Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan
kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan:
beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani
petra, yang berarti "batu".
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi,petrologi mikroskopis,analisa kimia
untuk mengambarkan komposisi dan tekstur

batuan.Ahli petrologi modern juga

menyatakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitian kecendrungan dan siklus
geokimia dan penggunaan data thermodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti
asal batuan.petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi,suhu
tinggi utk menelediki,geokimia dan hbungan fasa dari material alami dan sintetis pada
tekanan dan suhu yang ditinggikan.percobaan tersebut khususnya berguna untuk
menyelediki batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan
dalam perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
Keuntungan dari mempelajari petrologi muncul melalui upaya dari masing-masing
individu dan grup individu. Individual tidak lah bekerja sendiri, tetapi mereka bekerja
secara sosial dan lingkungan politik. Diterima atau tidaknya suatu gagasan atau memiliki
dampak pada spesifik ilmiah lingkungan tergantung dari kualitas ide dan kualitas dari
data yang mendukung, secara sosial, secara ilmiah, dan iklim politik, serta oleh reputasi
ilmuwan dalam mempresentasikan gagasannya.
Dan yang kita bahas sekarang adalah petrologi batuan beku,petrologi batuan beku
berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt
yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan
volkanik dan plutonik

BAB II
PEMBAHASAN

JENIS JENIS BATUAN BEKU


Berdasarkan keterdapatannya, batuan beku terbagi menjadi 2, yaitu :
A. Batuan beku intrusi , yaitu batuan yang membeku di bawah permukaan bumi. Batuan
beku ini terdiri dari batuan beku plutonik dan batuan beku hypabisal.

- Batuan plutonik : batuan yg membeku jauh di bawah permukaan bumi, contoh: granit

- Batuan hypabisal : batuan yg membeku sebelum sampai ke permukaan bumi, contoh:


granit porfir.

Tekstur batuan beku intrusi ini cenderung lebih kasar karena adanya asosiasi mineral pada
saat membeku di bawah lapisan permukaan bumi. Pada saat pembekuan magma di bawah
permukaan bumi, magma membeku pada suhu yang relative lebih tinggi daripada suhu di

permukaan bumi dan dalam waktu yang relative lebih lama sehingga mineral yang terbentuk
sudah mengalami asosiasi menjadi mineral yang lebih sempurna. Hal tersebut yang
mempengaruhi tekstur batuan beku intrusi sehingga menjadi lebih kasar.
Batuan beku intrusi bisa tersingkap ke permukaan akibat adanya struktur geologi
ataupun pelapukan batuan sekunder.
Ada 2 jenis tipe intrusi yaitu :
1). Konkordan : intrusi batuan beku yang sejajar dengan perlapisan batuan, diantaranya :
-

Sill, intrusi yang melembar/lempengan batuan beku yang diintrusikan di antara dan
di sekitar perlapisan batuan dengan ketebalan beberapa millimeter sampai dengan

kilometer.
Lacolith , sill dengan bentuk kubah/plankonveks pada bagian atas.

Lopolith, bentuk sill dengan ketebalan sepersepuluh sampai seperduabelas dari


lebar dengan bentuk tubuh yang melensa yang bagian tengahnya melengkung ke
bawah.

Pacolith, massa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu lipatan. Bagian atas
tubuhnya melengkung ke atas, sedangkan bagian bawahnya melengkung ke bawah
sehingga membentuk bagian yang lebar di bagian tengahnya.

2). Diskordan : intrusi batuan beku yang memotong bidang perlapisan batuan sekunder,
diantaranya :
- Dike : intrusi yang berbentuk tabular yang memotong struktur batuan di sekitarnya
secara vertical.

Stock : intrusi yang tersingkap di bawah permukaan dengan luas kurang dari 100
km2.

Batholith : intrusi yang mirip dengan stock akan tetapi luasnya lebih dari 100 km2
dengan bentuk tak beraturan dan tidak diketahui dasarnya.

Intrusi bisa terjadi karena magma yang menerobos ke permukaan melewati daerah
batuan yang lemah (zona lemah), misalnya daerah yang terkena sesar maupun
perlipatan batuan.
B. Batuan beku ekstrusi (volcanic), yaitu batuan yang membeku di atas permukaan bumi,
contohnya batuan vulkanis.
Tekstur batuan beku ekstrusi ini lebih halus, karena pada saat pembekuan lava di atas
permukaan bumi tidak terjadi asosiasi mineral sehingga teksturnya gelas hingga
halus.Tekstur dan struktur batuan beku bermanfaat untuk membedakan batuan beku dari
batuan beku

kelas lain dan memberikan informasi yang beharga tentang sejarah

pembentukan batuan.

Deret Bowen
Deret Bowen menentukan bahwa mineral spesifik dari temperature tertentu hasil
pendinginan magma. Apabila berada pada temperature tinggi, akan berasosiasi dengan
magma mafic dan intermediet, secara umum kemajuan ini dibagi menjadi dua cabang.
Cabang pertama continous menjelaskan mengenai evolusi plagioklas feldspar mulai dari yang
kaya kalsium (Ca) dan kaya sodium (Na). cabang berikutnya discontinuous mendeskripsikan
formasi atau bentuk mineral mafik seperti olivine, pyroxene, amphibole dan biotit mika.

Berikut ini ialah gambar grafik dari Deret bowen:

Semakin kebawah, temperature semakin menurun.


Semakin kebawah, sifat batuan semakin asam.
Semakin kebawah, semakin tahan pelapukan.
Semakin kebawah. Tingkat kekerasan semakin meningkat.
Berdasarkan reaksi bowen diatas, terdapat 2 jenis mineral yang dapat diketahui,

yakni :
1. Mineral Mafic
Merupakan mineral pembentuk batuan beku berwarna gelap. Dominan
penyusunnya adalah magnesium (Mg) dan silica (SiO2).
Contohnya : olivine, piroksen, amphibole, biotit.
2. Mineral Felsic
Merupakan mineral pembentuk batuan beku berwarna terang. Dominan
penyusunnya adalah feldspar dan silica (SiO2).
Contohnya : plagioklas, k.feldspar, muskovit, kuarsa.

Berikut ini adalah pengelompokkan batuan beku berdasarkan kelompok mineralnya :


Kelompok Mineral
Olivin

Kelompok Batuan Beku

Piroksen

Ultramafik dan Ultramafitit

Plagioklas
Olivin, piroksen
Olivin, piroksen, plagioklas
Olivin, plagioklas

Gabroid dan Basaltoid

Piroksen, plagioklas
Piroksen, hornblenda, plagioklas
Hornblenda, plagioklas

Dioritoid dan Andesitoid

Hornblenda, biotit, plagioklas, <<< kuarsa


Hornblenda, biotit, muskovit, kuarsa
Biotit, muskovit, k-felspar, kuarsa

Granitoid dan Dasitoid

Biotit, muskovit, k-felspar

Terdapat sangat banyak jenis batuan dimuka bumi ini yang dikenal oleh manusia, dari
setiap batuan yang kita kenal terdapat banyak sekali mineral yang terkandung didalamnya,
mineral mineral tersebbut digolongkan menjadi tiga bagian yakni:
1. Mineral Utama (Essential Mineral)
Mineral utama penyusun kerak bumi disebut sebagai mineral pembentuk batuan,
terutama mineral golongan silikat. Mineral yang terkandung dalam golongan ini
terdapat pula dalam deret bowen, mineral mafic dan felsic. Mineral ini dapat
menentukan nama batuan, karena jumlah mineral yg sangat banyak.
Contohnya : olivine, pyroxene, amphibole, biotit, plagioklas, k.feldspar, muskovit,
kuarsa, felspathoid
2. Mineral Tambahan (Accessory mineral)
Merupakan mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah
yang sedikit sekali, umumnya kurang dari 5%. Kehadirannya atau ketidakhadirannya
tidak menentukan sifat atau nama dari batuan.
Contohnya : apatit, zircon, magnetit, hematite, rutil,dll.

3. Mineral Sekunder (Secondary Mineral)


Merupakan mineral yang dibentuk kemudian dari mineral-mineral utama oleh proses
pelapukan, sirkulasi air atau larutan dan metamorfosa.
Contohnya : klorit, epidot, serisit, kaolin, aktilonit,dll.
STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur pada batuan beku dibedakan atas struktur batuan beku yang berhubungan
proses pendinginan magma dan struktur batuan beku yang berhubungan dengan
aliran lava.
Struktur yang berhubungan dengan aliran magma:
a. Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau
memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
b. Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang
mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
c. Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi
dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas
cembung dan bagian bawah cekung.

Struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma, diantaranya:


1. Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam.
2. Vesikuler, pada masa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat
atau elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini merupakan lubang
bekas gas yang terperangkap pada waktu magma membeku.
3. Amigdaloidal, struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral.

4. Scorious, struktur vesikuler yang penyebarannya merata dengan lubang-lubang


yang saling berhubungan.
5. Sheeting Joint, struktur batuan beku yang memperlihatkan bentuk berlembar
seperti batuan sedimen.
6. Columnar Joint, struktur yang memperlihatkan seperti kumpulan tiang-tiang, hal
ini disebabkan adanya kontraksi pada proses pendinginannya
7. Pahoeho:, struktur khas dari Hawai bersifat sangat basa dan bentuknya encer.

a. Masif

b. Vesikuler

c. Amigdaloid

d. Skorius

e.Sheeting Joint

f. Columnar Joint

g. Pahoehoe

Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral penyusun
batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna
dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan.

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang Tersusun
atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit.

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitamnya umumnya adalah batuan beku
intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa
dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.

Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut batuan
beku ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.

Struktur Batuan
Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pengertian
struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau
singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah :

Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.

Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini akan


mudah diamati pada singkapan di lapangan.

Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu :

a)

Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.

b)

Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.

c)

Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang gas.

Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder.

Tekstur Batuan
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir mineral di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan
hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berkaitan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.
Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan sesudah kristalisasi.
Pengamatan tekstur meliputi:

Tingkat Kristalisasi

Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila
pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada
saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecilkecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak
akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal
sehingga akan dihasilkan gelas.
Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :
1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.

2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk mineral
gelas.
3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini adalah
mineral yang tidak mengkristal atau amorf.

Ukuran Kristal

Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali. Ukuran kristal dapat
menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.
Tabel 1.3.isaran harga ukuran kristal dari berbagai sumber

Cox, Price, Harte

W.T.G

Heinric

<1 mm

<1 mm

<1 mm

1 5 mm

1 5 mm

1 10 mm

> 5 mm

5 30 mm

10 30 mm

> 30 mm

> 30 mm

Halus

Sedang

Kasar

Sangat Kasar

Granularitas

Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuran butir dari kristal
penyusun batuan.
Pada batuan beku non-fragmental, granularitasdapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Equigranular
Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam. Tekstur equigranular
dibagi lagi menjadi:

1. Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang
dan berukuran seragam. Contoh : granit, gabbro.
2. Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat dibedakkan dengan
mata telanjang. Contoh : basalt.
2. Inequigranular
Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak seragam. Tekstur ini dibagi
menjadi:
1. Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral
yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan mata telanjang. Contoh :
diorit porfir.
2. Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik. Contoh :
andesit porfir.
3. Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir yang menyolok.

Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral
lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk subhedral hingga
euhedral.

Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris.

Bentuk Kristal
Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk
kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk
batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi:
a)

Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh bidang yang jelas.

b)

Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi

bidan kristal.
c) Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.

Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

Kelompok Granit Rhyolit

Berasal dari magma yang bersifat asam, tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas
Na, terkadang terdapat hornblende, biotit, muskovit dalam jumlah kecil.

Kelompok Diorit Andesit

Berasal dari magma yang bersifat intermediet, terusun oleh mineral plagiokklas, hornblende,
piroksen, dan kuarsa biotit, ortoklas dalam jumlah kecil.

Kelompok Gabbro Basalt

Tersusun dari magma basa dan terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen
dan hornblende.

Kelompok UltraBasa

Terutama tersusun oleh olivin, dan piroksen. Minera lain yang mungkin adalah plagioklas Ca
dalam jumlah sangat kecil.

Identifikasi Mineral
Identifikasi mineral merupakan salah satu bagian terpenting dari deskripsi batuan beku
karena identifikaasi tersebut dapat diungkap berbagai hal seperti kondisi temperatur, tempat
pembentukan, sifat magma asal dan lain-lain.
Di dalam batuan beku dikenal status mineral dalam batuan, yaitu:

1. Mineral Primer, merupakan hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku.
Mineral utama terdiri dari :

Mineral utama ( essential minerals) : mineral yang jumlahnya cukup banyak (>10%).
Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena menentukan nama batuan.

Mineral tambahan (accesory minerals) : Mineral yang jumlahnya sedikit (<10%) dan
tidak menentukan nama batuan.

