Disusun Oleh :
KELOMPOK WISMA MELATI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
: Pengabdian masyarakat
3. Bidang Ilmu
: Pendidikan Ners
4. Ketua Pelaksana
a. Nama
b. NIK
: 13.07.14.005
c. Alamat
: Blitar
Pembimbing
Wisma melati
Pembimbing lahan
Kepala Seksi Bimbingan
dan Pembinaan Lanjut
NIK.13.07.14.005
Ketua Prodi
Ketua LPPM
( Agusta D. E ., S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIK13.07.09.075
Ketua,
STIKes Surya MitraHusada Kediri
KATA PENGANTAR
STIKes SURYA MITRA HUSADA
NIK.13.07.03.011
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam,atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat
dengan tujuan memenuhi tugas Pofesi Keperawatan Gerontik.
Penulis berharap agar setelah membaca makalah ini , para pembaca dapat
memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat di
aplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang keperawatan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER.......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
1
2
3
4
5
5
8
8
8
9
9
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Pengertian ..............................................................................................
2.2 klasifikasi ..............................................................................................
2.3 etiologi ...................................................................................................
2.4 tanda dan gejala .....................................................................................
2.5 pemeriksaan penunjang .........................................................................
2.6 komplikasi .............................................................................................
2.7 penatalaksanaan .....................................................................................
9
10
10
11
15
16
17
19
32
35
37
BAB VI PENUTUP..........................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
41
LAMPIRAN.....................................................................................................
42
BAB I
PENDAHULUAN
agar
dapat
saling
mendukung
untuk
mencegah
atau
dibentuknya
Kelompok
Kerja
Pengendalian
Hipertensi;
penyelidikan
epidemiologi
maupun
trial
klinik
obat-obat
1.4 Manfaat
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi baik
bagi tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum mengenai Hipertensi
pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
pendukung.
Walaupun
faktor
genetik
sepertinya
sangat
renovaskuler,
feokromositoma,
sindrom
cushing,
Hipertensi
Berdasarkan
Pedoman
Joint
National
Committee 7
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Optimal
75 atau kurang
Normal
< 120
< 80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stage I
140-159
90-99
Hipertensi stage II
160
100
10
pria
sama
dengan
oleh
hormon
estrogen
yang
berperan
dalam
11
12
13
garam)
perhari.
Konsumsi
natrium
yang
berlebih
sehingga
volume
cairan
ekstraseluler
meningkat.
volume
darah,
sehingga
berdampak
kepada
timbulnya hipertensi.
5. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak
jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan
minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko
hipertensi.
6. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
7. Stress
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah
secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal
ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Anggraini (2009)
14
Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b.
c.
Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d.
Kalium serum
Hipokalemia
dapat
megindikasikan
adanya
aldosteron
utama
Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f.
g.
Pemeriksaan tiroid.
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
h.
15
Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j.
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k.
Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l.
IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung.
n.
CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
o.
EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
16
tanda gagal jantung. Angina pektoris dapat timbul sebagai akibat dari
kombinasi penyakit arteri koronaria dan peningkatan kebutuhan oksigen
miokard karena penambahan massanya. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan pembesaran jantung dengan denyut ventrikel kiri yang
menonjol. Suara penutupan aorta menonjol dan mungkin ditemukan
murmur dari regurgitasi aorta. Bunyi jantung presistolik (atrial,
keempat) sering terdengar pada penyakit jantung hipertensif, dan bunyi
jantung protodiastolik (ventrikuler, ketiga) atau irama gallop mungkin
saja ditemukan. Pada elektrokardiogram, ditemukan tanda-tanda
hipertrofi ventrikel kiri. Bila penyakit berlanjut, dapat terjadi iskemi
dan infark. Sebagian besar kematian dengan hipertensi disebabkan oleh
infark miokard atau gagal jantung kongestif. Data-data terbaru menduga
bahwa kerusakan miokardial mungkin lebih diperantarai oleh
aldosteron pada asupan garam yang normal atau tinggi dibandingkan
hanya oleh peningkatan tekanan darah atau kadar angiotensin II.
b. Efek Neurologik
Efek neurologik pada hipertensi lanjut dibagi dalam perubahan
pada retina dan sistem saraf pusat. Karena retina adalah satu-satunya
jaringan dengan arteri dan arteriol yang dapat langsung diperiksa, maka
dengan
pemeriksaan
optalmoskopik
berulang
memungkinkan
17
18
2.
3.
4.
5.
19
Secara garis besar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan obat antihipertensi, yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi
2. Mempunyai toksisitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulkan intoleransi
5. Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh penderita.
6. Memungkinkan penggunaan obat dalam jangka panjang
20
BP Classification
SBP
DBP
Lifestyle
(mmHg)
(mmHg
Modificati
)*
on
With Compelling
Compelling
Indication
Indication
Normal
< 120
Prehypertension
120-139
or 80-89
Yes
21
No
Drug(s)
antihypertensive
compelling
indicated
indications.
for
Stage
I 140-159
or 90-99
Yes
Thiazide-type
Hypertension
May
ACEI
ARB,
BB , CCB or
Other
antihypertensive
combination.
drugs
Stage
II 160
100
Yes
Two-drug
Hypertension
combination
most
for
CCB) as needed.
(usually
thiazide-type
diuretic and ACEI
or ARB or BB or
CCB)
SBP : Systolic Blood Pressure
DBP : Diastolic Blood Pressure.
Drug abbreviations : BP :
ACEI : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
ARB : Angiotensin Receptor Blocker
CCB : Calsium Channel Bloker.
BB : Beta-Bloker
* Treatment determined by highest BP category.
Initial combined therapy should be used cautiously in those at risk for orthostatic
hypotension.
22
(diuretics,
Treat patients with chronic kidney disease or diabetes or BP goal < 130/80
mmHg
2.7.1
pasien
hipertensi
memerlukan
atau
lebih
23
penyerta
lain,
maka
pengobatan
adalah
mudah.
Kriteria
IMT (kg/m2)
Kurang
<18,5
Normal
18,5-24,9
25,0-29,9
Obesitas
30,0-34,9
Obesitas berat
35,0
Membatasi alkohol.
Olahraga teratur sesuai dengan kondisi tubuh.
Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na, atau 2.4 g Na , atau 6 g
NaCl/hari)
Mempertahankan asupan kalium (90 mmol/hari), kalsium dan
magnesium yang adekuat.
24
Berhenti merokok.
Kurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.
Modification
Recommendation
Approximate
SBP
Reduction (Range)
Weight reduction
Adopt
weight loss
eating plan
Dietary
reduction
Physical activity
Moderation
alcohol
consumption
25
Klortalidonn tab 50 mg
Bendroflumentiazid tab 5 mg
Xipamid tab 20 mg
26
b. Diuretik kuat :
a. Furosemid tab 40 mg
c. Diuretik hemat kalium :
a. Amilorid tab 5 mg
b. Spironolakton tab 25 dan 100 mg
2. Penghambat Adrenergik
3. Vasodilator
27
5. Antagonis Kalsium
28
Merupakan
golongan
obat
antihipertensi
terbaru,
tidak
LOW GO SLOW)
Penurunan tekanan darah sebaiknya secara perlahan, untuk
sehari
29
30
efek samping sedasi, mulut kering dan hipotensi ortostatik. Dan obat-obat
yang mempunyai pengaruh pada susunan saraf pusat, dan bloker dapat
mengakibatkan depresi serta penurunan kesadaran/fungsi kognitif.
Pemberian antihipertensi pada lansia harus hati-hati karena pada lansia
terdapat :
Penurunan refleks baroreseptor sehingga meningkatkan
obat.
Pengurangan
volume
intravaskular
sehingga
sensitif
31
yang lebih rendah dan peningkatan dosis yang lebih kecil dengan interval
yang lebih panjang dari biasanya pada penderita yang lebih muda, dan
pilihan antihipertensi harus secara individual, berdasarkan pada kondisi
penyerta.
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan agar terapi hipertensi dapat berhasil
adalah :
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan
kepatuhan
berobat
atau
control pasien.
5.
6.
Terapi Kombinasi
Biasanya bila terapi dengan satu macam obat gagal untuk mencapai
sasaran, maka perlu ditambahkan obat ke-2 dengan dosis rendah dahulu dan
32
ACE Inhibitor
atau Bloker
Reseptor
Angiotensin II
Diuretik
Nasihat
nonfarmakologik :
garam, berat badan,
alkohol, olahraga,
Bloker Kanal
Kalsium
golongan
dihidropiridine
-Bloker
33
34
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Sasaran
Waktu Pelaksanaan
Tempat
Media
Metode
Kegiatan
NO
FASE
DAN
WAKTU
Pembuka
an
(5 menit)
Pelaksana
an
(10
menit)
KEGIAT
AN
Perkenala
n
Ceramah
1.
2.
3.
4.
5.
Evaluasi
(10 menit)
Tanya-Jawab
Terminasi
(5 menit)
Penutup
KEGIATAN
PENYULUH
KEGIATAN
PESERTA
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjawab
salam
Menyimak
Mendengarka
n
Memperhatika
n
Memberikan
penjelasan :
Pengertian hipertensi
Tanda
dan
gejala
hipertensi
Pencegahan hipertensi
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hipertensi
Dampak yang muncul
pada
masalah
hipertensi.
1. Memberikan
Bertanya
kesempatan kepada
peserta
untuk
bertanya
2. Menjawab
pertanyaan
1. Menyimpulkan
Memperhatikan
materi penyuluhan Menjawab
bersama peserta
35
2. Evaluasi
secara
lisan
3. Memberikan salam
penutup
I. Materi
J. Kepanitiaan
1. Moderator
2. Penyaji
3. Fasilitator
4. Observer
5. Dokumentasi
: Terlampir
: Sadam Husen Batarfi
: Diana Budiarti
: Trias A. Mahgfiroh
: Anton Banyuaji
: Anita R. Lambo
K. Evaluasi
Evaluasi dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali
mengenai hipertensi.
1. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum acara selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan
2. Evaluasi hasil
a. Peserta mengerti tentang hipertensi
b. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi.
c. Peserta mengetahui pencegahan hipertensi
d. Peserta mengetahui dampak hipertensi.
3. Pertanyaan
a. Menganjurkan klien untuk menjelaskan pengertian
hipertensi?
b. Menganjurkan klien untuk menjelasakan tanda dan gejala
hipertensi?
c. Menganjurkan klien untuk melakukan relaksasi (nafas
dalam dan bisa dengan tidur)?
J. Setting Tempat
36
Keterangan Gambar:
:
Pembimbing
: Pasien/Peserta
Moderator
: Fasilitator
Presentator
BAB IV
ANGGARAN DANA DAN JADWAL KEGIATAN
A. ANGGARAN DANA
Rencana Anggaran Dana Pengabdian Masyarakat
Penyuluhan Kesehatan
Jenis Kebutuhan
Pembuatan Proposal dan leaflet
Konsumsi
Lain-lain
TOTAL ANGGARAN
Anggaran Dana
Rp. 35.000, 00
Rp. 100.000, 00
Rp. 10.000, 00
Rp. 145.000, 00
37
November
Kegiatan
1.
Bina
hubungan
saling percaya
2.
Pengkajian individu
3.
Penyuluhan mencuci
tangan
4.
Penyuluhan
hidup
sehat pada lansia
5.
Penyuluhan personal
hygine
6.
Senam kaki DM
7.
Senam Reumatik
8.
Penyuluhan
Hipertensi
9.
Pengajuan
miniriset
10.
Pembuatan miniriset
11.
Penelitian miniriset
12.
Kegiatan lomba
13.
Seminar kasus
judul
38
Desember
4
BAB V
HASIL EVALUASI
Kegiatan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia telah dilaksanakan
pada hari Rabu, 25 November 2015 di wisma Melati, peserta penyuluhan terdiri
dari 14 lansia.
5.1 Resume Pelaksanaan Penyuluhan Penyakit Hipertensi
Hari/ tanggal : Rabu, 25 November 2015
Jam
: 10.00 sampai selesai
Tempat: di wisma Melati
A. Acara dihadiri oleh:
a. Penanggung jawab wisma melati
b. Mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada Kediri
c. Lansia wisma Melati
B. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a) Koordinasi dengan pembimbing lahan dan akademik
b) Menyusun proposal
c) Pengorganisasian
d) Menyiapkan SAP dan leaflet hipertensi
e) Menyiapkan materi dan media
f) Undangan kepada lansia
g) Koordinasi menyiapkan tempat
Evalusi Proses
a) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama
pendidikan kesehatan berlangsung
b) Sasaran mengajukan pertanyaan jika belum mengerti
c) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d) Sasarn tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
NO
1
WAKTU
10.00-10.10 wib
10.10-10.40 wib
KEGIATAN
Pemateri memberikan
penyuluhan
hipertensi
Diskusi dan klarifikasi
a. Mbah wiji siti
Apa yang di maksud hipertensi?
39
tentang
pusing kepala.
Penutup / doa
b. Evaluasi hasil
a). Lansia mengatakan memahami atau mengerti dengan apa yang di
jelaskan dan mampu yang tlah di sampaikan mengenai:
1.
2.
3.
4.
pengertian hipertensi
gejala hipertensi
cara pencegahan hipertensi
penatalaksanaan hipertensi dengan teknik relaksasi (nafas dalam,
tidur).
40
BAB VI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia, kejadian
hipertensi pada populasi ini meningkat pula. Meningkatnya tekanan darah
sudah terbukti meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada usia lanjut.
Salah satu karakteristik hipertensi pada usia lanjut adalah terdapatnya
berbagai penyakit penyerta (komorbid) dan komplikasi organ target,
seperti kejadian penyakit kardiovaskuler, ginjal, gangguan pada sistem
saraf pusat dan mata. Dengan menurunkan tekanan darah sampai target
140/90 mmHg dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Selain diagnosis yang sangat teliti, tatalaksana hipertensi pada usia
lanjut
harus
juga
Penatalaksanaan
memperhatikan
hipertensi
pada
kedua
lansia
hal
tidak
tersebut
berbeda
di
atas.
dengan
41
DAFTAR PUSTAKA
Chobanian A . 2003. JNC VII Report 18th Annual Scientific Meeting and
Exposotion of American Society of Hypertension. New York, USA.
Martono, H. (2004). Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut, Buku
Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Geratosima, Salma 2004. Buku Ajar GERIATRI (ilmu kesehatan usia lanjut)
edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ganiswarna S., et al. 1995. Farmakologi & Terapi Edisi 4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Stocklager, Jaime L. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatric Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi. Bandung : Mizan Pustaka.
Nugroho, Wahjudi. 2000 . Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC.
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjAA&ur
l=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F19074%2F5%2FChapter
%2520I.pdf&ei=FxSCUPTKEuciAeXsIDwAQ&usg=AFQjCNEirKwyg
_Z55lpLGGwhFxTq-efDKA
42
Lampiran
DOKUMENTASI PENYULUHAN DI WISMA MELATI
43