OLEH :
NI MADE AYU KOMALA SARI
1102105074
1. Pengertian
a. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai
darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu pada setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran
darah melalui system suplai arteri otak. Stroke hemoragik yaitu suatu
kerusakan pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan perdarahan pada area
tersebut. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi saraf (Price & Wilson, 2006).
c. Stroke hemoragik adalah kedaan dimana pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskemia di otak dan hipoksia disebelah hilir (Corwin, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stroke hemoragik adalah
keadaan penyakit yang diakibatkan oleh karena pecahnya pembuluh darah serebral
sehingga akan menimbulkan perdarahan di otak.
2. Epidemiologi/ Insiden Kasus
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan. Stroke diderita oleh 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya.
Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Menurut WHO (2005), stroke
menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa diseluruh dunia dan diperkirakan
meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada
tahun 2030. Angka kematian stroke hemoragik pada jaman sebelum ditemukannya
CT scan mencapai 70-95%, setelah ditemukannya CT scan mencapai 20-30%.
3. Penyebab
Menurut Price & Wilson (2005), faktor penyebab dari stroke hemoragik adalah :
a. Perdarahan serebri
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus
gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan
oleh ruptura arteria serebri.
b. Pecahnya aneurisma
Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah. Salah satu
dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan mengalami perdarahan ulang.
Kondisi hyperkoagulasi
Miksoma atrium.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
stroke secara umum diantaranya :
Faktor usia
Menurunnya elastisitas pembuluh darah dan atherosclerosis biasanya
sering menyerang usia ini
Faktor resiko medis
Hipertensi
Kolesterol tinggi
Obesitas
Konsumsi alkohol
4. Patofisiologi
Stroke merupakan penyakit yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke
otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga supai darah ke otak berkurang
(Smeltzer & Bare, 2002). Penyebab utama stroke adalah aterosklerosis (trombosis),
embolisme, hipertensi yang dapat menimbulkan perdarahan intraserebral dan rupture
aneurisme sakuler (Price & Wilson, 2002). Trombosis serebral (bekuan darah di dalam
pembuluh darah otak atau leher), aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral merupakan penyebab utama terjadinya thrombosis. Embolisme serebral
(bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain),
abnormalitas patologik pada jantung kiri seperti endokarditis, jantung reumatik, serta
infeksi pulmonal adalah tempat berasalnya emboli. Hemoragik serebral (pecahnya
pembuluh darah serebral sehingga terjadi perdarahan ke dalam jaringan otak atau area
sekitar), hemoragik dapat terjadi di epidural, subdural, dan intraserebral (Hudak &
Gallo, 2005). Stroke hemoragik berasal dari pecahnya arteri penetrans yang
merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju
parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat
terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang
arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan
tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini,
sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur
otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang
intrakranial. Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruptur arteri
serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat
mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme pada arteri di
sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus
willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil. Daerah
otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis, karena kerja
enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga.
Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit dan
subaraknoid
sering
dikaitkan
dengan
pecahnya
aneurisma.
Defisit neurologi
Manifestasi
1.
2.
Defisit Motorik
a)
b)
c)
d)
e)
3.
Hemiparesis
Hemiplegia
Ataksia
Disatria
Disfagia
Defisit sensori :
Parastesia
4.
Defisit verbal
a) Fasia ekspresif
b) Fasia reseptif
c) Afasia global
5.
Defisit kognitif
6. Defisit Emosional
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran: umumnya mengalami penurunan kesadaran
Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,
kadang tidak bisa bicara.
Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.
b. Pemeriksaan integumen
Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek. Di samping itu perlu
juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
karena klien stroke harus bed rest 2-3 minggu
Kuku: perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
Rambut: umumnya tidak ada kelainan.
yang
mengandung
darah
menunukkan
adanya
hemoragic
pemeriksaan darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
b) Pemeriksaan radiology :
-
Anti
koagulan:
Heparin
untuk
menurunkan
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan mengidentifikasi
orang-orang yang berisiko tinggi dan mengendalikan faktor risiko stroke sebanyak
mungkin, seperti kebiasaan merokok, hipertensi, dan stenosis di pembuluh karotid,
mengatur pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang mengandung
kolesterol jahat (LDL), serta olaraga secara teratur. Stenosis merupakan efek
vasodilasi endotelium yang umumnya disebabkan oleh turunnya sekresi NO oleh sel
endotelial, dapat diredam asam askorbat yang meningkatkan sekresi NO oleh sel
endotelial melalui lintasan NO sintase atau siklase guanilat, mereduksi nitrita menjadi
NO dan menghambat oksidasi LDL di lintasan aterosklerosis.
Beberapa institusi kesehatan seperti American Heart Association atau American
Stroke Association Council, Council on Cardiovascular Radiology and Intervention
memberikan panduan pencegahan yang dimulai dengan penanganan seksama berbagai
penyakit yang dapat ditimbulkan oleh aterosklerosis, penggunaan senyawa antitrombotik untuk kardioembolisme dan senyawa anti-keping darah bagi kasus nonkardioembolisme, diikuti dengan pengendalian faktor risiko seperti arterial
dissection, patent foramen ovale, hiperhomosisteinemia, hypercoagulable states,
sickle cell disease; cerebral venous sinus thrombosis; stroke saat kehamilan, stroke
akibat penggunaan hormon pasca menopause, penggunaan senyawa anti-koagulan
setelah terjadinya cerebral hemorrhage; hipertensi, kebiasaan merokok, diabetes,
fibrilasi atrial, dislipidemia, stenosis karotid, obesitas, sindrom metabolisme,
konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi obat-obatan berlebihan, konsumsi obat
kontrasepsi, mendengkur, migrain, peningkatan lipoprotein dan fosfolipase.
9.
pada
tingkat
dapat
diterima
akan
membantu
dalam
Embolisme serebral : dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan
aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia
curah jantung tidak konsisten dan penghentian thrombus local. Selain itu,
disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
IDENTITAS KLIEN
No. Rekam Medis
Nama Klien
Nama Panggilan
Tempat/tanggal lahir
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan Ayah/Ibu/Wali
Pendidikan
Alamat Ayah/Ibu/Wali :
a. Sirkulasi
Data Subyektif:
Data obyektif:
Hipertensi arterial
b. Respirasi
Data Subyektif:
Tanda:
c. Sensori neural
Data Subyektif:
nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
muka ipsilateral (sisi yang sama)
Data obyektif:
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi
lateral
Data obyektif:
gangguan penglihatan
paraliysis ( hemiplegia ) ,
e. Integritas ego
Data Subyektif:
Data obyektif:
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
f. Eliminasi
Data Subyektif:
Inkontinensia, anuria
Data obyektif:
h. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
Data obyektif:
i. Keamanan
Data obyektif:
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
j. Interaksi social
Data obyektif:
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakfektifan Perfusi Jaringan Otak
Hambatan Mobilitas Fisik
Hambatan Komunikasi Verbal
Defisit Perawatan Diri
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Terlampir
D. Evaluasi
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA