Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi berarti keseluruhan sarana atau alat yang digunakan
manusia untuk menghasilkan barang atau alat yang diperlukan manusia.
Teknologi pada masa lalu masih sangat sederhana. Dengan menggunakan
alat sederhana memerlukan tenaga yang cukup besar dan hasilnya pun
terbatas. Teknologi diciptakan untuk menghasilkan suatu barang atau
produk untuk mempermudah kerja dan aktifitas manusia, salah satunya
adalah dibidang transportasi. Pada bidang transportasi dibuat berbagai
jenis kendaraan mulai dari yang paling sederhana, misalkan sepeda,
sampai ke jenis transportasi yang canggih seperti pesawat terbang. Salah
satu

jenis

transportasi

yang

banyak

digunakan

manusia

untuk

mempermudah aktifitasnya dalam mengangkut barang yang bermuatan


besar atau orang yang bermuatan lebih biasanya menggunakan truk atau
bus. Truk atau bus merupakan sarana transportasi yang umum digunakan
untuk menunjang bagi kehidupan manusia khususnya dalam pengangkutan
yang bermuatan lebih atau kendaraan besar seperti bus atau truk. Truk atau
bus menggunakan tenaga mesin sebagai tenaga gerak. Seperti halnya
mesin-mesin yang lain truk dapat mengalami kerusakan selama masa
penggunaan, sehingga memerlukan suatu perbaikan dan pemeliharaan.
Perbaikan kerusakan yang terjadi pada truk khusus kerusakan yang terjadi
pada bagian bawah kendaraan dan pada roda-roda, guna untuk membantu
pelepasan mur atau baut pada roda yang biasanya sangat sulit dilepas maka
dibutuhkan suatu alat yang benama alat pembuka mur dan baut, sehingga
perbaikan pada mur dan baut roda-roda kendaraan pada saat ban bocor
ataupun kerusakan pada bagian bawah kendaraan.
Impect merupakan salah satu teknologi modern yang dimanfaatkan
untuk mempermudah pekerjaan pada saat proses pelepasan mur dan baut
dengan beban berat sehingga beban berat saat pelepasan mur dan baut
tersebut akan mudah terlepas sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.
Menurut cara kerjanya impect elektrikal yang saat ini ada di pasaran
1

umumnya bertenaga listrik tanpa menggunakan kekuatan manusia. Tenaga


yang dibutuhkan untuk pengoperasian elektrikal impect ini lebih sedikit.
Sedangkan kunci shock menggunakan tenaga manusia tanpa menggunakan
tenaga dari luar seperti tenaga listrik. Meski membutuhkan lebih banyak
tenaga untuk mengoperasikan alat ini, namun memiliki kelebihan seperti
bentuknya ringkas saat terlipat di box, bobotnya ringan, dan mudah dibawa
kemana-mana. (Kurnia, 2013)
Berdasarkan uraian diatas didapat suatu ide pemikiran untuk
merancang suatu alat pelepas mur atau baut yang mudah dalam
pengoperasiannya, adapun ide itu adalah alat pembuka mur dan baut
yang awalnya menggunakan kunci shock dengan bantuan pipa besi
panjang untuk melepas mur dan baut yang ada pada roda truk atau bus
yang biasanya membutuhkan tenaga besar untuk melepasnya. Tujuannya
adalah tak lain untuk mempermudah pelepasan mur dan baut pada roda
kendaraan besar seperti truk atau bus, untuk itu direncanakan suatu alat
yang dapat membantu proses pelepasan mur dan baut kendaraan yang
efektif dengan menggunakan alat pembuka mur dan baut yang sangat
meringankan beban karena alat ini pada dasarnya untuk mengurangi
tenaga manusia yang dikeluarkan untuk melepas mur atau baut pada roda
kendaraan.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam tugas akhir ini yaitu:
1. Bagaimana mendesign alat bantu pelepas mur dan baut?
2. Bagaimana menentukan komponen yang akan digunakan?
3. Bagaimana merancang konstruksi susunan alat dan fungsinya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Agar mengetahui bagaimana cara mendesain alat pelepas mur dan baut.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen yang akan digunakan.
3. Supaya mengetahui rancangan kontruksi dan fungsi alat bantu pelepas mur
dan baut.
2

