Anda di halaman 1dari 85

RAHASIA

MARKAS BESAR
TENTARA NASIONAL INDONESIA
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI

RENCANA KEBUTUHAN KEKUATAN TNI


TAHUN 200A-200E
BAB I
PENDAHULUAN

1.

Umum
a.

Kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

sangat dipengaruhi oleh situasi perkembangan lingkungan strategis baik


global, regional maupun nasional yang bersifat multidimensi, berubah dengan
sangat cepat dan penuh ketidakpastian. Perkembangan situasi nasional yang
masih dalam suasana krisis yang diakibatkan oleh krisis moneter dan diikuti
krisis ekonomi, politik dan kepercayaan yang masih berkepanjangan
cenderung mengandung potensi konflik yang dapat berpengaruh terhadap
stabilitas nasional dan upaya pencapaian tujuan nasional.
b.

TNI sebagai komponen utama pertahanan nasional diharapkan mampu

mengikuti setiap perkembangan lingkungan yang terjadi, sehingga TNI harus


mampu melaksanakan pembinaan untuk menyiapkan kemampuan dan
kekuatannya guna mengatasi dan mengantisipasi setiap ancaman yang
mungkin

terjadi.

Dengan

keterbatasan

kemampuan

negara

dalam

menyediakan anggaran bagi TNI maka pembinaan kemampuan dan kekuatan


TNI untuk mewujudkan Postur TNI yang PEEM harus dilaksanakan
berdasarkan skala prioritas.
/ c.

RAHASIA

Atas..

RAHASIA
2

c.

Atas dasar analisa perkembangan lingkungan strategis, keterbatasan

kemampuan sumberdaya serta dihadapkan dengan kemampuan dan


kekuatan nyata, maka perlu disusun rencana kebutuhan kekuatan TNI kurun
waktu 200A-200E yang mengacu kepada kebijaksanaan strategis TNI yang
telah dirumuskan dalam rangka memenuhi tuntutan pelaksanaan tugas pokok
untuk menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan bangsa serta menjamin
kepentingan nasional Indonesia.
2.

Maksud dan Tujuan


a.

Maksud.

Merumuskan kebutuhan kemampuan dan kekuatan TNI,

dalam rangka pertahanan negara dan mendukung kelancaran pembangunan


nasional pada kurun waktu tahun 200A sampai dengan 200E.
b.

Tujuan. Sebagai bahan masukan dalam penyusunan dokumen

perencanaan strategis, khususnya Probangkuat TNI dan sumbangan bahan


Program Pembangunan Nasional di bidang pertahanan negara.
3.

Ruang Lingkup dan Tata Urut.

Renbutkuat berisikan rumusan rencana

kebutuhan kemampuan dan kekuatan serta rencana penggelarannya, kebutuhan


sumber daya dan rumusan risiko yang mungkin timbul beserta penanggulangannya.
Renbutkuat ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a.

Bab I

: Pendahuluan

b.

Bab II

: Penilaian Ancaman dan Peluang

c.

Bab III

: Tugas-Tugas TNI

d.

Bab IV

: Kondisi Awal

e.

Bab V

: Kebutuhan Kemampuan, Kekuatan dan Gelar

f.

Bab VI

: Kebutuhan Sumber Daya

g.

Bab VII

: Pernyataan Risiko dan Upaya Penanggulangan

RAHASIA

RAHASIA
3

/ h.
h.
4.

Bab VIII

Bab VIII..

: Penutup

Referensi
a.

SKEP MENHAN Nomor : Skep / 930 / VI / 2002 tanggal 27 Juni 2002


tentang Sisrenstra Hanneg.

b.

Skep Menhan Nomor Skep / 1182/M/VI/2003 tentang struktur program


dan Anggaran.

c.

Jaksumda Hanneg Tahun 200A-200E (Buku Putih).

d.

Kirintelstra Kadang Tahun 200A-200E.

e.

Jakstra Panglima TNI Tahun 200A-200E.

f.

Anyudha TNI Tahun 200A-200E.

g.

Postur TNI 2000 - 2014

h.

Renbutkuat Angkatan Tahun 2000-2004..

/
RAHASIA

BAB II

.....

RAHASIA
4

BAB II
PENILAIAN ANCAMAN DAN PELUANG
5.

Umum.

Dalam era globalisasi, perkembangan lingkungan strategis sangat

dinamis, perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan sulit diduga sebelumnya.


Berbagai perubahan yang telah dan sedang terjadi pada semua aspek kehidupan
harus diikuti dan dipelajari dengan cermat agar kecenderungan arah dari perubahan
tersebut dapat diprediksi.

Dengan demikian dari kecenderungan perkembangan

lingkungan strategis jangka sedang baik dalam lingkup global, regional maupun
lingkup nasional akan dapat dipersepsikan bentuk ancaman dan peluang yang harus
dihadapi TNI.
6.

Perkembangan Lingkungan Strategis (secara detail lihat Kirintelstrat

Kadang).
a.

Kecenderungan perkembangan dan pengaruh situasi internasional


1)

Sejak berakhirnya perang dingin semua negara di dunia

cenderung menghindari perang terbuka.

Tata politik internasional

yang didominasi negara-negara maju dimana modernisasi atau


globalisasi sistim nilai universal digunakan untuk merubah sistim nilai
dunia yang berwawasan global, sehingga mendorong munculnya kultur
kosmopolitan dan pertentangan sistim nilai global dengan lokal di
masing-masing negara.

Demikian pula kemajuan iptek terutama di

bidang komunikasi dan transportasi telah menyebabkan dunia semakin


transparan dan mengaburkan batas antar negara atau "borderless
world.
2)

Meskipun demikian persaingan antar negara untuk memper-

tahankan kepentingan masing-masing justru semakin meningkat, hal ini


disebabkan adanya persaingan dalam pasar global, keterbatasan
persediaan sumber daya dan semakin padatnya penduduk dunia.
RAHASIA

RAHASIA
5

/ Didalam..
Didalam konflik kepentingan maupun sistim nilai, peran dan aktifitas
negara dihadapkan dengan berbagai tantangan dan sekaligus peluang,
sehingga menuntut kemampuan Indonesia untuk dapat mengoptimalkan setiap peluang yang ada serta meminimalkan kendala yang
merugikan kepentingan nasional Republik Indonesia.
3)

Lembaga-lembaga dunia cenderung didominasi oleh negara-

negara maju sehingga lembaga tersebut tidak mengartikulasikan


kepentingan negara-negara kecil dan miskin, termasuk Indonesia. Hal
itu me-nimbulkan tuntutan dari sebagian besar anggota PBB untuk
melakukan restrukturisasi agar PBB dapat bertindak lebih adil dan
akomodatif terhadap negara-negara miskin dan kecil.

Dengan

demikian diharapkan dalam menghadapi persaingan bebas di bidang


perdagangan, aturan-aturan WTO sebagai realisasi dari GATT dapat
menjamin keseimbangan kepentingan negara maju dan negara miskin.
4)

Dalam

rangka

memperjuangkan

kepentingan

nasional

Indonesia, dituntut fungsi dan peran diplomasi yang lebih aktif dan
adaptif.

Dibidang pertahanan, potensi konflik di Indonesia yang

mungkin terjadi adalah limpahan dari konflik di wilayah perbatasan


darat dan laut internasional yang berkepanjangan. Pola tindakan yang
digunakan dalam konflik adalah aksi teror untuk memperjuangkan
aspirasi politik dan upaya untuk mendapatkan atensi internasional guna
menekan pemerintah yang sah.

Pengaruh konflik yang bernuansa

etnik dan agama di berbagai belahan dunia dapat mendorong


berkembangnya separatisme di Indonesia yang memiliki karakteristik
majemuk. Dalam rangka meng-antisipasi konflik tersebut, Indonesia
perlu menyiapkan kekuatan dan kemampuan untuk mencegah,
menangkal
menyiapkan

dan

mengatasi

konsepsi

ber-bagai

penataan

konflik

keamanan

yang

timbul

kawasan

dan

maupun

kerjasama dengan negara-negara di dunia sebagai tindakan preventif.


RAHASIA

RAHASIA
6

/ b.
b.

Kawasan..

Kawasan Regional
1)

Pasifik Selatan
a)

Australia.

Perubahan kebijaksanaan politik dalam negeri

dan keinginan Australia untuk lebih berperan di kawasan, diawali


dengan campur tangan terhadap Indonesia untuk masalah
Timtim. Perubahan tersebut ditandai dengan munculnya Doktrin
Howard

dan

rencana

program

modernisasi

Angkatan

Bersenjatanya guna menunjang RUU Pertahanan Australia yang


diproyeksikan pada Foreign Trouble Spot. Bila RUU tersebut
disahkan berarti secara aktif kekuatan militer Australia dapat
dioperasikan di kawasan Asia, sehingga

dapat menjadi

ancaman bagi Indonesia yang saat ini mempunyai persoalan


dalam negeri seperti Aceh, Maluku dan Irian Jaya yang dapat
diartikan oleh Australia sebagai Foreign Trouble Spot.

Untuk

mencapai keberhasilan Doktrin Howard, lebih jauh telah


dilakukan Revolusioner of Military Affair (RMA) yang juga
dilakukan sekutu Amerika, walaupun timbul tantangan di dalam
negerinya.

Dengan kebijaksanaan "Foreign Trouble Spot"

menjadikan Australia sebagai kekuatan utama baru di kawasan


Asia Pasifik yang bergelar "Deputy Sheriff Amerika, disamping
itu

Australia

juga

terikat

dalam

Organisasi

FPDA

(Persemakmuran). Keinginan nyata ditunjukkan melalui lobby di


PBB untuk selalu menjadi pemimpin tugas PBB di Asia
khususnya di Timtim.
b)

New Zealand. Kebijaksanaan pertahanan Selandia Baru

tidak jauh berbeda dengan kebijaksanaan Australia, karena


kedua negara masih terikat dengan kerjasama yang erat antara
lain sesama negara anggota FPDA (Persemakmuran).

RAHASIA

RAHASIA
7

/ Kehadiran..
Kehadiran pasukan Selandia Baru di Timtim sebagai wujud
kerjasama mereka termasuk pemutusan kerjasama pendidikan
dengan Indonesia.

Selandia Baru dan Indonesia memiliki

beberapa kerjasama yang telah disepakati antara lain Mutual


Assistant Program (MPA) yang sudah dilakukan sejak tahun
1987, Annual Intelligence Talk dan Pemeliharaan Mesin Pesawat
A-4.

Pemutusan hubungan kerjasama dilakukan bersamaan

dengan kebijaksanaan yang diambil Australia. Meskipun tidak


besar namun pasukan Selandia Baru selalu ikut berpartisipasi
dalam kegiatan yang berhubungan dengan Australia, sebagai
contoh di Malaysia maupun di Singapura.
c)

P N G.

Papua New Guinea telah memberikan

persetujuan bagi dilaksanakannya referendum kemerdekaan


untuk Pulau Bougainville. Hal tersebut difasilitasi oleh Komisaris
Tinggi Australia, Dennis Warner dan Deputi Komisaris Tinggi
Selandia Baru, Craig Ricket. Referendum kemerdekaan bagi
Pulau Bougainville secara langsung maupun tidak langsung
akan menjadi preseden yang kurang menguntungkan bagi
perkembangan Irian Jaya yang akhir-akhir ini menunjukkan
eksistensinya untuk memisahkan diri dari NKRI. Ditinjau dari
aspek

geografis

dan

demografis

penyelesaian

masalah

Bougainville ini sangat memungkinkan dijadikan modal bagi


masyarakat Irian Jaya untuk memperjuangkan misi politiknya,
mengingat wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Irian
Jaya yang kultur kehidupan masyarakatnya hampir tidak
berbeda.

RAHASIA

RAHASIA
8

/ 2)
2)

Kawasan..

Kawasan Asia Tenggara. Upaya mengatasi krisis ekonomi mulai

menampakkan gejala yang positif dengan meningkatnya stabilitas


politik dalam negeri di beberapa negara ASEAN, namun masih belum
dapat diprediksi secara pasti sampai kapan kawasan ini terbebas dari
krisis tersebut.

Usaha-usaha mengatasi konflik regional diantara

sesama anggota ASEAN masih tetap berlanjut seperti masalah


Kepulauan Paracel dan Spratly, sengketa batas wilayah. Konflik antara
Cina dengan Taiwan yang mulai menghangat kembali, meskipun
letaknya cukup jauh dari kawasan ini namun akan besar pengaruhnya
terhadap stabilitas kawasan.

Demikian pula masalah dalam negeri

negara-negara Asia tenggara, akan mempengaruhi stabilitas kawasan,


misalnya masalah Aceh di Indonesia, masalah Moro di Philipina
Selatan dan masalah kelompok separatis bersenjata di Myanmar. Di
dalam mewujudkan keamanan regional, dalam mengatasi masalah
Aceh Indonesia memperoleh dukungan negara-negara sahabat antara
lain Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Brunai
Darussalam yang tetap menginginkan keutuhan negara RI. Didalam
forum ASEAN, isu tentang keinginan Timtim untuk menjadi negara
anggota ASEAN masih menjadi polemik hangat, dimana beberapa
negara ingin membantu Timtim dari segi kemanusiaan, akan tetapi
banyak pula negara yang menentangnya dengan alasan Timtim akan
menjadi beban bagi organisasi ASEAN.

Pembangunan pertahanan

kawasan Asia Tenggara khususnya ASEAN merupakan kebutuhan


masing-masing negara sekaligus kebutuhan kawasan yang tidak dapat
dilihat secara individual.

Oleh karenanya pembangunan kekuatan

pertahanan harus dihindarkan dari upaya yang mengarah pada


perlombaan senjata dan pemenuhan standar kekuatan yang bersifat
subyektif dan didasarkan pertimbangan optimistik namun tetap
proporsional.
RAHASIA

RAHASIA
9

/ c.
c.

Dalam..

Dalam Negeri
Kecenderungan perkembangan situasi internasional dan regional di

atas, berinteraksi dengan kondisi obyektif kehidupan masyarakat, bangsa dan


negara kita, dan berpotensi mengancam keutuhan wilayah serta eksistensi
dan kedaulatan NKRI.

Konsep negara kebangsaan (Nation State) dan

kedaulatan bangsa sedang diuji dan dihadapkan kepada kondisi yang


berkembang saat ini. Realitas yang kita hadapi sebagai negara kebangsaan
sebagai berikut :
1)

Di bidang Politik.

Kredibilitas kepemimpinan nasional kurang

mendapat legitimasi rakyat, sementara stabilitas pemerintahan masih


terus diwarnai oleh pertentangan elit politik dan kelompok yang
mengarah pada kekuasaan. Sekarang ini maraknya parpol dan ormas
untuk

memperkuat

memenangkan

posisi

pemilu.

dan

dominasinya

Disamping

itu

telah

dalam

rangka

berkembang

ide

separatisme yang mengarah kepada disintegrasi bangsa dan negara.


2)

Di bidang Ekonomi.

dipulihkan

sepenuhnya

Krisis perekonomian belum dapat

meskipun

telah

menunjukkan

indikator

pertumbuhan yang positif. Strategi pemulihan ekonomi akan semakin


sulit direalisasikan di tengah tekanan internal yaitu kondisi Polkam
dalam negeri yang belum kondusif serta tekanan eksternal/luar negeri.
3)

Di bidang Sosial Budaya.

Belum pulihnya perekonomian

Indonesia menyebabkan jumlah pengangguran semakin besar dan


bertambahnya masyarakat yang miskin, kondisi ini telah memperbesar
kesenjangan sosial. Hal ini telah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu
untuk memprovokasi masyarakat di daerah-daerah sehingga timbul ide
federasi, semakin meningkatnya kegiatan separatis dan konflik-konflik

RAHASIA

RAHASIA
10

/ yang..
yang bernuansa SARA di berbagai daerah.

Demikian pula kepastian

hukum dan penegakan hukum belum berjalan secara konsisten akibat


masih lemahnya sistem hukum dan kesadaran hukum masyarakat
yang relatif rendah. Dihadapkan kepada kondisi masyarakat Indonesia
yang majemuk dengan berbagai budaya, karakter dan temperamen,
akan cenderung menimbulkan benturan dan konflik antar kelompok
masyarakat.

Penyelenggaraan pendidikan formal terganggu oleh

keterbatasan kemampuan membayar biaya pendidikan, tawuran pelajar


dan demonstrasi yang sering dilakukan serta peredaran Narkoba di
lingkungan pendidikan.

Perilaku masyarakat khususnya generasi

muda cenderung mengedepankan kebebasan individual, sebagai


akibat dan pengaruh budaya asing sehingga dapat memicu konflik.
4)

Di bidang Keamanan dan pertahanan.

Berbagai gangguan

keamanan dan kegiatan politik yang berlatar belakang separatis pada


periode 1999-2000 ke depan, cenderung meningkat seperti kegiatan
OPM di Irian Jaya dan GAM di Aceh.

Kelompok ini telah berhasil

mempengaruhi penduduk melalui intimidasi dan provokasi untuk


mendukung perjuangannya.

Selanjutnya mereka melakukan teror

untuk menimbulkan frustasi dan ketakutan bagi aparat keamanan yang


menghadapi dilema antara melakukan tugas negara dengan ancaman
pelanggaran HAM. Dalam upaya memperoleh dukungan dari dalam
negeri mereka aktif memobilisasi dukungan elit politik dan tokoh
masyarakat.

Dari luar negeri mereka aktif memanfaatkan berbagai

LSM luar negeri dan elit politik internasional untuk mendapatkan


dukungan politik dan dana bagi perjuangannya. Konflik horizontal dan
kerusuhan yang berlatar belakang SARA di Maluku, Maluku Utara,
Kalimantan Barat dan Poso masih belum dapat diselesaikan secara
tuntas, sehingga menimbulkan keresahan masyarakat.
/ Kebijaksanaan..
RAHASIA

RAHASIA
11

Kebijaksanaan politik pemerintah dan aturan perundang-undangan


kurang mendukung peran TNI untuk melakukan tindakan tegas dalam
rangka menyelesaikan permasalahan tersebut dalam waktu yang
singkat. Berbagai gangguan keamanan tersebut di atas, akan menarik
perhatian PBB khususnya dan dunia internasional pada umumnya,
yang

dapat

berakibat

hadirnya

campur

tangan

PBB

penyelesaian permasalahan tersebut dengan dalih HAM.

dalam

Beberapa

permasalahan di bidang Hankam lainnya antara lain sebagai berikut :


a)

Terbatasnya frekuensi patroli udara dan operasi radar

mengakibatkan sering tejadi penerbangan gelap oleh pihak


asing.
b)

Keterbatasan unsur patroli keamanan laut dibandingkan

dengan luas wilayah perairan mengakibatkan sering terjadi


imigran gelap dan infiltrasi khususnya pengiriman senjata dari
luar negeri dalam rangka membantu GBPK.
c)

Kekayaan alam yang tersebar di seluruh wilayah

nusantara belum dapat diawasi secara efektif, sehingga sering


terjadi pencurian kekayaan alam.

Supremasi hukum dan

pemberian sanksi yang berat bagi pihakpihak yang melakukan


pencurian maupun penyelundupan belum diterapkan sehingga
memancing baik pihak asing maupun masyarakat Indonesia
sendiri untuk melakukan tindakan ilegal.
d)

Wilayah perbatasan sulit diawasi karena sangat luas dan

belum ada tanda-tanda yang jelas, sehingga mengundang pihak


asing melakukan pelanggaran perbatasan untuk melakukan
pencurian, penyelundupan dan spionase.

Pelanggaran dapat

terjadi di perbatasan dengan negara tetangga seperti Malaysia,


Philipina, Singapura, PNG dan Timor Timur.
/ e)
RAHASIA

Banyaknya..

RAHASIA
12

e)

Banyaknya obyek vital yang tersebar hampir di seluruh

wilayah
separatis.

Indonesia

dapat

menjadi

sasaran

dari

gerakan

Tindakan anarkis yang didukung oleh pihak asing

dapat berupa subversi, terorisme dan sabotase disamping aksi


kriminalitas dan kerusuhan massa.
7.

Perkiraan Ancaman (secara detail lihat Kirintelstrat Kadang).

Dari

kecenderungan perkembangan lingkungan strategis tersebut di atas berdampak


pada kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI baik secara langsung maupun
tidak langsung yang dapat menimbulkan hakekat ancaman sebagai berikut :
a.

Ancaman dari Luar Negeri


1)
200E

Invasi. Ancaman dalam bentuk invasi militer untuk tahun 200Adiperkirakan

kecil,

namun

kesiapan

operasional

untuk

menghadapi invasi militer tetap dilaksanakan, agar tidak terjadi


pendadakan. Ancaman yang paling mungkin terjadi adalah agresi tidak
langsung dari luar negeri yang dapat menimbulkan kekacauan,
tindakan anarkis dan separatisme khususnya di Aceh dan Irian Jaya.
2)

Konflik Perbatasan.

Dapat terjadi di perbatasan dengan

negara-negara tetangga yang meliputi perbatasan dengan Malaysia


mengenai P. Sipadan dan P. Ligitan, dengan Philipina mengenai
perairan di sekitar P. Miangas, dengan Vietnam mengenai batas
landasan kontinen, dengan Australia, Singapura dan RRC mengenai
batas ZEE.
3)

Spill over dari Sengketa Teritorial.

Dapat terjadi sebagai akibat

perebutan bahan-bahan strategis (minyak dan gas bumi) di Laut Cina


Selatan oleh beberapa negara, sehingga perkembangannya perlu
dipantau dan kesiapan untuk menghadapi permasalahan tersebut tetap
dilakukan.
/ 4)
RAHASIA

Eksploitasi..

RAHASIA
13

4)

Eksploitasi Kekayaan Alam dan Pelanggaran Perbatasan.

Eksploitasi kekayaan alam secara ilegal, perompakan laut di wilayah


yurisdiksi nasional, maupun pelanggaran wilayah darat, laut dan udara
masih akan tetap terjadi di masa datang.
5)

Spionase.

Kegiatan spionase negara asing dengan kedok

bantuan teknik, penelitian dan bantuan kemanusiaan seperti Australia


di Timtim dan Irian Jaya serta aktivitas LSM asing yang menekan
pemerintah Republik Indonesia dengan menggunakan isu global
demokrasi, HAM dan lingkungan hidup.
6)

Subversi dan Infiltrasi. Kegiatan subversi dan infiltrasi asing

serta provokasi dalam rangka menggerakkan perlawanan dan


pemberontakan di dalam negeri seperti dukungan Australia kepada
OPM maupun dukungan terhadap gerakan separatis lain masih
mungkin terjadi.
7)

Terorisme Internasional.

Aksi terorisme yang dilakukan oleh

kelompok- kelompok fanatisme dunia sudah mulai menyusup ke


berbagai aspek kehidupan termasuk untuk merubah tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara, hal ini dimanfaatkan oleh golongan Raka,
Raki dan Rala guna mencapai tujuan politiknya.
b.

Ancaman dari Dalam Negeri


1)

Pemberontakan Bersenjata.

Pemberontakan bersenjata oleh

kelompok separatis untuk memisahkan diri dari NKRI, kegiatan Raka,


Raki dan Rala untuk melakukan rongrongan melalui bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan Hankam dengan tujuan akhir mengganti
pemerintahan yang sah.

Kegiatan elit politik tertentu untuk

memprovokasi

agar

masyarakat

melakukan

tindakan-tindakan

anarkhis.
/ Terorisme..
RAHASIA

RAHASIA
14

Terorisme dalam negeri yang dipengaruhi terorisme internasional telah


digunakan oleh gerakan separatis untuk menciptakan situasi chaos
seperti terorisme Tamil dan 3 organisasi teror dari Mesir yang telah
mempunyai jaringan di Indonesia.
2)

Gerakan Pengacau Keamanan


a)

GPK Aceh.

Kelompok ini ingin memisahkan diri dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk Negara


Aceh Merdeka.

Dengan adanya operasi terpadu kegiatan

mereka semakin berkurang, kegiatan politik baik dalam maupun


di luar negeri, sudah mulai berkurang dengan adanya komplin
pemerintah RI terhadap pemerintah Swedia yang melindungi
tokoh-tokoh GAM.
b)

GPK Irja.

Kelompok ini ingin memisahkan diri dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk Negara


Papua Merdeka.

Kegiatannya mengarah pada gerakan politik

melalui jaringan klandestin baik di dalam maupun di luar negeri.


Pada tanggal 29 Mei s.d. 3 Juni 2000 telah melaksanakan
Konggres Rakyat Papua (KRP) yang tuntutannya diantaranya
ingin memisahkan diri dari NKRI dan diduga mendapat
dukungan dari negara dan NGO luar negeri yang anti kepada
pemerintah RI.
c)

Kelompok Radikal. Meningkatnya suhu politik menjelang

pelaksanaan Pemilu 200B, kelompok-kelompok ekstrim akan


berupaya mengeksploitir masalah-masalah sosial, kelemahankelemahan pemerintah serta memanfaatkan setiap aksi-aksi
unjuk rasa untuk dikembangkan menjadi gejolak sosial.

/ (1)

RAHASIA

Radikal..

RAHASIA
15

(1)

Radikal Kiri.

Menginginkan bangkitnya kembali

faham komunisme dengan upaya melakukan infiltrasi


di

segala

ideologi,

aspek kehidupan

masyarakat

(dibidang

politik, ekonomi, sosial budaya, militer) dan

melaksanakan penggalangan, di samping itu melakukan


sabotase/teror dan penyusupan ke dalam aparatur
pemerintah, ormas maupun orpol dan memanfaatkan
kelompok radikal lainnya serta melaksanakan hubungan
dengan kader-kader komunis, sisa-sisa G.30.S/PKI di
dalam maupun di luar negeri.
Bakorstanas

dan

rencana

Dengan dihapuskannya
kepulangan

eks

Mahid,

kewaspadaan nasional harus lebih ditingkatkan.


(2)

Radikal Kanan.

Negara

Islam

Menginginkan terbentuknya

Indonesia

yang

berlandaskan

pada

keyakinan syariat Islam sebagai pedoman yang paling


benar.

Upaya yang dilakukan adalah berupa infiltrasi di

bidang

ideologi,

membangkitkan
pemanfaatan

politik,

sosial

radikalisme,

budaya

sabotase/teror

legalitas/formalitas

dan
melalui

kegiatan-kegiatan

berkedok agama dan berusaha menimbulkan berbagai


pertentangan SARA serta membentuk dan membina
kader-kader militer fanatis secara terselubung.
(3)

Radikal Lainnya. Menginginkan perubahan sistem

dan tata cara pelaksanaan pemerintahan di bidang politik,


ekonomi, sosial budaya dan Hankam.
yang

dilakukan

dengan

mengadakan

Upaya-upaya
pertemuan-

pertemuan, diskusi, seminar dan mengadakan hubungan


dengan kelompok anti Pemerintah RI di luar negeri.
/ Selain..

RAHASIA

RAHASIA
16

Selain itu memanfaatkan kerawanan di bidang ideologi,


politik, ekonomi, sosial budaya untuk diangkat ke
permukaan dan disebarluaskan ke masyarakat terutama
generasi muda/mahasiswa dan kelompok intelektual guna
menyamakan opini dalam menentang kebijaksanaan
pemerintah
perubahan

dengan
sistem

tujuan
politik

terjadinya

khususnya

perubahan-

kepemimpinan

nasional sesuai kehendak mereka.

8.

Peluang
a.
modal

Kuantitas sumber daya manusia Indonesia yang besar merupakan


utama

pembangunan

keamanan

dan

pertahanan,

walaupun

kualitasnya belum memadai namun dapat ditingkatkan dan dikembangkan.


b.

Kekayaan

alam

Indonesia

apabila

dikelola

dengan

baik

dan

dikembangkan akan menjadi kekuatan yang dapat digunakan untuk


meningkatkan taraf hidup masyarakat, ketahanan nasional, dukungan
terhadap upaya Hanneg dan meningkatkan daya saing terhadap negara lain.
c.

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup

bangsa Indonesia tetap diterima oleh sebagian besar masyarakat, sehingga


tidak menimbulkan gejolak yang mengakibatkan benturan secara fisik kecuali
aliran politik minoritas tertentu yang bersifat radikal.
d.

Kehidupan bermasyarakat baik antar umat beragama, antar etnis

maupun aspek SARA pada umumnya relatif baik meskipun masih terjadi
konflik horizontal namun tidak berkembang kearah disintegrasi bangsa.
e.

Soliditas TNI sampai dengan saat ini masih dapat diandalkan baik

loyalitas, dedikasi maupun komitmen terhadap konsistensi Negara Kesatuan


/ Republik..

RAHASIA

RAHASIA
17

Republik Indonesia dan mampu melaksanakan tugas pokoknya dengan baik


dibidang pertahanan dan membantu Polri dibidang keamanan serta
pemerintah daerah atas permintaan.
f.

Adanya penegakan demokratisasi, supremasi hukum dan HAM dalam

rangka membangun keadilan dan peran serta setiap warga negara secara
aktif dalam berbagai kehidupan serta ketentraman kehidupan bermasyarakat
merupakan kehendak seluruh bangsa Indonesia.

RAHASIA

RAHASIA
18

BAB III .....

BAB III
TUGAS TUGAS TNI
9.

Umum.

TNI sebagai komponen utama pertahanan negara dalam

pengabdiannya kepada negara dan bangsa didasarkan kepada keputusan rakyat


melalui wakil-wakilnya di MPR RI yang tertuang dalam Ketetapan MPR nomor
VII/MPR/2000 tanggal 18 Agustus 2000.

dan UU nomor 3 tahun 2002, telah

ditetapkan tugas pokok TNI dan Pertahanan negara yang melibatkan seluruh
komponen bangsa

dalam rangka mempertahankan kedaulatan dan keutuhan

wilayah negara RI dari berbagai bentuk ancaman dan gangguan. Selanjutnya untuk
mengimplementasikan tugas pokok tersebut, dijabarkan ke dalam tugas-tugas yang
lebih rinci sebagai berikut.
10.

Tugas TNI.

Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Di samping itu TNI juga melaksanakan tugas operasi selain perang serta
menyelenggarakan wajib militer bagi warga negara yang diatur dengan Undang
Undang dan melaksanakan tugas bantuan dalam menyelenggarakan kegiatan
kemanusiaan (Civic Mission), memberikan bantuan kepada Polri dalam rangka tugas
keamanan atas permintaan yang diatur dalam undang-undang, serta membantu
secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia (Peace Keeping Operation) di
bawah bendera PBB.

Berdasarkan tugas-tugas tersebut disusun tugas TNI

sebagai berikut :
a.

Menindak dan menyanggah awal setiap ancaman bersenjata terhadap

kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.


b.

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari

ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.


RAHASIA

RAHASIA
19

/ c.

Menegakkan..

c.

Menegakkan hukum di laut oleh TNI AL dan di udara oleh TNI AU.

d.

Menyelenggarakan

pelatihan

militer

bagi

warga

negara

untuk

kepentingan pertahanan.
e.

Memberikan bantuan perkuatan kepada Polri.

f.

Menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan (Civic Mission).

g.

Membantu secara aktif tugas perdamaian dunia di bawah bendera

PBB.
h.

Menyelenggarakan kerjasama Internasional di bidang militer.

i.

Membantu pemerintah atas permintaan, dalam membina sumber daya

nasional menjadi kekuatan nasional untuk kepentingan pertahanan negara.


11.

Tugas TNI Tahun 200A-200E.

Sesuai perkembangan lingkungan strategis

dan tuntutan peran TNI dalam menyukseskan reformasi nasional dan pembangunan
nasional, maka tugas-tugas TNI untuk 200A-200E (5 tahun) mendatang adalah
sebagai berikut :
a.

Memelihara

dan

meningkatkan

kemampuan

deteksi

dini

dan

pengamatan wilayah dalam mewaspadai setiap gejala ancaman baik yang


datang dari luar maupun dalam negeri agar dapat dicegah secara dini untuk
tidak berkembang menjadi ancaman nyata.
b.

Membina, memelihara dan menyiapkan komponen TNI sebagai

kekuatan penangkal ancaman dari luar maupun dalam negeri dengan


kekuatan yang profesional, efektif, efisien dan modern dengan kualitas dan
mobilitas tinggi serta mampu dalam waktu relatif singkat diproyeksikan ke
segala penjuru tanah air.

RAHASIA

RAHASIA
20

/ c.
c.

Memelihara..

Memelihara dan mempertahankan kemampuan operasional unsur-

unsur TNI dengan cara meningkatkan kemampuan dan kekuatan unsur matra
tiap Angkatan dan unsur gabungan di Mabes TNI, menata organisasi dan
kinerjanya serta implementasi operasionalnya.
d.

Melaksanakan penegakan hukum di laut oleh TNI AL dan di udara oleh

TNI AU serta melaksanakan pengamanan VVIP, obyek vital dan perbatasan.


e.

Memberikan bantuan kepada Polri dalam tugas keamanan atas

permintaan terutama dalam menangani kerusuhan bersenjata, terorisme, dan


kegiatan lainnya yang relatip kurang mampu diatasi Polri.
f.

Melaksanakan pengkajian melalui uji coba Ki Balacad di tiap Kodam

dalam rangka mengemban tugas negara menyelenggarakan wajib militer bagi


warga negara dan menyusun peranti lunak yang berkaitan dengan pelatihan
komponen pengganda.
g.

Memantapkan kebersamaan TNI-Rakyat melalui pelaksanaan Bhakti

TNI antara lain penanggulangan bencana alam dan TNI Masuk Desa.
h.

