Utama R.13
Utama R.13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin Ibu kurang dari 11 gr% pada kehamilan trimester I dan III dan
<10,5gr% pada trimester II (Sharma,dkk., 2010; Rigby,2015).
Di dunia prervalensi anemia pada ibu hamil mencapai 38% (WHO,
2011). Di Indonesia memperlihatkan 37% ibu hamil mengalami anemia
(Kemenkes, 2013), di RS.Anutapura Palu pada tahun 2016 bulan januarimaret sebanyak 30 % mengalami anemia (RSU. Anutapura, 2016).
Anemia pada ibu hamil dapat berakibat buruk pada ibu yakni terjadinya
hipoksia, persalinan prematur, gagal jantung dan kematian maternal.
Selain berakibat pada ibu, hal tersebut juga dapat berakibat buruk pada
janin dan bayi yakni terjadinya abortus, bayi lahir prematur, intra uterin
fetal death, dan bayi berat lahir rendah (Reveiz et al, 2007; Sharma,2010).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang 1 jam setelah
lahir (IDAI, 2009; Muchemi,dkk. 2010).
Prevalensi bayi berat lahir rendah di dunia sebnyak 20% dari lebih 20
juta kelahiran dan lebih sering terjadi di negaranegara berkembang atau
sosio-ekonomi rendah (WHO, 2014). Di Indonesia pada tahun 2013
sebanyak 10,2% dengan prevalensi bervariasi di setiap provinsi,
prevalensi terendan yaitu sumatera utara 7,2% dan Sulawesi Tengah
16,9% (Kemenkes 2013). Di RS.Anutapura Palu pada Tahun 2014
sebanyak 15% dari seluruh kelahiran dengan kermatian 13,9% dari
seluruh bayi BBLR. (RS.Anutapura, 2015 ).
Bayi Berat Lahir Rendah memiliki resiko untuk mengalami berbagai
macam penyakit, diantaranya infeksi, aspirasi mekonium, hipoglikemia,
C. Pertanyaan Penelitian
1. Berapakah angka kejadian anemia pada ibu hamil yang melahirkan di
bagian kebidanan Rumah sakit Anutapura Palu pada tahun 2016?
2. Berapakah angka kejadian bayi berat lahir rendah di bagian
kebidanan Rumah sakit Anutapura Palu pada tahun 2016?
3. Apakah ada hubungan anemia ringan pada ibu hamil dengan bayi
berat lahir rendah yang dilahirkannya di bagian kebidanan RS
Anutapura Palu pada tahun 2016?
D. Hipotesis
Ada hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi
berat lahir rendah yang dilahirkannya di bagian kebidanan rumah sakit
anutapura Palu.
E. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan
bayi berat lahir rendah yang dilahirkannya di bagian kebidanan rumah
sakit Anutapura Palu.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka kejadian anemia pada ibu hamil yang
melahirkan di bagian kebidanan Rumah Sakit Anutapura Palu.
2. Untuk mengetahui angka kejadian bayi berat lahir rendah yang lahir di
bagian kebidanan Rumah Sakit Anutapura Palu.
3. Untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu hamil dengan bayi berat
lahir rendah yang dilahirkannya di bagian kebidanan Rumah Sakit
Anutapura Palu.
F. Manfaat Penelitian
a. Untuk Pengembangan Ilmu
1. Bagi penulis/ peneliti
Menambah wawasan penulis khususnya tentang hubungan anemia
pada ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah serta pengalaman dan
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di Fakultas
Kedokteran Universitas Al-khairaat Palu.
2. Institusi pendidikan kesehatan
Untuk informasi ilmiah sebagai bahan pembelajaran dan Sebagai
bahan rujukan penelitian yang akan datang.
b. Untuk Penggunaan
1. Untuk tempat pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dalam
melaksanakan
program
promosi
pelayanan
kesehatan
khususnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anemia pada Ibu Hamil
a. Definisi Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin (Hb) ibu hamil <11 gr% pada trimester I dan III dan <10,5 gr%
pada trimester II. (Prawirohardjo,2008, Sharma & Shankar, 2010,
Rigby,2015).
b. Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil diklasifikasikan berdasarkan derajat keparahan
(Sharma, 2010) :
1)
2)
3)
4)
Tahun
Lokasi
2011
Seluruh dunia
2011
Amerika Utara
2011
Asia Selatan
Prevalensi
38%
17%
52%
Tenggara
Di Indonesia Dari hasil Riset Keshatan Dasar (2013) secara nasional,
proporsi 1 tahun anemia pada populasi ibu hamil berkisar 37,1% dari
seluruh ibu hamil (Depkles, 2013). Sedangkan berdasarkan data yang
tercantum pada World development indikators prevalensinya sebnyak
30%.
Tabel 2. Prevalensi Kejadian Anemia di Indonesia
No
Penulis
1. WBG
2. Kemenkes
Tahun
Lokasi
2011
Indonesia
2013
Indonesia
Prevalensi
30%
37%
Ferbuari
Anemia pada ibu hamil
Maret
Gambar 1. Anemia pada ibu hamil di RS.Anutapura Palu tahun 2016 bulan
Januari Maret ************
RSU.Anutapura Palu 2016
d. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Penyebab tersering anemia pada ibu hamil adalah kekuranga zat besi
akibat asuspan yang tidak memadai selama kehamilan dan penyerapan
yang tidak baik. Selain kekurangan zat besi anemia juga dapat
diakibatkan infeksi, kekurangan zat gizi (folat dan vitamin B12, A dan C),
dan kondisi genetik seperti talasemia (WHO, 2015; Simanjuntak,2008).
e. Patofisiologi Anemia pada Ibu Hamil
Kebutuhan oksigen pada kehamilan lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah
dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Hb) dan hematokrit (Hct) akibat hemodilusi, namun tidak mempengaruhi
mean corpuscular volume (MCV) atau volume rerata eritrosit yang
menandakan ukuran eritrosit. (Reveiz et al,2007, Prawirohardjo,2008,
Kozuma,2009, Rigby,2015)
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik
kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit.
Konsentrasi
untuk
mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).
Pengukuran LILA tidak Dapat digunakan untuk memantau perubahan
tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis
(KEK). ibu hamil kek adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5
tahan
agar
penting
dalam
atau
karena
kecelakaan,
10
faktor
yang
mempengaruhi status
Sharma, 2010)
Pallor
Stomatitis
Glositis (anemia defisiensi asam folat)
Gingivitis (anemia defisiensi asam folat)
Diare (anemia defisiensi asam folat)
Takikardi
Dispneu pada anemia berat
Murmur sistolik di aera mitral yang disebabkan sirkulasi hiperdinamik
11
Pada anemia ringan jarang ditemui tanda secara fisik namun untuk
keadaan anemia yang lebih berat dapat dijumpai pucat pada konjungtiva
(kunjungtiva anemis) dan palpebra inferior, glositis, stomatitis, dan udema
(Kartikasari, N.D.,2010; Sharma, 2010).
3) Laboratorium.
Untuk pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb minimal
dua kali sealama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III yang
dapat dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan metode Sahli dengan
interpretasi (Simanjuntak, N.A.,2008) :
a) 11,0 g% disebut tidak anemia
b) 9,0 g% - 10,9 g% disebut anemia ringan
c) 7,0 g % - 8,9 g% disebut anemia sedang
d) <7,0 g% disebut anemia berat
i. Komplikasi Anemia Ibu Hamil pada Janin-Bayi, dan Ibu Hamil itu
Sendiri
2)
a)
b)
c)
d)
3)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
12
minggu
ke
32
dan
keempat
antara
minggu
ke
36-38
2. Pertumbuhan Janin
a. Defenisi
Pertumbuhan janin adalah perubahan yang ditandai dengan pola-pola
sekuensial pertumbuhan, diferensiasi, dan maturasi jaringan serta organ
yang ditentukan oleh substrat ibu, transfer substrat melalui plasenta, dan
potensi pertumbuhan janin yang dikendalinkan oleh genom atau sering
disebut faktor genetik (Destuti, H.,2010).
b. Fase Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang
berurutan yaitu :
13
14
2500
60
800
10
10
65
15
C (mg)
Folat (g)
Niasin (mg)
Riboflavin (mg)
Tiamin (mg)
Piridoksin B6 (mg)
Kobalamin (g)
Mineral
Kalsium (mg)
Fosforus (mg)
Iodine (g)
Iron (mg)
Magnesium (mg)
Zinc (mg)
70
400
17
1,6
1,5
2,2
2,2
1.200
1.200
175
30
320
15
16
Penulis
WHO
WHO
WHO
Tahun
2014
2014
2014
Lokasi
Prevalensi
Dunia
20%
Asia Selatan 28%
Amerika Latin 9%
17
Penulis
.
1.
2.
3.
4.
5.
IDAI
Kemenkes
Kemenkes
Kemenkes
Kemenkes
Tahun
2009
2010
2013
2013
2013
Lokasi
Iindonesia
Indonesia
Indonesia
Sumut
Sulteng
Prevalensi
15-30%
11,1%
10,2%
7,2%
16,9%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
2012
2013
BBLR
2014
Column1
18
Gambar 3. Jumlah kasus BBLR dari seluruh bayi lahir (warna biru) dan
kematian pada BBLR (warna orange) di RSU Anutapura Palu tahun 2012,
2013, dan 2014
RSU. Anutapura Palu 2015
d. Patofisiologi
19
Rokok
Asap
Nikotin
Status Gizi
Radikal bebas
Katekolami
Vasokontrik
si pembuluh
darah
Kerusakan
endotel
Vasokonstriktor
Hiperten
Teratogenik
Suplai
makanan
Sel
mengalami
kematian
Oksigenatus
Gangguan
metabolis
Defisien
si Zat
Defisien
si folat
Anemia
Nutrien pertumbuhan
Ekspresi gen fetus
BBLR
folat
dan
zat
besi
yang
mengakibatkan
pembentukan
20
hipertensi
mengakibatkan
karena
kerusakan
karena
endotel
radikal
dan
bebas
penurunan
dan
oksidan
vasokonstriksi
mengakitban
gangguan
perkembangan
fetus,
gangguan
mengakibatkan terjadinya
BBLR
(Yuliana.2009).
(Setyowati.2004,
Haslinda.2012) .
Hanifah.2009,
Abdoerrachman.2007,
21
b) Faktor Kesehatan :
(1) Usia
Kelahiran BBLR lebih tinggi pada ibu muda dengan kehamilan
pertama berusia kurang dari 20 tahun. Hal ini terjadi karena mereka belum
matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien
wanita
dewasa.
Pada
ibu
yang
tua
meskipun
mereka
telah
pertumbuhan
dan
perkembangan
janin
yang
akurat.
22
kejadian
BBLR
karena
bayi
yang
dikandungnya
sulit
23
lahir bayi dari ibu yang tidak merokok. Kondisi BBLR sangatlah
merugikan. Bayi dengan kondisi BBLR sering disertai dengan komplikasi,
antara lain: sindrom gangguan pernapasan idiopatik, pneumonia aspirasi,
perdarahan
intraventrikuler,
hiperbilirubinemia,
sindrom
aspirasi
24
25
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Lingkar dada kurang dari 30 cm dan lingkar kepala kurang dari 33 cm.
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Kulit tipis, transparan, rambut lanugi banyak, lemak berkurang
Otot hipotonik lemah dan pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
Ekstermitas paha abduksi, sendi lutut fleksi
Pernapasan 40-50 kali per menit dan nadi 100-140 kali per menit
26
distress
syndrome
berkurang
oleh
karena
IUGR
hipotermia,
cacat
bawaan
akibat
kelainan
kromosom
27
bronkopulmonal,
retrolentalfibroplasma,
infeksi,
gangguan
2)
3)
a)
b)
c)
d)
28
ke
jaringan
sel
ibu
dan
janin
berkurang
yang
dapat
mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain bayi
lahir prematur dan BBLR, pada ibu akan meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi. Sedangkan anemia berat pada masa kehamilan dapat
mengakibatkan resiko morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi
yang akan dilahirkan (Guyton, 2008; Yuliana, 2009; Simanjuntak, N.A.,
2009).
B. Kerangka Teori
29
Faktor IBU
Paparan
asap
Plasent
a Previa
Asupa
n
Radik
al
bebas
Kerusak
an
Endotel
Nikot
in
Katekolami
Vasokonstri
ksi pemb.
Gang.u
Eko.,pend. &
Intake
Kurang
Gizi
Def.Fe
& folat
Usia
Usia
Def.mak
ro
Hb /
Ekspresi
gen
fetus
Usia
Endometriu
m
Oksigena
Endometr
ium
blm.siap
Pertumbuhan
janin terganggu
Gemel
Faktor
Janin
BBL
Hidrami
on
30
berat lahir rendah, pada gambar tersebut juga dijelaskan ada faktor yang
langsung berdampak pada rendahnya bera badan lahir bayi yakni pada
faktor janin yang mengalami gemeli dan hidramion.
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen :
Variabel Dependen:
Anemia ibu
Berat badan
B. Definisi Operasinal
1. Berat lahir bayi ialah berat lahir bayi yang di timbang dalam 1 jam
setelah lahir dengan menggunakan timbangan bayi yang diisi pada
case raport, dikategorikan sebagai (IDAI 2008, Wardlaw 2004,
Prawirohardjo 2008, Muchemi,dkk. 2015) :
a. BBLR
b. Normal
2. Anemia pada ibu hamil penelitian ini adalah ibu kurang dari normal
dan dapat dilihat pada hasil pemeriksaan laboratorium sebelum
melahirkan dan diisi pada Case Raport, dikategorikan menjadi
(Prawirohardjo,2008, Sharma & Shankar, 2010, Rigby,2015, ) :
a. Anemia
b. Tidak Anemia
: Hb < 11 gram %
: Hb 11 gram %
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A.C & Hall J.E., 2007, Kehamilan dan Laktasi dalam Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11, Jakarta: EGC. Hal 1080-1088.
2. Prawirohardjo S., 2009, Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi dalam
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo : oleh Trijatmo Rachimhadhi.
Edisi keempat, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal 139-147.
3. Prawirohardjo S., 2009, Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada
Perempuan Hamil dalam Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo :
oleh Djusar Sulin. Edisi keempat, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 181-182.
4. Harper J.L., 2015, Iron Deficiency Anemia, diakses tanggal 20
Desember
2015,
viewed
on
http://emedicine.medscape.com/article/202333overview#showall
5. Rigby F.B., 2015,
Anemia
and
Thrombocytopenia
in
52(4):
214218,
2009
(https://www.med.or.jp/english/journal/pdf/2009_04/214_218.p
df)
8. Reveiz L, Gyte GML, Cuervo LG, 2007, Treatments for irondeficiency
anaemia
in
pregnancy
(Review)
http://apps.who.int/rhl/reviews/langs/CD003094.pdf
9. Sharma J.B., Shankar M., 2010, Anemia in Pregnancy. JIMSA
October
December
2010
Vol.
23
http://medind.nic.in/jav/t10/i4/javt10i4p253.pdf
dpake)
No.
(alamat
klo
32
10.
Ilmu
Kebidanan. Edisi
3. PT Bina
Pustaka
Sarwono
Kenya.
(online),
33
from:
http://pediatricinfo.wordpress.com/2009/02/23/merokok-meningkatkanrisiko-terjadinya-kelahiran-bblr/
26. Maryunani Anik. 2013. Asuhan Bayi dengan BBLR. CV. Trans Info
Media: Jakarta. P: 5 40.
27. Setyowati T., 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir
dengan Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan. JKPKBPPK; Jakarta Pusat.
[Serial
Online]
http://grey.litbang.depkes.go.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-res-1996-titiek-1137-bayi
28. Waldo E. Nelson, Richard E. Behrman, Robert Kliegman, Ann M.
Arvin. 1999. Ilmi Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol 1. EGC; Jakarta.
29. Alatas Zubaidah. 2005. Efek Teratogenik Radiasi Pengion. Puslitbang
Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN: Jakarta.
30. Malihah Hanum Lulu, Sholihah Lutfiatus. 2008. Panduan Lengkap
Hamil Sehat. Diva Press: Jogjakarta. P: 22 62.
34
31. Depkes RI. 2008. Penyakit penyebab kematian Bayi Berat Lahir
(Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di
Indonesia. Jakarta.
32. Limoa Riyani. 2013.
[Serial
Online].
[cited
2015
Desember
27]Available from :
http://www.fakultaskedokteran.com/2013/01/penyalahgunaan-obatdan-narkotika-selama-masa-kehamilan/
33. Manuaba, I.B.G, et all., 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
34. Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi.
2007. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; Jakarta. Hal 771-787.
35. Mutianingsih R. 2014. Hubungan Antara Bayi Berat Lahir Rendah
Dengan Kejadian Ikterus, Hipoglikemi Dan Infeksi Neonatorum Di
Rsup Ntb Tahun 2012. Universitas Brawijaya; Malang. [Serial Online]
[cited
2014
Januari
04]
Available
from
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2014/04/24/201
40424152826_7575.pdf
36. Imtihanatun Najahah. 2014. Faktor Risiko Panjang Lahir Bayi Pendek,
(Online),
(http://www.lpsdimataram.com/phocadownload/April-
2014/3%20Faktor%20Risiko%20%20Panjang%20Lahir%20Bayi
%20Pendek%20Di%20Ruang%20Bersalin%20RSUD-Imtihanatun
%20Najahah.pdf, diakses 3 april 2016)
37. Destuti, H. 2010. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan
Berat Badan Bayi Baru Lahir Di RSUP Haji Adam Malik Medan.n
Skripsi. Medan: Fakultas Kedoktera UNIV. Sumatra Utara
38. Simanjuntak, N.A. 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Badan Pengelolah Rumahsakit
Umum Brantauprapat Kabupaten Labuan Batu. Skripsi. Medan.
Fakultas Kedokteran Univ.Sumatera Utara.
39. Simanjuntak, N.A. 2008. Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Rantau
Prapat Kabupaten Labuan Batu. Skripsi. USU; Sumatra Utara.
35
Indicators.
Washington, DC. . [Serial Online]. [cited 2016 Mei 22]. Available from:
http://wdi.worldbank.org/table/2.19
42. Visentin,S., Bertin,M., Rampon,M., Trevisanuto,D., Zanardo,V., and
Cosmi,E. 2012. Infants Born with Intrauterine Growth Restriction:
Renal and Cardiovascular Follow-Up. Italy: Padua.
43. Lincetto.O, Mothebesoane-Anoh.S, Gomez.P and Munjanja.S. 2010.
Antenatal Care. Africa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
36
BAYI
IBU
Anemi
BBL
Tdk.Ane
mia
Gambar 7. Desain Penelitian
Pada gambar 7 Memperlihatkan desain pada penelitian ini yaitu
Subjek penelitian adalah Bayi yang berat badannya diukur dalam waktu
satu jam sesaat setelah dilahirkan yang memiliki berat <2500gr, setelah itu
hasil pemeriksaan Hb ibu bayi tersebut pada saat tirmester 3 atau sesaat
sebelum melahirkan yang tercatat dalam medical report dan memenuhi
kriteria inklusi dilihat apakah tergolong anemia ( ibu dengan Hb <11g/dl )
atau tidak anemia ( ibu dengan Hb Hb 11g/dl).
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi yang dilahrikan dibagian
kebidana RSU Anutapura Palu pada tahun 2016.
b. Sampel
37
b.
c.
d.
e.
38
F. Besar Sampel
n=
n=
n=
45
39
Populasi Penelitian
Informed Concent
Memenuhi
Kriteria
Subyek Penelitian
PENGAMBILAN DATA
Bayi
Ibu
Mencatat Laboratium
Berat lahir
Wawancara
bayi
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penulisan hasil
Penyajian Data
40
bagi
masyarakat
atau
ibu
hamil
lainnya
dapat
beberapa
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan
41
Anemia
Rendah
....
....
....
Anemia
Tidak Anemia
Total
Normal
....
....
....
42