1.4 Batasan masalah


Agar penyusunan tugas akhir ini terfokus dan terarah maka batasan masalah
yang akan di bahas yaitu:
1. Tidak membahas proses pembuatan gear.
2. Tidak membahas biaya pembuatan.
3. Tidak membahas spesifikasi material.
1.5 Manfaat
Dari hasil penelitian dan perancangan ini diharapkan diperoleh manfaat
menghasilkan rancangan alat pembuka mur dan baut pada truk atau bus yang
dapat diaplikasikan sebagai pengganti dan pembantu kunci shok atau kunci
momen yang sudah ada serta dapat dijadikan penelitian tentang
perbandingan pada kunci yang sebelumnya. Apakah jauh lebih simpel atau
malah menjadi rumit. Untuk penelitian tentang alat ini bagi mahasiswa
Politeknik Negeri Madura khususnya mahasiswa teknik mesin alat berat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kunci-kunci (Spanner)
Dalam bengkel otomotif ataupun bengkel kerja bangku dikenal ada dua
jenis alat bantu kerja yaitu alat tangan dan alat bertenaga (hand tools and
Power tools).

Kedua jenis alat tersebut dibedakan atas

tenaga

penggeraknya, alat tangan berarti alat yang dalam penggunaannya hanya


mengandalkan

tenaga

mansia,

sedangan

power

tools

untuk

menggerakkannya menggunakan tenaga bantu dari mesin, misalnya mesin


gerinda untuk dapat berputar batu gerindanya harus di putarkan oleh motor
listrik.
Kunci (wrench) adalah alat untuk membuka dan mengunci, misalnya
kunci pintu, kunci almari, kunci laci dan lain-lain. Kunci dalam arti
peralatan perbengkelan memiliki fungsi yang sama yaitu untuk membuka
dan mengencangkan (mengunci) sebuah baut terhadap murnya atau
sebaliknya.
Sebutan mur/baut dalam hal ini adalah berdasarkan tinjauan bentuk
kepala, bukan bentuk ulirnya. Kepala baut dimaksud dapat berbentuk segi
enam, atau segi empat, sedangkan bentuk lain adalah berbentuk lubang
persegi, atau bintang di tengah kepala baut, tetapi tidak tirus kearah dalam.
Untuk kunci yang digunakan membuka baut dengan lubang ditengah kepala
baut, penamaannya tergantung juga bentuk bentuk gagangnya. Jika
diaplikasikan dengan gagang seperti obeng maka sering juga disebut obeng.
2.1.1. Kunci Shock/Socket (Socket wrench)
Kunci shock/socket adalah sebuah tool yang memiliki mata
kunci berbentuk tabung dan menyelimuti kepala mur dan baut.
Kunci shock memiliki keunggulan lebih menggigit sat digunakan
untuk mengencangkan atau mengendurkan mur dan baut. Hal ini
disebabkan mata kunci langsung menutupi kepala mur dan baut
4

sehingga tidak mudah terlepas. Kunci shock umumnya memiliki


aneka ukuran yang disesuaikan diameter kepala mur.
Sedangkan mata kunci shocknya sendiri diketahui punya
banyak ukuran yang sesuai diameter mur. Begitu pula dengan
tangkai atau release drive-nya. Penggunaan kunci shock cukup
mempermudah, sebab tenaga yang dibutuhkan untuk memuntir
mur tidak seberat memuntir pakai kunci konvensional. Namun
kunci shock hanya efektif digunakan pada mur yang di
sekelilingnya tidak terhalang selain mata kunci shock untuk mur
konvensional, dipasaran juga tersedia mata kunci shock untuk baut
L dan baut bintang.

Gambar 2.1 Kunci shock mur konvensional (dunia teknik, 2012)


Mata kunci shock baut bintang

Gambar 2.2 Mata kunci shock baut bintang (asiapart, 2012)


Jenis mata kunci shock baut bintang kerap dikenal juga sebagai
star bit soket. Ukuran mata kunci shock baut bintang diantaranya
T20, T25, T27, T30, T40, T45, T50, T55, T60.
5

Mata kunci shock impact

Gambar 2.3 Mata kunci shock impact (asiapart, 2012)


Secara global, mata kunci shock terdiri dari semua jenis mata
kunci shock. Mulai dari mata baut konvensional, baut L, dan baut
bintang. Bisasanya mata kunci shock impact punya keunggulan
material lebih kuat dari pada mata kunci shock konvensional.
Penggunaanya pun tidak hanya mengandalkan ratchet handle,
tetapi bias dikhususkan pada air impetc wrench yang terhubung
pada kompresor. Mata kunci shock impact dapat dibedakan dari
warnanya yang hitam. Hal ini sudah menjadi standart internasional.
2.2

Planetary gear
Planetary gear system terdiri dari tiga elemen, yaitu : Sun gear, Carrier
dan Ring gear. Apabila mencoba untuk memutarkan dua elemen dari
ketiganya atau satu diputar sedangkan satu lagi ditahan maka akan
menghasilkan putaran yang bervariasi pada elemen outputnya, lebih cepat
atau lebih lambat, maju atau mundur.
Speed ratio dari gear penggerak dengan gear yang digerakkan adalah
tergantung jumlah gigi dari masing masing gear. Kebanyakan pemakaian
dari planetary gear system terdapat pada transmission system yang mana
untuk kecepatan putar dan arah putar dari input dapat diubabervariasi dalam
berbagai tingkatan pada planetary gear system.
Input shaft dihubungakan dengan planetary carrier ( untuk lebih singkat
selanjutnya disebut CARRIER ), sedangkan output shaft dihubungkan
dengan sun gear. Ketika kedua ring gear ditahan diam tak berputar ( dengan
6

cara meng-engage-kan clutch yaitu mengikat ring gear dengan case ). Maka
sun gear yang selanjutnya sebagai output akan mendapat tenaga putar dari
input. Dikarenakan adanya perbedaaan jumlah gigi dari kedua sun gear
( lihat gambar ) maka apabila clutch untuk speed 2 di-engage-kan, output
putarannya akan lebih cepat daripada clutch untuk speed 1 yang di-engagekan.
2.2.1 Macam-macam planetary gear
Terdapat dua macam planetary gear system:
1. Single stage planetary gear system
Yang akan kita bahas sekarang adalah mencari reduction ratio
untuk single stage planetary gear system. Perhatikan gambar
dibawah, gambar tersebut adalah gambar planetary gear system
yang hanya menggunakan satu buah planet pinion penghubung
antara sun gear dengan ring gear. Karena hanya menggunakan
satu buah planet pinion maka disebut dengan single stage
planetary gear system. Artinya putaran dari sun gear (input)
menuju ke ring gear (output) hanya direduksi satu kali (single
stage).

Gambar 2.4. Gambar planetary gear single stage. (soesanto, 2014)


Formula untuk mengitung reduction adalah:
(S x Ns) + (R x Nr) = (S + R) x Nc
Dimana:
S = jumlah gigi sun gear
R = jumlah gigi ring gear
Ns = jumlah putaran sun gear
7

(2.1)

Nr = jumlah putaran ring gear


Nc = jumlah putaran carrier
Sebagai contoh perhitungan:
Diketahui: jumlah gigi sun gear = 39
jumlah gigi ring gear = 78
apabila sun gear diputar ke kanan sebesar 100 rpm
dan carrier ditahan
Ditanyakan: Kemana Arah dan Berapa besarnya putaran ring
gear????
Jawab : S*Ns + R*Nr = (S + R)Nc
39*100 + 78Nr = (39 + 78)0
3900 + 78Nr

=0

3900

= -78Nr0

Nr
= -50
jadi putaran ring gear adalah 50 rpm dan arahnya ke kiri.
Cara menentukan arah putaran pada planetary single pinion:

Gambar 2.5 arah putaran planetary. (soesanto, 2014)


S = Sun Gear
C = Carrier
R = Ring Gear
Apabila sun gear kita putar ke arah kanan, sedangkan carriernya
kita paksa untuk diam atau ditahan, maka gear nantinya akan
berputar ke kiri. Cara melihatnya adalah seperti gambar disamping,
pertama kita buat S, C dan R segaris. Kemudian, kita tarik keatas
untuk S-nya untuk menunjukkan putaran kanan dan C ditahan
(tanpa garis). Setelah itu, kita tarik garis lurus antara S dan
memotong titik C sampai ke arah R. Kemudian bisa kita lihat, jika
kita tarik garis tegak di titik R, maka garis tersebut akan mengarah
ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa hasil putaran R adalah ke
8

kiri atau berlawanan dengan S-nya.


Untuk menentukan kemana arah putaran dan besarnya putaran
output pada single stage planetary gear system dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 2.6. Gambar apabila carrier ditahan. (soesanto, 2014)


Apabila Sun Gear sebagai input berputar kekanan, kemudian
Cariier ditahan. Maka Ring Gear sebagai output akan berputar
berlawanan (ke-kiri / negative) dengan jumlah putaran lebihkecil
dari pada Sun Gear. Selain menggunakan formula diatas, hubungan
antara kecepatan putaran Sun Gear terhadap kecepatan putaran
Ring Gear nya dapat ditulis dengan persamaan berikut ini:
Sun Gear Speed : Ring Gear Speed = Ring Gear Teeth : Sun Gear
teeth, atau: Ns : Nr = R : S
Apabila Sun Gear sebagi input berputar kekanan, kemudian
Ring Gear ditahan. Maka Carrier akan berputar searah sun gear
dengan jumlah putaran lebih kecil dari Sun Gear. Hubungan antara
kecepatan putaran sun gear terhadap kecepatan putaran planet
carrier dapat ditulis dengan persamaan berikut ini: Sun gear speed :
carrier speed = (Ring gear teeth + Sun gear teeth) : Sun gear teeth,
atau: Ns : Nc = (R + S) : S

Gambar 2.7. Gambar apabila ring gear ditahan. (soesanto, 2014)


Apabila sun gear ditahan: Sun Gear dapat ditahan jika kondisi
Ring Gear dan Planet Carrier diijinkan untuk berputar. Pada kasus
ini Ring Gear dan Planet Carrier akan berputar dengan arah yang
sama dengan kecepatan putaran Ring Gear lebih tinggi dari pada
kecepatan putaran Carrier. Hubungan antara kecepatan putaran
Ring Gear dengan kecepatan putaran Planet Carrier dapat ditulis
dengan persamaan berikut : Ring gear speed : Carrier speed =
(Ring gear teeth + Sun gear teeth) : Ring gear teeth, atau : Nr : Nc
= (R + S):R
Apabila susunan planetary gear yang dipasang pada mesin
hanya terdiri dari satu set planetary gear systemseperti pada
komponen final drive, maka formula a, b, atau c dapat digunakan.
Tetapi apabila susunan planetary gear yang dipasang pada mesin
terdiri dari beberapa planetary gear seperti pada torque flow
transmission, maka sebaiknya menggunakan rumus dasar (S x Ns)
+ (R x Nr) = (S + R) x Nc.
2.3

Moment gaya (torsi)


Kita telah ketahui bahwa penyebab suatu benda mengalami gerak

translasi karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Lalu apa yang
menyebabkan benda tersebut mengalami gerak rotasi? Pada gerak rotasi,
sesuatu yang menyebabkan benda untuk berotasi atau berputar disebut momen
gaya atau torsi. Konsep momen gaya atau torsi dapat dilihat pada saat kita
melepaskan mur baut dengan menggunakan kunci pas atau kunci inggris.

10

Gambar 2.8. contoh aplikasi momen gaya pada kuci pas. (admin, 2014)
Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan
kuasa atau lengan torsi. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai
panjang garis yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus
garis kerja gaya. Coba perhatikan gambar di atas, untuk memutar baut
diperlukan lengan kuasa d dan gaya F. Momen gaya didefiniskan sebagai
hasil kali silang antara lengan gaya d dan gaya F, atau
=dxF

(2.2)

Sedangkan besar momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara


gaya yang bekerja dengan lengan yang saling tegak lurus. Bagaimana jika
membutuhkan sudut tertentu ()? Besarnya dapat memenuhi persamaan
berikut.
= d . sin . F

(2.3)

atau
= d F sin
Gaya

(2.4)

dorong F diberikan

pada

kunci

dengan

membentuk

sudut terhadap arah mendatar. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin
cepat baut itu berputar. Semakin besar jarak baut dari tempat gaya bekerja,
maka semakin besar momen gaya sehingga baut tersebut lebih mudah
berputar.
Momen inersia merupakan besaran vektor sehingga memiliki nilai dan
arah.

Arah

momen

gaya

()

tegak

lurus

terhadap d dan F.

Jika d dan F terletak pada bidang yang tegak lurus sumbu putar, maka
vektor arahnya sepanjang sumbu putar menurut kaidah tangan, seperti
ditunjukkan pada di bawah ini.

11

Gambar 2.9. kaidah tangan tentang momen inertia. (admin, 2014)


Pada gambar di atas terlihat genggaman jari bertindak sebagai arah rotasi,
dan ibu jari sebagai momen gaya. Momen gaya ada dua macam, yaitu momen
gaya positif dan momen gaya negatif. Momen gaya () negatif jika berotasi
searah jarum jam dan momen gaya () positif jika berotasi berlawanan arah
jarum jam.
2.4

Pengertian baut
Baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fatener)
untuk menahan dua objek yang sama, dan sebagai pesawat sederhana untuk
mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut juga didefinisikan
sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.Sebagian besar baut
dipererat dengan memutarnya searah jarum jam, yang disebut ulit kanan.
Baut pada ulir kiri digunakan pada kasus tertentu, misalnya saat baut akan
menjadi pelaku torsi berlawanan arah jarum jam. Jhon p. Thomson adalah
warga Negara ameriica yang menemukan kepala baut bersilang atau dalam
bahasa inggris disebut crosshead screw.
Atas penemuan kepala skrup bersilang tujuan dari penemua tersbut agar
mataobeng yang digunakan secara otomatis langsung berada pada posisi
tengah position dari bentuk bersilang. Lain halnya dengan sekrup model
min f lat slot tipe screw (umumnyakita temui pada sekrup kayu) dimana
mata obeng dapat tergelincir dari posisinyasehingga memperlambat
proses pekerjaan. Selain itu sekrup/baut pilips juga dapatdigunakan bersama
dengan obeng yang digrakan dengan tenaga listrik ( electricscrewdriver )
12

atau dengan tenaga angin (pneumatic screw). Torsi atau momen punteryang
dihasilkan dari alat-alat tersebut dapat menyebabkan posisi mata obeng
denganmudah terpleset dari sekrup minus, sedangkan dengan sekrup
Philips, hal ini dapatdiminimalisir berkat adanya alur silang yang mengunci
mata obeng pada tempatnya.Selama 6 bulan berikutnya Thompson
mendatangi berbagai perusahaan pembuatansekrup di Amerika agar
penemuanya dapat diproduksi. Namun kesemuanya tidakmembuahkan hasil,
sampai akhirnya Thompson bertemu dengan Henry F. Philips,Philips adalah
seorang

dengan

latar

belakang

pebisnis

dari

Portland,

Oregon.

Philipstertarik dengan penemuan Thompson sampai akhirnya membeli hak


paten penemuan tersebut dari Thompson dan mendirikan Philips Screw
kemudian mendatangi kembali perusahaan American screw (saat itu terbesar
diAmerika) yang sebelumnya menolak Thompson. Philips membawa
penemuan Thompson (yang telah ia sempurnakan) ke hadapan Eugene
Clark, presiden dari American Screw dan mengajak Clark untuk bekerja
sama memproduksi sekrup/bautmilik Philips. Philips dan Clark akhirnya
menjadi sekrup/baut model bersilang selakutrend baru.
2.4.1 Klasifikasi baut
Ditinjau dari segi penggunaan baut ada 3 jenis:
a) Baut biasa (baut tembus). Gambar a
b) Baut tap. Gambar b
c) Baut tanam. Gambar c

Gambar 2.10. Konstruksi sambungan baut (chan, 2012)


Baut untuk pemakaian khusus
13

a. Baut

pondasi,

memasang

yang

digunakan

mesin

atau

untuk

bangunan

pada pondasinya (gambar 5a).


b. Baut penahan, untuk menahan dua bagian
dalam jarak yang tetap (gambar 5b).
c. Baut mata atau baut kait, untuk peralatan kait
mesin pengait (gambar 5c).
d. Baut T untuk mengikat benda kerja atau
peralatan pada meja yang dasarnyamempunyai
alur T (gambar 5d).
e. Baut kerata api biasa dipakai dikendaraan
(gambar 5).

Gambar 2.11. Jenis baut pemakaian khusus (chan, 2012)


2.5 Motor Starter tipe Planeary dan Gambaran Rancangan.
Motor starter jenis planetary termasuk pada jenis motor starter
reduksi karena putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga
putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor starter jenis
ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary
memungkinkan

motor

starter

bekerja

pada

kecepatan

tinggi

dibandingkan dengan motor starter tipe konvensional. Kecepatan motor


yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari
motor starter jenis ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output
torsi yang lebih ringan.
pada motor starter tipe ini adalah komponen untuk mereduksi
14

putaran motor dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri
dari beberapa komponen, yaitu ring gear, gigi planetary, pembawa gigi
planetary dan poros pembawa (carrier shaft). Maka akan menghasilkan
putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi planetary.
Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat
dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih
tinggi. Oleh sebab itu maka ada pemikiran untuk membuat suatu alat
yang diciptakan dari perpaduan antara planetary, carrier dan ring gear.
Karena dari perpaduan itu akan diciptakan suatu alat pelepas mur dan
baut dengan torsi yang lebih besar. Dibawah ini adalah gambar dari
motor starter dengan tipe planetary.

Gambar 2.12. planetary gear pada motor starter. (sofiah, 2013)


Komponen-komponen seperti carrier, planetary dan ring gear akan
dijadikan satu dalam satu poros tetapi dalam satu poros tersebut tidak
hanya satu susunan saja, melainkan ada 3 tumpukan susunan carierrir,
planetary dan ring gear dalam satu poros. Ada pun gambarnya ada
dibawah ini :

15

Gambar 2.13. Susunan komponen carrier, planetary dan ring gear. (anjaya, 2013)
.
2.5.1 Kelebihan dan keunggulan dalam membuka roda menggunakan
alat ini:
1. Mudah perawatannya.
2. Safety, karena mencegah kecelakaan kerja ketika membuka ban dengan
kunci roda biasa+ pipa yang sering mengenai muka/ kepala.
3. Efisiensi (menghemat biaya), karena mencegah mur yang sering rusak bila
terjadi selek apabila membuka ban menggunakan kunci roda biasa + pipa.
Bandingkan harga mur yang mencapai Rp. 2.400.000 untuk tiap bus / truk.
Asumsi perhitunganya seperti ini : harga mur : Rp.50.000/ buah x 8 buah
per ban x 6 ban per bis / truk = Rp. 2.400.000
4. Efisiensi (menghemat tenaga), karena tidak perlu tenaga besar atau pakai
keringat lagi, bahkan dapat dilakukan oleh wanita. Rasio tenaga 1 : 58,
tenaga meningkat 58 kali dari yang diberikan.
5. Efisiensi (menghemat waktu), Membuka roda jauh lebih cepat dan mudah
karena sudah tidak perlu repot walau harus mengganti Roda dijalan tol
atau tempat terpencil sekalipun.

16

Gambar 2.14. Melepas mur atau baut pada truk


2.5.2 Deskripsi Kunci Roda Ratio 1:58 Truck Bus Alat Berat :

Kunci roda untuk membuka segala macam baut keras Kunci Roda
Ratio 1:58 sangat membantu untuk membuka baut roda truck, baut
gardan, baut behel / per, baut sepatu excavator dsb. Kunci ratio 1:58
cocok untuk segala macam truck & juga alat berat.

Ratio 1:58 berarti tenaga input pada engkol akan meningkat 58x pada
output mata sok, sehingga membuka baut terasa enteng, tanpa keringat
& tanpa bahaya.

Dalam tiap 1 set kunci roda sudah termasuk 2 pcs mata sok

Dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, tersedia berbagai


macam ukuran mata sok yang bias digunakan antara lain (mm) : 41,
38, 36, 33, 32, 30, 27, 24, 21, 21kotak.

17

Mulai
Identifikasi Masalah

Tujuan

Tinjauan Pusataka

Data Rancangan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Perhitungan

Proses rancangan dan pembuatan alat pelepas mur dan baut pada
truk.

Perancangan
Pembuatan

Uji coba
&
Validasi

18
Produk Akhir

Tidak

Ya
Analisa dan Kesimpulan

Selesai
Pada bab ini akan dijelaskan metodologi penelitian alat pembuka
atau pelepas mur dan baut yang dimulai dari identifikasi masalah hingga
produk akhir berhasil. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada sub bab
di bawah ini.
3.2

Identifikasi Permasalahan
Pada proses ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang
timbul pada alat pelepas mur dan baut yang sudah ada. Dari identifikasi
ini akan diperoleh beberapa penyebab permasalahan yang ada pada alat
pelepas atau pembuka mur dan baut yang ada sekarang.

3.3

Tujuan
Tujuannya adalah merencanakan alat pelepas mur dan baut dengan
19

menggunakan torsi yang lebih besar agar mendapatkan keringanan pada


saat melepas mur dan baut yang ada pada kendaraan. Selain itu ita juga
bisa mengetahui perbandingan secara visual dengan alat yang sebelumnya
sudah ada.
3.4

Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini maka dilakukan tinjauan pustaka
untuk mencari cara ataupun mekanisme yang umumnya digunakan untuk
alat pelepas mur dan baut yang ada saat ini. Dengan berbekal dari
beberapa literatur- literatur yang ada maka akan diperoleh suatu alat
pelepas mur dan baut yang dapat digunakan oleh masayarakat dengan
efisiensi dan kegunaanya lebih flexible, karena tidak terlalu memerlukan
tenaga banyak untuk membuka mur atau baut yang ada pada kendaraan
atau lainnya.

3.5

Data Rancangan
Dalam proses ini diperlukan beberapa data sebelum melakukan
rancangan lebih detail lagi semisal data antropometri dari manusia. Dan
juga beberapa data yang menunjang untuk proses rancangan.

3.6

Perancangan
Dalam proses perancangan hal yang pertama kali dilakukan yaitu
melakukan proses concept generation. Dalam proses ini melakukan
klasifikasi dari setiap permasalahan yang ada. Kemudian setiap
permasalahan tersebut kita melakukan proses concept selection.
D i m a n a tahap proses ini setiap konsep yang ada diseleksi untuk
menghasilkan beberapa konsep terbaik. Dari hasil seleksi tersebut, maka
diperoleh satu konsep yang kemudian dilakukan proses untuk selanjutnya.
perhitungan dan detail design untuk lebih selanjutnya. Berikut gambar
dari rancangan atat pelepas atau pembuka mur dan baut pada sebuah
kendaraan yang akan digunakan :
20

Gambar 2.15 Rancangan alat pelepas mur dan baut.


Gambar ini merupakan suatu alat yang akan dibuat guna sebagai alat
pembuka mur dan baut. Didalam silinder tersebut terdapat komponen
yaitu susunan dari planetary gear yang gunanya agar mendapatkan
keringanan pada saat pelepasan atau membuka mur dan baut yang ada
pada suatu kendaraan, khususnya mur atau baut yang terdapat diban suatu
truk atau bus.
3.7

Pembuatan Alat Pelepas Mur dan Baut


Pada proses ini, melakukan proses pembuatan alat pelepas atau
pembuka mur dan baut berdasarkan dari perancangan diatas.

3.8

Uji coba dan Validasi


Pada proses ini dilakukan pengujian terhadap performa dan hasil dari
alat yang dibuat. Jika sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka proses selesai. Tetapi jika hasil pengujian tidak sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai maka akan dicari kesalahan yang terjadi jika
kesalahan bukan pada pengujian maka akan dilanjutkan pada kesalahan
dalam proses manufacture, misalnya bahan yang salah, proses
pengelasan, proses assembling, dll. Jika proses manufacture ini salah
maka akan dilakukan proses pembuatan prototype ulang lalu akan
dilakukan pengujian kembali. Jika kesalahan bukan pada proses
manufacture maka akan dilanjutkan pada kesalahan dalam proses
21

perancangan, Jika proses perancangan ini salah maka akan dilakukan


proses perancangan ulang lalu akan dilakukan pembuatan prototype
setelah itu pengujian kembali.
3.9

Analisa dan Kesimpulan


Setelah proses uji coba selesai dan tidak ada permasalah, maka proses
terakhir adalah menyimpulkan dan menganalisa tentang alat yang sudah
dibuat. Apakah alat tersebut layak digunakan seperti yang diharapkan atau
malah alat itu tidak bisa digunakan dikalangan masyarakat.

3.10

Produk Akhir
Setelah proses ujicoba dan validasi selesai, maka proses yang
terakhir adalah menghasilkan produk akhir yang dapat digunakan pada
masyarakat atau dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Wiryanto, 2012. Pengaruh Pemakaian Baut Mutu Tinggi dan Baut
Biasa terhadap Kinerja Sistem Sambungan dengan Ring Khusus Beralur.
Tangerang. Universitas Pelita Harapan.
Fahrudin, dkk, 2011. Pembuatan Peraga Planetary Gear Set Sebagai Media
Pembelajaran Power Train. Proyek Akhir. Teknik Mesin Politeknik
Negeri Jakarta.
Sularso, dan Suga, k, 1997. Dasar Dan Perencanaan Pemeliharaan Elemen
Mesin. Jakarta:Padya Paramittha
Sutantra, I Nyoman, 2009. Teknologi Otomotif Teori dan Aplikasinya. Surabaya :
Guna Widya
22

zhusyaini.blogspot.com/2014/10/pengertian-baut.html

23

Anda mungkin juga menyukai