Memelihara kemampuan TNI dalam melaksanakan kerjasama regional

dengan

negara

tetangga

dalam

bidang

keamanan

perbatasan

dan

pemeliharaan stabilitas keamanan regional melalui kerjasama di bidang


operasi, pendidikan dan latihan serta SAR.
i.

Memelihara kemampuan TNI untuk dapat melaksanakan tugas-tugas

dalam rangka mendukung pencapaian kepentingan nasional dan tugas-tugas


internasional di bawah naungan PBB atau badan internasional lainnya.

RAHASIA

RAHASIA
21

BAB IV

.....

BAB IV
KONDISI AWAL

12.

Umum.

Kemampuan dan kekuatan awal TNI secara bertahap dan

berlanjut dibangun melalui program pembangunan kekuatan TNI yang meliputi


organisasi, personel, materiil, fasilitas dan jasa, peranti lunak maupun fasilitas
pendukungnya.

Hasil

akhir pembangunan kekuatan pada Renstra-V tahun

1994/1998 dan tahun peralihan 1999/2000 merupakan kondisi awal untuk


pembangunan lima tahun berikutnya.
13.

Kemampuan Awal.

Pada dasarnya kemampuan awal TNI tercermin secara

utuh melalui empat kemampuan yang ada, yaitu : kemampuan Intelijen Strategis,
Pertahanan, Keamanan dan Dukungan.
sub lampiran A).
a.

(Tolok ukur kualitas kemampuan periksa

Kondisi nyata dari kemampuan saat ini adalah sebagai berikut:

Kemampuan Intelijen Strategis


1)

Penyelidikan
a)

Kemampuan Deteksi Dini.

Di dalam maupun di luar

negeri kemampuannya kurang memadai.


b)

Kemampuan Penginderaan.

Penginderaan terlaksana

pada wilayah-wilayah tertentu yang tercover oleh radar maupun


peralatan penginderaan yang lain, sehingga secara umum
kemampuannya kurang memadai.
2)

Pengamanan
a)

Pengamanan

VIP/VVIP.

VIP/VVIP cukup memadai.


b)

Lawan Intelijen
RAHASIA

Kemampuan

pengamanan

RAHASIA
22

/ (1)
(1)

Kemampuan..

Kemampuan melakukan deteksi dini terhadap

kegiatan intelijen lawan kurang memadai.


(2)

Kemampuan untuk mencegah berkembangnya

kegiatan intelijen lawan kurang memadai.


c)

Lawan Infiltrasi dan subversi


(1)

Kemampuan melakukan deteksi dini terhadap

kegiatan infiltrasi dan subversi lawan kurang memadai.


(2)

Kemampuan mencegah berkembangnya kegiatan

infiltrasi dan subversi lawan kurang memadai.


3)

Penggalangan
a)

b)

b.

Penerangan
(1)

Kurang memadai di dalam negeri.

(2)

Tidak memadai di luar negeri.

Perang Urat Syaraf/Propaganda


(1)

Kurang memadai di dalam negeri.

(2)

Tidak memadai di luar negeri.

Kemampuan Pertahanan
1)

Pertahanan Udara Nasional


a)

Pengamatan Udara.

Kemampuan pengamatan udara

terhadap sasaran udara untuk deteksi dan identifikasi secara


terus menerus oleh radar-radar Hanud yang digelar di wilayah
barat dan tengah Indonesia kurang memadai, sedangkan
pengamatan untuk wilayah timur tidak memadai, karena radar
Hanud baru digelar 1 unit di Kupang sehingga pengamatan di
/ wilayah..
RAHASIA

RAHASIA
23

wilayah timur sebagian dilaksanakan dengan memanfaatkan


radar-radar penerbangan sipil (radar bandar udara).
b)

Penindakan.

Penindakan terhadap ancaman yang

menggunakan media udara dilaksanakan oleh Alutsista Hanud


berupa Pesawat Tempur Sergap dan Rudal Hanud serta Meriam
Hanud yang tergelar kurang memadai dan dalam Renstra 20002004

nanti

Rudal

Kemampuan

masih

Rapier

akan

terbatas

habis

pada

usia

pakainya.

membayang-bayangi,

pengusiran dan pemaksaan mendarat (force down).


2)

Pemukul Strategis
a)

Pemukul Strategis Darat.

Operasi darat strategis

dilaksanakan oleh Kostrad, kemampuan yang telah disiapkan


adalah personel, alat peralatan, perlengkapan dan persenjataan
untuk menanggulangi ancaman di dua daerah kritis memadai,
namun kemampuan dukungan angkutan kurang memadai.
b)

Pemukul

Strategis

Laut.

Operasi

laut

strategis

dilaksanakan oleh dua Armada Kawasan, yaitu Armada RI


Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur, sedangkan
pemindahan strategis dilaksanakan oleh Komando Lintas Laut
Militer. Kemampuan mengatasi ancaman laut pada dua wilayah
perairan kritis pada waktu bersamaan kurang memadai.
c)

Pemukul Strategis Udara.

Operasi udara strategis

dilaksanakan oleh dua Komando Operasi TNI AU, yaitu Koopsau


I dan Koopsau II.

Kemampuan serangan udara strategis

dilaksanakan oleh unsur udara TNI AU dengan bantuan


pengisian bahan bakar di udara.
/ Kemampuan..

RAHASIA

RAHASIA
24

Kemampuan pemukul tersebut tidak memadai, terutama dalam


jumlah, jenis dan teknologi persenjataan yang dibawa, serta
hanya mampu beroperasi pada siang hari.
d)

Pemukul Strategis Gabungan.

Diperankan oleh suatu

Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) yang terdiri dari unsurunsur matra darat, laut dan udara.

Sampai saat ini selain

Kohanudnas belum ada Koops di bawah Mabes TNI yang


bersifat gabungan, sehingga kemampuannya tidak memadai.
3)

Kewilayahan
a)

Pertahanan kewilayahan disusun dalam 12 (dua belas)

wilayah pertahanan (kompartemen strategis) belum terstruktur


dalam suatu Komando Gabungan dan masih terstruktur dalam
organisasi Kodam dengan perbantuan Perwira Liaison dari TNI
AL dan TNI AU, kemampuannya kurang memadai.
b)

Beberapa kompartemen strategis saat ini belum mampu

melaksanakan

pertahanan

terbatasnya dukungan.

berdiri

sendiri,

karena

masih

Kompartemen strategis di luar Jawa

rata-rata masih kekurangan sumber komponen pengganda


dalam sistem pertahanan negara dan kemampuannya kurang
memadai.
4)

Perang Elektronika (Pernika).

Alat peralatan yang dimiliki

belum sebanding dengan kemajuan teknologi elektronika serta luasnya


wilayah nasional yang perlu diawasi dan diamankan dan hanya mampu
untuk

melaksanakan

pemancar lawan.

monitoring

dan

observasi

serta

melacak

Dengan demikian kemampuan pernika tidak

memadai.
/ 5)

RAHASIA

Operasi..

RAHASIA
25

5)

Operasi Khusus.

Kemampuan operasi khusus cukup memadai

untuk tugas di dalam negeri namun tidak memadai untuk di luar negeri
karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
6)

Nubika Pasif.

Kemampuan di bidang ini tidak memadai karena

nubika pasif baru ada di TNI AD.


c.

Kemampuan Keamanan
1)

Pengamatan Wilayah
a)

Kemampuan pengamatan udara di sektor Barat dan

Tengah

kurang memadai, sedangkan di sektor Timur tidak

memadai.
b)

Pengamatan laut pada daerah rawan selektif kurang

memadai.
c)
Aparat

Pengamatan darat cukup memadai dengan dukungan


Teritorial

(Apter)

dan

Kamtibmas (Apkamtibmas) yang

koordinasi

dengan

dapat menjangkau

Aparat
sampai

pelosok desa.
2)

Penegakan Hukum di laut dan udara.

Kemampuan penindakan

terhadap pelanggaran hukum di laut dan udara kurang memadai,


karena keterbatasan sarana dan prasarana.
3)

Penindakan Gangguan Keamanan


a)

Lawan Insurjensi.

Cukup memadai untuk membantu

Polri dalam mengatasi gangguan keamanan.


b)

Lawan Pemberontakan Bersenjata.

Cukup memadai

untuk membantu Polri dalam mengatasi gangguan keamanan


dan mampu menangani langsung bila secara hukum telah
diberlakukan kondisi yang mengesahkan keterlibatan TNI.
/ 4)
RAHASIA

Kemampuan..

RAHASIA
26

4)

Kemampuan civic mission. Kemampuan SAR dan kemampuan

penanggulangan bencana alam yang lain masih kurang memadai.


d.

Kemampuan Dukungan
1)

Kemampuan Teritorial.

Kemampuan memberdayakan potensi

wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertahanan serta


peningkatan kebersamaan TNI dan Rakyat, cukup memadai.
2)

Kemampuan

Pembinaan

Tenaga

Manusia.

Pembinaan

personel yang meliputi penerimaan, penggunaan maupun pemisahan


masih belum optimal, demikian pula pembinaan Pegawai Negeri Sipil
TNI

masih

belum

mantap.

Sedangkan

untuk

Balacad

belum

sepenuhnya terwujud kesiapannya, karena belum didukung dengan


aturan yang mantap.
3)

Kemampuan Dukungan Logistik.

Kemampuan dukungan

logistik tidak memadai, terutama dalam hal produksi dan pemeliharaan


alat

utama

sistem

senjata

dan

fasilitas

pangkalan,

termasuk

pemindahan strategis laut dan udara.


4)

Kemampuan K3I.

Kemampuan K3I masih kurang memadai,

sehingga sistem K3I belum mampu mendukung proses pengambilan


keputusan dan gunkuat TNI secara optimal.
5)

Kemampuan Litbang.

Kemampuan Litbang kurang memadai

baik dari segi kemampuan personel maupun dukungan anggaran.


6)

Kemampuan Dukungan Manajemen.

Kemampuan perenca-

naan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian program serta


kegiatan TNI masih kurang memadai.

/ 7)

RAHASIA

Kemampuan..

RAHASIA
27

7)

Kemampuan Survey dan Pemetaan.

Kemampuan survey dan

pemetaan masih kurang memadai baik dari segi sumber daya manusia
maupun dukungan peralatannya.
8)

Kemampuan Kerjasama Regional.

Kemampuan kerjasama

regional masih kurang memadai baik dalam penguasaan bahasa, dan


dukungan peranti lunaknya.
9)

Kemampuan Tugas Perdamaian Dunia.

Kemampuan dalam

menyiapkan, mengkoordinasikan masih kurang memadai terutama


dalam kemampuan bahasa dan dukungan peranti lunak sedangkan
dalam pelaksanaan cukup memadai.
14.

Kekuatan Awal TNI dan Penggelaran. Untuk mewujudkan kemampuan TNI

tersebut, telah dimiliki kekuatan TNI sebagai berikut (uraian secara rinci periksa sub
lampiran B s.d. F) :
a.

Mabes TNI
1)

Staf Umum di Jakarta

2)

Inspektorat Jenderal di Jakarta

3)

Staf Kebijaksanaan Strategis dan Perencanaan Umum di

Jakarta.
4)

Balakpus, kesemuanya berada di Jakarta.

5)

Kohanudnas.

Makohanudnas berkedudukan di Jakarta memba-

wahi 4 Kosek Hanudnas dan 1 Pusdik Hanudnas serta 18 Satuan Radar


Hanud.
b.

TNI AD
1)

Kekuatan Terpusat
a)

Kostrad.

Makostrad di Jakarta dan membawahi 2 Divisi


/ Infanteri..
RAHASIA

RAHASIA
28

Infanteri masing-masing di Bogor dan Singosari Malangserta 1


Brigif Linud di Kariango Makasar .
b)

Kopassus.

Makopassus di Cijantung Jakarta dan

membawahi 5 grup yaitu Grup-1/Parako di Serang, Grup2/Parako di Kartosuro Surakarta, Grup-3/Sandha di Cijantung
Jakarta, Pusdikpassus Batujajar Bandung dan Satgultor di
Cijantung Jakarta serta Balak Kopassus di Jakarta.
2)

Kekuatan Kewilayahan
a)

Kodam Iskandar Muda di Banda Aceh membawahi

Korem-011/Lilawangsa

di

Lhokseumawe,

Korem-012/Teuku

Umar di Meulaboh.
b)

Kodam I/Bukit Barisan di Binjai Medan membawahi,

Korem-022/Pantai Timur di P. Siantar,


Samudra di Sibolga, Korem-031/Wira Bima

Korem-023/Kawal
di Pakanbaru,

Korem-032/Wira Braja di Padang dan Balak Kodam I/Bb di


Medan.
c)

Kodam II/Sriwijaya di Palembang membawahi Korem-

041/Garuda Mas di Bengkulu, Korem-042/Garuda Putih di


Jambi, Korem-043/Garuda Hitam di Bandar Lampung, Korem044/Garuda Dempo di Palembang dan Balak Kodam II/Swj di
Palembang.
d)

Kodam Jaya di Cililitan Jakarta yang membawahi Korem-

051/Wijayakarta

di

Ciracas

Jakarta

Timur,

Korem-

052/Wijayakrama di Karawaci Tangerang, 1 Brigif/PIK di Kalisari


dan Balak Kodam Jaya di Jakarta.
e)

Kodam III/Siliwangi di Bandung, membawahi Korem-

061/Suryakencana di Bogor, Korem-062/Tarumanegara di Garut,


/ Korem..
RAHASIA

RAHASIA
29

Korem-063/Sunan Gunungjati di Cirebon, Korem-064/Maulana


Yusuf di Serang, 1 Brigif di Bandung dan Balak Kodam III/Slw di
Bandung.
f)

Kodam

IV/Diponegoro

di

Watugong

Semarang,

membawahi Korem-071/Wijayakusuma di Purwokerto, Korem072/Pamungkas di Yogyakarta,

Korem-073/Makutarama

di

Salatiga, Korem-074/Warastra-tama di Solo dan Balak Kodam


IV/Dip di Semarang.
g)

Kodam V/Brawijaya di Surabaya, membawahi Korem-

081/Dhirot Sahajaya di Madiun, Korem-082/Citra Panca Yudha


Jaya di Mojokerto, Korem-083/Baladhika Jaya di Malang,
Korem-084/Baskara Jaya di Surabaya, dan Balak Kodam V/Brw
di Surabaya.
h)

Kodam VI/Tanjung Pura

di Balikpapan, membawahi

Korem-091/Ajisurya

Natakusumah

di

101/Antasari

Banjarmasin,

Korem-102/Panjung

di

Samarinda,

Palangkaraya, Korem-121/Alam Bhanawanawai

Koremdi

di Pontianak

dan Balak Kodam VI/Tpr di Balikpapan.


i)

Kodam VII/Wirabuana di Makassar, membawahi Korem-

131/Santiago di Manado, Korem-132/Tadulako di Palu, Korem141/Toddopuli di Bone, Korem-142/Taroado Tarogoa di Rangau,


Korem-143/Halu Oleo di Kendari, Balak Kodam VII/Wrb di
Makassar.
j)

Kodam

IX/Udy

di

Denpasar,

membawahi

Korem-161/Wirasakti di Kupang, Korem-162/Wira Bhakti di

/ Mataram..

RAHASIA

RAHASIA
30

Mataram, Korem-163/Wirasatya di Denpasar, dan Balak Kodam


IX/Udy di Denpasar.
k)

Kodam XVI/Pattimura di Ambon, membawahi 2 Korem

masing-masing di Ambon dan Ternate/Maluku Utara dan Balak


Kodam XVI/Ptm di Ambon.
l)

Kodam

XVII/Trikora

di

Jayapura,

membawahi

Korem-171/Prajawiratama di Sorong, Korem-172/ Prajawirasakti


di Abepura, Korem-173/Prajawirabraja di Biak dan Balak Kodam
XVII/Trikora di Jayapura.
3)

Kekuatan Pendukung.

Kekuatan pendukung terdiri atas 6

Dinas, 9 Direktorat, 3 Pussen, 3 Puscab/Fung, 3 Lemdikpus dan


Kodiklat TNI AD di Bandung.
4)

Personel.

Kekuatan personel TNI AD pada awal Renstra

2000-2004, sebagai berikut :

5)
c.

a)

Personel militer

: 241.153 orang

b)

Personel sipil

: 56.831 orang

Jumlah

: 297.984 orang

Materiil.

(periksa sub lampiran G).

TNI AL
1)

Markas Besar, terdiri dari Eselon Pimpinan, Eselon Pembantu

Pimpinan, 21 Dinas, 3 Lemdik.


2)

Kotama Pembinaan dan Operasional


a)

Koarmabar, terdiri dari Makoarmabar di Jakarta,


/ Guspurlabar..
RAHASIA

RAHASIA
31

Guspurlabar di Kapal/Mobil, Guskamlabar di Tanjung Pinang, 3


Lantamal, 17 Lanal dan 3 Lanudal.

Unsur terdiri dari : 6 PK di

Belawan, 6 LST, 8 PC, 1 BCM dan 1 LAT di Jakarta, 4 PR di


Mentigi serta 4 Pesud N-22 dan 1 Heli di Tanjung Pinang.

BTP Marinir dan 2 Detasemen Pasukan Katak di Jakarta.


b)

Koarmatim,

terdiri

dari

Makoarmatim

di

Surabaya,

Guspurlatim di Kapal/Mobil, Guskamlatim di Ambon, 4 Lantamal,


29 Lanal, dan 3 Lanudal.

Unsur terdiri dari : 15 PK, 10 PKR, 2

KS, 10 LST, 1 MA, 2 ASG, 4 KCR, 2 KCT, 2 BR, 4 PR, 6 PC, 1


BU, 4 BCM, 2 BTD, 1 BA, 1 Lat, 28 Pesud N-22, 8 Pesud AKS
dan 5 Pesud latih semuanya di Surabaya.

1 BTP dan 1 BTP

cadangan Marinir serta 2 Detasemen Pasukan Katak di


Surabaya.
c)

Kolinlamil di Jakarta, dengan unsur terdiri dari : Mako

Kolinlamil di Jakarta, dengan unsur terdiri dari : 2 Satlinlanmil di


jakarta dan Surabaya, 12 LST, 1 BAP dan 2 BU di Jakarta dan 1
ASG di Surabaya.
d)
3)

KAL : 127 buah

Kotama Pembinaan : Kormar, dengan Mako Kormar di Jakarta.

Kekuatan organik terdiri dari : 1 Lanmar di Jakarta, 1 Brigif dan 1


Detasemen anti teror di Jakarta, 1 Pasmar, 1 Lanmar, 1 Brigif , 3
Resimen dan 1 Kolatmar di Surabaya.

Kekuatan non organik : 1

Puslat Pasrat di Jakarta, 1 Pusdikmar di Surabaya serta 5 SSY


Satmarlan

masing-masing

di

Belawan,

Teluk

Ratai,

Surabaya,

Makassar dan Jayapura.


4)

Kekuatan Personel.

Kekuatan personel TNI AL pada awal

Renstra 2000-2004 sebagai berikut :


/ a)
RAHASIA

Personel..

RAHASIA
32

a)

Personel Militer

: 47.711 orang

b)

Personel Sipil

: 10.735 orang

Jumlah

d.

: 58.446 orang

TNI AU
1)

Mabes TNI AU di Jakarta terdiri atas Eselon Pimpinan, Eselon

Pembantu Pimpinan, 3 Staf Pelayanan, 20 Dinas, 2 Lemdikpus.


2)

Kotama Pembinaan dan Operasional :

Koopsau I dengan

Markas Komando di Jakarta membawahi 6 Lanud Induk dan 15 lanud


Operasi.

Koopsau

II

dengan

Markas

Komando

di

Makassar

membawahi 3 Lanud Induk dan 16 Lanud Operasi.


3)

Kotama Pembinaan yaitu Korps Pasukan Khas (Korpaskhas)

dengan Markas Komando di Lanud Sulaiman Bandung membawahi 3


Wing, 6 Skadron, 1 Den Bravo dan 1 Den Walkol.
4)

Kotama Fungsional yaitu Komando Pemeliharaan Materiil

(Koharmatau) dengan Markas Komando di Bandung membawahi 2


Depohar

Pesbang,

Depohar

Elektronika,

Deposenmu,

Deposarban dan 7 Skatek dan Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau)


dengan Markas Komando di Jakarta membawahi 3 Lanud Pendidikan,
2 Wing Pendidikan dan Sekkau.
5)

Kekuatan Personel.

Kekuatan personel TNI AU pada awal

Renstra 2000-2004 sebagai berikut :

RAHASIA

RAHASIA
33

/ a)
a)

Personel Militer

: 22.162

orang

b)

Personel Sipil

7.482

orang

: 29.644

orang

Jumlah
e.

Kekuatan Cadangan.

Personel..

Kekuatan cadangan masing-masing 1 Ki telah

terbentuk di 10 Kodam, namun masih belum dapat digunakan untuk tugas


Han. Perangkat organisasi dan peranti lunak masih perlu penyempurnaan.

RAHASIA

RAHASIA
34

BAB V

.....

BAB V
KEBUTUHAN KEMAMPUAN, KEKUATAN DAN GELAR

15.

Umum.

Kebutuhan kemampuan dan kekuatan TNI untuk lima tahun

mendatang didasarkan kepada pertimbangan pencapaian sasaran lima tahun


sebelumnya dan hasil analisa serta evaluasi kemampuan dalam menghadapi
kemungkinan ancaman yang timbul sesuai dengan perkembangan lingkungan
strategis yang terjadi baik global, regional maupun nasional.
16.

Konsepsi Strategi
a.

Strategi Pengembangan Kemampuan dan Kekuatan TNI


1)

Konsep Strategi Pengembangan Kemampuan. Konsep strategi

ini harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan kemampuan yang


harus dikembangkan selama kurun waktu 2000-2004. Dengan
keterbatasan sumber daya yang ada dan pelaksanaan reformasi
internal

TNI

secara

bertahap,

maka

pembinaan

kemampuan

dititikberatkan pada pembinaan kualitas meliputi :


a)

Kemampuan Intelijen Stategis


(1)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan

deteksi dini dengan memelihara kemampuan jam kerja


radar dan menambah satuan radar di Wilayah Timur
Indonesia.
(2)

Memelihara

pengamanan

VVIP,

dan

memantapkan

pengamanan

kemampuan

perbatasan

serta

penyiapan peta perbatasan dan peta daerah rawan.


(3)

Memelihara

dan

memantapkan

kemampuan

penggalangan baik dalam kegiatan penerangan maupun


perang urat syaraf/propaganda.
RAHASIA

RAHASIA
35

/ b)
b)

Kemampuan..

Kemampuan Pertahanan
(1) Memelihara dan mempertahankan kualitas komando
kewilayahan dalam menyanggah dan menindak awal
setiap ancaman dan gangguan keamanan terhadap
kedaulatan serta keutuhan bangsa dan negara serta
kualitas

pemukul

strategis

untuk

menangkal

dan

menghancurkan setiap gejolak di 2 (dua) trouble spots


dalam waktu bersamaan.
(2)

Memelihara

dan

mempertahankan

kualitas

kekuatan terpusat dan secara bertahap meningkatkan


kemampuan dukungan angkutan.
c)

Kemampuan Keamanan
(1)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan

penegakan

hukum

di

laut

dan

di

udara

melalui

keterpaduan unsur TNI AL dan TNI AU dengan komponen


Hanneg lainnya dalam pengamanan udara dan perairan
yurisdiksi nasional khususnya pengamanan ALKI.
(2)

Memelihara

dan mempertahankan kualitas dan

kuantitas kemampuan bantuan perkuatan pada Polri atas


permintaan dalam upaya pemulihan keamanan sesuai
aturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal
pelibatan TNI.
d)

Kemampuan Dukungan
(1)

Memelihara dan memantapkan kemampuan TNI

dalam peran sertanya membantu pembangunan nasional

RAHASIA

RAHASIA
36

/ antara..
antara lain, membantu Pemda dalam Binter, kegiatan
SAR, penanggulangan bencana dan kegiatan civic
mission lainnya.
(2)

Kemampuan

Memelihara

dan

pembinaan

tenaga

mempertahankan

manusia.
kemampuan

pendayagunaan SDM yang ada untuk mendukung tugas


pokok TNI.
(3)

Kemampuan dukungan logistik.

Memelihara dan

mempertahankan kemampuan dukungan operasional,


secara cepat dan tepat dalam jumlah, kualitas dan
sasaran.
(4)

Memelihara dan memberdayakan fasilitas K3I

serta mengembangkan secara bertahap.


(5)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan di

bidang Litbang serta sistem dan metode.


(6)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan

manajemen

untuk menciptakan suasana kerja yang

efisien dan kompetitif.


(7)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan di

bidang survey dan pemetaan.


(8)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan

dalam melaksanakan kerja sama regional dengan negara


tetangga dalam bidang keamanan perbatasan serta
pemeliharaan stabilitas keamanan regional melalui kerja
sama di bidang operasi, latihan, SAR dan lain-lain.
(9)

Memelihara dan mempertahankan kemampuan

dalam menyiapkan dan melaksanakan tugas operasi


RAHASIA

RAHASIA
37

/ perdamaian
perdamaian

dunia

dibawah

bendera

PBB

atau

organisasi/lembaga internasional yang diakui pemerintah.


2)

Konsep strategi Pengembangan Kekuatan.

Konsep strategi ini

harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan kekuatan TNI yang


harus

dikembangkan

dalam

kurun

waktu

2000-2004.

Dengan

keterbatasan sumber daya yang tersedia dan adanya validasi


organisasi Dephan Mabes TNI dan Angkatan yang masih dalam proses
maka pengembangan kekuatan diarahkan pada :
a)

Struktur Organisasi
(1)

Penajaman

potensi

dan

kembali

kekuatan

pada

serta

fungsi

penggunaan

pembinaan
kekuatan

sehingga dalam Renstra 2000-2004 nanti akan terjadi


validasi dan reorganisasi skala besar pada Mabes TNI,
TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
(2)

Pembinaan potensi dan sumber daya di bidang

pertahanan akan menjadi tanggung jawab Dephan


sedangkan

Angkatan

pembinaan

kekuatan

lebih

menitikberatkan

sesuai

matra,

pada

kemudian

penggunaan kekuatan berada di Mabes TNI.


(3)

Beberapa fungsi pembinaan masih diemban oleh

Mabes TNI yaitu fungsi pendidikan oleh Sesko TNI dan


Seintelstrat serta pembinaan dalam rangka penggunaan
(Bin Gun), oleh sebab itu masih ada beberapa Balakpus
yang dipertahankan atau dikecilkan dan lainnya di
likuidasi, sementara ada kemungkinan dibentuk satu
Balakpus baru untuk menangani kerjasama internasional.

RAHASIA

RAHASIA
38

/ b)
b)

Kekuatan..

Kekuatan Kewilayahan
(1)

Kekuatan

kewilayahan

akan langsung dibawah

Mabes TNI dengan komando pertahanan wilayah.

Saat

ini telah mulai dikaji susunan organisasi, tugas dan


daerah yang menjadi wilayahnya

serta diharapkan

reorganisasi selesai dalam Renstra 2000-2004.


(2)

Komando pertahanan wilayah akan berfungsi

sebagai pengamat wilayah (darat, laut, udara) di daerah


dan bertindak sebagai penyanggah dan penindak awal di
daerah serta membantu pemerintah sebagai pelaksana
tugas Dephan di daerah.
(3)

Komando pertahanan wilayah tidak perlu mengikuti

batas administrasi pemerintahan tapi lebih berfokus pada


kepentingan pertahanan.

Komando pertahanan wilayah

terdiri dari unsur TNI AD, TNI AL dan TNI AU sesuai


kebutuhan.
c)

Kekuatan Terpusat.
(1)

Kekuatan

terpusat

berada

dalam

pembinaan

angkatan sesuai matra kecuali Kohanudnas dan Kosek I,


II, III dan IV.
(2)

Prioritas pengembangan kekuatan terpusat lebih

diarahkan memperkuat jumlah kapal angkut dan pesawat


angkut (C-130).
(3)

Kekuatan terpusat TNI AD diperbesar dengan

menambah

kekuatan

untuk

perkembangan situasi dalam negeri.

RAHASIA

mengantisipasi

RAHASIA
39

/ d)
d)

Kekuatan Personel.

Kekuatan..

Sasaran kekuatan personel TNI

yang akan dicapai dalam Renstra 2000-2004 sebesar 358.264


personel.

Kekuatan personel TNI AD saat ini baru mencapai

88% dari DSP, TNI AL baru mencapai 88% dari DSP dan TNI
AU baru mencapai 53% dari DSP. Untuk mencapai sasaran
yang diinginkan akan dipenuhi secara bertahap selama Renstra
2000-2004 dengan mempertimbangkan kemampuan sumber
daya yang tersedia.
e)

Kekuatan

Peralatan.

Secara

menyeluruh

kondisi

peralatan TNI + 64 % dengan rincian TNI AD + 66 %, TNI AL +


67 % dan TNI AU + 59 % kekurangan ini akan dilengkapi secara
bertahap dan dalam Renstra 2000-2004 ini belum akan dipenuhi
100 % karena keterbatasan sumber daya.
f)

Redislokasi.

Beberapa satuan harus di redislokasi agar

lebih efektif dan efisien dalam kesiapan dan dalam pelaksanaan


tugasnya.
g)

Kekuatan Sarana dan Prasarana.


(1)

Perkantoran.

Secara umum pada akhir Renstra V

sarana perkantoran aparat TNI sudah terpenuhi walaupun


dari segi kualitas dan kelengkapan sebagian besar masih
kurang

dan

dalam

Renstra

2000-2004

ini

belum

mendapat prioritas dalam peningkatan kualitasnya.


(2)

Perumahan.

Sampai akhir Renstra V sarana

perumahan untuk prajurit dan keluarga pada satuan


lapangan

secara

umum

telah

terpenuhi.

perumahan bintara dan tamtama pada Staf Umum

RAHASIA

Untuk

RAHASIA
40

/ Kotama.
Kotama, Mabes dan Balakpus sebagian besar belum
terpenuhi. Dalam Renstra 2000-2004 ini belum mendapat
prioritas di sektor perumahan kecuali untuk redislokasi
Yonif 744 ke Atambua (Timur Barat) yang akan dibangun
pangkalan baru beserta perumahannya.
(3)

Daerah Latihan. Sampai akhir Renstra V daerah

latihan militer TNI dan Angkatan masih terbatas dan


dalam Renstra 2000-2004 ini belum ada prioritas untuk
membangun dan menambah daerah latihan baru.
(4)

Peranti Lunak. Sampai akhir Renstra V beberapa

peraturan perundang-undangan serta doktrin sudah tidak


sesuai lagi dengan paradigma baru TNI. Dalam Renstra
2000-2004

ini

diprioritaskan

untuk

menyusun

dan

mensahkan RUU Pertahanan, sistem pertahanan serta


maupun doktrin yang baru.
b.

Konsepsi Strategi Penggunaan Kekuatan TNI.

Penggunaan

kekuatan TNI adalah untuk menegakkan kedaulatan dan keutuhan negara


kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mendukung penyelenggaraan
kegiatan kemanusiaan dalam pembangunan nasional, memberi bantuan
perkuatan kepada Polri atas permintaan dalam rangka tugas keamanan,
melatih warga negara menjadi Balacad dan membantu secara aktif tugas
perdamaian dunia dibawah bendera PBB.

Strategi penggunaan kekuatan

dititikberatkan pada :
1)

Strategi Pertahanan
a)

Terhadap kemungkinan invasi (Relatif kecil tapi tak bisa

diabaikan dan sifatnya serangan terbatas).


RAHASIA

RAHASIA
41

/ (1)
(1)

Melaksanakan..

Melaksanakan penindakan dan penyanggahan

awal dengan operasi pertahanan udara dan pertahanan


laut dilanjutkan operasi pertahanan wilayah oleh komando
pertahanan wilayah.
(2)

Selanjutnya mengerahkan kekuatan terpusat guna

membantu komando pertahanan wilayah.


(3)

Bila

operasi

pertahanan

wilayah

diperkirakan

berlanjut maka TNI membantu penyiapan komponen


cadangan dengan melatih bela negara pada warga yang
dimobilisasi dan membantu mempersiapkan komponen
pendukung.
b)

Terhadap

gerakan/gangguan

keamanan

yang

mengancam kedaulatan dan keutuhan bangsa dan negara


Indonesia.
(1)

Pengerahan

mendeteksi,

kekuatan

menangkal

dan

kewilayahan

untuk

menanggulangi

awal

gangguan keamanan di wilayah.


(2)

Pengerahan kekuatan terpusat untuk memperkuat

wilayah bila dibutuhkan.


2)

Strategi Keamanan
a)

Melaksanakan operasi patroli udara dan patroli laut

sepanjang tahun dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan


dan integritas kedaulatan di wilayah yurisdiksi laut dan udara
nasional.