1. Mineral sekunder, merupakan mineral hasil perubahan (altersi) dari mineral primer.
Beberapa hal yang harus diidentifikai dari mineral adalah:
- Warna Mineral
Dapat mencerminkan komposisi mineralnya. Contohnya senyawa silikat dari alkali dan alkali
tanah (Na, Ca, K, dll) memberikan warna yang terang pada mineralnya.
- Kilap
Merupakan kenampkaan mineral jika dikenai cahaya. Dalam mineralogi dikenal kilap logam
dan non-logam. Kilap non logam terbagi atas:
Kilap Intan
Kilap tanah. Contoh : kaolin, limonit.
Kilap kaca. Contoh : kalsit, kuarsa.
Kilap mutiara. Contoh : opal, serpentin.
Kilap damar. Contoh : sphalerit.
Kilap sutera. Contoh : asbes.
- Kekerasan

Merupakan tingkat resistensi terhadap goresan. Beberapa mineral telah dijadikan skala
kekerasan dalam skala mohs. Kekerasan relatif mineral relatif mineral ditentukan dengan
membandingkan terhadap mineral pada skala mohs.
- Cerat
Adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. Cerat dapat sama atau berbeda dengan warna
mineral.
- Belahan
Kecenderungan mineral untuk membelah pada satu arah atau lebih tertentu sevagai bidang
dengan permukaan rata.
- Pecahan
Kecenderungan untuk terpisah dalam arah yang tak beraturan. Macamnya:
Konkoidal, kenampakan seperti pecahan botol. (kuarsa)
Fibrous, kenampakan berserat. (asbes, augit)
Even, bidang pecahan halus. (mineral lempung)
Uneven, bidang pecahan kasar. (magnetiti, garnet)
Hackly, bidang pecahan runcing. (mineral logam)

Batuan Beku Fragmental


Batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan piroklastik (pyro = api, clastics = butiran
/ pecahan) yang merupakan bagian dari batun volkanik. Batuan fragamental ini secara khusus
terbentuk oleh proses vulkanisme yang eksplosif (letusan). Bahan=-bahan yang dikeluarkan
dari pusat erupsi kemudian mengalami lithifikasi sebelum dan sesudah mengalami
perombakan oleh air atau es.
Secara genetik batuan beku fragmental dapat dibagi menjadi 4 tipe utama, yaitu :

1. Endapan Jatuhan Piroklastik (Pyroclastics Fall Deposits)


2. Endapan Aliran Piroclastik (Pyroclastics Flow Deposits)
3. Endapan piroklastik surupan (Pyroclastics Surge Deposits)
4. Lahar

Dasar Klasifikasi Batuan Fragmental

Ukuran Butir

Komposisi Fragmen Piroklastik. Komponen-kompone dalam endapan piroklastik


lebih mudah dikenali dalam endapan muda, tidak terlitifikasi atau sedikit terlitifikasi.
Pada material piroklastik berukuran halus dan telah terlitifikasi, identifikasi sulit
dilakukan

Tingkat dan Tipe Welding

Jika material piroklastik khususnya yang berukuran halus terdeposisikan saat masih panas,
maka butiran-butiran itu seakan terelaskan atau terpateri satu dengan yang lain. Peristiwa ini
disebut welding. Welding umumnya dijumpai pada piroklastik aliran namun kadang-kadang
juga dijumpai pada endapan jatuhan.

Batuan Beku Non Fragmental


Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava
yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
deskripsi adalah :

Warna

Struktur

Tekstur

Bentuk

Komposisi Mineral

BAB II
KESIMPULAN

-Petrologi adalah salah satu cabang ilmu dari geologi yang mempelajari tentang batuan, asal
mula pembentukannya, klasifikasinya, komposisinya, tempat pengendapannya, dan
penyebarannya baik didalam ataupun diluar permukaan bumi.
- Stuktur batuan beku sangat erat sekali dengan waktu terbentukannya
-Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi,petrologi mikroskopis,analisa kimia untuk
mengambarkan komposisi dan tekstur batuan
-petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti
granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup
batuan volkanik dan plutonik

REFERENSI
BUKU

Anhony Philpotts, Jay Ague (2009). Principles of Igneous and Metamorphic

Petrology, 2nd edition. Yale University: Connecticut


A. Raymond, Loren (2002). Petrology: The Study of Igneous, Sedimentary and

Metamorphic
Rocks. New York, America: McGraw-Hill.
Doddy Setya Graha (1987). Batuan dan Mineral. Bandung: Nova

WEBSITE

http://www.docstoc.com/docs/18760860/laporan-praktikumpetrologi-batuan-beku#

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku
http://hays.outcrop.org/GSCI310/lecture8.html

http://www.crayonpedia.org/mw/Jenisjenis_batuan_7.1#Batu_beku

http://en.wikipedia.org/wiki/Columnar_jointin

Anda mungkin juga menyukai