M
42,75 dk 4,5
dk = 47,25 mm
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)

X =3

putaran

4. Tinggi gigi (H)


H 2,25.M
H 2,25.2,25
H = 5,0625 mm
5. Tinggi kepala gigi (hk)
hk = k.M
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

32

hk = 1.2,25
hk = 2,25 mm
6. Tinggi kaki gigi (hf)
hf k.M ck
hf 1.2,25 0,25
hf = 2,50 mm
7. Tebal gigi (mm)

t = 3,5342 mm
B. Roda Gigi 2
M2 = 2,75
Z2 = 30
K2 = 40

X2 = 1

n2 = 680 RPM
Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus

1. Diameter Pitch (dp)

dp = Z.M
dp = 30.2,75
dp = 82,5 mm
2. Diameter Kepala (dk)
dp dk 2M
82,5 dk 2.2,75
dk = 78 mm
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

X =1

33

putaran

4. Tinggi gigi (H)


H 2,25.M
H 2,25.2,75
H = 6,1875 mm
5. Tinggi kepala gigi (hk)
hk k.M
hk 1.2,75
hk = 2,75 mm
6. Tinggi kaki gigi (hf)
hf k.M ck
hf 1.2,75 0,25
hf = 3 mm
7. Tebal gigi (mm)

t = 4,31 m

2.2.5 Flowchart

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

34

2.2.6 Data Hasil Praktikum


LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

35

Putaran yang digunakan(n)

: 680

rpm

Feed motion(s)

: 360

mm/rev

Diameter cutter (D)

: 60

mm

Depth of cut(t)

: 5,5

mm

Modul(M)

: 2,25 mm

Dimensi roda gigi yang dibuat :


Terotitis
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

Diameter kepala(Dk)
Diameter pitch(Dp)
Jumlah gigi(Z)
Tinggi gigi(H)
Tebal gigi(t)
Aktual
Diameter kepala(Dk)
Diameter pitch(Dp)
Jumlah gigi(Z)
Tinggi gigi(H)
Tebal gigi(t)

: 42.75 mm
: 38,25 mm
: 19
: 5,0625 mm
: 5,0625 mm

Bahan benda kerja


Konstanta bahan
Konstanta eksponen
Lebar benda kerja
Jumlah gigi worm wheel (K)

: aluminium alloy
2
: 32 kg / mm
: 0,5
: 22,7 mm
: 60

: 47,4 mm
: 36,4 mm
: 19
: 5 mm
: 5 mm

Jumlah putaran untuk index plate(x) :

Tabel 2.3 Data Waktu Pemakanan Proses Milling


Waktu tiap kali pemakanan :
Pemakanan

t= 3 (mm)

ke-

t ( detik )

t = 2.06 (mm)
t ( detik )

1.

13

15

2.

19,5

13,5

3.

15,1

15,2

4.

13,9

13,4

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

36

5.

17,9

15

6.

16,9

13

7.

13,5

17

8.

16

13

9.

19

12

10.

16

12,5

11.

16

12,3

12.

19

11,7

13.

19,5

11

14.

13,6

12

15.

19

13

16.

15

12,5

17.

16

13,5

18.

16

14,5

19.

16

11

16,363

13,215

2.2.7 Pengolahan Data


1.

Feed Motion (s)

Keterangan :
L = panjang pemotongan (mm)
t = kedalaman pemotongan (mm)
D = diameter Milling cutter
(mm)
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran spindle (rpm)
Tm = Machining time (menit)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2.

37

Gaya Pemotongan (Pz)


( kg )
Keterangan:
K = koefisien bahan (Kg/mm2)
s = feed motion (mm/rev)
t = depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen

3.

Momen Torsi ( Mt )
( Kg.mm)
Keterangan:
D = Diameter Milling cutter (mm)

4.

Daya Pemotongan (Nc)


( Kw )

5.

Kecepatan Pemotongan ( v )

A. Perhitungan Aktual
1. Feed Motion (s)

2.

Gaya Pemotongan (Pz)

3.

Momen Torsi ( Mt )

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

4.

Daya Pemotongan (Nc)

5.