RAHASIA

RAHASIA
42

/ b)
b)

Melaksanakan

pengamanan

operasi

Melaksanakan..

pengamanan

VVIP, pengamanan

obyek

perbatasan,

vital

dan

tugas

pengamanan lainnya yang menjadi tanggung jawab langsung


TNI.
c)

Melaksanakan operasi bantuan perkuatan kepada Polri

dalam menyelesaikan masalah keamanan di daerah yang


diprioritaskan antara lain Aceh, Maluku dan Irian Jaya serta
operasi represif lainnya dalam membantu Polri menanggulangi
gangguan keamanan yang terjadi secara mendadak dan
sporadis agar tidak berkembang ke daerah lain.
3)

Strategi Teritorial
a)

Membantu Pemda dalam penyelenggaraan kemanusiaan

seperti kegiatan SAR dan penanggulangan bencana alam.


b)

Meningkatkan

kegiatan

Bhakti

TNI

dalam

rangka

kebersamaan TNI dan rakyat.


c)

Membantu

Pemda dalam mewujudkan

keterpaduan

dalam pembinaan teritorial serta melaksanakan fungsi Dephan


di daerah.
4)

Strategi Keamanan Regional.

Memelihara dan memantapkan

kerjasama khususnya bidang keamanan perbatasan dalam rangka


memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan regional, terutama
dengan negara-negara ASEAN dan negara kawasan Asia Pasific
melalui kerjasama di bidang operasi, pendidikan dan latihan serta SAR.

RAHASIA

RAHASIA
43

5)

Strategi Perdamaian Dunia.

Mempertahankan secara selektif

upaya untuk mendukung perdamaian dunia melalui pengiriman


pasukan pada tugas-tugas operasi perdamaian dunia, dilaksanakan
/ berdasarkan..
berdasarkan atas permintaan PBB/Organisasi internasional yang diakui
pemerintah disesuaikan dengan kepentingan nasional dan kemampuan
sumber daya yang tersedia.
17.

Struktur kekuatan TNI.

Berdasarkan kebutuhan kekuatan pada tiap

Angkatan, maka struktur kekuatan yang diinginkan adalah sebagai berikut :


a.

Mabes TNI.

Struktur kekuatan yang diinginkan adalah kekuatan

efektif yang didukung oleh personel serta sarana dan prasarana agar mampu
melaksanakan tugas staf, dengan struktur sebagai berikut :
1)

Staf Umum

2)

Inspektorat Jenderal

3)

Balakpus yang secara bertahap akan dilakukan penataan ulang

untuk tujuan efisiensi dan efektivitas.

b.

4)

Kotamaops Kewilayahan

5)

Kohanudnas

TNI AD
1)

Kekuatan Terpusat
a)

Kostrad terdiri dari : 1 Makostrad; 3 Madivif; 3 Mabrigif

Linud; 6 Mabrigif; 9 Yonif Linud; 2 Yonif Raider, 16 Yonif; 3


Yonkav;

Kikavtai;

Mamenarmed;

Yonarmed;

Yonarhanudri; 3 Yonzipur; 1 Denintel; 3 Yonbekang; 3 Yonkes; 3


Kihub; 3 Yonpal; 3 Kipom dan 2 Ajen Divif.
RAHASIA

RAHASIA
44

b)

Kopassus terdiri dari : 1 Makopassus; 2 Magrup Parako; 1

Magrup Sanda; 1 Sat Gultor; 1 Pusdik Passus serta Balak


Kopassus.

/ 2)
2)

Kekuatan

Kewilayahan.

12

Kekuatan..

Makodam terdiri

dari

eselon

pimpinan, eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan/staf, Badan


Pelayanan dan Pelaksana Staf, Badan Pelaksana Daerah; 8 Yonif
Raider, 2 Yonif PMK; 13 Mabrigif; 79 Yonif; 12 Den Inteldam; 41
Makorem; 39 Tim Intelrem; 275 Makodim; 267 Unit Inteldim; 3.332
Koramil; 8 Yonkav; 7 Denkav; 13 Yonarmed; 1 Mamen Arhanud; 13 Yon
Arhanudse; 4 Den Rudal Arhanud; 6 Yon Zipur; 13 Den Zipur serta
Balak Kotama.
3)

Kekuatan Pendukung.
a)

Kodiklat.

Organisasinya

terdiri

dari

Makodiklat,

Puslatpur dan 1 Pussimpur


b)

Lemdikpus TNI AD. Organisasinya terdiri dari Seskoad,

Akmil dan Secapa.


c)

Pussen/Puscab/Pusfung. Organisasinya terdiri dari 3

Pussen,

10

Puscab

dan

Pusfung.

Masing-masing

Pussen/Puscab/Pusfung membawahi Pusdik.


4)

Kekuatan Cadangan. Kekuatan Bala Cadangan TNI, sebesar 10

Ki Balacad TNI dengan dislokasi pada Kodam I/BB, II/Swj, III/Slw,


IV/Dip, V/Brw, VI/Tpr, VII/Wrb, IX/Udy, XVI/Ptm dan XVII/Trikora, masih
perlu penyempurnaan pola pembinaan baik pada masa dalam dinas
aktif maupun pada masa tidak dalam dinas aktif.
5)

Kekuatan Personel.
RAHASIA

RAHASIA
45

a)

Militer

304.589 orang.

b)

PNS

97.179 orang.

Jumlah

401.768 orang.

/ c.
c.

TNI AL..

TNI AL

Kekuatan

dan

struktur

yang

diperlukan

oleh

TNI

AL

untuk

melaksanakan fungsinya adalah sebagai berikut :


1)

KRI : MA 2 buah, KS 9 buah, PK 24 buah, PKR 10 buah, KCT 2

buah, KCR 10 buah, PR 8 buah, BR 2 buah, PC 13 buah, AT 28 buah,


BAP 1 buah, BU

3 buah, BCM 5 buah, ASG 3 buah, BA 1 buah, BTD

3 buah, BHO 4 buah, LAT


2)

2 buah, KIT 2 buah.

KAL dibutuhkan 277 buah berbagai jenis dalam rangka

menunjang Patroli Keamanan Laut Terbatas, ditempatkan di Mako


Lantamal, Lanal dan Posal.
3)

Pesawat Udara dibutuhkan 102 buah pesawat dengan rincian

sebagai berikut :

4)

a)

36 Pesud Patmar

b)

18 Pesud AKS

c)

32 Pesud Angkut Taktis

d)

16 Pesud Latih

Markas Besar.

Terdiri dari Eselon Pimpinan, Eselon Pembantu

Pimpinan, 21 Dinas, 3 Lemdikpus dan 2 Kotama Pembinaan.


5)

Komando Armada RI.

RAHASIA

RAHASIA
46

a)

Komando Armada kawasan Barat di Jakarta membawahi

Lantamal I, II dan Lantamal VII serta Koarmatim di Surabaya


membawahi Lantamal III, IV, V dan VI serta Lantamal VIII
berkedudukan di Ambon ( Rencana ).
b)

Satuan Armada, terdiri dari : Sat Korvet, Sat kapal selam,

Sat kapal cepat, Sat kapal patroli, Sat kapal ranjau, Sat kapal
amphibi, Sat Kapal Bantu, Sat Paska dan Kopebal.
/ 6)
6)

Komando Lintas Laut Militer di Jakarta


a)

Satlinlamil Jakarta

b)
7)

Komando..

Satlinlamil Surabaya

Korps Marinir
a)

Kekuatan Organik
(1)

Mako Kormar di Jakarta


(a) Pasmar 1 di Surabaya
(b)

Pasmar 2 di Teluk Ratai (embrio)

(2)

Brigif BS di Jakarta

(3)

Denjaka

(4)

Brigif 2 di Lampung

(5)

1 (satu) Komando Latihan Marinir di Surabaya,

terdiri dari, 1 Lanmar di Jakarta dan 1 Lanmar di


Surabaya serta 1 Lanmar di Piabung (kerangka).
b)

Kekuatan Non Organik


(1)

(delapan)

Pertahanan

Yonmarhanlan

Pangkalan)

di

(Batalyon

Belawan,

Teluk

Marinir
Ratai,

Surabaya, Makassar, Bitung, Tanjung Pinang dan Ambon.


RAHASIA

RAHASIA
47

8)

(2)

1 (satu) Pusdikmar di Surabaya

(3)

1 (satu) Puslat Pasrat di Jakarta

Kekuatan Personel
a)

Militer

59.162 orang.

b)

PNS

11.799 orang.

Jumlah

: 70.961 orang.
/ d.

d.

TNI AU..

TNI AU
Dalam rangka mewujudkan kebutuhan kekuatan TNI AU yang lebih

efektif, efisien dan modern perlu diambil langkah-langkah pengembangan


struktur kekuatan yang dibutuhkan sebagai berikut :
1)

Pembina Kekuatan
a)

1 Mabes TNI AU

b)

2 Makoopsau

c)

1 Makorpaskhas

d)

9 Lanud Induk dan 33 Lanud Operasi

e)

15 Skadron Udara

f)

2 Wing Tempur Paskhasau, 1 Wing Latihan Paskhasau

terdiri dari 6 Skadron Paskhasau, 6 Flight BS, 1 Den Walkol dan


1 Den Bravo.
g)

18 Satuan Radar (termasuk 2 Tambahan dan 1

pengaktifan kembali)
h)

46 Satuan POM AU
RAHASIA

RAHASIA
48

2)

Kekuatan Udara Operasional


a)

Kekuatan dalam rangka mendukung operasi udara

strategis.
(1)

Intai : 3 B-737

(2)

Tempur : 19 A-4 (untuk Tempur Taktis).

(3)

Tanker Udara : 2 C-130 BT

(4)

Angkut : 24 C-130 B/H/HS (2 untuk VIP). 1 B-707

(5)

Pesawat Kodal :

4 pesawat Kodal.
/ b)

b)

Kekuatan..

Kekuatan dalam rangka mendukung Operasi Hanud


(1)

Radar Hanud : 12 EW dan 6 EW/GCI

(2)

Buru Sergap : 12 buah F-5 (digunakan juga

sebagai Tempur Strategis), 10 buah F-16 (digunakan juga


sebagai tempur strategis), 12 Pesawat MRCA (Multi Role
Combat Air Craft)
(3)

Rudal : 2 Satrudal Jarak Sedang

(4)

PSU : 7 Pucuk Meriam 20 mm

(5)

Kodal : 1 Unit DOC, 2 Unit SOC dan 1 Unit MSOC

(6)

1 unit Hanud Mobile : 1 Unit Radar Mobile + 1

Satrudal Mobile Jarak Pendek


c)

Kekuatan dalam rangka mendukung operasi udara taktis.


(1)

Intai/Foto Udara : 2 C-212, 2 A-4, 2 OV-10, 3 CN-

235 MPA
(2)

Tempur : 7 buah OV-10F (Proses Run down), 40

buah Hawk-109/209 (digunakan juga untuk Hanud

RAHASIA

RAHASIA
49

terbatas), 8 buah Hawk MK-53 dan 1 Skuadron (4 bh)


Sukhoy
(3)

Angkut : 7 buah F-27 (1 untuk VIP), 3 buah F-28

(VIP), 6 buah CN-235, 6 buah C-212.


(4)

Angkut Hely : 10

buah S-58T, 12 buah A-330

Puma, 18 buah NAS-332 Super Puma (2 untuk VIP)


d)

Kekuatan Cadangan
-

e)

Angkut : 2 Skadron Pensip.

Kekuatan Pasukan
/ (1)
(1)

Paskhasau..

Paskhasau : 2 Wing, terdiri dari : 6 Skadron dan 1

Detasemen serta 2 Satban.


(2)

Provostau : 46

Satuan Pom au, terdiri dari 43

satuan Pomau di lanud-lanud dan 3 Sat Pomau di Mabes


AU, Koopsau I dan II.
3)

Kekuatan Pendidikan
a)

Kodikau
(1)

Sekkau

(2)

2 Wing Pendidikan

(3)

3 Lanud Penyelenggara Pendidikan

(4)

3 Skadron Pendidikan

(5)

Kekuatan Udara Pendidikan

: Latih Dasar (27

buah AS-202 Bravo, 7 buah KT-1), Latih Lanjut (17 buah


T-34C Charlie, 12 buah Bell-47 G Sioux),Latih Tempur
Pesawat Latih Lanjut Jet.
b)

AAU
RAHASIA

RAHASIA
50

c)
4)

Sesko AU

Satuan Pemeliharaan dan Pembekalan


a)

Koharmatau
(1)

2 Depohar Pesawat Terbang

(2)

1 Depohar Senjata dan Ammo

(3)

3 Depohar Elektronika

(4)

1 Depohar Sarana bantuan

(5)

7 Skadron Teknik
/ b)

b)

5)

Bekmatpus
(1)

2 Gugus Angkutan

(2)

5 GPP

Komlek.

FM/AM

Bekmatpus..

yang

Memenuhi
mempunyai

kekuatan

kemampuan

Alkomlek
pernika

HF/VHF/UHF

dan

komunikasi di satuan-satuan sebagai berikut :

6)

a)

9 Lanud induk dan 33 Lanud operasi

b)

Koopsau I, Koopsau II dan Kohanudnas

c)

Skadron-skadron udara untuk Skadron move

d)

Kosek-kosek Hanud dan satuan-satuan Radar

e)

Paskhas untuk Satpur dan Alkompur

f)

Alkom Dukungan Operasi dan Latihan

g)

Alkom untuk pesawat kodal udara

Personel
RAHASIA

keamanan

RAHASIA
51

18.

a)

Militer

27.013 orang

b)

PNS

6.886 orang

Jumlah

Kebutuhan Kemampuan TNI.

33.899 orang
Guna mewujudkan pencapaian Postur TNI

PEEM dan tuntutan kemampuan untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang


timbul dirumuskan kebutuhan kemampuan TNI sebagai berikut :
a.

Kemampuan Intelijen Strategis


1)

Penyelidikan

/ a)
a)

Kemampuan Deteksi Dini.

Kemampuan..

Mampu mendeteksi secara

dini kapal dan pesawat udara asing yang memasuki perairan


dan wilayah udara Indonesia secara ilegal serta yang keluar jalur
ALKI untuk kepentingannya yang dapat merugikan Indonesia.
Mampu mendeteksi pelanggaran perbatasan, pencurian sumda
alam diperbatasan, mampu mendeteksi kebakaran hutan sejak
masih kecil, mampu mendeteksi gejolak sosial di daerah rawan
(Aceh, Maluku, Irja) dan daerah lain yang berpotensi rawan.
Untuk itu perlu penambahan satuan radar di wilayah Indonesia
Timur, peningkatan patroli laut dan udara, penambahan Alutsista
kapal patroli dan pesawat patroli serta peningkatan kemampuan
aparat teritorial terutama di daerah rawan, daerah perbatasan
dan

daerah

pembentukan
sarana

dan

rawan

kebakaran

organisasi,
prasarana,

serta

pemenuhan
peranti

lunak

mengupayakan/

kebutuhan
dan

materiil,

pembenahan

pendidikan dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM


Intelijen .
RAHASIA

RAHASIA
52

b)

Kemampuan Penginderaan.

Mampu melaksanakan

penginderaan dengan primary maupun secondary radar dengan


jarak capai 240 NM dalam waktu 18 jam/hari baik dengan
menggunakan radar TNI maupun radar sipil, peralatan sensor
yang lain serta penginderaan oleh aparat intelijen dan teritorial.
Peningkatan

kemampuan

penginderaaan

diarahkan

untuk

menambah jumlah radar secara bertahap sesuai kemampuan


anggaran maupun peningkatan kualitas penginderaan.
2)

Pengamanan
a)

Pengamanan VIP/VVIP. Mampu menanggulangi teror

/ bom..
bom dalam membantu Polri, mampu mengamankan senjata,
amunisi dan Handak di gudang agar tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan teroris.

Meningkatkan kemampuan SDM satuan

pengamanan VVIP, peralatan dan sasarannya.


b)

Kemampuan Lawan Intelijen.

Aparat Intelejen dan

Teritorial diharapkan memiliki kemampuan mengamati kegiatan


orang asing dan orang yang mencurigakan di wilayahnya serta
memiliki kemampuan teknologi untuk mengantisipasi kegiatan
calon lawan.
c)

Kemampuan Lawan Infiltrasi dan Subversi.

Aparat

Intelijen dan Teritorial diharapkan memiliki kemampuan untuk


mengantisipasi/ menetralisir kegiatan oleh pihak asing yang
mengarah kepada kegiatan infiltrasi dan subversi.

Untuk itu

perlu peningkatan koordinasi dengan aparat terkait terutama


instansi yang menangani kegiatan atau berwilayah kerja yang
rawan diinfiltrasi atau dipengaruhi untuk kepentingan golongan
tertentu.
RAHASIA

RAHASIA
53

3)

Penggalangan
a)

Perang Urat Syaraf dan Propaganda. Aparat penerangan

TNI diharapkan memiliki kemampuan untuk melaksanakan


perang opini, perang urat syaraf terhadap kelompok separatis,
GPK,

kelompok

yang

anti

pemerintah/anti

kebijaksanaan

pemerintah. Untuk itu perlu peningkatan kualitas pada semua


unsur penerangan dengan didukung SDM yang handal dan
peralatan mutakhir.
b)

Penerangan.

Tiap

individu

TNI

harus

memiliki

kemampuan dalam merebut opini publik, sehingga rakyat


/ mengerti
mengerti akan perjuangan TNI dan tidak terpengaruh berita yang
menyudutkan

TNI.

Untuk

kepentingan

tersebut

perlu

peningkatan jam komandan di satuan serta peningkatan kinerja


unsur penerangan TNI dengan didukung oleh personel dengan
SDM handal, sarana dan dana untuk penggalangan.
b.

Kemampuan Pertahanan
1)

Kemampuan Hanudnas
a)

Kemampuan Pengamatan Udara.

Mampu memperoleh

dan mengumpulkan berbagai informasi intelijen. Untuk itu perlu


meningkatkan kemampuan ini di wilayah Timur Indonesia
dengan menambah satuan radar dan untuk tahap awal di
Buraen Kupang. Perlu juga meningkatkan jam operasi terutama
di malam hari.
b)

Kemampuan

Penindakan.

Mampu

melaksanakan

penindakan terhadap setiap upaya pelanggaran wilayah udara


nasional, sehingga perlu penambahan pesawat tempur sergap
agar penyebarannya bisa lebih merata di seluruh wilayah
RAHASIA

RAHASIA
54

terutama pada wilayah udara yang rawan dilintasi pesawat asing


tanpa izin. Perlu pengadaan Rudal baru untuk mengganti Rudal
Rapier yang sudah habis usia pakainya dalam Renstra 20002004 ini untuk menjaga obyek vital nasional. Perlu penambahan
sistem dalam pesawat tempur agar mampu beroperasi

pada

malam hari.
2)

Kemampuan Pemukul Strategis


a)

Pemukul Strategis Darat.

Mampu diproyeksikan dalam

waktu relatif singkat ke dua daerah kritis sekaligus untuk


/ membantu..
membantu pertahanan wilayah.

Untuk itu perlu terus meme-

lihara dan meningkatkan kemampuan yang ada saat ini.


b)

Pemukul Strategis Laut.

Mampu menahan laju invasi

selama mungkin di luar ZEE, sehingga perlu ditingkatkan


kemampuan

pemukul

strategis

laut

melalui

peningkatan

kemampuan KRI maupun mengganti yang telah habis usia


pakainya.

Sedangkan untuk operasi pendaratan yang perlu

ditingkatkan adalah kemampuan angkutan oleh KRI.


c)

Pemukul Strategis Udara.

Mampu menahan laju invasi

selama mungkin di luar ZEE, sehingga perlu ditingkatkan baik


dari jumlah pesawat maupun kemampuannya terutama untuk
dapat

beroperasi

pada

malam

hari.

Sedangkan

untuk

mendukung penerjunan 2 Yonif Linud di 2 (dua) Trouble Spots


dalam waktu bersamaan perlu ditingkatkan

kemampuan

angkutan udara dengan pesawat C-130.


d)

Pemukul Strategis Gabungan. Mampu mengatasi gejolak

di wilayah yang tidak dapat diatasi secara mandiri oleh kekuatan


kewilayahan. Oleh karena itu perlu dibentuk komando gabungan
yang dapat menyelenggarakan operasi gabungan di wilayah.
RAHASIA

RAHASIA
55

3)

Kemampuan Pertahanan Kewilayahan.

gejolak yang terjadi di wilayahnya.

Mampu mengatasi

Untuk itu reorganisasi TNI yang

sudah mengarah pada pembentukan Kotama Ops pertahanan wilayah,


diharapkan selesai pada akhir Renstra 2000-2004, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pertahanan wilayah.
4)

Kemampuan Perang Elektronika.

Selama Renstra 2000-2004

kebutuhan kemampuan ini lebih diarahkan untuk mampu menjamin


penggunaan gelombang elektromagnetik sendiri dan mengganggu atau
/ meniadakan..
meniadakan pancaran gelombang oleh lawan.

Pengembangan

kemampuan pernika diarahkan untuk memberdayakan peralatan dan


personel yang telah dimiliki serta mengadakan peralatan baru sesuai
kemampuan anggaran.
5)

Kemampuan Nubika Pasif. Salah satu sasaran War by Proxy

adalah infrastruktur ekonomi, antara lain bidang pertanian dimana


sabotase biologi dan kimia pada sektor pertanian dan peternakan bisa
menimbulkan kerusakan besar pada ekonomi bagi Indonesia.

Perlu

memelihara dan meningkatkan kemampuan nubika pasif (penyelidikan


dan dekontaminasi) melalui program Diklat TNI (oleh Subdit Nubika
Ditziad TNI AD kepada unsur TNI yang ada di wilayah).
c.

Kemampuan keamanan
1)

Kemampuan pengamatan wilayah.

Mampu meliput wilayah

kedaulatan dan yurisdiksi nasional khususnya di daerah-daerah rawan.


Oleh karena itu perlu diprioritaskan penambahan aparat teritorial yang
keberadaannya sendirian/jumlah kecil, rawan diculik/disergap GBPK
terutama di wilayah rawan dan pada daerah tertentu perlu pengamanan
dari satuan lain.
2)

Kemampuan penegakan hukum di laut dan udara.

Mampu

mencegah pelanggaran hukum di laut dan di udara di seluruh wilayah


RAHASIA

RAHASIA
56

kedaulatan.

Oleh karena itu perlu meningkatkan jumlah dan kualitas

alutsista sesuai kemampuan anggaran, untuk melaksanakan patroli


udara dan laut dalam rangka mencegah pelanggaran wilayah laut dan
udara, menanggulangi penangkapan ikan ilegal, pelanggaran di ALKI,
perompakan serta pengambilan harta karun di laut secara ilegal serta
mencegah upaya penyelundupan.

/ 3)
3)

Kemampuan

penindakan

gangguan

Kemampuan..

keamanan.

Mampu

membantu Polri secara cepat dan tepat dalam menangani gangguan


keamanan.

Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu menambah

kemampuan angkutan personel dan peralatan komunikasi satuan kecil.


Disamping itu satuan TNI harus dibekali kemampuan tentang tindakan
kepolisian, pemahaman HAM serta prosedur tetap mengenai batuan
TNI kepada Polri agar tidak timbul keraguan dalam prosedur pelibatan.
4)

Kemampuan penyelamatan masyarakat.

Mampu melaksana-

kan penyelematan masyarakat yang terkena bencana. Untuk maksud


tersebut perlu meningkatkan lagi jumlah peralatan SAR baik untuk
keperluan TNI sendiri maupun untuk masyarakat.
d.

Kemampuan Dukungan
1)

Kemampuan Teritorial.

Mampu menarik simpati masyarakat

untuk meningkatkan kebersamaan TNI-Rakyat dan mengembalikan


citra positif TNI.

Hal tersebut dapat dicapai antara lain dengan

meningkatkan kegiatan Bhakti TNI baik skala besar maupun skala kecil
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat guna membangun
kembali citra TNI.
2)

Kemampuan K3I.

Mampu memanfaatkan sistem K3I untuk

menjamin kelancaran menajemen TNI.

Oleh karena itu perlu

diaplikasikan prosedur K3I dalam kehidupan sehari-hari prajurit


RAHASIA

RAHASIA
57

sehingga menjadi budaya TNI yang dapat dikembangkan menjadi


budaya masyarakat.

Dalam Renstra 2000-2004 nanti K3I mungkin

akan menjadi K4I dengan ditambahkan komputerisasi di dalamnya


sehingga dituntut tambahan kemampuan komputerisasi.
3)

Kemampuan Pembinaan Tenaga Manusia.

Mampu men-

dayagunakan SDM yang ada untuk mendukung pelaksanaan tugas


/ pokok..
pokok TNI, sehingga perlu penataan kembali peranti lunak pembinaan
personel militer dan PNS TNI.
4)

Kemampuan Litbang.

efektifitas alutsista TNI.

Mampu meningkatkan efisiensi dan

Dalam kaitan ini perlu memberdayakan

personel dan lembaga Litbang serta lembaga pengkajian dalam rangka


mengurangi ketergantungan TNI pada negara lain terutama dalam hal
peralatan militer dan suku cadangnya
5)

Kemampuan

Dukungan

Logistik.

Mampu

mendukung

operasional secara cepat dan tepat dalam jumlah, kualitas dan


sasaran.

Selama

Renstra

2000-2004

perlu

dipertimbangkan

pengadaan asrama/barak militer bagi TNI yang lengkap dengan


infrastrukturnya seperti fort di USA.

Disamping itu perlu pengkajian

pengadaan

TNI

daerah

latihan

bagi

agar

tidak

mengganggu

/membahayakan masyarakat.
6)

Kemampuan Dukungan Manajemen.

Mampu mengelola sum-

ber daya secara efektif dan efisien dalam segala bentuk kegiatan.
Guna mewujudkan hal tesebut perlu segera disesuaikan struktur
organisasi TNI dan doktrin dengan aturan perundang-undangan dan
TAP MPR Nomor VII Tahun 2000.

Penerapan manajemen modern

sudah harus dibudayakan bukan saja dalam pembinaan satuan tapi


dalam operasi militer.
RAHASIA

RAHASIA
58

7)

Kemampuan Survei dan Pemetaan.

Mampu menyiapkan peta

topografi seluruh wilayah, peta laut dan udara terutama pada daerah
perbatasan dan jalur ALKI serta daerah-daerah rawan seperti Aceh,
Maluku, Irja. Untuk itu kemampuan Surta TNI perlu ditingkatkan antara
lain kerjasama dengan instansi terkait untuk mengetahui lokasi potensi
sumda alam yang perlu diamankan.
/ 8)
8)

Kemampuan..

Kemampuan dalam Kerjasama Regional. Mampu melaksana-

kan kerjasama regional terutama dalam bidang keamanan perbatasan,


dan keamanan regional serta mampu bekerjasama di bidang operasi,
latihan bersama, kegiatan SAR dan lain-lain.
9)

Kemampuan

dalam

Tugas

Perdamaian

Dunia.

Mampu

menyiapkan dan mengkoordinasikan serta melaksanakan tugas


operasi perdamaian dunia di bawah bendera PBB atau organisasi
internasional lainnya.
19.

Kebutuhan Kekuatan dan Penggelaran.


a.

TNI AD. Gelar kekuatan TNI AD yang dibutuhkan serta dislokasi yang

direncanakan sebagai berikut :


1)

Kekuatan Terpusat
a)

Kostrad
(1)

Rematerialisasi Alutsista Yon Arhanudri 1 dan 2.

(2)

Redislokasi Mamen Armed-2 Kostrad dari Cimahi

ke Purwakarta.
(3)

Melengkapi personel dan materiil Denintel Kostrad

sesuai kriteria mantap - 1.


(4)

Pemeliharaan dan pemantapan kekuatan yang

sudah ada.
RAHASIA

RAHASIA
59

(5)

b)

Pengkajian pembentukan Divisi 3 di Makasar.

Kopassus
(1)

Redislokasi 1 Yon Parako Group 2 dari Kartosuro

ke Semplak Bogor.
/ (2)

(2)

Pemeliharaan..

Pemeliharaan dan pemantapan kekuatan yang

ada.
2)

Kekuatan Kewilayahan
a)

Satuan Intelijen
(1)

Melengkapi personel dan materil 10 Deninteldam

sesuai kriteria mantap 1 dan validasi Deninteldam Tipe


C Dam XVII/Tkr menjadi Denintel Tipe A Dam XVII/Tkr
serta

persiapan

pemantapan

Deninteldam

Iskandar

Muda.
(2)

Pengisisan personel dan materil 126 unit Inteldim.

(3)

Melengkapi personel dan Materil 2 Tim Intelrem,

Korem-051/Wijayakarta

dan

Korem-052/Wijayakrama

Kodam Jaya di Jakarta.


(4)

Pembentukan 3 Unit Inteldim type B dan

pembentukan 35 unit Inteldim Type C.


(5)

Pemeliharaan dan pemantapan satuan Intelijen

yang sudah ada.


b)

Satuan Teritorial.

RAHASIA

RAHASIA
60

(1)

Pembentukan

Kodam

(Kodam

IX/Tpr

di

Pontianak, Kodam X/Lm di Banjarmasin, Kodam XV/Nt di


Kupang).
(2)

Pembentukan 7 Kodim di Kab. Sabang di Daista

Aceh, Kab. Tanggamus di Palembang, Kab. Sukabumi di


Sukabumi, Kab. Semarang di Ungaran dan Kab.Barru di
Sulsel, Kab. Sangata dan Nunukan di Kalimantan.

/ (3)
(3)
I/Bb, 3

Pembentukan..

Pembentukan 50 Koramil, meliputi : 5 di Kodam


di Kodam II/Swj, 4 di Kodam Jaya, 12 di Kodam

III/Slw, 4 di Kodam IV/Dip, 5 di Kodam V/Brw, 3 di Kodam


VI/Tpr, 3 di Kodam VII/Wrb, 9 di Kodam IX/Udy, 2

di

Kodam XVII/Tkr.
c)

Satuan Tempur
(1)

Pembentukan 6 Yonif baru yaitu : Yonif-114 Korem-

012/Tu Kodam I/Bb di Meulaboh, Yonif-311 Korem063/Sgj Kodam III/Slw di Indramayu, Yonif-747 Korem163/Ws Kodam IX/Udy di Denpasar, Yonif-754 Korem171/Pvt Kodam VI/Tkr di Timika, Yonif-755 Korem172/Pws Kodam VII/Tkr di Abepura, dan Yonif 127 Korem
031 Kodam I/Bb di Batam.
(2)

Redislokasi Yonif-744 (eks Korem 164/WD) ke

Atambua (Korem 161/WS).


(3)

Redislokasi Kipan B dan C Yonif-145 PMK Kodam

II/Swj dengan pembangunan 2 Unit Kipan baru di


Palembang.

RAHASIA

RAHASIA
61

(4)

Penataan

Yonif-144/Korem-041/Gamas

Kodam

II/Swj dengan melanjutkan pembangunan 1 Unit Kipan di


Manna Bengkulu.
(5)

Redislokasi 1 Ki Yonif-731 Kodam XVI/Ptm dari

Masohi P. Seram Maluku Tengah ke Dobo Tual Maluku


Tenggara.
(6)

Redislokasi Ki B Yonif-743 Kodam IX/Udy dari

Atambua ke Kefamenanu dalam rangka redislokasi Yonif744.


/ d)
d)

Satuan..

Satuan Bantuan Tempur


(1)

Satuan Kavaleri
(a)

Pembentukan 3 Kikav di Pekanbaru Kodam

I/Bb dan di Manado Kodam VII/Wrb serta Kodam


XVII/Tkr.
(b)

Pengembangan 2 Tonkavser menjadi 2

Kikavser di Denpasar Kodam IX/UDY dan di Timika


Kodam XVII/Tkr.
(c)

Menggeser Ran Tank AMX 13 dari Yonkav-1

ke Yonkav-4 dan Yonkav-8 ke Yonkav-2 dan


Yonkav-3.
(2)

Satuan Artileri Medan (Armed)


(a)

Redislokasi

Mayonarmed-16/105

Kodam

VI/Tpr dari Ngabang ke Pontianak.


(b)

Rematerialisasi Alutsista 1 Rai Yon Armed

15 Kodam II/Swj dari Meriam 76 mm menjadi


Meriam 155 mm FH 2000.
RAHASIA

RAHASIA
62

(3)

Satuan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud)


(a)

Pembentukan 2 Denarhanud Rudal Kodam

I/Bb di Batam dan Natuna (Paket Pembangunan


Mega Proyek).
(b)

Redislokasi Yonarhanudse-14 Kodam III/Slw

dari Plumbon ke Pilang Cirebon.


(c)

Rematerialisasi

Alutsista

Denarhanud

Rudal
(d)

Rematerialisasi 2 Rai Arhanudri BS di

Makassar dan Palembang.


/ (4) Satzi.
(4)

Satzi
(a)

Pembentukan 1 Denzipur Kodam IX/Udy di

Kupang.
(b)

Pembentukan

Tonzi

Jihandak

di

tiap

Yonzipur dan pembentukan Ruzi Jihandak di tiap


Denzipur.
(c)

Pengembangan

Denzipur-10

menjadi

Yonzipur-6 Kodam XVII/Trikora di Jayapura.


e)

Satbanmin.

Pembentukan 2 Unit Denpom di Korem

051 dan 052 Kodam Jaya di Jakarta.


f)

Lemdikrah.

Pembentukan Rindam Kodam XVI/Ptm di

Ambon.
3)

Kekuatan Pendukung
a)

Pembentukan 1 Denlap Topografi Dittopad di Jakarta.

b)

Pembentukan Disbinjasad di Bandung dan Disjarahad di

Jakarta.
RAHASIA

RAHASIA
63

c)
4)

Penataan 2 Skadron Penerbad di Jakarta dan Semarang.

Bala Cadangan.

