Anda di halaman 1dari 24

Makalah Agama

Kemaslahatan Untuk Menemukan Zat Allah,


Bukti-Bukti Adanya Allah
Dan Pengakuan Ilmuwan Modern Tentang
Wujud Allah

Oleh :
Kelompok 2
Muzayyanah (2101210057)
Dillah Nurul Baiti (2101210044)
Jefri Efendi (2101210050)
Pramesti Octa Laura Deta (2101210032)
Bisma Dani Saputro (2101210031)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2011
1

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah kami pnjatkan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Agama ini yang berjudul Kemaslahatan Untuk Menemukan
Zat Allah,Bukti-Bukti Adanya AllahDan Pengakuan Ilmuwan Modern
Tentang Wujud Allah tepat pada waktunya. Makalah Agama ini merupakan tugas
sebagai pegangan mahasiswa untuk pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang
perlu di perbaiki untuk meningkatkan fungsinya sebagai pegangan mahasiswa(i) PBL PPD
UNISMA, karena itu kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari para
dosen,teman-teman serta dari pembaca.
Akhirnya kepada semua pihak, yang telah memberikan petunjuk dan berbagai ilmu
dan juga kepada kami serta teman sejawat yang telah sudi meluangkan waktu dan tenaga
guna mendukung penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyusun

Daftar Isi
Judul .. 1
Kata Pengantar... 2
Daftar Isi.3
BAB I

Pendahuluan ...4
1.1 Latar Belakang4
1.2 Rumusan Masalah. .....................6
1.3 Tujuan ........7
1.4 Manfaat ..........................7

BAB II

Pembahsan......8

BAB III

Penutup..19

4.1 Kesimpulan.........................19
4.2 Saran...............................20
Daftar Pustaka......21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penciptaan langit. Langit adl ciptaan Allah yg penuh dgn keindahan
keanehan keluarbiasaan dan misteri tentunya. Seseorang yg suka
memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan merasakan
ketakjuban yg luar biasa terhadap keindahannya. Dan mungkin akan
merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini manusia
sudah sampai menembus angkasa mengeksplorasi bulan dan planet
lain yg dapat dicapainya.
Bumi kita yg indah ini sangat kaya akan ayat-ayat Allah yg sangat
luar biasa. Bahkan sampai era teknologi seperti sekarang ini
manusia belum mampu menyibak tabir misteri semua yg ada di
muka bumi ini. Gunung-gunung menjulang tinggi lautan dan
samudera terbentang luas gurun pasir padang rumput ladangladang pertanian dan dataran rendah serta lain-lainnya sangatlah
berkesinambungan dan penuh hikmah dalam penciptaannya. Semua
itu Allah peruntukkan bagi manusia. Maka pantaskah kita ingkar
kepada-Nya?
Air hujan yg diturunkan Allah ke bumi merupakan nimat yg tak
terhingga. Bahkan di era teknologi yg sudah bisa membuat hujan
buatan hujan alami ciptaan Allah tetap tak tergantikan. Lihatlah apa
yg terjadi pada belahan bumi yg tak terkena hujan dalam jangka
waktu yg melampaui batasnya ia akan kering kerontang tak
berkehidupan. Lalu lihatlah tatkala hujan mengguyurnya ia seakanakan bangkit dari kematiaannya dgn mulai tumbuhnya berbagai
jenis tumbuh-tumbuhan Marilah kita sejenak merenungkannya.
Hewan-hewan yg bertebaran di muka bumi ini sangat banyak dan
bervariasi serta penuh dgn tanda-tanda kekuasaan Allah. Semuanya
penuh dgn segala manfaat dan hikmah bagi manusia.