Kecepatan Pemotongan ( v )

38

2.2.8 Studi Kasus


1. Benda kerja termakan dibagian gigi
Analisa
Terbentuknya hasil benda kerja yang termakan dibagian gigi benda kerja
pada proses milling seperti nampak dalam gambar berikut

Gambar 2.25 Benda Kerja yang Cacat 1


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

Penyebab

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

39

Dalam pengoperasian alat tidak ada batas secara jelas saat memasukan
jumlah indeks plate yang diinginkan sehingga rawan terjadi kesalahan
pengerjaan karena proses pengerjaan dilakukan secara berulang ulang

Solusi
Diberi batasan secara jelas saat memasukan jumlah indeks plate yang jelas
sehingga tidak terjadi kesalahan pengerjaan karena proses pengerjaan dilakukan
secara berulang ulang

2.

Benda kerja rusak dibagian gigi


Analisa
Terbentuknya hasil benda kerja yang bentuk antar roda giginya tidak sama
dari masing masing gigi.

Gambar 2.26 Benda Kerja yang Cacat 2


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

Penyebab
Cacat ini disebabkan oleh putaran index deviding yang tidak presisi
dimasing masing pemakanan. Apabila indeks kelebihan maka terjadi jarak
yang cukup jauh antar roda gigi sedangkan jika kekurangan maka terjadi jarak

antar roda gigi menjadi dekat dan hasilnya tipis


Solusi
Saat pemutaran index plate harus tepat, agar jangan sampai terjadi
kekurangan atau kelebihan index plate

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

40

2.3 Mesin Bor


2.3.1 Tujuan
Tujuan umum
a.
b.
a.
b.

Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya


Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas
Tujuan khusus
Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor
Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan
mesin bor

2.3.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Bor
Digunakan untuk pembuatan benda kerja

Gambar 2.27 Mesin Bor


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2. Mata Bor
Digunakan sebagai alat untuk melubangi benda kerja

Gambar 2.28 Mata Bor


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
3. Kunci Drill chuck
Digunakan untuk mengencangkan mata bor pada drill chuck

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

41

Gambar 2.29 Drill Chuck


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
4. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengeboran

Gambar 2.30 Stopwatch


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
5. Waterpass
Digunakan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan tegak lurus
dengan mata bor

Gambar 2.31 Waterpass


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)

6. Penitik
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

42

Digunakan untuk menandai benda kerja yang akan dibor

Gambar 2.32 Penitik


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
7. Palu
Digunakan untuk memberikan gaya pada penitik

Gambar 2.33 Palu


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
B. Bahan
1. Aluminium

Gambar 2.34 Aluminium


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2.3.3 Desain Benda Kerja
(Terlampir )
2.3.4 Penentuan Parameter Permesinan

Tegangan masuk
Diameter mata bor

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

= 380
=6

volt
mm
PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

Kecepatan putar
Panjang pengeboran
Banyaknya pemakanan
Waktu pengeboran
Konstanta bahan (Alumunium alloy)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

43
= 360
= 22,7
=5
= 19,824
= 32

rpm
mm
kali
detik
kg/mm2

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

44

2.3.5 Flowchart

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

45

2.3.6 Data Hasil Praktikum


Pengeboran ke-

Waktu Pengeboran (detik)

21,8

7,8

20,5

18

16,52

2.3.7 Pengolahan data


1.

Kecepatan pengeboran
v =
v =
v = 6,7824 m/menit
Keterangan :
D = diameter bor (mm)
n = kecepatan putar spindle (rpm)

2.

Feed Motion
s =
s =
s = 0,191 mm/rev
Keterangan :
L = kedalaman pengeboran (mm)
i = banyaknya pemakanan
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran mesin (rpm)

3.

Momen Torsi
Mt = C . D1,9 . s0,8
Mt = 32. 61,9 . 0,1910,8
Mt = 256,132 kg.mm
Keterangan :
C = konstanta bahan (kg/mm2)
s = feed motion (mm/rev)
D = diameter bor (mm)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

4.

46

Daya Pengeboran
Nc =
Nc =
Nc = 0,09467 kW
Keterangan :
Mt= Momen torsi (kg.mm)
n = putaran mesin (rpm)

2.3.8 Studi Kasus


1.

Analisa
Lubang belakang hasil pengeboran tidak rata

Gambar 2.35 Roda Gigi


Sumber : Dokumen pribadi (2015)
2.

3.

Penyebab
Waktu dan kecepatan dari pemakanan yang terlalu cepat dan pemakanan yang
tidak secara bertahap
Solusi
Adanya batasan waktu dan kecepatan pemakanan yang jelas, sehingga pada saat

proses pemakanan hasilnya halus.


2.4 Kerja Bangku
2.4.1 Tujuan
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang proses pengelasan.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.
b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

47

2.4.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Las SMAW
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

Gambar 2.36 Mesin Las SMAW


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2. Tang
Digunakan untuk menjepit benda kerja pada saat pengelasan apabila
diperlukan.