Pembentukan 1 Ki Balacad di Kodam

XVI/Ptm dan pemeliharaan 10 Ki Balacad yang sudah ada.


b.

TNI AL.

Gelar kekuatan TNI AL yang dibutuhkan serta dislokasi yang

direncanakan adalah sebagai berikut :


1)

Komando Armada
a)

Dua Komando Armada kawasan Timur dan kawasan

Barat

/ b)
b)

Membawahi..

Membawahi sembilan Satuan yaitu : Satuan Kapal

Eskorta, Sat Kapal Cepat, Sat Kapal Selam, Satuan Kapal


Patroli, Sat Kapal Ranjau, Sat Kapal Amfibi, Sat Kapal Bantu,
Sat Kopebal dan Sat Kopaska .
c)

Dibutuhkan penambahan KRI sebanyak 20 buah kapal

berbagai jenis terdiri dari : MA 1 KRI,

KS 7 KRI, PK 3 KRI,

KCR 6 KRI, BTD 1 KRI, KIT 2 KRI.


e)

Penambahan 174 buah KAL terdiri dari berbagai jenis.

f)

Komando Armada Barat.


(1)

Meningkatkan

status

Lanudal

Tanjung

Pinang dari kelas B menjadi kelas A.

g)

(2)

Membangun Lanudal Teluk Ratai.

(3)

Mengembangkan Lanmar Piabung (Teluk Ratai)

Komando Armada Timur.


(1)

Meningkatkan status Lanal Ambon

Lantamal.
RAHASIA

menjadi

RAHASIA
64

2)

(2)

Menigkatkan Lanal Ternate menjadi kelas B.

(3)

Membentuk Lanal Gorontalo.

(4)

Membentuk Lanal Maumere (relokasi Lanal Dili).

Korps Marinir
a)

Pembentukan Pasmar-1/Surabaya.

b)

Pembentukan Pasmar-2/Teluk Ratai (embrio).

c)

Pembentukan Brigmar BS di Jakarta.

d)

Pengembangan Denjaka di Jakarta.

/ e)

3)

c.

e)

Penambahan Ranratfib sebanyak 132 buah.

f)

Pembentukan Brigif-2 di Lampung.

Penambahan pesawat udara sebanyak 33 buah terdiri dari:


a)

Pesud Patmar

b)

Pesud AKS

: 15 buah.

c)

Pesud Angtis

7 buah.

d)

Pesud Latih

3 buah.

TNI AU.
1)

2)

Penambahan

8 buah.

Pengembangan kekuatan baru akan digelar sebagai berikut :

Koopsau
a)

2 Markas Komando di Jakarta dan Makassar

b)

1 Korpaskhas.

Kohanudnas
a)

Satu (1) Kosek Hanudnas di Lanud Biak.


RAHASIA

RAHASIA
65

b)

(1)

Penggelaran SOC di Biak

(2)

Penggelaran radar EW di Saumlaki

(3)

Penggelaran radar GCI di Biak.

Satu (1) Satrad GCI (baru) di Supadio/Sw II dalam rangka

menutup Gap di sebelah barat dan kegiatan operasi pesawat


Hawk 109/209 di Lanud Supadio.
c)

Dalam rangka pengamatan udara di wilayah Timur

diperlukan penggelaran Satuan Radar GCI (baru) di Lanud Eli.


d)

Pengaktifan kembali Radar Congot di Lanud Adi.

/ e)
e)

2 Rudal..

2 Rudal Jarak Sedang digelar dalam rangka Hanud Ibu

Kota.

3)

f)

MSOC, pemindahan ke Medan (Kosek Hanudnas III).

g)

Rencana gelar 1 Satrad GCI (baru) di Ambon/Langgur.

Koopsau I
a)

16 NAS-332.

Rencana gelar 13 pesawat di Lanud Ats

dan 3 pesawat di Lanud Halim (1 VIP, 2 VVIP).


b)

Full Flight Simulator C-130, digelar di Lanud Halim

Perdana Kusuma.
c)
4)

Video Down Link yang ditempatkan di Makoopsau I.

Koopsau II
a)

2 Trainer A-4 dan 4 buah Sukhoy, rencana gelar di Lanud

Hnd
b)

3 CN-235 MPA, rencana gelar di Lanud Hnd

RAHASIA

RAHASIA
66

5)

Komlek.

Memaksimalkan

kemampuan

alkomlek

HF/SSB,

VHF/UHF-AM/FM untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang tepat,


cepat dan aman serta didukung peralatan pernika dan comunication
security sehingga mampu menciptakan kondisi pencapaian sasaran
satuan pengguna menjadi optimal yaitu :
a)

9 Lanud Induk dan 33 Lanud Operasi

b)

Koopsau I dan II serta Kohanudnas

c)

Kosek-Kosek Hanud dan Satuan-Satuan Radar

d)

Paskhas untuk Satpur dan Alkompur

e)

Alkom dukungan operasi dan latihan

f)

Alkom untuk pesawat Kodal udara

g)

Satuan-satuan pendidikan
/

BAB VI

.....

BAB VI
KEBUTUHAN SUMBER DAYA

20.

Umum.

Untuk membangun, memelihara dan meningkatkan kemampuan

serta kekuatan TNI diperlukan alokasi sumber daya yang meliputi personel, materiil,
fasilitas dan jasa, sistem dan metoda serta anggaran.

Dampak krisis yang

berkepanjangan, maka kemampuan negara untuk menyiapkan anggaran sangat


terbatas, oleh karena itu dalam mewujudkan kebutuhan kekuatan dan kemampuan
TNI, dilakukan penentuan skala prioritas.

21.

Tenaga Manusia

a.

Kekuatan Prajurit TNI.

Kekuatan nyata prajurit TNI per 1 April

2000 berjumlah 315.055 orang, merupakan hasil pembangunan kekuatan


yang telah dilaksanakan sampai dengan akhir Renstra V TNI melalui tahapan
Tahun Anggaran.

Kekuatan ini merupakan kekuatan awal TNI untuk


RAHASIA

RAHASIA
67

mengawaki organisasi/DSP Angkatan, Mabes TNI, Dephan maupun jabatanjabatan struktural/fungsional di luar TNI/Dephan.

Secara kuantitas kekuatan

prajurit TNI pada

awal Tahun Renstra 200A-200E baru mencapai 84%

kebutuhan DSP.

Kekuatan prajurit TNI yang bertugas di Dephan, Mabes

TNI, Angkatan maupun pada jabatan-jabatan struktural/fungsional di luar


TNI/Dephan tidak termasuk MPP, berdasarkan golongan kepangkatan adalah
sebagai berikut :

/ Gol..
GOL/PANGKAT

TNI AD

PERWIRA

TNI AL

25.261

TNI AU

JUMLAH

6.472

5.822

37.555

BINTARA

110.327

19.868

10.899

141.094

TANTAMA

109.081

21.371

5.954

136.406

J U M LAH

244.669

47.711

22.675

315.055

b.

Pengurangan/Pemisahan.

nyusutan

(pensiun/berhenti/dll)

Pengurangan prajurit TNI meliputi peserta

pindah

golongan

pangkat

(Secaba/Secapareg) selama Tahun 200A-200E diperkirakan sebagai berikut :

PA
MATRA

SUSUT

TNI AD

6.549

BA
SUSUT
16.773

TA

PINGOL

SUSUT

7.000

RAHASIA

5.050

JUMLAH
PINGOL
17.000

SUSUT
28.372

PINGOL
24.000

RAHASIA
68
TNI AL

1.125

1.813

700

286

2.300

3.224

3.000

TNI AU

840

326

1.350

1.250

1.174

2.600

8.514

18.912

9.050

5.344

20.550

JUMLAH

c.

Kemampuan lembaga pendidikan.

32.770

29.600

Kemampuan Lemdik yang ter-

kait dengan perubahan kekuatan prajurit TNI meliputi Lembaga pendidikan


pertama (Lemdikma) yang menyelenggarakan pendidikan pembentukan bagi
masyarakat yang terpilih dan lulus menjadi prajurit siswa TNI, serta Lembaga
pendidikan pembentukan (Lemdiktuk) yang menyelenggarakan pendidikan
pembentukan bagi prajurit TNI yang lulus seleksi untuk pindah golongan dari
tamtama ke bintara dan bintara ke perwira.
/ 1)
1)

PROGDIK
DIKMA
PERWIRA
JUMLAH
DIKMA
BINTARA
JUMLAH
DIKMA
TAMTAMA
JUMLAH

2)

Kemampuan..

Kemampuan Lembaga Pendidikan Pertama.

MATRA
TNI AD
TNI AL
TNI AU
TNI AD
TNI AL
TNI AU
TNI AD
TNI AL
TNI AU

PUAN OPS
SEKARANG
550
575
310
1.435
1.500
700
300
2.500
7.000
1.675
735
9.410

2000
600
550
255
1.405
3.000
600
350
3.950
8.500
1.575
600

REN BANGPUAN OPS


2001
2002
2003
600
600
600
550
550
500
255
255
255
1.405
1.405
1.355
1.500
1.000
1.000
500
500
400
350
350
350
2.350
2.350
2.250
9.000
9.000
10.000
1.400
1.400
1.300
600
600
600

200A
600
500
255
1.355
1.500
400
350
2.250
12.000
1.300
600

10.675

11.000

13.900

Kemampuan Lembaga Pendidikan Pembentukan.


RAHASIA

11.000

11.900

RAHASIA
69
PROGDIK

MATRA

PUAN OPS
SEKARANG

2000

REN BANGPUAN OPS


2001
2002
2003

2004

DIKTUK

TNI AD

1.400

1.400

1.400

1.400

1.400

1.400

PERWIRA

TNI AL

100

100

100

100

100

100

TNI AU

250
1.750

250
1.750

250
1.750

250
1.750

250
1.750

250
1.750

TNI AD

1.500

3.000

3.500

3.500

3.500

3.500

TNI AL

1.267

1.000

1.000

1.000

1.000

1.000

TNI AU

250
3.017

250
4.250

250
4.750

250
4.750

250
4.750

250
4.750

JUMLAH

BINTARA
JUMLAH

/ d.

d.

Kebutuhan..

Kebutuhan kekuatan Prajurit TNI pada akhir Tahun 2004.

memperhatikan kekuatan awal, pengurangan

personel

Dengan

dan kemampuan

Lemdik, maka kekuatan prajurit TNI yang diperkirakan dapat dicapai pada
akhir Tahun 200A sebagai berikut :
URAIAN

TNI-AD

TNI-AL

TNI-AU

JUMLAH

PERWIRA

29.498

9.349

7.758

46.605

BINTARA

114.496

23.836

11.790

150.122

TAMTAMA

135.482

25.997

8.042

169.524

279.476

59.162

27.013

366.251

JUMLAH

Dihadapkan dengan kebutuhan pengisian organisasi/pengawak Alutsista TNI


yang berjumlah 375.379 dengan komposisi Pa = 62.314 Ba = 156.917 dan Ta
= 156.148, maka dapat dicapai untuk golongan Perwira = 73,9% Bintara =
95,9% dan Tamtama = 108% (apabila dihadapkan dengan struktur organisasi
dan DSP saat ini).
e.

Kekuatan cadangan TNI


1)

Sampai dengan akhir Renstra-V, belum dapat diwujudkan

kekuatan nyata cadangan yang sesuai dengan harapan dan dapat


RAHASIA

RAHASIA
70

dengan cepat memberikan pengembangan bagi kekuatan TNI.

Hal

tersebut disebabkan antara lain karena belum adanya perangkat


peraturan perundang-undangan serta sistem dan metode pembinaan
serta penggunaan cadangan.
2)

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang

Prajurit TNI, pada periode Renstra-V 1994-1998 telah dapat diwujudkan


10 Kompi Balacad TNI AD.
3)

Kekuatan cadangan TNI yang perlu dibentuk dalam Tahun 200A-

200E ini adalah kekuatan-kekuatan yang disusun dari prajurit


/ Cadangan..
Cadangan Wajib.

Kekuatan Cadangan TNI pada Tahun 200A-200E

adalah sebagai berikut :


a)

Cadangan TNI AD
(1)

Memelihara Kompi Balacad yang sudah ada.

(2)

Dalam Renstra 200A-200E di tiap Kodam telah

terbentuk 1 Kompi Balacad yang siap disusun dan diatur


untuk masuk kedalam kekuatan jajaran TNI AD.
b)

Cadangan TNI AL.

Dalam Renstra 200A-200E ini,

pembentukan cadangan TNI AL masih dalam pengkajian.


c)

Cadangan TNI AU.

Dalam Renstra 200A-200E ini,

pembentukan cadangan TNI AU masih dalam pengkajian.


f.

Kekuatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)


1)

Selama kurun waktu 200A-200E, upaya mendapatkan jumlah

kekuatan PNS-TNI yang baru sangat tergantung pada alokasi pengangkatan PNS oleh Men PAN/BKN.

RAHASIA

RAHASIA
71

2)

Berdasarkan perencanaan intake dan penyusutan, diperkirakan

kekuatan PNS-TNI pada akhir Tahun 200E sebagai berikut :


URAIAN

M.TNI

TNI AD

TNI AL

TNI AU

KEKUATAN

5.951

58.472

11.177

6.886

82.486

PENGURANGAN

- 558

- 15.429

- 4.316

- 2.489

- 28.117

700

18.900

4.938

2.489

32.352

6.093

61.943

11.799

6.886

86.721

PENAMBAHAN
JUMLAH

/ 22.
22.

JUMLAH

Materiil..

Materiil, Fasilitas dan Jasa


a.

Materiil
1)

Kebutuhan Materiil TNI


a)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi kekuatan Staf

Umum TNI minimal 85% DSPP dalam rangka tugas-tugas


pertahanan.
b)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi kekuatan Staf

Teritorial TNI minimal 85% dalam tugas teritorial dan tugas-tugas


pembangunan.
c)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi minimal 85% DSPP

kekuatan Balakpus dalam rangka tugas-tugas TNI.


2)

Kebutuhan Materiil TNI AD


a)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi kekuatan satuan

dan aparatur intelijen serta aparatur pengamanan minimal 95%


DSPP/TOP agar mampu menyelenggarakan deteksi dini,
operasi

dan

kegiatan

penyelidikan,

penggalangan baik taktis maupun strategis.


RAHASIA

pengamanan

dan

RAHASIA
72

b)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi kekuatan terpusat,

satuan tempur 2 Brigif untuk mencapai 100% TOP, Banpur


minimal 90% TOP dan Banmin minimal 85% DSPP/TOP tiap
Divisi.
c)

Kebutuhan

perhubungan

materiil
komlek

untuk
secara

melengkapi
optimal

satuan

agar

mampu

menyelenggarakan dukungan komunikasi terpadu dan Pernika

/ untuk.
untuk kepentingan manajemen TNI AD baik dalam rangka
pembinaan kekuatan maupun dalam rangka penggunaan
kekuatan TNI AD untuk tugas pertahanan negara.
d)

Kebutuhan

materiil

untuk

melengkapi

kekuatan

kewilayahan/ Koter mencapai 80% DSPP/TOP agar mampu


melaksanakan tugasnya.
e)

Perkiraan kebutuhan secara riil akan dijabarkan dalam

skala prioritas kebutuhan pertahun anggaran.


f)

Karena investasi peralatan TNI AD dalam Renstra V

sangat terbatas, maka asset lama dimanfaatkan secara


maksimal

melalui

memanfaatkan

rehabilitasi

bantuan

luar

dan

negeri.

modifikasi

serta

Pengadaan/pengisian

materiil diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan satuan


operasional dan lembaga pendidikan dilengkapi suku cadang
dan MKK beserta MKB-nya dengan posisi sebagai berikut:
(1)

Satuan Infanteri menggunakan pistol P-1, Senapan

FNC, M.16 A-1, SS-1, MO-60 Komando, MO-60 LR, SMS


(MK-III) dan SPR (G3SGI dan Stayer) serta S.O Minimi
(Daftar kebutuhan terlampir).
RAHASIA

RAHASIA
73

(2)

Satuan Kavaleri menggunakan Ranpur AMX-13, V-

150, Saladin, Saracen, Feret, CO Scout, CO Ranger dan


BTR-10,

Scorpion,

VABNG

serta

Panhard

(Daftar

senjata

Armed

kebutuhan terlampir).
(3)

Satuan

Artileri

menggunakan

Meriam-76 MM Tarik, Meriam-105 MM Tarik, Meriam-105


MM GS, Meriam 155 MM dan Artileri pertahanan udara

/ berupa..
berupa Rudal Rapier perlu diadakan penggantian Rudal
yang setara, Meriam-57 MM, S-60, Meriam-40 MM L-60,
Meriam-40 MM L-70, Meriam-20 MM Rheimetal, Meriam20 MM Orlikon, Rocket RBS dan SMB 12,7 MM (Daftar
kebutuhan terlampir).
(4)

Satuan TNI AD yang melaksanakan tugas khusus

menggunakan Alkapsus (Daftar kebutuhan terlampir).


3)

Kebutuhan Materiil TNI AL

a)

Untuk

mencapai

kemampuan

pengamatan

maritim,

penyelidikan, patroli laut, lawan teror laut dan pertolongan


penyelamatan

di

laut

satuan

kekuatan

Keamanan

Laut

membutuhkan materiil minimal adalah 85% DSPP/TOP.

b)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi satuan Angkutan

Laut Militer minimal 90% DSP/TOP, agar mampu melaksanakan


pemindahan strategis menuju kearah 2 trouble spots di tanah air.

RAHASIA

RAHASIA
74

c)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi satuan khusus agar

mampu melaksanakan tugas penyediaan data maritim.

d)

Kebutuhan materiil untuk melengkapi satuan pemukul

strategis 2 BTP adalah 100% TOP agar mampu melaksanakan


tugas penghancuran atas air, penghancuran kapal selam,
penghancuran sasaran udara, penghancuran ranjau laut,
penghancuran sasaran darat, pelaksanaan pendaratan ampibi,
pelaksanaan angkutan strategis dan pelaksanaan Pernika.
/ 4)
4)

Kebutuhan..

Kebutuhan Materiil TNI AU


a)

Untuk

mengoptimalkan

kemampuan

deteksi

dini,

identifikasi, pengintaian dan pengamatan udara membutuhkan


materiil minimal 90% DSPP/TOP.
b)
udara

Kebutuhan materiil untuk pemantapan skadron angkut


militer

minimal

90%

DSPP/TOP,

agar

mampu

melaksanakan air lift pasukan ke 2 trouble spots dalam waktu


bersamaan.
c)

Kebutuhan

materiil untuk memantapkan pangkalan-

pangkalan udara agar mampu mendukung operasi udara.


d)

Kebutuhan materiil untuk memenuhi kekuatan udara

strategis minimal 90% TOP, kekuatan Hanud minimal 85% TOP,


kekuatan udara taktis minimal 95% TOP, kekuatan Paskhas 85%
TOP, kekuatan satuan pendidikan 100%

DSPP, kekuatan

satuan pemeliharaan minimal 100% DSPP, dan kekuatan


cadangan 50%.
b.

Fasilitas dan jasa. Kebutuhan fasilitas dan jasa yang berupa fasilitas

pangkalan, telepon, air, listrik dan gas ditujukan untuk melengkapi


RAHASIA

RAHASIA
75

pengembangan kekuatan sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan. Selain itu


fasilitas dan jasa untuk kepentingan perawatan personel, untuk kepentingan
perawatan alat transportasi personel dan barang serta fasilitas perumahan
prajurit.

Kebutuhan fasilitas dan jasa secara kuantitatif perlu dijabarkan

dalam penyusunan program kerja tahunan dan disesuaikan dengan tarif LTGA
yang baru.

/ 22.

23.

Manajemen..

Sistem, Manajemen dan Organisasi.


a.

Sesuai dengan Tap MPR Nomor VII tahun 2000, TNI sedang

memvalidasi organisasi, merevisi sistem dan metoda beserta doktrin dan


petunjuk TNI lainnya.
b.

Kebutuhan di tingkat Mabes TNI


1)

2)

Doktrin
a)

Revisi Stratifikasi Doktrin

b)

Revisi Doktrin Induk Cadek menjadi Doktrin TNI.

Buku Petunjuk
a)

Petunjuk Dasar fungsi organik militer (dari Sintel s/d

Slog).
b)

Petunjuk Dasar fungsi organik pembinaan (dari Ren s/d

Dal, Sisrenstra, SPPA, Juk Operasi dan Juk Wasrik).


c)

c.

Petunjuk pelaksanaan fungsi-fungsi terkait.

Tingkat mabes angkatan beserta jajarannya.


RAHASIA

RAHASIA
76

1)

Revisi stratifikasi doktrin angkatan.

2)

Revisi doktrin angkatan.

3)

Revisi buku petunjuk pembinaan, operasional, administrasi dan

pelaksanaan.
d.

Organisasi
1)

Pelaksanaan validasi organisasi TNI beserta struktur jajaran

dibawahnya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan


tugas TNI dengan tetap mempertimbangkan kepada pencapaian
tujuan, keterbatasan dukungan dan sumber daya yang tersedia.
/ 2)
2)

Penjabaran..

Penjabaran dan penyelarasan organisasi TNI dan Dephan

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


3)

Penjabaran dan pelaksanaan validasi Balakpus TNI sesuai skala

prioritas.
24.

Anggaran.

Dalam Tahun 200A-200E, dukungan anggaran diarahkan untuk

memelihara kekuatan yang ada.

Peningkatan kemampuan dan kekuatan akan

disesuaikan dengan peningkatan ekonomi negara.


a.

Untuk

membangunan

kekuatan

TNI

dalam

tahun

200A-200E,

kebutuhan anggaran sebagai berikut :


1)

Anggaran rutin

Rp. 80.476,86 miliar

2)

Anggaran pembangunan

Rp. 20.640,88 miliar

-------------------------------------------------------------------------Jumlah

Rp. 101.117,74 miliar

b.

Anggaran Banyek/KE sebesar 2.040 Juta USD

c.

Perincian sebagai berikut : Perhitungan data tersebut diperoleh dari

Regresi linier antara APBN dan anggaran TNI dengan perhitungan anggaran
RAHASIA

RAHASIA
77

TNI

7,03 % dari APBN. Sedangkan perhitungan Banyek/KE, didasarkan

kepada jumlah Alutsista yang memerlukan dukungan suku cadang dan


penggantian peralatan yang sudah habis usia pakainya serta pemenuhan radar
di wilayah Indonesia timur.

/ Anggaran .

Anggaran Rutin
(dalam Miliar Rupiah)
TAHUN

TNI

MABES TNI

TNI AD

TNI AL

TNI AU

200A-200E

TAHUN I

12.648,06

2.217,45

5.489,69

2.867,62

2.073,3

TAHUN II

14.129,40

2.549,55

6.041,17

3.154,38

2.384,3

TAHUN III

16.109,07

2.931.98

6.665,37

3.769,82

2.741,9

TAHUN IV

17.714,27

3.371,77

7.372,40

3.816,80

3.153,3

TAHUN V

19.876,06

3.877,53

8.173,85

4.198,48

3.626,2

JUMLAH

80.476,86

14.948,28

33.742,48

17.807,10

13.979,0

Anggaran Pembangunan
(dalam Miliar Rupiah)
TAHUN

TNI

MABES TNI

TNI AD

TNI AL

TNI AU

200A-200E

TAHUN I

2.869,27

133,76

680,33

412,98

1.642,2

TAHUN II

3.751,97

153,82

1.234,72

474,93

1.888,5

TAHUN III

4.152,13

176,89

1.257,26

546,18

2.171,8

RAHASIA

RAHASIA
78

TAHUN IV

4.699,82

TAHUN V

5.167,69

JUMLAH

20.640,88

1.370,82

628,08

2.497,5

233,93

1.364,44

698,22

2.872,1

901,82

5.907,57

2.760,39

11.072,1

203,42

/ Anggaran..
Anggaran Banyek/KE
(dalam USD Juta)
TAHUN

TNI

MABES TNI

TNI AD

TNI AL

TNI AU

200A-200E

TAHUN I

350

80

80

80

110

TAHUN II

400

60

90

100

150

TAHUN III

400

40

100

110

150

TAHUN IV

440

40

120

130

150

TAHUN V

440

40

120

130

150

2.030

260

510

550

410

JUMLAH

RAHASIA

RAHASIA
79

/ BAB VII..
BAB VII
PERNYATAAN RISIKO DAN UPAYA PENANGGULANGAN

25.

Umum.

Dengan keterbatasan kemampuan keuangan negara akibat krisis

moneter dan ekonomi serta situasi Internasional, maka besar kemungkinan negara
belum dapat memenuhi kebutuhan kekuatan dan kemampuan TNI. Oleh karena itu,
TNI harus siap untuk menghadapi kenyataan bahwa kebutuhan kekuatan yang kita
inginkan tidak akan dapat dipenuhi seluruhnya.

Demikian pula ancaman yang

datang tidak sepenuhnya dapat diramalkan sehingga dari kenyataan ini akan dapat
dipastikan kemungkinan timbulnya risiko yang perlu dicarikan cara penanggulangannya, baik oleh TNI, Pemerintah dan seluruh komponen bangsa.
26.

Risiko.

Apabila kebutuhan kekuatan TNI untuk tahun 200A 200E yang

telah dianalisa untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman yang akan terjadi pada
kurun waktu tersebut tidak dapat didukung, maka risiko yang akan terjadi adalah :
a.

Kemampuan dan kekuatan TNI dalam menanggulangi berbagai

kemungkinan ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah negara


pada 5 tahun mendatang akan menurun.
b.

Aksi separatis di Aceh dan Irian Jaya akan makin berkembang dan

makin sulit diatasi serta semakin mengarah pada disintegrasi bangsa dan
kemungkinan akan diikuti daerah lain.
c.

Pengamanan pelaksanaan pembangunan nasional dan hasil-hasilnya

akan mengalami berbagai kendala, terutama dalam mengatasi gangguan


RAHASIA

RAHASIA
80

keamanan dari dalam negeri maupun kemungkinan ancaman dari luar


walaupun relatif kecil.
d.

Kemungkinan meningkatnya pelanggaran wilayah, baik di darat, laut

dan udara maupun yang memanfaatkan ALKI dalam berbagai bentuk serta
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya nasional secara ilegal.
/ 27.

27.

Upaya..

Upaya Penanggulangan.
a.

Umum.

Untuk dapat menghilangkan atau memperkecil risiko yang

mungkin terjadi, perlu ditempuh langkah-langkah untuk memberdayakan


seluruh potensi dengan kekuatan yang dimiliki.

Adapun langkah-langkah

tersebut meliputi :
1)

Memanfaatkan

seoptimal

mungkin

kemampuan

kekuatan

Kewilayahan dan mobilitas satuan dengan sarana yang ada untuk


mengamankan pelaksanaan pembangunan nasional dari gangguan
keamanan dalam negeri.
2)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui profe-

sionalisme prajurit dan kejuangan baik yang bersifat perorangan


maupun satuan. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan TNI
perlu diprioritaskan untuk dibenahi dan mendapatkan perhatian khusus.
3)

Memprioritaskan

pendeteksian

dini

untuk

menangkal

ke-

mungkinan ancaman dari luar dalam bentuk pelanggaran wilayah dan


mewaspadai kemungkinan pemberontakan bersenjata di daerah secara
bersamaan.
4)

Memprioritaskan pemeliharaan alat dukungan transportasi darat

terutama truck dan alangair, transportasi laut terutama LST dan


transportasi udara terutama pesawat angkut beserta Alutsista lainnya
RAHASIA

RAHASIA
81

dan bekerja sama dengan seluruh komponen pendukung Hanneg


lainnya melalui pemanfaatan asset nasional yang dimiliki sesuai
Undang Undang yang berlaku.
5)

Mengoptimalkan penggunaan alat peralatan dengan memelihara

/ mempertahankan kualitas, memperbaiki dan menambah Alkom


khususnya untuk satuan kecil.
/ Hal..
Hal ini berarti TNI perlu memelihara dengan baik segala peralatan yang
dimiliki untuk digunakan didalam menghadapi ancaman pada kurun
waktu Tahun 200A-200E.

Sehubungan dengan itu, maka prioritas

penggunaan anggaran diarahkan untuk pemeliharaan kemampuan dan


kekuatan yang telah ada.
b.

Penjabaran penanggulangan.

Penjabaran penanggulangan risiko

tersebut di atas adalah sebagai berikut :


1)

Peningkatan kemampuan. Untuk menanggulangi atau mem-

perkecil resiko yang mungkin terjadi, dilakukan prioritas-prioritas


pembinaan kekuatan sebagai berikut:
a)

Peningkatan kemampuan kekuatan kewilayahan dengan :


(1)

Peningkatan kemampuan pengamatan wilayah

dengan keterpaduan dan kerjasama seluruh unsur-unsur


Hanneg wilayah.
(2)

Peningkatan latihan tempur seluruh Kotama Ops

TNI dengan mengikutsertakan satuan-satuan dari kekuatan lain yang diperbantukan.


(3)

Peningkatan

kemampuan

operasional

aparat

kewilayahan dengan titik berat kemampuan perorangan.


b)

Peningkatan kemampuan tempur kekuatan terpusat

dengan :
RAHASIA

RAHASIA
82

(1)

Peningkatan kemampuan intelijen strategis dengan

deteksi dini dan lawan intelijen, serta meningkatkan


sistem Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi
(K3I).

/ (2)

Peningkatan..

(2)

Peningkatan kemampuan tempur unsur darat, laut

dan

udara

kekuatan

terpusat

untuk

mencapai

kemampuan yang tinggi serta kemampuan reaksi cepat


dengan cara meningkatkan mutu latihan tempur intern
angkatan dan gabungan.
c)

Peningkatan kemampuan unsur Staf dan Administrasi

sehingga

dapat ditumbuhkan sistem kerja yang efektif dan

efisien dengan cara peningkatan profesionalisme di bidang


masing-masing.
d)

Penggelaran/pengaturan kembali kekuatan pada titik-titik

yang diperhitungkan mempunyai nilai kerawanan tinggi antara


lain dengan menggelar satuan secara tersebar.
2)

Pengembangan dan Penyusunan Kekuatan.

gulangi

dan

memperkecil

risiko

yang

timbul

Dalam menangsebagai

akibat

keterbatasan anggaran, maka penyusunan kekuatan diarahkan pada :


a)

Organisasi TNI yang profesional, efektif, efisien dan

modern.

Untuk penghematan biaya dan mendayagunakan

kekuatan secara optimal, sasaran utama adalah kekuatan kecil


tetapi menggunakan tingkat modernisasi yang memadai dan
kekuatan cadangan dalam jumlah dan jenis yang cukup.

RAHASIA

RAHASIA
83

b)

Validasi organisasi TNI untuk mencapai efektifitas dan

efisiensi yang maksimal dengan pengisian personel dan


peralatan yang memberikan kemampuan optimal agar dapat
melaksanakan fungsi organisasi.
c)

Penyesuaian dislokasi strategi kekuatan dan pangkalan

untuk mendapatkan kecepatan bertindak serta untuk menekan


kemungkinan timbulnya ancaman.
/ 3)
3)

Penyusunan dan Pemantapan Dukungan.

Penyusunan..
Penyusunan dan

pemantapan dukungan yang perlu diperhatikan adalah Komando,


Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I), tenaga manusia, sarana dan
prasarana serta administrasi manajemen (Minjemen).
a)

K3I dititikberatkan pada peningkatan dan penyusunan

secara efektif sistem K3I baik didalam Kotama Operasional TNI,


antar Kotama Ops, Kotama Ops dengan Panglima TNI, sehingga
dapat menjamin pengerahan dan pengendalian kekuatan TNI
secara efektif.
b)

Tenaga

manusia

dititikberatkan

pada

peningkatan

pembinaan personel beserta cadangan TNI.


c)

Sarana dan prasarana dititikberatkan pada :


(1)

Peningkatan sarana/prasarana pendidikan dan

latihan meliputi Lemdik dan daerah latihan.


(2)

Peningkatan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan

alutsista serta peralatan TNI.


(3)

Pangkalan berupa kantor dan perumahan anggota.

(4)

Laboratorium Litbang.
RAHASIA

RAHASIA
84

d)

Administrasi

dan

Manajemen

dititikberatkan

pada

pengembangan dan peningkatan administrasi sesuai dengan


kaidah-kaidah manajemen modern meliputi pengembangan
sistem dan metoda yang mencakup sistem informasi, sistem
perencanaan strategi, struktur program dan anggaran, sistem
pengadaan, sistem Binku, Sistem pembinaan personel dan
logistik dan sistem pengawasan pengendalian.
/ 4)
4)

Penanggulangan..

Penanggulangan Pelanggaran Wilayah. Meningkatkan kerja-

sama bilateral dengan negara tetangga dan kerjasama lintas sektoral


dengan instansi terkait dalam negeri serta memfokuskan pengawasan
pada titik-titik rawan.

RAHASIA

RAHASIA
85

BAB VIII

.....

BAB VIII
PENUTUP
28.

Petunjuk.

Rencana kebutuhan kekuatan Tentara Nasional Indonesia tahun

200A-200E dibuat sebagai dasar penyusunan dokumen Probangkuat TNI Tahun


200A-200E dan akan diadakan revisi sesuai perkembangan yang terjadi.

Dikeluarkan di

Pada tanggal

Jakarta

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA

ENDIARTONO SUTARTO.
JENDRAL TNI

RAHASIA

Padya1/C/My Document/Renbutkuat/RENBUTKUAT TNI 26 April 2001

Anda mungkin juga menyukai