Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERUMAHAN PANTAI IMPIAN

KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KOTA TANJUNGPINANG


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Study of Domestic Wastewater in Pantai Impian District of West Tanjungpinang,
Tanjungpinang City, Province of Kepulauan Riau
Intan Fitriani1, Winny Retna Melani, SP, M.Sc 2, Tengku Said Razai, S.Pi,MP2
Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Email : intanfitriani172@gmail.com
ABSTRAK
Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota administratif di wilayah
Kepulauan Riau. Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan
Tanjungpinang Barat 3.450 Ha, Kecamatan Tanjungpinang Kota 5.250 Ha,
Kecamatan Bukit Bestari 6.900 Ha dan Kecamatan Tanjungpinang Timur 8.360 Ha.
Kecamatan Tanjungpinang Barat memiliki jumlah penduduk tertinggi diantara
Kecamatan lainnya. Wilayah yang diteliti di Kecamatan Tanjungpinang Barat yaitu
Perumahan Pantai Impian. Peningkatan jumlah penduduk Perumahan Pantai Impian
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah limbah cair domestik serta
peningkatan konsumsi dan penggunaan air sehingga akan terjadinya perubahan air
baik fisika, kimia dan biologi yang akan menyebabkan menurunnya kualitas air di
Perumahan Pantai Impian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas air buangan limbah rumah
tangga serta besaran beban pencemar yang dihasilkan di Perumahan Pantai Impian
Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Mei hingga Agustus 2015. Pengambilan contoh air dilaksanakan
sebanyak tiga kali pada waktu berbeda, masing-masing mewakili waktu pagi, siang
dan sore.
Hasil analisis kualitas air limbah domestik Perumahan Pantai Impian
berdasarkan pendekatan indeks pencemaran dikategorikan tercemar sedang dengan
nilai Indeks Pencemaran sebesar 7,05. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan masyarakat
di sekitar Perumahan Pantai Impian yang masih sering membuang limbah (padat dan
cair) langsung ke perairan laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hasil perhitungan
beban pencemaran berdasarkan beban standar dari penggunaan air maksimal oleh
PDAM Kota Tanjungpinang, parameter yang melewati batas beban pencemaran

maksimal yaitu BOD dengan nilai sebesar 1531,996 kg/hari dan minyak lemak
sebesar 600,032 kg.hari, minyak lemak sebesar 600,032 kg/hari dan deterjen sebesar
147,646 kg/hari..
Kata kunci : Air Limbah Domestik, Pencemaran, Kecamatan Tanjungpinang Barat

ABSTRACT
Tanjungpinang City is the center administrative of Riau Islands Province.
Based on data from the Department of Population and Civil Registration of
Tanjungpinang in 2011 the district of Bukit Bestari is one district of Tanjungpinang
city which has density population that is dense enough for 925 people/ km2. The
housing location in Sungai Jang are located in the coastal region certainly has
potential to cause marine pollution because as generally the wastewater from
household activities are directly discharged or released to the end of the discharge
area (outlet) which flows into the sea.
This study aimed to see how big the pollution load generated from household
wastewater in Sungai Jang Housing toward Sungai Jang sea waters and to analyze the
level of sewage contamination at these location. Environmental conditions of Sungai
Jang housing are very dense which potential to cause high pollution load as a result of
community activities. The method used was a survey method, while the field data
collection at 9 point station using purposive sampling method, the data collected is
the data condition of the waters and the water's flow.
Results of the analysis of Pollution Index in Sungai Jang Housing is
categorized in level lightly polluted to medium polluted is equal to 4.8. The cause of
this pollution is due to Sungai Jang housing society that discharge household
wastewater directly into drainage channels without prior processing. Pollution load
contained in Sungai Jang Housing has passed the permissible standard load based on
the calculation of use water by Local Water Company. Pollution load of Suspended
Solids dissolved parameters is 2634,022 kg/day, Biological Oxygen Demand
parameters is 2702,262 kg/day, Oil and Grease parameters is 243,953 kg/day, and
Detergent parameters is 40,907 kg/day.
Keywords: wastewater, residential, marine pollution

PENDAHULUAN

yang

A.

Perumahan Pantai Impian, dimana

Latar Belakang
Kota

Tanjungpinang

adalah

ingin

diteliti

di

Perumahan Pantai Impian ini terletak

salah satu kota administratif di wilayah

pada posisi

Kepulauan Riau dan terletak di pulau

10427'35.14" BT.

Bintan dengan luas wilayah mencapai


239,5 Km2, dengan

berada

Dalam

053'52.01"

suatu

LU

dan

kota

luas daratan

kecenderungan jumlah penduduk yang

131,54 km (55%) dan luas lautan

semakin meningkat mengikuti kegiatan

107,96 km (45%). Secara adminitrasi

kota

Kota Tanjungpinang terdiri dari 4

menimbulkan

kecamatan,

kecenderungan buangan/limbah yang

Tanjungpinang

yaitu:
Barat

Kecamatan
3.450

yang

makin

berkembang

dampak

adanya

Ha,

meningkat dan bervariasi. Tingginya

Kecamatan Tanjungpinang Kota 5.250

pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Ha, Kecamatan Bukit Bestari 6.900 Ha

Tanjungpinang

dan Kecamatan Tanjungpinang Timur

mengakibatkan terjadinya peningkatan

8.360 Ha. (Winarno, 2013).

konsumsi dan penggunaan air sehingga

Dari 4 kecamatan di Kota


Tanjungpinang,

Barat

dapat

akan terjadinya perubahan air baik

Kecamatan

fisika, kimia dan biologi yang akan

Tanjungpinang Barat yang memiliki

menyebabkan menurunnya kualitas air

jumlah penduduk tertinggi diantara

di Perumahan Pantai Impian (Meynar,

Kecamatan lainnya. Adapun wilayah

2014).

di Kecamatan Tanjungpinang Barat

Di lain pihak masyarakat masih


membuang air limbah langsung ke
perairan

preventif untuk menjaga kelestarian


biota-biota diperairan tersebut.

tanpa pengolahan terlebih

Hasil penelitian ini diharapkan

dahulu hal ini dikarenakan masyarakat

dapat memberikan manfaat berupa

belum mengetahui tentang bahaya dari

informasi kualitas air limbah rumah

air limbah domestik sehingga perlu

tangga di Perumahan Pantai Impian

dilakukan kajian mengenai air limbah

serta

domsestik

sehingga dapat mengatasi peningkatan

ini

dalam

rangka

besarnya

domestik

pencemaran

mencarikan solusinya di masa yang

air

akan datang. Adapun informasi yang

menjadi

akan dicari mengenai air limbah

stakeholder dalam mengelola limbah

domestik yaitu informasi mengenai

domestik

kualitas air limbah domesik dari

sedang dan sederhana.

kegiatan rumah tangga Perumahan

METODE PENELITIAN

Pantai Impian, menganalisa seberapa

A.

besar nilai indeks pencemaran yang

limbah

beban

serta

pertimbangan

di

perumahan

dapat
oleh

berskala

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian

ini

dilaksanakan

dihasilkan dari air limbah domestik

pada bulan Mei hingga Agustus 2015

sehingga dapat diketahui bagaimana

yang berlokasi di Perumahan Pantai

pengaruh dari air limbah domestik

Impian,

Perumahan Pantai Impian terhadap

Barat, Kota Tanjungpinang, Provinsi

ekosistem perairan penerimanya serta

Kepulauan Riau. Peta lokasi penelitian

sebagai dasar dalam membuat tindakan

dilihat pada gambar berikut.

Kecamatan

Tanjungpinang

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang
akan digunakan pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut.

Alat dan Bahan Penelitian


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13

Alat
Botol sampel volume 1500 ml
Botol sampel volume 300 ml
Spektrofotometer
Multi tester
GPS
Coolbox
Aquades
Oven
Kertas saring milliphore ukuran
diameter pori 0,45 m
Alat tulis
Tissue
Kertas Label
Kamera

Bahan
Aquades
Bahan analisis BOD
Bahan analisis deterjen dengan metode
APHA-5540-C

Bahan analisis minyak dan lemak


menurut metode APHA-5520-C,D

Analisis Data
a.

Menghitung rata-rata masingmasing parameter, pada tiap

Keterangan :

lokasi

Q = rata-rata pengamatan

pengambilan

sampel

untuk tiap waktu pengamatan

Xi = data pengamatan ke-i

b.

N = jumlah data pengamatan

dan Lingkungan Hidup Nomor

Menyajikan

tiap

parameter

dan/atau

tiap

lokasi

Tahun

1991

tentang

perhitungan debit limbah cair

pengamatan dalam bentuk tabel

maksimum

dan/atau

pencemaran maksimum.

grafik,

menghubungkan

dengan

dan

beban

nilai

parameter ke-i dari titik lokasi


pengamatan

c.

sehingga

Keterangan :

akan

terlihat kualitas air limbahnya

BPA = beban pencemaran sebenarnya

bila dibandingkan dengan baku

(CA) j = kadar sebenarnya unsur j

mutu air sesuai Keputusan

(mg/l)

Menteri Negara No. 112 tahun

DA = hasil pengukuran debit limbah

2003 tentang baku mutu air

cair, dinyatakan dalam m3/hari

limbah .

d.

Menghitung kontribusi beban

Menghitung beban pencemaran

pencemaran limbah domestik

yang berasal dari stasiun 4

yang berasal dari perumahan

yang merupakan saluran outlet

pantai impian pada badan air

serta stasiun 5 yang merupakan

penerima,

saluran

konsep keseimbangan massa

akhir

yang

menggunakan

berhubungan langsung dengan

(mass

laut, berdasarkan Keputusan

menurut Tebbut (1990) .

Menteri Negara Kependudukan

balance

concept)

e.

Menentukan status mutu air


berdasarkan

Indeks

Pencemaran.

Indeks

Pencemaran

(PI)

menurut

Keterangan :

Nemerow (1991) merupakan

Q1 = Debit badan air sebelum

indeks yang digunakan untuk

menerima

menentukan

air

limbah

Perumahan

tingkat

Pantai Impian

pencemaran

Q2 = Debit air limbah Perumahan

parameter kualitas air yang

Pantai Impian

diijinkan. Penentuan nilai PI

Q3 = Debit badan air setelah menerima

dapat ditentukan dengan cara,

air limbah Perumahan Pantai Impian


C1 = Konsentrasi bahan pencemar

I.

relatif

terhadap

Memilih parameter yang akan


digunakan,

dengan

syarat

sebelum menerima air limbah

parameter yang akan digunakan

Perumahan

tidak memiliki rentang nilai.

Pantai Impian

C2 = Konsentrasi bahan pencemar

Parameter

tersebut

Perumahan Pantai Impian

mengindikasikan kondisi yang

C3 = Konsentrasi bahan pencemar

baik

jika

nilainya

dapat

rendah.

setelah menerima air limbah

Dengan demikian parameter

Perumahan Pantai Impian

yang diukur adalah TSS, BOD,


deterjen

serta

minyak

dan

lemak. Bila memiliki rentang,

seperti pH, maka dilakukan

Pengendalian Pencemaran Air

perhitungan

untuk parameter deterjen.

1.

untuk Ci < Lij rata-rata

III.

Jika

dua

nilai

(Ci/Lij)

berdekatan dengan nilai acuan


1.0; seperti C1/L1j
2.

untuk Ci > Lij rata-rata

= 0.95,

C1/L1j = 1.06 atau perbedaan


sangat besar; seperti C3/L3j =
7.0, C4/L4j

II.

