Anda di halaman 1dari 2

37.

B
Gaya Kontak
Apabila suatu benda A diletakkan di atas suatu benda B, maka benda A akan memberikan gaya
pada benda B sebesar Fg, sebaliknya benda B akan memberikan gaya sebesar Fb pada benda A.
Jadi kemungkinan terjadi gaya kontak antara m.sfincter dan feses.
38. A
Region yang terkkena trauma adalah hipocondriaca sinistra, jadi organ yang mungkin terkena
trauma salah satunya adalah lien/limpa.
Limpa merupakan organ yang paling sering cedera pada saat terjadi trauma tumpul abdomen.
Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya hipotensi karena perdarahan. Kecurigaan
terjadinya ruptur limpa dengan ditemukan adanya fraktur costa IX dan X kiri, atau saat abdomen
kuadran kiri atas terasa sakit serta ditemui takikardi. Biasanya pasien juga mengeluhkan sakit
pada bahu kiri, yang tidak termanifestasi pada jam pertama atau jam kedua setelah terjadi
trauma. Tanda peritoneal seperti nyeri tekan dan defans muskuler akan muncul setelah terjadi
perdarahan yang mengiritasi peritoneum. Semua pasien dengan gejala takikardi atau hipotensi
dan nyeri pada abdomen kuadran kiri atas harus dicurigai terdapat ruptur limpa sampai dapat
diperiksa lebih lanjut. Penegakan diagnosis dengan menggunakan CT scan.
sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/trauma-abdomen_29.html#ixzz34HetF0jL
39. A
Derajat
1. Luka bakar derajat I :
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem, tidak
dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi
secara spontan tanpa pengobatan khusus.
2. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses
eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
A. Derajat II dangkal/superficial (IIA)

Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ organ kulit
seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak. Semua ini merupakan benih-benih epitel.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk cicatrik.
B. Derajat II dalam / deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa sisa jaringan epitel tinggal sedikit.
Organ organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit.
Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi
dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan
subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel.
Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna
hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung ujung sensorik rusak. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.
40.
41. A
Karena pasien muntah-muntah dan disebutkan juga pasien mengalami penurunan kesadaran,
maka bisa terjadi aspirasi.
Bunyi ronki basah ini bisa terjadi jika terdapat secret pada alveoli atau bronkioli.

Anda mungkin juga menyukai

  • Syok Anafilaktik
    Syok Anafilaktik
    Dokumen2 halaman
    Syok Anafilaktik
    suryaariw
    Belum ada peringkat
  • Palp
    Palp
    Dokumen2 halaman
    Palp
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • 51 55
    51 55
    Dokumen6 halaman
    51 55
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Tamba Han
    Tamba Han
    Dokumen1 halaman
    Tamba Han
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Artritis Septik Penjelasan
    Artritis Septik Penjelasan
    Dokumen7 halaman
    Artritis Septik Penjelasan
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Etiologi dan Patogenesis Torsio Testis
    Etiologi dan Patogenesis Torsio Testis
    Dokumen4 halaman
    Etiologi dan Patogenesis Torsio Testis
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • CLP 1. Definisi Menurut Robert O. Pasnau (1982)
    CLP 1. Definisi Menurut Robert O. Pasnau (1982)
    Dokumen7 halaman
    CLP 1. Definisi Menurut Robert O. Pasnau (1982)
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Soal RM
    Soal RM
    Dokumen1 halaman
    Soal RM
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Definisi Palpitasi
    Definisi Palpitasi
    Dokumen2 halaman
    Definisi Palpitasi
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Palp
    Palp
    Dokumen2 halaman
    Palp
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Kartu Rencana Studi P Dokter
    Kartu Rencana Studi P Dokter
    Dokumen1 halaman
    Kartu Rencana Studi P Dokter
    Imam Mi'raj Suprayoga
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Teling A
    Teling A
    Dokumen2 halaman
    Teling A
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • LO No.2
    LO No.2
    Dokumen1 halaman
    LO No.2
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Kartu Rencana Studi P Dokter
    Kartu Rencana Studi P Dokter
    Dokumen1 halaman
    Kartu Rencana Studi P Dokter
    Imam Mi'raj Suprayoga
    Belum ada peringkat
  • LO No.2
    LO No.2
    Dokumen1 halaman
    LO No.2
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat
  • Lo 4
    Lo 4
    Dokumen5 halaman
    Lo 4
    anindadwianggra_8911
    Belum ada peringkat