Gambar 2.37 Tang


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
3. Kacamata las / Topeng Las
Digunakan untuk melindungi mata pada saat proses pengelasan
berjalan.

Gambar 2.38 Kacamata las / Topeng Las


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

48

4. Stop watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengelasan.

Gambar 2.39 Stop watch


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
5. Penggaris Siku
Digunakan untuk menentukan kedudukan benda kerja sebelum dilas.

Gambar 2.40 Penggaris Siku


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
6. Kikir
Digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah proses pemotongan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

49

Gambar 2.41 Kikir


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
7. Roll Meter
Digunakan untuk mengukur benda kerja sebelum dan setelah dipotong.

Gambar 2.42 Roll Meter


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
8. Gergaji besi
Digunakan untuk memotong material.

Gambar 2.43 Gergaji besi


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
9. Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak pada benda kerja.

Gambar 2.44 Sikat Kawat


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
10. Pemukul Terak
Digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel pada hasil
lasan.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

50

Gambar 2.45 Pemukul Terak


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
11. Cat Besi
Digunakan untuk memberikan warna dan mencegah korosi benda kerja.

Gambar 2.46 Cat Besi


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
12. Kuas
Digunakan untuk meratakan cat di permukaan benda kerja.

Gambar 2.47 Kuas


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
13. Gunting Plat
Digunakan untuk memotong plat.

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

51

Gambar 2.48 Gunting Plat


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
B. Bahan
1. Besi esser

Gambar 2.49 Besi esser


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2. Besi siku 3x3

Gambar 2.50 Besi siku 3x3


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
3. Besi hollow 4x4

Gambar 2.51 Besi hollow 4x4


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

52

4. Plat

Gambar 2.52 plat


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
5. Kayu

Gambar 2.53 Kayu


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2.2.2

Desain Benda Kerja


(Terlampir)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

53

2.4.4 Flowchart

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

54

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

55

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

56

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

2.4.5

2.4.6
1.

57

Data Hasil Praktikum


Jenis bahan

Baja Esser

Tegangan

25

Volt

Arus

70

Ampere

Tebal las

3,15

mm

Panjang pengelasan

50

mm

Tahanan listrik

0,357

Ohm

Waktu pengelasan

12,6

Detik

Faktor daya

0,8

Tegangan geser

37,5

kg / mm

Pengolahan Data
Power Input (W)
P V .I.cos
Keterangan :
V

= tegangan (Volt )

= besar arus ( Ampere )

Cos = faktor daya


2.

3.

Kekuatan las (Kg)


Po = 2.h.L.
Keterangan :
h

= tebal las (mm)

= panjang pengelasan (mm)

2
= tegangan geser ijin (Kg/mm )

Panas yang timbul (Kalori)


Q = 0,24.I2.R.t
Keterangan :
R

= tahanan listrik (Ohm)

= waktu pengelasan (detik)

LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1

PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

58

A. Perhitungan Pengelasan Material Pelat


1.
Power Input ( P)
P V.I.cos
P 25 . 74,4 . cos 0,8
P = 1295,874 W
2.

Kekuatan las ( Po )
Po 2.h.L.
Po 2 . 3,15 . 50 . 37,5
Po = 11812,5 kg

3.

Panas yang timbul ( Q )


2
Q 0,24.I R.T
2
Q 0,24 . 74,4 . 0,357 . 12,6
Q = 5975,79 Kalori

2.4.7 Studi kasus


1.

Lubang pada pengelasan


Analisa
Cacat lubang merupakan suatu cacat pada proses pengelasan yang
ditandai dengan timbulnya lubang pada sambungan las ataupun pada benda
yang dilas.

Gambar 2.54 Lubang pada Pengelasan


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2014)

Penyebab
Cacat lubang ini bisa disebabkan karena arus yang terlalu besar dan
juga pelat logam yang digunakan terlalu tipis atau juga bias karena posisi

ujung elektroda yang terlalu lama berada pada satu titik yang sama
Solusi

LABORATORIUM PROSES
PRODUKSI 1

KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

59

Mengecilkan arus pengelasan dan lebih memperhatikan ketebalan benda


yang akan dilas dan arus yang sesuai.

2.

Percikan pada logam las (Over Spatter)


Analisa
Cacat over spatter adalah cacat pada pengelasan dimana terjadi percikan
las yang terlalu banyak sehingga terbentuk gumpalan gumpalan pada
benda yang dilas.