Hitung

nilai

konsentrasi

= 10.6, hal ini

menyebabkan kerusakan badan

parameter kualitas air hasil

air sulit

ditentukan. Untuk

analisis (Ci) dibagi konsentrasi

mengatasi hal tersebut :

parameter kualitas air yang

1. Jika nilai lebih kecil dari 1.0,

dicantumkan (Lij) dalam baku

nilai yang digunakan adalah

mutu air dalam Keputusan

nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran

Menteri Negara No. 112 tahun

2. Jika nilai lebih besar dari 1.0,

2003 tentang baku mutu air

nilai yang digunakan adalah

limbah

nilai (Ci/Lij) baru

domestik

untuk

parameter pH, TSS minyak


lemak dan BOD serta PP No.
P
82

Tahun

2001

merupakan

konstanta

dan

bebas

serta

Tentang
nilainya

ditentukan

Pengelolaan Kualitas Air dan


disesuaikan dengan hasil pengamatan

lingkungan dan/atau persyaratan yang

dalam baku mutu dalam Keputusan

dikehendaki

peruntukan,

Menteri Negara No. 112 tahun 2003

umumnya nilai P yang digunakan

tentang baku mutu air limbah domestik

adalah 5

untuk parameter pH, TSS minyak

IV.

untuk

Tentukan

V.

nilai

rata-rata

lemak dan BOD dan PP No. 82 Tahun

(Ci/Lij)R dan nilai maksimum

2001 Tentang Pengelolaan Kualitas

(Ci/Lij)M dari keseluruhan nilai

Air dan Pengendalian Pencemaran Air

(Ci/Lij)

untuk parameter deterjen.

Tentukan

nilai

Indeks

Pencemaran

(Ci/Lij)M

Nilai

rata-rata

Nilai

rata-rata

dari(Ci/Li/Lij)ij) baru
(Ci/Lij)R

dari(Ci/Li/Lij)ij) baru
VI.
Keterangan :
PIj

Indeks

Setelah

didapatkan

tentukan status mutu air.


Pencemaran

untuk

peruntukan (j)
Ci = Konsentrasi parameter kualitas
air (i) hasil analisis
Lij = Konsentrasi parameter kualitas air
(i) hasil analisis yang dicantumkan

nilai

PI,

HASIL DAN PEMBAHASAN

b.

BOD

(Biochemical

Oxygen

Demand)
Kualitas Air Limbah Perumahan
Pantai Impian

Stasiun

Pagi Siang Sore


(mg/l) (mg/l) (mg/l)

1. Parameter Utama
a. TSS ( Padatan Tersuspensi Total)
Stasiun

1
2
3
4
5
Hasil

Pagi Siang Sore


(mg/l) (mg/l) (mg/l)

54,4
52,3
55,7
59,6
44,9
61,6
44,7
54,2
57,6
41,5
34,4
37,4
23,9
22,8
20,1
rata-rata TSS pada

1
2
3
4
5
Nilai

128
144
80
112
128
96
112
96
160
80
96
64
64
96
64
BOD yang diperoleh pada

stasiun 1, 2 dan 3 telah melebihi


ambang batas yang ditentukan oleh
Kepmen LH Nomor 112 Tahun 2003

penelitian ini tergolong rendah dan

tentang

masih berada dibawah ambang baku

Domestik

mutu air limbah domestik. Walaupun

disebabkan oleh kandungan bahan

nilai TSS cukup rendah, namun tetap

organik

perlu diwaspadai, mengingat TSS yang

Perumahan

mengendap

terdekompisisi. Hal ini didukung oleh

mengakibatkan

ke

dasar

drainase
terjadinya

Mahida,

Baku

Mutu

yakni

100

sisa-sisa
Pantai

(1995)

Air

Limbah

mg/l,

ini

makanan

dari

Impian

telah

dalam

Sasangko,

pendangkalan pada drainase (Sawyer

(2006),

dkk, 1994 dalam Cordova, 2008).

biological oxygen demand (BOD) akan

yang

menjelaskan

bahwa

semakin tinggi jika kandungan limbah


organik semakin besar.

c. pH (Derajat Keasaman)
Stasiun Pagi Siang Sore
1
9,15
9,02
9,18
2
10,01
9,05
9,85
3
10,05
9,25
9,51
4
10,59 10,35 10,99
5
9,25
9,08
9,55
Dari hasil penelitian rata-rata

lebih

nilai pH yang pada lokasi pengamatan

Tahun 2003) yang berkisar antara 6- 9.

Tingginya nilai Ph pada seluruh

d. Minyak Lemak

stasiun

penelitian

bersifat

alkalis.

Data

yang

diperoleh menunjukkan pH pada setiap


stasiun

penelitian

telah

melebihi

ambang batas baku mutu air limbah


domestik

(KEPMEN

LH

No.112

dikarenakan

Minyak dan lemak merupakan

penggunaan sabun dan deterjen yang

salah satu limbah cair domestik yang

berlebihan oleh masyarakat Perumahan

umum terdapat dari hasil pembungan

Pantai

dari sampah rumah tangga masyarakat.

Impian

sehingga

perairan

bersifat basa. Hal ini didukung oleh

Lemak

pernyataan

yang

komponen utama bahan makanan yang

menyebutkan bahwa Deterjen dan

juga banyak didapatkan di dalam

sabun memiliki unsur utama dengan

limbah.

Fardiaz,

(1992)

dan

sifat basa, deterjen memiliki natrium

Stasiun

(Na+) pada bahan surfaktan dan bahan

1
2
3
4
5

pembentuk (builder) memiliki fungsi


mengikat

ion

magnesium

dalam

jumlah besar sehingga sifat air menjadi


alkali (basa).

minyak

merupakan

Pagi Siang
(mg/l) (mg/l)
23
21
25
22
28
26
35
30
32
21

Sore
(mg/l)
20
20
23
29
21

Konsumsi minyak dan lemak


oleh masyarakat Perumahan Pantai
Impian dapat dikatakan masih tinggi.

aktivitas

1
2
3
4
5

bahwa

dan

f. Suhu
Dari penelitian yang dilakukan

Pagi Siang Sore


(mg/l) (mg/l) (mg/l)

5,08
4,17
4,15
5,96
4,09
3,56
7,37
6,02
4,46
9,25
7,24
6,64
4,09
3,08
4,01
Pada penelitian ini dapat dilihat
seluruh

konsentrasi

(mandi

mencuci).

e. Deterjen
Stasiun

masyarakat

stasiun

deterjen

memiliki

yang

tinggi.

hasil rata-rata suhu yang diperoleh


pada saluran di Perumahan Pantai
Impian

berkisar

antara

26.68

29.57C. Nilai rata-rata suhu terendah


terdapat saat sampling pagi hari dan
nilai rata-rata suhu tertinggi terdapat
pada saat sampling siang hari.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.


82

Tahun

2001

ambang

batas

konsentrasi deterjen yakni sebesar 0,2


mg/l.
Konsentrasi

deterjen

yang

dihasilkan dari kegiatan rumah tangga


Perumahan

Pantai

Impian

Pagi Siang Sore


(oC)
(oC)
(oC)
1
26,05 27,92 26,98
2
26,30 29,02 27,55
3
26,12 29,05 28,34
4
27,99 31,88 30,78
5
26,93 29,98 28,87
Rata-rata 26,68 29,57 28,50
Perubahan suhu berpengaruh
Stasiun

sangat

terhadap proses kimia, fisika dan

tinggi, hal ini disebabkan tingginya

biologi badan air. Suhu limbah rumah

tingkat penggunaan deterjen dalam

tangga dipengaruhi oleh proses yang


dialami pada sumbernya serta proses

anaerobik yang berlangsung di dalam

berkumpul di saluran tersebut dan

limbah itu sendiri.

telah mengalami dekomposisi dalam


kondisi anaerob.

g. Warna
Dari penelitian yang dilakukan

Stasi
un

Pagi

Siang

Sore

Abu
-abu

Agak
menghit
am

Abu-abu

Abu
-abu
cera
h

Agak
menghit
am

Abu-abu
cerah

Abu
-abu

Abuabu
gelap

Abu-abu

Hitam

Hitam

Cokelat

Kecokela
tan

secara organoleptic, hasil warna air


limbah yang diperoleh pada stasiun 1,
2, 3 di Perumahan Pantai Impian pada
pagi dan sore hari menunjukkan bahwa
air berwarna abu-abu, ini disebabkan
karena

tingginya

aktivitas

dari

kegiatan masyarakat yaitu mandi dan


mencuci pada waktu pagi dan sore hari

tersebut. Hal ini didukung dengan

Hita
m
Abu
-abu
gela
p

adanya bau sabun pada saluran 1, 2


h. Bau
dan 3 saat pagi dan sore hari.
Dari penelitian yang dilakukan
Pengukuran warna pada stasiun
secara organoleptic di Perumahan
4, yang merupakan saluran outlet pada
Pantai Impian ,didapatkan bahwa pada
saat sampling pagi, siang dan sore hari
masing-masing stasiun memiliki bau
didapatkan hasil warna air adalah
yang bervariasi. Pada stasiun 1, 2 dan
hitam, hal ini dikarenakan limbah hasil
3 saat sampling pagi dan sore hari
kegiatan

rumah

tangga

telah
didapatkan hasil air berbau sabun

segar. Hal ini dikarenakan tingginya

Stasiun

Pagi

Siang

Sore

aktivitas masyarakat yaitu mandi dan

Sabun

Sabun

mencuci pada pagi dan sore hari. Pada

Sabun

Agak
busuk
Agak
Busuk

Sabun

Sabun

Busuk

Agak
busuk
Busuk

Tidak Tidak Tidak


berbau berbau berbau

Sabun

stasiun 4 yang merupakan saluran


outlet, saat sampling pagi, siang dan
sore hari didapatkan hasil bau yang
tidak sedap (busuk), ini dikarenakan

Busuk

adanya hasil dekomposisi dari bahan


organik. Bau yang timbul pada limbah
rumah tangga juga sangat dipengaruhi

C. Beban Pencemaran Limbah


Domestik

oleh kehadiran mikroorganisme seperti


bakteri, algae, serta adanya gas H2S
yang

terbentuk

dalam

kondisi

anaerobik atau oleh adanya zat-zat


organik (Suriawiria, 2003).

Beban
jumlah

pencemaran

suatu

pencemar

terkandung di dalam

adalah
yang

air limbah.

Besarnya beban pencemaran ini sangat


mempengaruhi kualitas air dan dapat
menjadi

indikator

tercemar

tidaknya suatu perairan.

atau

Pembuangan Akhir
(Laut)

Outlet

Para
mete
r

Deb
it
(l/de
t)

Beban
Pence
maran
(Kg/ha
ri)

221,
392
221,
392

723.23
0
1531.9
96

31,33

221,
392

600.03
2

7,71

221,
392

147.64
6

Konse
ntrasi
(mg/l)

TSS

37,77

BOD

80

Miny
ak
Lem
ak
Dete
rjen

Deb
it
(l/de
t)

Beban
Pence
maran
(Kg/ha
ri)

326,
038
326,
038

628.89
6
2115.1
21

24,67

326,
038

3,73

326,
038

Konse
ntrasi
(mg/l)

22,30
75

Dari penelitian yang dilakukan


hasil

pengukuran

parameter
berasal

beban
dari

masing-masing
pencemar

saluran

outlet

yang
di

Perumahan Pantai Impian cukup besar


menyumbang kedalam perairan laut,
hal

ini

dibuktikan

dengan

lebih

Standar Penggunaan Air


dari PDAM
Debit
Beban
Bak Penggu
Pencem
u
naan
aran
mut
Air
Maksim
u
Maksim
al
(mg
al
(kg/hari
/l)
(l/org/h
)
ari)
100

200

1728

100

200

1728

695.73
4

10

200

172.8

105.19
2

0.2

200

3.456

perairan laut di Perumahan Pantai


Impian.
E. Kontribusi Beban Pencemaran
Limbah Domestik yang berasal
dari Perumahan Pantai Impian
Pada Badan Air Penerima
Penghitungan
pencemaran

ini

kontribusi

beban

dilakukan

untuk

tingginya hasil rata-rata pengukuran

melihat seberapa besar konsentrasi dari

parameter di perairan laut tersebut,

parameter

sehingga akan memperburuk kondisi

disumbangkan

perairan
dari

limbah

yang
rumah

tangga di Perumahan Pantai Impian ke

konsep keseimbangan massa (mass

dalam perairan laut pantai impian.

balance concept) menurut Tebbut

Adapun perhitungan kontribusi beban

(1990).

pencemaran dilakukan menggunakan

Parameter
TSS
BOD
Minyak
Lemak
Deterjen

Outlet
Konsentras
Debit
i Rata-rata rata-rata
(mg/l)
(L/detik)
37,77
221,39
80
221,39

Laut
Konsentras
Debit
i Rata-rata rata-rata
(mg/l)
(L/detik)
22,3
326,04
75
326,04

Konsentras
i Baru Laut
(mg/l)

Kontribusi
(mg/l)

28,56
77,02

6,26
2,02

31,33

221,39

24,67

326,04

27,36

2,69

7,71

221,39

3,7300

326,04

5,34

1,61

Penentuan Status Mutu Air

yang digunakan untuk menentukan

Penentuan status mutu air pada

status mutu air ini yaitu parameter pH,

penelitian ini didasarkan pada nilai

TSS, BOD, deterjen, minyak dan

Indeks

lemak yang terdapat pada saluran

F.

Pencemaran

(PI)

menurut

Nemerow (1991). Adapun parameter


Parameter
pH
TSS
BOD
Minyak Lemak
Deterjen
Ci/Lij rata-rata
Ci/Lij maksimum

Ci
10,64
37,77
80
31,33
7,71

outlet dari Perumahan Pantai Impian.


Lij
7,5
100
100
10
0,2

Ci/Lij
2,0956
0,3777
0,8
3,1333
38,55

Ci/Lij baru
2,0956
0,378
0,8
3,480
8,930
3,1367
8,930122

i i

PI j =

2.Hasil perhitungan beban pencemaran

i i

didapatkan beban pencemaran yang


,

PI j =

dibawa pada air limbah domestik

tergolong cukup besar. Hal ini karena


beban

PI j = 7,05

pencemaran

oleh

masing-

masing parameter yang berasal saluran


Dari
disimpulkan

hasil

diatas

bahwa

air

Perumahan Pantai Impian

dapat
limbah

tergolong

tercemar sedang ( 7,05).

outlet telah melewati beban standar


yang

perhitungan

penggunaan

berdasarkan
air

oleh

PDAM.

PENUTUP

Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian,

Kesimpulan dari penelitian ini


yaitu :

untuk mencegah dampak yang lebih


parah di Perumahan Pantai Impian

1.Parameter

kualitas

air

limbah

domestic pada saluran air Perumahan


Pantai Impian dikategorikan tercemar
sedang

diperbolehkan

dengan

sebesar 7,05.

nilai

konsentrasi

maka disarankan kepada masyarakat


untuk

menggunakan

seminimal

mungkin,

kesadaran

masyarakat

deterjen
diperlukan
agar

dapat

memilih produk deterjen yang ramah


lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktik).
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Arya Wardana, Wisnu. 2010. Dampak
Pencemaran
Lingkungan,
Penerbit Andi Yogyakarta.
Cordova, M. R. 2008, Kajian Air
Limbah Domestik di Perumnas
Bantar Kemang, Kota Bogor
dan Pengaruhnya Pada Sungai
Ciliwung, Skripsi, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Fachrul, M. F, 2007, Metode Sampling
Bioekologi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Fakhri, I. 2000. Evaluasi Kualitas Air
Sungai di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Citarum, Jawa Barat
selama periode 1996-1998.
Skripsi.
Program
Studi
Manajemen
Sumberdaya
Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Bogor.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan
Udara.
Penerbit
Kanisius.
Yogyakarta.
Hiasinta A. Purnawijayanti. (2001).
Sanitasi,
Higine,
dan

Keselamatan Kerja dalam


Penggolahan
Makanan.
Yogyakarta: Kanisius.
Keputusan
Menteri
Negara
Kependudukan
Dan
Lingkungan Hidup Nomor 3
Tahun
1991
Tentang
Perhitungan Debit Limbah Cair
Maksimum
dan
Beban
Pencemaran Maksimum.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 112 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
Kodoatie, R. J. dan Sjarief, R. 2005.
Pengelolaan Sumberdaya Air
Terpadu.
Penerbit
Andi.
Yogyakarta.
Meynar, W. 2014. Indeks Perairan
Pesisir
Kecamatan
Tanjungpinang Kota Kota
Tanjungpinang
Provinsi
Kepulauan
Riau.
Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Program
Studi
Manajemen
Sumberdaya
Perairan. Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir
dan Laut. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Nemerow, N.L. 1991. Steam, Lake,
Estuary, and Ocean Pollution :
Environtmental
Engineering
Series 2nd Edition. Van
Nostrand Reinhold. New York.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun


2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Perairan.
Sasongko, A. L. 2006. Kontribusi Air
Limbah Domestik Penduduk
Disekitar Sungai Tuk Terhadap
Kualitas Air Sungai Kaligarang
Serta Upaya Penanganannya.
Tesis. Program Magister Ilmu
Lingkungan. Program Pasca
Sarjana.
Universitas
Dipenogoro. Semarang, 139
hal.
Sugiharto.1987.
Dasar-Dasar
Pengolahan
Air
Limbah.
Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.

Supriharyono, 2002. Pelestarian dan


Pengelolaan Sumber Daya
Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Jakarta.
Susanto, H., Budijono, dan Hasbi, M.
2012. Peningkatan Degradasi
Polutan Organik Air Limbah
Rumah Potong Hewan dengan
Proses Biofilter Kombinasi
Anaerob-Aerob
Bermedia
Botol
Plastik
Berisikan
Potongan-Potongan
Plastik
Untuk Media Hidup Ikan
Budidaya.
Yusuf, G. 2001. Kemampuan Tanaman
Air Pada Proses Bioremediasi
Limbah Rumah Tangga Dalam
Skala Kecil dengan Sistem
Simulasi.

Walpole, E. R. 1982. Pengantar


Statistika
Edisi
Ketiga.
Diterjemahkan
oleh
Ir.
Bambang Sumantri. Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

Wijayanti. M. H. 2007. Kajian


Kualitas Perairan di Pantai
Kota
Bandar
Lampung
Berdasarkan Komunitas Hewan
Makrobenthos.
TESIS.
Program
Pasca
Sarjana.
Universitas
Diponegoro
Semarang.
Winarno. 2013. Tingkat Pencemaran
Limbah
Cair
Domestik
Diperairan Pesisir Kecamatan
Tanjungpinang Barat Kota
Tanjungpinang
Provinsi
Kepulauan
Riau
Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Program
Studi
Manajemen
Sumberdaya
Perairan. Universitas Maritim
Raja Ali Haji.

Anda mungkin juga menyukai