Peredaran angin. Angin merupakan unsur penting dalam kehidupan


di muka bumi ini. Baik itu kehidupan manusia hewan dan tumbuhtumbuhan.
Awan adl fenomena yg unik dari sebuah proses terjadi dan turunnya
hujan. Namun tidak hanya itu manfaat awan bagi manusia. Awan
juga dapat melindungi manusia dari teriknya sinar matahari
setidaknya utk beberapa saat. Bahkan awan menjadi dominan pada
saat musim hujan. Namun dgn demikian keseimbangan cuaca bumi
menjadi terjaga dgn sirkulasi musim dan cuaca ini.
Lihatlah

kapal-kapal

yg

Perhatikanlah bagaimana

berlayar

mengarungi

lautan

luas.

Allah telah menundukan lautan utk

manusia dgn kapal. Ilmu pengetahuan mengungkap bahwa hal ini


terjadi krn perbedaan berat jenis air laut dan kapal serta adanya
ruang udara yg menyebabkan kapal dapat mengapung. Namun
perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan hanya mengungkap
tapi tidak menciptakan. Bukankah hal ini tetap terjadi walau
rahasianya tidak dapat diungkapkan? Perhatikanlah bagaimana
besarnya manfaat kapal-kapal mengarungi lautan. Dengannya
kebutuhan dan manfaat bagi manusia dapat dipasok dan dipenuhi.
Bagaimana ekspor-impor sekarang ini sangat tergantung pada
pelayaran kapal-kapal kargo di lautan. Sungguh hal itu hanya
semakin mempertegas kekuasaan Allah.
Hal pertama yang akan dilakukan oleh seseorang yang mau
mendengar nuraninya adalah mencari jawaban dan menjelajahi halhal

yang

terlihat

di

sekelilingnya.

Sese-orang

yang

telah

mengembangkan kepekaan berpikirnya, akan dengan mudah melihat


bahwa dia tinggal di sebuah dunia yang tercipta tanpa cacat, yang
ada di tengah-tengah alam semesta yang sempurna.
Mari kita renungkan sejenak lingkungan dan kondisi-kondisi di mana
kita tinggal. Kita tinggal di sebuah dunia yang dirancang dan didisain
dengan halus dengan segala rincian yang mungkin. Bahkan sistemsistem

di

dalam

tubuh

manusia

saja

begitu

amat

banyak
6

kesempurnaannya. Sambil membaca buku ini, jantung Anda berdetak


secara konstan tanpa henti, kulit Anda melakukan peremajaan
sendiri, paru-paru Anda membersihkan udara yang Anda hirup, hati
Anda mengalirkan darah Anda, dan jutaan protein disintesakan
(dipadukan) ke dalam sel-sel Anda setiap detik dalam rangka
menjamin

keberlangsungan

hidup.

Manusia

tidak

menyadari

adanya ribuan aktivitas yang berlangsung di dalam dirinya, bahkan


tidak menyadari bagaimana sebagian aktivitas-aktivitas tersebut
terjadi.
Dan jauh di atas sana ada matahari, jutaan kilometer jaraknya dari
planet kita, yang memberi cahaya, panas, dan energi yang kita
butuhkan. Jarak antara matahari dan bumi dibuat sedemikian rupa
sehingga sumber energi ini tidak menghanguskan bumi ataupun
membekukannya hingga mati.
Tatkala kita memandang ke langit, kita mempelajari bahwa lepas dari
daya tarik estetisnya, massa udara yang menyelubungi bumi juga
melindungi manusia dan semua makhluk lainnya dari kemungkinan
ancaman-ancaman dari luar. Jika atmosfir tidak ada, maka tak akan
ada satu makhluk hidup pun di muka bumi ini.
Seorang manusia, yang mau memikirkan fakta-fakta ini satu demi
satu, cepat atau lam-bat akan bertanya bagaimana dirinya dan alam
semesta yang ditempatinya ini terjadi dan bagaimana semua ini
terpelihara.

Tatkala

dia

mencari

tahu

tentang

hal

ini,

akan

muncullah dua alternatif penjelasan.


Salah satu penjelasan ini mengatakan kepada kita bahwa seluruh
alam semesta, planet-planet, bintang-bintang, dan semua makhluk
hidup terjadi dengan sendirinya sebagai suatu hasil dari serangkaian
peristiwa-peristiwa yang bersifat kebetulan. Dinyatakan bahwa atomatom yang mengambang dengan bebas, yang merupakan unit-unit
terkecil dari materi, secara kebetulan bersatu membentuk sel-sel,
manusia-manusia,

hewan-hewan,

tanaman-tanaman,

bintang-

bintang, dan semua struktur yang sangat kompleks dan tanpa cacat
7

ini beserta sistem-sistem yang mengelilingi kita dan menakjubkan


ini.
Alternatif kedua mengatakan kepada kita bahwa segala hal yang kita
lihat diciptakan oleh seorang pencipta yang memiliki kebijaksanaan
dan kekuatan yang ulung di atas segala-galanya; bahwa tak ada
sesuatu pun yang mungkin terjadi hanya secara kebetulan dan
bahwa semua sistem yang ada di sekeliling kita dirancang dan
didisain oleh seorang pencipta. Sang pencipta ini adalah Allah.
Kita harus kembali pada nurani untuk memutuskan. Mungkinkah
sistem-sistem yang begitu sempurna dan rinci ini dapat terbentuk
secara kebetulan namun demikian sempurna harmoninya.

1.2
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa kemaslahatan untuk menemukan zat Allah SWT?
Apa bukti-bukti adanya Allah SWT?
Bagaimana pengakuan ilmuan modern tentang adanya Allah
SWT?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui adanya Allah SWT dengan mengetahui bukti-bukti
adanya

Allah

SWT.

Dan

untuk

mengetahui

bagaimana

cara

pemeliharaan pemberian Allah SWT yang telah diberikan kepada kita


manusia dan makhluk Allah SWT lainnya.

1.4

Manfaat
Kita dapat mngetahui bukti-bukti adanya Allah SWT.
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah SWT yang mungkin
sebagian besar dari kita belum mensyukurinya.
Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

BAB II
PEMBAHASAN
Kemaslahatan Untuk Menemukan Zat Allah SWT
Allah itu Wujud (ada). Tidak mungkin/mustahil Allah itu Adam
(tidak ada). Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi
jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat
tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan
sendirinya. Pasti ada pembuatnya.
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada
pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih komplek. Bumi yang
sekarang

didiami

oleh

sekitar

milyar

manusia,

keliling

lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling


lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8
planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung
dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun
cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik) bersama
sekitar 100 milyar bintang lainnya. Itulah kebesaran ciptaan Allah.
Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita
lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Dalam Al Quran, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang
menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan
bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang
bercahaya. [Al Furqoon:61].
Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu
tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa
merasakan ciptaannya. Pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada
hanya

karena

panca

indera

manusia

tidak

bisa

mengetahui

keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.


Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar
manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada. Betapa banyak
benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan
9

cahaya

yang

tidak

pernah

dilihat

manusia,

tapi

benda

itu

sebenarnya ada.
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus
(rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya,
ternyata benda itu ada (manusia baru bisa melihatnya jika
meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik.
Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas,
sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada
beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar
yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat
membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan
kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang
mampu

menghancurkan

mengetahui

keberadaan

pendengaran
ciptaan

Allah

manusia.
saja

Jika

untuk

manusia

sudah

mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang


Maha Pencipta.
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan
udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula
lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu
lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya.
Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di
kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Dan, ribuan
kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang
mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu
beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan
sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran
tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak
matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun
pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur,
10

tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya
Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempattempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika
kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa
Tuhan itu ada.
Dia-lah

yang

menjadikan

matahari

bersinar

dan

bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat)


bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengetahui. [Yunus:5]
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing
beredar pada garis edarnya. [Yaa Siin:40]
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan
yakin bahwa Tuhan itu ada:
Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana)
yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan
menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. [Ar Rad:2]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Ali Imron:191]
Pada Surat An Najm ayat 43 : "Dan bahwa Dia-lah ( Allah) yang menjadikan orang
tertawa dan menagis".
Banyak diantara kita yang kurang memperhatikan ayat ini. Karena datangnya tawa
dan tangis dari Allah SWT, maka pemberian itu berlaku bagi semua umat manusia. Ini
sebagai salah satu bukti keadilan Allah SWT.
11

Apabila anda perhatikan isi dunia, maka terlihatlah bahwa model tawa dan tangis
yang diciptakan bagi manusia semuanya sama meskipun bahasa dan bangsa mereka
berbeda-beda. Tidak ada tertawa khas Inggris, khas Amerika, atau khas Afrika. Tidak
ada pula tangis khas Asia, atau khas Australia. Semua sama kecuali tawa dan tangis
yang dibuat-buat sendiri oleh manusia.
Dan bila ada tangisan dan tawa yang dibuat-buat pasti andaakan segera
membedakannya dengan aslinya dari Allah SWT.

Bukti Adanya Allah SWT


Adanya Allah swt adalah sesuatu yang bersifat aksiomatik
(sesuatu yang kebenarannya telah diakui, tanpa perlu pembuktian
yang bertele-tele). Namun, di sini akan dikemukakan dalil-dalil yang
menyatakan

wujud

(adanya)

Allah

SWT,

untuk

memberikan

pengertian secara rasional. Mengimani Wujud Allah SWT telah


dibuktikan oleh fitrah, akal, syara, dan indera.
1. Dalil Fitrah
Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala
disadari

atau

tidak,

disertai

belajar

ataupun

tidak

naluri

berketuhanannya itu akan bangkit.


Firman Allah : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan

anak-anak

Adam

dari

sulbi

mereka

dan

Allah

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):


Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi. (al-Araf:172)
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang
menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: Allah, maka

12

bagaimanakah

mereka

dapat

dipalingkan

(dari

menyembah

Allah)?, (az-Zukhruf:87)











Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya
kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
Majusi (HR. Al Bukhari)
Ayat dan hadis tersebut menjelaskan kondisi fitrah manusia yang
bertuhan. Ketuhanan ini bisa difahami sebagai ketuhanan Islam,
karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah Tuhan. Dari sini
bisa disimpulkan bahwa secara fitrah, tidak ada manusia yang
menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadangkadang faktor luar bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki
menjadi tuhan-tuhan lain yang menyimpang.
2. Dalil Akal
Akal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia,
alam semesta dia dapat membuktikan adanya Allah. Di antara
langkah yang bisa ditempuh untuk membuktikan adanya Tuhan
melalui akal adalah dengan beberapa teori, antara lain;
a. Teori Sebab.
Segala sesuatu pasti ada sebab yang melatarbelakanginya.
Adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, dan adanya
perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil sesuatu ada
dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari ketiadaan.
Pemikiran tentang sebab ini akan berakhir dengan teori sebab
yang utama (causa prima), dia adalah Allah.
b. Teori Keteraturan.
Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari,
bumi, bulan dan bintang-bintang bergerak dengan sangat
13

teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan sendirinya,


tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mempu mengatur
alam semesta ini selain dari Allah?
c. Teori Kemungkinan (Problabyitas)
Bagaimanakah alam raya yang terdiri dari sekian jenis atom,
sekian

banyak

kemungkinan

unsur,
dunia

sekian
ini

banyak

terjadi

benda,

secara

berapa

kebetulan?

Kemungkinannya adalah 1/~ (satu per tak terhingga), atau


dengan kata lain tidak mungkin. Jika alam ini tidak mungkin
terjadi dengan kebetulan maka tentunya alam ini ada yang
menciptakannya, yaitu Allah.
3. Dalil Naqli
Meskipun

secara

fitrah

dan

akal

manusia

telah

mampu

menangkap adanya Allah, namun manusia tetap membutuhkan


informasi dari Allah SWT untuk mengenal dzat-Nya. Sebab akal
dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Allah menjelaskan tentang jati diri-Nya di dalam Al-Quran;
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
`Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam.(al-Araf:54)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta semesta
alam dan seisinya, dan Dia pulalah yang mengaturnya.

4. Dalil Inderawi
14

Bukti inderawi tentang wujud Allah swt dapat dijelaskan melalui


dua fenomena:
a. Fenomena Pengabulan doa
Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa
orang-orang yang berdoa serta memohon pertolongan-Nya
yang

diberikan

kepada

orang-orang

yang

mendapatkan

musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah


SWT. Allah berfirman:
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan
Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia
beserta keluarganya dari bencana yang besar. (Al Anbiya: 76)
(Ingatlah),

ketika

kamu

memohon

pertolongan

kepada

Robbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu (Al Anfaal: 9)


Anas bin Malik Ra berkata, Pernah ada seorang badui datang
pada hari Jumat. Pada waktu itu Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam tengah berkhotbah. Lelaki itu berkata Hai Rasul Allah,
harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan.
Oleh

karena

itu

mohonkanlah

kepada

Allah

SWT

untuk

mengatasi kesulitan kami. Rasulullah lalu mengangkat kedua


tanganya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran
bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar,
hujan turun membasahi jenggotnya. Pada Jumat yang kedua,
orang badui atau orang lain berdiri dan berkata, Hai Rasul
Allah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam,
doakanlah

akan

kami

ini

(agar

selamat)

kepada

Allah.

Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa:


Ya Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan
Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami. Akhirnya beliau
tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali menjadi
terang (tanpa hujan). (HR. Al Bukhari)

15

b. Fenomena Mukjizat
Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai tanda-tanda
adanya Allah secara inderawi yang disebut mukjizat. Mukjizat
ini dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan
bukti yang jelas tentang wujud Yang Mengurus para nabi
tersebut, yaitu Allah SWT. Karena hal-hal itu berada di luar
kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai pemerkuat
dan penolong bagi para rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi
Musa

as. Agar memukul laut dengan tongkatnya, Musa

memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas


jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi
seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman,
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu.: Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan
adalah seperti gunung yang besar. (Asy Syuaraa: 63)
Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa as. ketika
menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu
mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt
berfirman:
dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah (Ali
Imran: 49)
dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari
kuburnya (menjadi hidup) dengan ijin-Ku. (Al Maidah 110)
Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan oleh
indera kita itu adalah bukti pasti wujud-Nya.

16

[7:54] Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan


langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masingmasing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

[7:56] Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,


sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.

[7:58] Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur


dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya

17

hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda


kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Penagkuan Ilmuan Modern Tentang Adanya Allah SWT


Peran Rasa Takut dan Bodoh pada Iman
Ada keraguan dari sebagian sosiolog, bahwa iman itu lahir akibat
rasa takut dari bahaya dan ancaman, seperti bahaya gempa,
halilintar dan bencana alam lainnya. Demi menenangkan hati,
manusia menciptakan (nastaghfirullah) realitas khayalan yang
dinamakan Allah, kemudian mereka menyembah-Nya. Oleh sebab
itu,

semakin

banyak

diketahui

sebab-sebab

alami

dan

cara

penanggulangannya, iman mereka semakin bertambah lemah.


Sebagian orang marxis merumuskan pandangan ini dengan penuh
antusias.

Mereka

menilai

bahwa

hal

itu

merupakan

sebuah

pandangan sosiologi kemudian sanggup memikat pikiran orang.


Jawab: pertama, Sesungguhnya dasar keraguan semacam ini adalah
asumsi yang dilontarkan oleh sebagian sosiolog yang tidak didukung
oleh argumen ilmiah.
Kedua, dewasa ini, telah banyak ilmuwan yang lebih banyak
mengenal sebab-sebab di balik berbagai peristiwa dan fenomena
tersebut. Namun, mereka mengimani adanya Allah Yang Bijak secara
mutlak. Maka itu, iman kepada Allah SWT bukan karena rasa takut
dan kebodohan.
Ketiga, apabila keadaan jiwa seperti; rasa takut terhadap sebagian
bencana atau ketidaktahuan akan sebab-sebab alami pada sebagian
fenomena,

menjadi

faktor

yang

mendorong

seseorang

untuk

mengenal Allah SWT. Itu tidak berarti bahwa Allah adalah sebagai
18

penyebab

timbulnya

rasa

takut

dan

kebodohannya.

Karena,

seringkali kita dapati betapa motif jiwa, seperti cinta, kelezatan,


ingin tenar dan sebagainya yang mendorong seseorang untuk serius
melakukan kajian ilmiah, seni dan filsafat, dan usaha semacam itu
tidak dinilai buruk sedikit pun.
Keempat, apabila ditemukan sebagian individu yang meyakini
bahwa Allah SWT adalah sebab terjadinya berbagai peristiwa yang
tidak

diketahui

sebab-sebabnya,

kemudian

dengan

terungkap

sebab-sebab alaminya itu iman mereka menjadi lemah, justru kita


harus

menilai

bahwa

itu

merupakan

bukti

atas

lemahnya

pemahaman dan iman mereka, bukan bukti atas irrasionalitas iman


kepada Allah. Karena, Allah sebagai sebab fenomena-fenomena
alam ini tidak sejajar secara horizontal dengan sebab-sebab
alami.Akan tetapi, Dia berada di atas garis vertikal bagi seluruh
sebab-sebab materi maupun nonmateri. Dan tahu atau tidaknya
akan sebab-sebab alami sama sekali tidak berpengaruh pada
penetapan maupun penafian wujud Allah SWT.
Hasil Pengetahuan Empiris
Keraguan lain yang layak diamati ialah bahwa meyakini wujud
pencipta alam dan manusia tidak sesuai dengan sebagian hasil
penelitian ilmu modern. Misalnya dibuktikan dalam ilmu Kimia
bahwa kuantitas materi dan energi senantiasa ada. Atas dasar ini,
dapat dikatakan bahwa tidak mungkin setiap sesuatu itu muncul
dari ketiadaan dan tidak mungkin pula maujud apa pun mengalami
ketiadaan. Sedangkan orang mukmin meyakini bahwa Allah SWT
telah menciptakan makhluk-Nya dari ketiadaan. Begitu pula telah
dibuktikan di dalam ilmu Biologi, bahwa makhluk hidup lahir dari
benda-benda mati lalu ia mengalami perkembangan (evolusi) secara
bertahap sampai akhirnya menjadi manusia yang hidup akibat
perkembangan tersebut. Padahal orang mukmin meyakini bahwa
Dialah yang menciptakan segala sesuatu dengan cara yang mandiri.
19

Jawab: Pertama, hukum keutuhan materi dan energi adalah hukum


ilmiah empiris yang bisa dijadikan sebagai landasan bagi hal-hal
yang tunduk kepada eksperimen saja, dan tidak mungkin dapat
mengatasi masalah-masalah filosofis seperti; apakah materi atau
energi itu bersifat abadi atau tidak.
Kedua, bahwa keutuhan kuantitas totalitas materi dan energi tidak
berarti ketakbutuhannya kepada pencipta. Bahkan semakin panjang
usia alam materi, ia semakin butuh kepada pencipta. Karena, tolak
ukur butuhnya akibat kepada sebab adalah sifat substansialnya,
yakni imkan dan fakir

dzati

(ketergantungan

substansial),

bukan huduts (kejadian) dan masanya yang terbatas. Artinya, materi


dan energi merupakan sebab material bagi alam ini dan sama sekali
bukan sebab pelaku baginya. Dan keduanya itu (yakni materi dan
energi) pada gilirannya membutuhkan sebab pelaku pula. Ketiga,
bahwa tetapnya kuantitas materi dan energi tidak melazimkan
ternafikannya kemunculan berbagai fenomena yang baru atau
bertambah dan berkurangnya fenomena tersebut.
Ketiga, sesungguhnya realitas seperti ruh, hidup, rasa, kehendak
dan lain-lain tidaklah seperti materi dan energi, dimana bertambah
atau berkurangnya dapat menafikan hukum keutuhan materi dan
energi. Keempat, bahwa teori evolusi di samping bahwa hal itu tidak
mendapatkan pengakuan nilai ilmiah yang cukup, teori ini pun telah
ditolak oleh kebanyakan ilmuwan besar tidak bertentangan.
Keempat, dengan iman kepada Allah SWT, maksimalnya teori evolusi
ini hanya menetapkan sebab penyiap di antara makhluk-makhluk
hidup, dan sama sekali tidak menafikan hubungan mereka dengan
Allah SWT. Bukti atas hal ini adalah bahwa mayoritas pendukung
teori ini beriman kepada Tuhan Pencipta alam dan manusia.

20

21

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penciptaan langit. Langit adl ciptaan Allah yg penuh dgn keindahan
keanehan keluarbiasaan dan misteri tentunya. Seseorang yg suka
memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan merasakan
ketakjuban yg luar biasa terhadap keindahannya. Dan mungkin akan
merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini manusia
sudah sampai menembus angkasa mengeksplorasi bulan dan planet
lain yg dapat dicapainya.
Bumi kita yg indah ini sangat kaya akan ayat-ayat Allah yg sangat
luar biasa. Bahkan sampai era teknologi seperti sekarang ini
manusia belum mampu menyibak tabir misteri semua yg ada di
muka bumi ini. Gunung-gunung menjulang tinggi lautan dan
samudera terbentang luas gurun pasir padang rumput ladangladang pertanian dan dataran rendah serta lain-lainnya sangatlah
berkesinambungan dan penuh hikmah dalam penciptaannya. Semua
itu Allah peruntukkan bagi manusia. Maka pantaskah kita ingkar
kepada-Nya?
Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika
seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka
sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.
Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga
tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan.
Demikian langit dan bumi seisinya itu menunjukkan adanya yang
menciptakannya

dan

memeliharanya

kemudian

siapa

yang

menciptakan dan yang memeliharanya? Jawabnya adalah :


Perhatikan Firman Allah SWT :
Sebagai Rahmat dari Tuhanmu sesungguhnya Dia-lah yang Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui Tuhan yang memlihara langit dan
bumid an apa yang ada diantara keduanya, jika kamu adalah orang
yang meyakini. (QS. Ad-Dukhan : 6-7). Sebagai insan beriman,

22

Saran
Untuk pembaca disarankan agar bisa lebih memahami tentang adanya Allah SWT.
Bukti-bukti adanya Allah SWT yang telah banyak terlihat dari ciptaan-Nya. Dan agar
tidak meragukan adanya Allah SWT meskipun Allah SWT tidak dapat di gapai dengan
panca indra.
Untuk dosen kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena telah
membimbing kami untuk lebih memahami bukti-bukti adanya Allah SWT. Dan ini
semua merupakan pencerahan untuk lebih mensyukuri pemberian Allah SWT. Kami
mengharapkan untuk kedepannya bisa tetap membimbing kami, bahkan bisa lebih dari
sekarang.

23

DAFTAR PUSTAKA
http://abinyaazka.blogspot.com/2010/10/sifat-wujud-allahswt-bukti-jika.html
http://kuliahpai.blogspot.com/2008/11/bukti-adanya-allah.html
http://syiarislam.wordpress.com/2007/09/13/bukti-tuhan-itu-ada/

24

Anda mungkin juga menyukai