Gambar 2.55 Over Spatter


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2014)

Penyebab
Penyebabnya antara lain karena busur las yang terlalu jauh, elektroda
yang menyerap uap dan arus pengelasan yang digunakan terlalu besar.
Solusi
Menurunkan Arus pengelasan yang digunakan, Menyesuaikan jarak
busur dengan benda kerja dan menggunakan elektroda yang kering.

3.

Alur las tidak beraturan


Analisa
Gambar dibawah menunjukkan bahwa pengelasan yang terjadi tidak
beraturan, yaitu alur pengelasanada yang terlalu tebal dan ada yang terlalu
tipis.

LABORATORIUM PROSES
PRODUKSI 1

KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

60

Gambar 2.56 Kecacatan pengelasan pada meja


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2014)

Penyebab
Hal ini disebabkan karena orang yang mencoba mengelas tanpa dasar
keterampilan dan pengetahuan tentang las, sehingga letak elektroda kadang-

kadang terlalu tinggi, kadang-kadang terlalu menempel bahan.


Solusi
Solusi untuk mengurangi kecacatan pengelasan ini adalah lebih
memahami tentang cara penggunaan las sebelum melakukan proses
pengelasan.

LABORATORIUM PROSES
PRODUKSI 1

KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

61

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1.

Fungsi utama mesin bubut adalah untuk menghasilkan benda benda silindris,

2.

membuat ulir, dan meratakan permukaan benda kerja.


Hubungan antara gaya pemotongan (Pz) dan feed motion (s) berbanding lurus
menunjukkan bahwa semakin besar feed motion yang ditentukan maka nilai untuk

3.

gaya pemotongan juga semakin besar.


Hubungan antara daya pemotongan (Nc) dengan kecepatan putar spindle (n) juga
berbanding lurus. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi atau semakin besar

4.

putaran spindle maka semakin besar pula tingkat kecepatannya.


Mesin milling adalah mesin pemotong yang melakukan pemotongan logam dengan
menggunakan cutting tool bergigi banyak yang disebut milling cutter atau pisau

5.

frais.
Jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh mesin miling antara lain pembuatan

6.
7.

bermacam-macam roda gigi, pengeboran, frais muka, frais datar, dan reaming.
Mesin bor berfungsi untuk melakukan pengeboran atau membuat lubang.
Saat menggunakan bor, tidak boleh terburu-buru agar mata bor tidak patah atau

8.

terjadi kesalahan penempatan lubang.


Mesin las digunakan untuk menyambung serta memotong logam dengan

9.

menggunakan elektroda.
Waktu dan arus saat menggunakan mesin las harus disesuaikan dengan bahan yang
akan dikerjakan. Jarak elektroda dengan bagian yang akan dikenai harus pas, jika
terlalu dekat maka elektroda akan menempel dan jika terlalu jauh maka akan

muncul semburan elektroda yang tidak teratur.


10. Mesin perkakas sangat dibutuhkan dan membantu dalam kegiatan manusia.
11. Menggunakan mesin perkakas harus disertai dengan ketelitian tinggi agar
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.
12. Alat bantu juga merupakan bagian untuk menyempurnakan benda kerja yang
fungsinya melengkapi fungsi mesin perkakas

LABORATORIUM PROSES
PRODUKSI 1

KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

62

3.2 Saran
1.

Bagi praktikan
Sebelum melakukan pekerjaan menggunakan mesin perkakas, lebih baik
didahului dengan memahami bagian bagian mesin tersebut dan bisa
memahami cara pengoperasian mesin perkakas tersebut. Sehingga bisa
meminimalisasi terjadinya kesalahan pada benda kerja.
Ketika mengoperasikan mesin perkakas, sebaiknya dilakukan dengan teliti untuk

2.

menghindari kecelakaan kerja ataupun hal hal lain yang tidak diinginkan.
Bagi asisten
Kinerja dari para asisten laboratorium proses produksi sudah baik. Untuk
kedepannya, diharapkan untuk tetap mempertahankan bahkan lebih baik lagi

3.

meningkatkan kinerjanya.
Bagi Labolatorim Proses Produksi I
Mesin perkakas yang digunakan harap disesuaikan dengan perkembangan mesin
saat ini. Sehingga praktikan bisa lebih mudah dalam menyesuaikan diri di dunia
kerja nanti

LABORATORIUM PROSES
PRODUKSI 1

KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai