MASRIATI PANJAITAN
ABSTRAK
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya
mengacu kepada intervensi stategisEmpat pilar Safe Motherhood.Akses terhadap pelayanan
antenatal(cakupan ibu hamil K1)sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 94% pada tahun 2009,
84% untuk cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar(K4). Selama kehamilan seorang ibu
akan mengalami berbagai perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan dan masa kerja bidan yang mempengaruhi
pelaksanaan 10 T yang diberi pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan desain cross sectional dengan
tingkat kemaknaan 95% (0,05) dan sampel sebanyak 43 bidan. Hasil penelitian diperoleh
bahwa mayoritas bidan dengan pengetahuan baik yang melaksanakan pemeriksaan 10 T yaitu
sebesar 23 responden (53,5%) dengan nilai p=0,06 yang berarti faktor pengetahuan bidan
mayoritas dengan masa kerja > 3 tahun yaitu 25 responden (58,1%) dengan nilai p=0,002
yang berarti faktor masa kerja bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang diberikan pada
ibu hamil.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masa kerja bidan dan pengetahuan
bidan dalam praktik kebidanannya di Kecamatan Medan Marelan sudah bauk. Namun
demikian dapat diberi saran agar pemeriksaan penyakit menular seksual, tes VDRL, temu
wicara dan terapi kebugaran agar juga dilksanakan sesuai dengan pelaksanaan 10 T.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pengalaman Bidan, Pelaksanaan 10 T Pada Ibu
Hamil
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia target cakupan ANC
sebesar 84%. Persentase cakupan
kunjungan ibu hamil K1 dan K4 dari
tahun 2004-2009 terus meningkat.
Pada tahun 2009 K4 tertinggi adalah
DKI Jakarta (96,53%) dan yang
terendah
adalah
Papua
Barat
(10,55%).Sejak
tahun
2004-2009
kesenjagan antara K1 dan K4
cenderung menyempit, artinya ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan
pertama (K1) terus melanjutkan
kunjungan ke-4 (K4) (Pusat Data dan
Survelialis Epidimiologi, 2010).
Dalam upaya pencapaian MDGs
dan tujuan pembangunan kesehatan,
peningkatan pelayanan kesehatan ibu
diprioritaskan
yaitu
dengan
menurunkan angka kematian ibu
menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 dari 425 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun
1992 (SKRT). Departemen Kesehatan
merekomendasi dalam bentuk strategi
operasional
dalam
mempercepat
penurunan
AKI.
Kebijakan
Departemen Kesehatan dalam upaya
mempercepat penurunan AKI pada
dasarnya mengacu kepada intervensi
strategis
Empat
pilar
Safe
Motherhood.
Dewasa ini progran keluarga
berencana sebagai pilar pertama telah
dianggap berhasil. Namun, untuk
mendukung
upaya
mempercepat
penurunan AKI diperlukan penajaman
sasaran agar kejadian 4 terlalu (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering, terlali
banyak anak) dan kehamilan yang
tidak diiginkan dapat ditekan serendah
PENDAHULUAN
mungkin. Akses terhadap pelayanan
antenatal (cakupan ibu hamil K1)
sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu
94% pada tahun 2009, 84% untuk
cakupan pelayanan ibu hamil sesuai
standar (K4). Angka kematian
maternal di Sumatra Utara pada tahun
2007 tercatat sebesar 349 per 263.837
kelahiran hidup, dan di kota Medan,
angka kematian maternal pada tahun
2007 tercatat sebesar 11 per 41.321
kelahiran hidup (Depkes RI, 2010).
Kota Medan memiliki berbagai
kemajuan
diberbagai
bidang
dibandingkan daerah lain di Sumatera
Utara, termasuk dalam hal pelayanan
kesehatan baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Data profil Dinas
Kesehatan Kota Medan tahun 2009,
pelayanan antenatal berupa cakupan
K1 sudah cukup baik yaitu 92,97%
namun untuk cakupan K4 hanya
89,78%. Pada tahun 2010 terjadi
peningkatan cakupan menjadi K1
96,69% ; K4 93,99%.Pencapaian
cakupan di Puskesmas Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
tahun 2009 K1 68, 15% dan K4 68,
33%. Dan pada tahun 2010 terjadi
peningkatan kunjungan yang sangat
bermakna yaitu K1 85,67% dan K4
83,78%.Sementara
pencapaian
cakupan K1 dan K4 tahun 2010 di
Puskesmas
Kelurahan
Terjun
Kecamatan Medan Marelan masih jauh
dari target Nasional dan merupakan
cakupan yang masih kurang dikota
medan yaitu K1 hanya 78,98% (Target
Nasional 92,0% dan pencapaian ratarata kota Medan 97,69%) dan K4
hanya 75,97% sementara ibu hamil
risiko tinggi yang ditangani hanya
Konsep Bidan
2.2
Antenatal
Menurut
Saifuddin,dkk (2002)
tujuan dari asuhan antenatal adalah
sebagai berikut:
1. Memantau
kemajuan
kehamilan untuk memastikan
kesehatan
ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan
dan
mempertahankan
kesehatan
fisik mental dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya
ketidak-normalan
atau
komplikasi
yang terjadi
selama
hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan
persalinan
dengan selamat ibu maupun
bayinya
dengan
trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal
dan
pemberian asi ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga
dalam menerima
kelahiran
bayi agar dapat
tumbuh kembang
secara
normal.
2.3.2 Pelayanan /Asuhan Standar
10 T
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia membuat
standar antenatal care yaitu
minimal pelayanan 10 T,
(Depkes,2010)sebagai berikut:
1.Timbang berat badan dan ukur
tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
5. Pemberian tablet zat besi
menular
dalam rangka
8. Tes HB
9.
Tes VDRL
penting
dalam
rujukan
B: Bidan ,pendamping
ibu
yang kompeten dan memiliki
kemampuan
untuk
menatalaksana
kegawat
darruratan obstetri dan bayi
baru lahir untuk dibawa
kefasilitas rujukan.
A: Alat, perlengkapan dan
bahan diperlukan bila ibu
melahirkan sedang
dalam
perjalanan.
K: Keluarga,
suami
atau
anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu ketempat
rujukan.
S: Surat, surat
mengenai
alasan mengapa ibu dirujuk
dan kondisi ibu saat ini
O: Obat, obat-obatan esensial
mungkin diperlukan selama
perjalanan ketempat rujukan.
K: Kkendaraan,persiapan
kendaraan
yang
memungkinkan untuk merujuk
dalam kondisi yang cukup
aman.
U: Uang,ingatkan
keluarga
agar membawa uang dalam
jumlah yang cukup
untuk
membeli
obat-obatan yang
2.4
Variabel Dependen
Pemeriksaan 10
T
2.Pengetahuan
2.5
Hipotesa Penelitian
1.
Medan Marelan.
rancangan
analitik
dengan
desain
bidan
yang
memepengaruhi
2.
Tahun 2013.
dari
bilamana
tempat
di
penelitian
perlukan
dalam
penelitian.
Waktu penelitian di laksanakan
bulan Desember 2012 sampai Juli 2013.
data
terkumpul
melalui
di
Kecamatan
Medan
Marelan
a) Data (Editing)
sebanyak 43 bidan.
3.3.2 Sampel
Sampel yang di peroleh dari populasi
Masing-masing
mempunyai
untuk
jawaban
salah.
Untuk
penelitian,
maka
hasil
penelitian
di
a) Baik
Cara ukur
Hasil ukur
b) Kurang
secara
lengkap
yang
meliputi
hamil
secara
lengkap
yang
meliputi
VDRL,terapi kebugaran.
analisis
bivariat,
yaitu
yang di teliti.
0 2
Keterangan :
4.1.1 Analisa Univarit
X 2 = Chisquare
Analisa univarit dalam penelitian
0= Nilai yang di amati
E= Nilai yang di harapkan
No
Umur Bidan
Frekuensi
Persentase
30-35 Tahun
20,9
36-40 Tahun
19
44,2
40 Tahun
15
34,9
Jumlah
43
100
Pendidikan Bidan
Frekuensi
Persentase
D3 Kebidanan
40
93
D4 Pendidikan Kebidanan
Jumlah
43
100
Frekuensi
Persentase
0-3 Tahun
11
25,6
3 Tahun
32
74,4
Jumlah
43
100
Pengetahuan Bidan
Frekuensi
Persentase
Baik
30
69,8
Kurang
13
30,2
Jumlah
43
100
Total
P
Value
Tidak
No
Terlaksana
Baik
Kurang
16,3
3,5
9,8
0,2
1,6
18,6
0,016
Jumlah
5,1
34,9
0
0
Berdasarkan uji Chisquare di peroleh p=0,016 di mana p < 0,05 yang berarti ada
pengaruh pengetahuan bidan dengan pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil.
4.2.2.2 Faktor Masa Kerja Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang di berikan
Bidan Pada Ibu Hamil
Dari data melalui kuesioner di peroleh hasil pengalaman bidan pada tabel distribusi
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Faktor Masa Kerja Bidan yang Mempengaruhi
Pelaksanaan 10 T Pada Ibu Hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013
No
Masa Kerja
Bidan
Tidak
Terlaksana
Total
P
Value
0-3 Tahun
Tah
7,0
8,6
5,6
6,3
4,4
8,1
5,1
4,9
0,002
un
Jumlah
Berdasarkan uji Chisquare di peroleh p = 0,002 di mana p < 0,05 yang berarti ada
pengaruh masa kerja bidan dengan pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil.
peroleh 8 bidan
4.3 Pembahasan
4.3.1
Faktor
Pengetahuan
Yang
peroleh
bidan
(11,6%)
yang
beberapa
faktor
yang
ANC,
kurang
mengikuti
sehingga
peneliti
menyarankan
yang
lebih
bervariasi
untuk
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan masa kerja bidan
diperoleh mayoritas dengan masa kerja > 3
tahun telah melaksanakan pemeriksaan 10
T pada ibu hamil walaupun masih
ditemukan bidan yang yang tidak
melaksanakan pemeriksaan 10 T sebanyak
7 responden (16,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa masa kerja bidan dapat dipengaruhi
oleh pengetahuan bidan tersebut yang
tidak
mengikuti
perkembangan
pengetahuan
tentang
pelaksanaan
pemeriksaan 10 T pada ibu hamil.
Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa bidan yang tidak melaksanakan
pemeriksaan 10 T lebih cenderung karena
tidak melengkapi alat-alatnya sehingga
mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan
10 T pada ibu hamil.
Hasil
penelitian
disimpulkan
bahwa faktor pengetahuan dan masa kerja
bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T
pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta
: Rineka Cipta
BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi
Persalinan. Jakarta : BKKBN
Chayatin & Mubarak. (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas, Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Demsey, P.A & Demsey, A.D. 2008. Riset
Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan
(edisi 4). Jakarta : EGC
Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Depkes RI
5.2 Saran
1. Bagi bidan
dan